Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
“PENETAPAN HARGA pH”

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Chandini Ruth Yapno


NIM : 211420033
Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : I (Satu)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
(PEM AKAMIGAS)

Cepu, 30 Januari 2022


PERCOBAAN 1:
PENETAPAN HARGA pH
Ⅰ. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat menetapkan harga pH dengan indicator
2. Mahasiswa dapat mengukur harga pH dengan pH meter menentukan
koefisien distribusi dari asam asetat di dalam benzene dan air.

Ⅱ. Keselamatan Kerja
1. Beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam percobaan ini
adalah: Hati – hati saat bekerja dengan larutan kimia.
2. Perhatikan MSDS dari tiap bahan yang digunakan dalam praktikum ini
(MSDS terdapat dalam lampiran).
3. Saat bekerja dengan HNO3 dan H2SO4 pekat harus dilakukan di almari
asam.
4. Limbah cair sisa percobaan dibuang ke dalam wadah buangan limbah cair,
tidak diperkenankan membuang limbah ke dalam wastafel.
5. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke wadah buangan limbah padat.
6. Peralatan gelas ditangani dengan hati-hati.

Ⅲ. Dasar Teori
pH merupakan skala yang menunjukkan kadar hidrogen yang melarut
dalam suatu larutan di mana:
pH = -log[H+]
 pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan . Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional (Chang, 2003)
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz
Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p"
pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk power p
(pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti
pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby
mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa
p adalah sebuah tetapan yang  berarti "logaritma negatif" (Devi, 2009). Air murni
bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan
dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH 4
lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah
penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan
kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa
(keteknikan), dan oceanography. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi
lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah (Devi, 2009).

Indikator pH atau indikator asam-basa


Sutresna (2008) indikator pH merupakan zat yang dapat berubah warna
apabila pH lingkungannya berubah. Indikator pH dapat dibedakan menjadi
indikator satu warnadan indikator dua warna. Indikator satu warna adalah yaitu
indikator yang mempunyai satu macam warna seperti fenolptalin yang hanya akan
berwarna merah bila dalam lingkungan basa. Indikator dua warna adalah indikator
yang mempunyai dua warna,yaitu warna asam dan warna basa. Indikator kuning
alizarin mempunyai warna kuning dalam lingkungan asam (warna asam) dan
berwarna ungu dalam lingkungan basa (warna basa).
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam defenisi
modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat
lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan
asam sulfat (yang digunakan dalam baterai atau aki mobil) Asam umumnya berasa
masam, walaupun demikian mencicipi rasa asam terutama asam pekat dapat
berbahaya dan tidak dianjurakan
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuan Swedia yang
memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memeperkenalkan
pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion
dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua
(air) tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen didalamnya.
pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif maka
semakin besar konsentrasi ion H+ semakin kecil nilai pH

Asam memiliki sifat-sifat sebagai berikut: (Parning, 2006).

a. Rasa Asam
Rasa kecut acar mentimun membuat acar terasa segar dan cocok dipadukan
dengan berbagai macam masakan, seperti gulai kambing, opor ayam, dan nasi
goreng. Rasa kecut tersebut berasal dari cuka. Cuka merupakan salah satu asam
yang kita kenal dalam kehidupan sehari – hari.  Nama cuka dalam ilmu kimia
adalah asam asetat (asam etanoat).  

b. Mengubah Warna
Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah
warna beberapa zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya akan
digunakan untuk mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam.
Dengan menggunakan indicator. Indikator yang sering digunakan adalah kertas
lakmus biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap  berwarna
merah.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat
melepaskan ion – ion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik.
Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan
semakin baik pula daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang  baik).
Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil. d. Bereaksi dengan
Logam Menghasilkan Gas Hidrogen Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam
menghasilkan gas hidrogen. Logam magnesium, besi, tembaga dan seng
merupakan contoh logam yang dapat bereaksi dengan asam sehingga
menghasilkan gas hydrogen dan senyawa garam. Reaksi : (Sutresna, 2008)

Asam + Logam tertentu Garam + Gas Hidrogen


2.Basa
Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang sama, maka kita
akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan
asam yang kita gunakan.
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan
dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia
yang memiliki pH lebih dari 7. Basa merupakan senyawa yang jika dilarutkan
dalam air menghasilkan ion OH- 

Ⅳ. Bahan Yang Digunakan


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
– HCl pekat
– Na2CO3 anhydrous
– Larutan indikator Phenol Phthalein (PP)
– Larutan indikator Methyl Orange (MO)

Ⅴ. Peralatan Yang Digunakan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
– Pipet ukur, kapasitas 1 atau 2 mL
– Pipet volumetrik, kapasitas 10 mL
– Labu takar, kapasitas 100 mL
– Labu takar, kapasitas 200 atau 250 mL
– Gelas beaker, kapasitas 100 mL
– Buret, kapasitas 50 mL
– Erlenmeyer, kapasitas 100 mL
– Timbangan analitik

Ⅵ. Langkah Kerja
- Menetapkan harga pH dengan indikator:

Siapkan 12 buah tabung reaksi

Tambahkan larutan Na2S2O3 dan akuades ke dalam tabung reaksi sesuai tabel di
bawah ini:
-Tabung No. 1 diisi 3-4 tetes larutan indicator BPB
-Tabung No. 2 diisi 3-4 larutan indicator MO
-Tabung No. 3 diisi 3-4 larutan indicator BTB
-Tabung No. 4 diisi 3-4 larutan indicator PP
-Tabung No 5 diisi selembar kertas lakmus merah
-Tabung No. 6 diisi selembar kertas lakmus biru

Lakukan langkah yang sama untuk 6 tabung reaksi II.

Ke dalam 6 buah tabung reaksi I, masing – masing


tambahkan sekitar 2 mL larutan HCl 0,01 M.
Tambahkan 2 ml larutan NaOH 0,01 M ke dalam 6
buah tabung reaksi II.

- Pengukuran harga pH dengan pH meter:


Hidupkan alat pH meter, tunggu beberapa saat untuk
pemanasan.

Kalibrasi pH meter dengan larutan standard pH 7.

Siapkan larutan yang akan diperiksa harga pH-nya


dalam gelas beaker sesuai dengan tabel
pengamatan

Setelah selesai pengukuran, pH meter dimatikan


dan kabelnya dicabut dari stop kontak.

ⅤⅡ. Hasil Praktikum


No. Warna dalam
INDIKATOR lingkungan
Asam Basa
1. BPB- Bromo phenol Blue Kuning Ungu tua
2. MO- Methyl Orange Merah Orange
3. BTB- Bromo Thymol kuning Biru tua
4. PP- Phenol Phthalein Bening Ungu pink
5. Kertas Lakmus Merah Merah Merah
6. Kertas Lakmus Biru Biru Biru

Penetapan harga pH dengan indicator


No Larutan yang diperiksa Harga pH
1. 50 mL HCL 0,01 M 2,11
2. 50 mL H2S04 0,01 M 1,68
3. 50 mL NaOH 0,01 M 12,79
4. 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01M 11,60
5. 50 mL NaOH 0,01M + 25 mL HCL 0,01M 12,33
6. 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,01M 2,18

VIIⅠ. Tugas
Selesaikanlah tugas-tugas berikut untuk melengkapi laporan sementara percobaan
ini!
1.Hitung harga pH teoritis dari larutan – larutan tersebut.
Jawab:
 HCL H⁺ + Cl-

Diketahui : V = 2 mL
M = 0,01 M
Ditanya : pH?
Penyelesaian : [H⁺] = x. [HA]
= 1. 0,01 M
= 10⁻2 M
pH = -log 10⁻2
pH = 2

 NaOH Na+ + OH-


Diketahui : V = 2 mL
M = 0,01 M
Ditanya : pH ?
Penyelesaian : [OH-] = b. M NaOH
= 1. 0,01
= 10-2
pOH = 14-2
= 12
2. Hitung harga pH teoritis larutan campuran:
a. 50 mL NaOH 0,01 N + 50 mL H2SO4 0,04 N
b. 75 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,02 N
Jawab :

a.50 mL NaOH 0,01 N + 50 mL H2SO4 0,04 N


NaOH

gr 1000
N= x
BE mL larutan

gr 1000
0,01 = x
40 50

gr
10⁻2 = x 20
40

0,02
2 x 10-2 = gr mol =
40

= 5 x 10-4
1000
M = 5 x 10-4.
ml
1000
= 5 x 10-4.
50
= 10-2
=10-2 x Volume = 10-2 x 50= 1 ml mol

H2SO4

gr 1000
N= x
BE mL larutan
gr 1000
0,04 = x
98 50
gr
4 x 10-2 = x 20
49
gr
2 x 10-3 = gr = 98 x 10-3 gr
49

Mol = 98 x 10-3 : 98
= 10-3
1000
M = 10-3 x
50
= 2 x 10-2
= 2 x 10-2 x volume = 2 x 10-2 x 50 = 1 ml mol
2 NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2 H20

M 0,5 mmol 1mlmol

r 0,5 mmol 0 , 25 0,25 0,25


s−0,75

0,75
[H+] =
jumlah volume
0,75
=
100
= 75 x 10-4
pH = 4 – log 75
= 4 – 1,87
= 2,13
b. 75 mL NaOH 0,01M + 25 mL H2SO4 0,02 N
NaOH
gr 1000
N= x
BE mLlarutan
gr 1000
0,01 = x
40 75
gr
10-2 = x 13,3
40
3 x 10-2 = gr
0,03
Mol =
75
= 4 x 10-4
1000
M = 4 x 10-4 x
mL
1000
= 4 x 10-4 x
75
= 5,3 x 10-3
= 5,3 x 10-3 volume = 5,3 x 10-3 x 75 = 0,397mmol
H2SO4
gr 1000
N= x
BE mL larutan
gr 1000
0,02 = x
98/2 25
gr
2 x 10-2 = x 40
49
gr = 49 x 0,5 x 10-3
= 24,5 x 10-3 gr

24,5 x 10−3
Mol =
98
= 2,5 x 10-4 mol
1000
M = 2,5 x 10-4 x
mL
1000
= 2,5 x 10-4 x
25
= 10 x 10-3
= 10-2 M x volume = 10-2 x 25 = 25 x 10-2 mmol
2 NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2 H2O

m 0,75 mmol 0,25 mlmol


r 0,5 mmol0,25
s 0,25−¿ ¿
0,25
[OH-] =
100
= 25 x 10-4
pOH = 4 – log 25
= 4 – 1,39
= 2,61
pH = 14 – 2,61
= 11,39

ⅩⅠ. Pertanyaan
Setelah melaksanakan percobaan ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apakah hasil percobaan sudah sesuai dengan teori pH? Jelaskan!
Jawab : Sudah

Berdasarkan hasil percobaan di atas dapat diketahui bahwa untuk


mengetahui asam atau basa suatu larutan diperlukan zat indikator, yaitu zat yang
memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan  basa (zat yang
warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam
maupun senyawa basa). Seperti pada pengujian yang telah dilakukan dan
memperoleh hasil sebagai berikut :
 Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan BPB berwarna  biru akan
berubah warna menjadi kuning. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
basa.
 Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan MO berwarna orange pekat
akan berubah warna menjadi merah. Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat basa.
 Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan BTB berwarna orange
pudar tidak berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat asam.
 Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan PP berwarna  bening tidak
berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut bersifat asam.
 Pada larutan HCL yang bersifat asam di celupkan kertas lakmus merah
tidak berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
asam.
 Pada larutan HCL yang bersifat asam di celupkan kertas lakmus  biru
berubah warna menjadi pink. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
basa.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan BPB berwarna  biru tidak
berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut  bersifat basa.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan MO berwarna orange
pekat tidak berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat basa.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan BTB berwarna orange
pudar berubah warna menjadi biru. Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat asam.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan PP berwarna  bening
berubah warna menjadi pink. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
asam.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa di celupkan kertas lakmus merah
berubah warna menjadi biru. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
asam.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa di celupkan kertas lakmus  biru
tidak berubah warna(tetap) . Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
basa.

2.Berapa nilai % kesalahan dari hasil pengamatan di dalam percobaan ini?


Jawab : 5%
Kesalahan yang terjadi antara lain:
 Takaran dalam volume
 Pencucian alat peraga yang tidak benar-benar netral yang dapat
mengkontaminasi molaritas dari suatu larutan
 Dalam menetes larutan dengan pipet terjadi kelebihan atau kekurangan
dapat mempengaruhi besar kecilnya konsentrasi larutan

3.Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin Anda perbuat selama melakukan


percobaan ini? Bagaimanakah cara mengeliminasi kesalahan tersebut?
Jawab :

Kesalahan-kesalahan selama melakukan percobaan :


 Takaran volume yang tidak pas
 Jumlah alat peraga yang minimal
 Saat mencuci alat peraga tidak benar-benar bersih

Cara untuk mengeliminasi kesalahan-kesalahan tersebut :


 Saat melakukan penakaran volume larutan harus lebih konsentrasi
 Jumlah alat peraga yang minimal dapat diatasi dengan menggunakan alat
peraga lain yang memiliki fungsi yang sama
 Ketika mencuci alat peraga dilakukan dengan sehigienis mungkin dengan
menggunakan sabun dan air kemudian dikeringkan dengan alat pengering

Ⅹ. Analisis
Penentuan pH Larutan Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pH beberapa
larutan dengan menggunakan beberapa indikator. Caranya yaitu dengan menguji
larutan dengan menggunakan larutan indikator lakmus merah dan biru, Phenol
Phthalein (PP), Methyl Orange (MO), Bromo Phenol Blue (BPB), dan Bromo
Thymol Blue (BTB), kemudian memperkirakan warna larutan yang telah ditetesi
indikator dengan trayek pH masing-masing indikator. Prinsip dasarnya yaitu
dengan membandingkan warna yang ditunjukkan oleh larutan dengan warna pada
trayek pH tiap indikator. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan
bahwa :

 Larutan HCL sebanyak 2 mL membuat kertas lakmus biru menjadi pink,


sedangkan kertas lakmus merah tetap. Larutan berubah warna menjadi
kuning saat ditetesi BPB,  berwarna merah saat ditetesi MO, berwarna
 orange pudar saat ditetesi BTB, larutan tidak berwarna (tetap) saat ditetesi
PP.
Larutan NaOH sebanyak 2 mL membuat kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan
kertas lakmus biru tidak  berubah warna(tetap). Larutan tidak berubah warna(tetap)
saat ditetesi BPB, berwarna biru saat ditetesi BTB,  berwarna pink saat ditetesi PP, dan
larutan tidak berubah warna(tetap) saat ditetesi MO.


Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan BPB berwarna  kuning akan
berubah warna menjadi ungu tua. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat basa.

 Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan MO berwarna orange pekat
akan berubah warna menjadi merah. Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat basa.
 Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan BTB berwarna orange
pudar tidak berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat asam.
 Pada larutan HCL yang bersifat asam + larutan PP berwarna  bening tidak
berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut bersifat asam.
 Pada larutan HCL yang bersifat asam di celupkan kertas lakmus merah
tidak berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
asam.
 Pada larutan HCL yang bersifat asam di celupkan kertas lakmus  biru
berubah warna menjadi pink. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
basa.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan BPB berwarna  biru tidak
berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut  bersifat basa.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan MO berwarna orange
pekat tidak berubah warna(tetap). Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat basa.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan BTB berwarna orange
pudar berubah warna menjadi biru. Dengan demikian, larutan tersebut
bersifat asam.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa + larutan PP berwarna  bening
berubah warna menjadi pink. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
asam.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa di celupkan kertas lakmus merah
berubah warna menjadi biru. Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
asam.
 Pada larutan NaOH yang bersifat basa di celupkan kertas lakmus  biru
tidak berubah warna(tetap) . Dengan demikian, larutan tersebut bersifat
basa.
 Pengukuran pH dengan menggunakan pH meter, hasil yang didapat akan
lebih akurat karena hanya dengan menyelupkan penunjuk yang ada  pada
gagang pH meter, maka akan muncul nilai pH larutan tersebut pada layar
digitalnya. Namun, setelah mengukur suatu larutan, maka penunjuk  pada
pH meter harus disemprot dengan air sebelum digunakan untuk mengukur
pH larutan yang lain. Hal ini dimaksudkan agar sisa-sisa larutan yang
masih menempel di penunjuk hilang dan tidak tercampur dengan
larutan lain yang akan diukur pH
 – 
 nya. Sehingga pengukuran pH larutan selanjutnya akan lebih akurat.

XI. Penutup
A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka simpulan dari praktikum kali ini
adalah :

1. Larutan yang bersifat asam adalah larutan yang memiliki pH <7 dan
larutan yang bersifat basa adalah larutan yang memiliki pH >7, sedangkan
larutan yang memiliki pH=7 maka disebut larutan netral
2. Larutan HCl bersifat asam dan larutan NaOH bersifat basa
3. untuk larutan asam, semakin kecil konsentrasi suatu larutan maka pH akan
semakin besar
4. untuk larutan basa, semakin besar konsentrasi suatu larutan maka pH akan
semakin besar

B. Saran
1.Dalam mengukur suatu pH, pastikan larutan tersbut tidak tercampur
dengan larutan lain yang berbeda konsentrasi dan sifat asam-basanya
2.Tidak tergesa-gesa dalam mengukur pH suatu larutan, agar larutan
tersebut tidak tumpah
3.Pengukuran pH suatu larutan harus dilakukan dengan teliti agar
mendapat hasil yang akurat

Ⅻ. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga
David Harvey, (2000). Modern Analytical Chemistry. Toronto: John Wiley &
sons
Devi, P.K., (2009), Kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mikarjudin. 2007. IPA TERPADU. Jakarta: ESIS.
Parning, (2006), Kimia, Penerbit Yudhistira, Jakarta
Rahayu, Iman., (2009), Praktis Belajar Kimia 1, Penerbit Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Sutresna, N., (2008). Kimia. Tangerang: Scientific Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar Ⅰ. Bandung : ITB.

ⅩⅢ. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai