KIMIA DASAR
“PENETAPAN HARGA pH”
Disusun oleh :
Ⅱ. Keselamatan Kerja
1. Beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam percobaan ini
adalah: Hati – hati saat bekerja dengan larutan kimia.
2. Perhatikan MSDS dari tiap bahan yang digunakan dalam praktikum ini
(MSDS terdapat dalam lampiran).
3. Saat bekerja dengan HNO3 dan H2SO4 pekat harus dilakukan di almari
asam.
4. Limbah cair sisa percobaan dibuang ke dalam wadah buangan limbah cair,
tidak diperkenankan membuang limbah ke dalam wastafel.
5. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke wadah buangan limbah padat.
6. Peralatan gelas ditangani dengan hati-hati.
Ⅲ. Dasar Teori
pH merupakan skala yang menunjukkan kadar hidrogen yang melarut
dalam suatu larutan di mana:
pH = -log[H+]
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan . Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional (Chang, 2003)
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz
Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p"
pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk power p
(pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti
pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby
mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa
p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif" (Devi, 2009). Air murni
bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan
dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH 4
lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah
penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan
kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa
(keteknikan), dan oceanography. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi
lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah (Devi, 2009).
a. Rasa Asam
Rasa kecut acar mentimun membuat acar terasa segar dan cocok dipadukan
dengan berbagai macam masakan, seperti gulai kambing, opor ayam, dan nasi
goreng. Rasa kecut tersebut berasal dari cuka. Cuka merupakan salah satu asam
yang kita kenal dalam kehidupan sehari – hari. Nama cuka dalam ilmu kimia
adalah asam asetat (asam etanoat).
b. Mengubah Warna
Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah
warna beberapa zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya akan
digunakan untuk mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam.
Dengan menggunakan indicator. Indikator yang sering digunakan adalah kertas
lakmus biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna
merah.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat
melepaskan ion – ion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik.
Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan
semakin baik pula daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik).
Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil. d. Bereaksi dengan
Logam Menghasilkan Gas Hidrogen Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam
menghasilkan gas hidrogen. Logam magnesium, besi, tembaga dan seng
merupakan contoh logam yang dapat bereaksi dengan asam sehingga
menghasilkan gas hydrogen dan senyawa garam. Reaksi : (Sutresna, 2008)
Ⅵ. Langkah Kerja
- Menetapkan harga pH dengan indikator:
Tambahkan larutan Na2S2O3 dan akuades ke dalam tabung reaksi sesuai tabel di
bawah ini:
-Tabung No. 1 diisi 3-4 tetes larutan indicator BPB
-Tabung No. 2 diisi 3-4 larutan indicator MO
-Tabung No. 3 diisi 3-4 larutan indicator BTB
-Tabung No. 4 diisi 3-4 larutan indicator PP
-Tabung No 5 diisi selembar kertas lakmus merah
-Tabung No. 6 diisi selembar kertas lakmus biru
VIIⅠ. Tugas
Selesaikanlah tugas-tugas berikut untuk melengkapi laporan sementara percobaan
ini!
1.Hitung harga pH teoritis dari larutan – larutan tersebut.
Jawab:
HCL H⁺ + Cl-
Diketahui : V = 2 mL
M = 0,01 M
Ditanya : pH?
Penyelesaian : [H⁺] = x. [HA]
= 1. 0,01 M
= 10⁻2 M
pH = -log 10⁻2
pH = 2
gr 1000
N= x
BE mL larutan
gr 1000
0,01 = x
40 50
gr
10⁻2 = x 20
40
0,02
2 x 10-2 = gr mol =
40
= 5 x 10-4
1000
M = 5 x 10-4.
ml
1000
= 5 x 10-4.
50
= 10-2
=10-2 x Volume = 10-2 x 50= 1 ml mol
H2SO4
gr 1000
N= x
BE mL larutan
gr 1000
0,04 = x
98 50
gr
4 x 10-2 = x 20
49
gr
2 x 10-3 = gr = 98 x 10-3 gr
49
Mol = 98 x 10-3 : 98
= 10-3
1000
M = 10-3 x
50
= 2 x 10-2
= 2 x 10-2 x volume = 2 x 10-2 x 50 = 1 ml mol
2 NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2 H20
0,75
[H+] =
jumlah volume
0,75
=
100
= 75 x 10-4
pH = 4 – log 75
= 4 – 1,87
= 2,13
b. 75 mL NaOH 0,01M + 25 mL H2SO4 0,02 N
NaOH
gr 1000
N= x
BE mLlarutan
gr 1000
0,01 = x
40 75
gr
10-2 = x 13,3
40
3 x 10-2 = gr
0,03
Mol =
75
= 4 x 10-4
1000
M = 4 x 10-4 x
mL
1000
= 4 x 10-4 x
75
= 5,3 x 10-3
= 5,3 x 10-3 volume = 5,3 x 10-3 x 75 = 0,397mmol
H2SO4
gr 1000
N= x
BE mL larutan
gr 1000
0,02 = x
98/2 25
gr
2 x 10-2 = x 40
49
gr = 49 x 0,5 x 10-3
= 24,5 x 10-3 gr
24,5 x 10−3
Mol =
98
= 2,5 x 10-4 mol
1000
M = 2,5 x 10-4 x
mL
1000
= 2,5 x 10-4 x
25
= 10 x 10-3
= 10-2 M x volume = 10-2 x 25 = 25 x 10-2 mmol
2 NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2 H2O
ⅩⅠ. Pertanyaan
Setelah melaksanakan percobaan ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apakah hasil percobaan sudah sesuai dengan teori pH? Jelaskan!
Jawab : Sudah
Ⅹ. Analisis
Penentuan pH Larutan Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pH beberapa
larutan dengan menggunakan beberapa indikator. Caranya yaitu dengan menguji
larutan dengan menggunakan larutan indikator lakmus merah dan biru, Phenol
Phthalein (PP), Methyl Orange (MO), Bromo Phenol Blue (BPB), dan Bromo
Thymol Blue (BTB), kemudian memperkirakan warna larutan yang telah ditetesi
indikator dengan trayek pH masing-masing indikator. Prinsip dasarnya yaitu
dengan membandingkan warna yang ditunjukkan oleh larutan dengan warna pada
trayek pH tiap indikator. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan
bahwa :
Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan BPB berwarna kuning akan
berubah warna menjadi ungu tua. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat basa.
Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan MO berwarna orange pekat
akan berubah warna menjadi merah. Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat basa.
Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan BTB berwarna orange
pudar tidak berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat asam.
Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan PP berwarna bening tidak
berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut bersifat asam.
Pada larutan HCL yang bersifat asam di celupkan kertas lakmus merah
tidak berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
asam.
Pada larutan HCL yang bersifat asam di celupkan kertas lakmus biru
berubah warna menjadi pink. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
basa.
Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan BPB berwarna biru tidak
berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut bersifat basa.
Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan MO berwarna orange
pekat tidak berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat basa.
Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan BTB berwarna orange
pudar berubah warna menjadi biru. Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat asam.
Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan PP berwarna bening
berubah warna menjadi pink. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
asam.
Pada larutan NaOH yang bersifat basa di celupkan kertas lakmus merah
berubah warna menjadi biru. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
asam.
Pada larutan NaOH yang bersifat basa di celupkan kertas lakmus biru
tidak berubah warna(tetap) . Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
basa.
Pengukuran pH dengan menggunakan pH meter, hasil yang didapat akan
lebih akurat karena hanya dengan menyelupkan penunjuk yang ada pada
gagang pH meter, maka akan muncul nilai pH larutan tersebut pada layar
digitalnya. Namun, setelah mengukur suatu larutan, maka penunjuk pada
pH meter harus disemprot dengan air sebelum digunakan untuk mengukur
pH larutan yang lain. Hal ini dimaksudkan agar sisa-sisa larutan yang
masih menempel di penunjuk hilang dan tidak tercampur dengan
larutan lain yang akan diukur pH
–
nya. Sehingga pengukuran pH larutan selanjutnya akan lebih akurat.
XI. Penutup
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka simpulan dari praktikum kali ini
adalah :
1. Larutan yang bersifat asam adalah larutan yang memiliki pH <7 dan
larutan yang bersifat basa adalah larutan yang memiliki pH >7, sedangkan
larutan yang memiliki pH=7 maka disebut larutan netral
2. Larutan HCl bersifat asam dan larutan NaOH bersifat basa
3. untuk larutan asam, semakin kecil konsentrasi suatu larutan maka pH akan
semakin besar
4. untuk larutan basa, semakin besar konsentrasi suatu larutan maka pH akan
semakin besar
B. Saran
1.Dalam mengukur suatu pH, pastikan larutan tersbut tidak tercampur
dengan larutan lain yang berbeda konsentrasi dan sifat asam-basanya
2.Tidak tergesa-gesa dalam mengukur pH suatu larutan, agar larutan
tersebut tidak tumpah
3.Pengukuran pH suatu larutan harus dilakukan dengan teliti agar
mendapat hasil yang akurat
Ⅻ. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga
David Harvey, (2000). Modern Analytical Chemistry. Toronto: John Wiley &
sons
Devi, P.K., (2009), Kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mikarjudin. 2007. IPA TERPADU. Jakarta: ESIS.
Parning, (2006), Kimia, Penerbit Yudhistira, Jakarta
Rahayu, Iman., (2009), Praktis Belajar Kimia 1, Penerbit Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Sutresna, N., (2008). Kimia. Tangerang: Scientific Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar Ⅰ. Bandung : ITB.
ⅩⅢ. Lampiran