Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ASAM BASA

Dosen Pengampu
Dr. Apt. Yunahara Farida, M.Si
Apt. Anarisa Budiati, M. Farm

Disusun Oleh :
Theresia Andrian
2020210002
Kelas B
30 November 2020

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2020
IV. Teori Singkat
Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air,
mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai ion positif.
Sedangkan basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air
mengalami disosiasi dengan pembentukan ion OH- sebagai ion negatif
(Hardjono, 2005).
Asam memiliki sifat spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat
merusak logam dan lantai marmer atau disebut korosif. Asam dapat bereaksi
dengan logam dan menghasilkan gas hidrogen, sebagai indikator sederhana
terhadap senyawa asam dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat
mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Sedangkan basa merupakan
semua zat yang dapat menetralkan asam. Selain itu, basa memiliki kemampuan
untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk berbagai
keperluan. Sebagai indikator sederhana senyawa basa dapat dipergunakan
kertas lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru
(Windarti, 2008).
Berbagai teori telah dikembangkan mengenai asam-basa, antara lain :
1. Teori Arhenius : didasarkan pada pembentukan ion dalam larutan berair.
• Asam : menghasilkan ion H+ atau H3O+ dalam larutan berisi air.
• Basa : menghasilkan ion OH- dalam larutan berisi air.
2. Teori Bronsted-Lowry : didasarkan pada transfer elektron.
• Asam : pendonor proton.
• Basa : penerima (aseptor) proton.
3. Teori Lewis : didasarkan pada transfer pasangan elektron.
• Asam : penerima pasangan elektron.
• Basa : pendonor pasangan elektron.
Indikator adalah sesuatu yang digunakan untuk mengindikasi benda atau
zat masuk ke dalam suatu kategori, dalam hal ini adalah asam atau basa. Sifat-
sifat indikator bergantung kepada sifat benda atau zat yang diuji, dengan kata
lain indikator akan memiliki warna yang berbeda dalam keadaan asam dan
basa. Beberapa indikator seperti Fenolftalein, Methyl Orange, Bromotimol
Blue digunakan untuk menentukan keasaman dan kebasaan dalam titrasi
(Brady, 1999).
Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang mempunyai satu
warna jika konsentrasi hidrogen lebih tinggi daripada suatu harga tertentu dan
suatu warna lain konsentrasi itu lebih rendah. Indikator asam basa dapat
berubah warna apabila pH lingkungan berubah. Apabila dalam suatu titrasi
asam maupun basa merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekuivalen akan
mempunyai pH = 7. Apabila asam ataupun basa merupakan elektrolit lemah,
garam yang terjadi akan mengalami hidrolisis pada titik ekuivalen di pH>7 atau
pH<7. Harga pH yang tepat dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau
basa lemah tersebut dan dari konsentrasi larutan yang diperoleh. Atau bisa juga
menggunakan alat yang bernama pH meter yang dapat langsung mendeteksi
pH suatu larutan (Nuryati, 2016).

VI. Cara Kerja


• Kekhasan warna beberapa indikator
1. Disiapkan 11 tabung untuk 1 indikator.
2. Disiapkan larutan dengan pH 2-12.
3. Dimasukkan larutan dengan pH 2-12 ke masing-masing tabung.
4. Diteteskan indikator MM, MJ, BTB, BKH dan PP.
5. Dicatat perubahan warna yang terjadi serta daerah perubahan setiap
indikator.

• Penelitian pH berbagai zat


1. Disiapkan 5 tabung reaksi untuk masing-masing indikator.
2. Sampel dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
3. Ditambahkan 2 tetes indikator MM, MJ, BTB, BKH dan PP pada
setiap sampel.
4. Dicek pH sampel dengan menggunakan indikator universal.
5. Diperhatikan dicatat hasil yang terjadi.
• Perubahan pH pada larutan tanpa buffer
1. Disiapkan 3 tabung reaksi untuk masing-masing indikator.
2. Ketiga tabung tersebut diisi dengan aquadest dan ditambahkan
indikator.
3. Tabung kedua diteteskan beberapa tetes HCl 1M.
4. Tabung ketiga diteteskan beberapa tetes NaOH 1M.
5. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.

• Perubahan pH pada larutan dengan buffer


1. Disiapkan 3 tabung reaksi untuk masing-masing indikator.
2. Ketiga tabung tersebut diisi dengan buffer dan ditambahkan indikator.
3. Tabung kedua diteteskan beberapa tetes HCl 1M.
4. Tabung ketiga diteteskan beberapa tetes NaOH 1M.
5. Dicek pH buffer dengan menggunakan indikator universal.
6. Diamati dan dicatat perubahan warna serta pH yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai