PERCOBAAN X
OLEH:
NAMA : YUSRAN
KELOMPOK : II (DUA)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Larutan yang bersifat asam, basa dan netral sering ditemui dalam
lebih rendah dari 7 disebut bersifat asam dan pH lebih besar dari 7 bersifat basa.
Asam dan basa memainkan peran yang efisien di dalam atau di luar tubuh kita.
Dari pembentukan makanan hingga dekomposisi zat apa pun, asam dan basa
asetat yang paling umum adalah cuka. Ini adalah makanan pokok rumahan yang
untuk keperluan memasak, dan inilah yang membuat salad memiliki rasa yang
enak dan acar sayuran dan buah-buahan mendapat rasa asam. Adapun contoh
lainnya adalah sabun yang digunakan untuk membersihkan tubuh dimana sabun
ini mengandung natrium hidroksida sebagai bahan utamanya. Tidak hanya pada
sabun, semua produk pembersih termasuk deterjen dan bubuk pembersih lainya
juga mengandung natrium hidroksida. Oleh karena itu dalam kehidupan manusia
Asam dan basa merupakan salah satu konsep ilmu kimia yang terus
memerahkan lakmus biru dan begitu pula sebaliknya. Pemikiran asam basa pun
tidak berhenti sampai disitu bila suatu senyawa berbentuk padatan kemudian
direaksikan dengan senyawa lain, maka teori asam-basa Arhenius tidak berlaku
melainkan dapat dijelaskan melalui teori Bronsted-Lowry. Teori asam basa
dikemukakan oleh beberapa para ahli diantaranya teori asam basa yang
terdapat konsep ion H+, OH-, donor proton, akseptor proton, asam-basa konjugasi,
donor pasangan elektron, dan akseptor pasangan elektron. Secara umum asam
Kekuatan asam dan basa ditentukan oleh derajat ionisasi (α)-nya, banyak
Oleh karena itu, kekuatan asam dan basa dapat dinyatakan oleh tetapan
kesetimbangannya yaitu tetapan ionisasi asam (Ka) dan tetapan ionisasi basa (Kb).
Contoh dalam air HCl hampir terurai sempurna menjadi ion H + dan ion Cl−
sedangkan HF hanya terurai sebagian menjadi ion H+ dan ion F−. HCl disebut
sebagai asam kuat dan HF disebut sebagai asam lemah. Demikian juga dalam air
NaOH hampir terurai sempurna menjadi ion Na+ dan ion OH− sedangkan
NH3 hanya terurai sebagian menjadi ion NH4+ dan ion OH−. NaOH disebut
B. Rumusan Masalah
oksalat (H2C2O4)?
C. Tujuan Percobaan
(H2C2O4).
D. Manfaat Percobaan
(H2C2O4).
Titrasi adalah metode yang biasa mengukur suatu zat dari larutan. Ada
diketahui dari zat yang dipertimbangkan. Dalam asam-basa titrasi, data yang
dicatat diberi nama sebagai nilai berpasangan (volume basa yang ditambahkan
dan pH larutan). Tujuan kami adalah membuat grafik (volume basa yang
2019).
Tingkat sifat, asam dan basa dijelaskan dalam istilah berikut: Asam
adalah zat yang memiliki rasa masam, ternyata lakmus kertas merah dalam
larutan berair, menetralkan basa untuk membentuk garam dan air, berikan H +
sebagai satu-satunya ion positif larutan berair, mudah bereaksi dengan logam
dan karbonat. Basa adalah zat yang memiliki rasa pahit rasa, rasa sabun untuk
disentuh, menetralkan asam untuk membentuk garam dan air, mengubah kertas
lakmus menjadi biru. Sedangkan secara teoritis, asam dan basa dijelaskan
yang terbentuk ketika senyawa mereka ditambahkan ke air. Asam adalah setiap
menjelaskan asam basa berdasarkan sifatnya interaksi dalam hal transfer proton
antara spesies kimia. Asam adalah setiap spesies yang dapat menyumbangkan a
proton, H+, dan basa adalah semua spesi yang dapat menerima a proton. Itu
dan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi zat basa. Asidimetri adalah
konsep yang sama dari titrasi asam-basa analitik khusus, tetapi untuk zat asam.
asam dengan menggunakan basa standar. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
untuk reaksi lengkap yang disebut dengan mengidentifikasi zat dalam sampel
penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume
tertentu, larutan ini biasa disebut sebagai larutan baku primer. Salah satu contoh
larutan baku primer, yaitu K2, Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat dan asam
benzoat. Dalam beberapa kasus seperti uji kapasitas penetralan asam tablet
asam oksalat yang berfungsi sebagai larutan baku primer untuk standarisasi
menyebabkan luka bakar bila terpapar. Senyawa ini sangat larut dalam air, dan
konsentrasi NaOH terhadap pembentukan struktur campuran berbasis fly ash yang
NaOH hingga 7 mol/L, tetapi tidak ada perubahan dalam kinetika geopolimerisasi
III.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Alat
Air adalah gelas ukur, gelas kimia 100 mL, buret, erlenmeyer, corong, kertas pH,
2.Bahan
Medium Air adalah larutan kalium nitrat (KNO3) 0,2 M, larutan natrium
diukur 15 mL
dimasukan ke dalam erlenmeyer
ditambahkan 2 tetes indikator fenolftalein
dititrasi dengan larutan NaOH
dihitung titik akhir titrasi pertama
dilakukan duplo
dihitung titik akhir titrasi kedua
N NaOH = 0,67 N
Ka 0 mL = 1,79×10-5
Ka 1 mL = 3,02×10-5
Ka 2 mL = 6,85×10-5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
A. Data Pengamatan
1 Asam oksalat 15 mL 15 mL 15 mL
(CH2C2O4)
No V penambahan NaOH pH
.
1. 0 Ml 4
2. 1 mL 5
3. 2 mL 9
B. Reaksi- reaksi yang terjadi
C. Analisis Data
Diketahui :
N1 = 0,4
V1 = 15 mL
V2 = 8,9 mL
Ditanya : N2 = ?
Penyelesaian :
N1 × V1 ¿ N2 × V2
0,4 × 15 ¿ N2 × 8,9
6 ¿ N2 × 8,9
N2 ¿ 0,67
Diketahui :
[NaOH] : 0,5 M
[CH3COOH] : 0,2 M
CH3COOH CH3COO- + H+
Penyelesaian :
1
μ= ∑ M i Z 21
2 i
1
¿
2
{ 0,2(+1) + 0,2(−1) }
2 2
1
¿ { 0,4 }
2
¿ 0,2mol/L
(
Log [ H ] = − pH +
+ 0,5 Z 1 Z 2 √ μ
1+ √ μ
−0 ,10 μ )
(
¿ −4 +
0,5 × 1× 1 √ 0,2
1+ √ 0,2
−0,10 ×(0,2)
)
¿(−¿ 3,865)
[ H + ]=inv×log [ H + ]
¿ inv × log[ −3,865 ]
−4
¿ 1,36 ×10
−14
[ OH − ]=10 +
[H ]
−14
10
¿ −4
1,36× 10
¿ 7,35 × 10-9
Untuk penambahan NaOH = 1 mL, pH = 5
log ¿
(
¿ −5+
0,5 x 1 x 1 √ 0,88
1+ √ 0,88
−0,10 x ( 0,2 )
)
¿ (−4,846 )
¿ 1,45 x 1 0−4
−14
10 −9
¿ −4
=6,89 x 1 0
1,45 x 10
(
Log [ H ] = − pH +
+ 0,5 Z 1 Z 2 √ μ
1+ √ μ
−0 ,10 μ )
(
¿ −9+
0,5 ×1 ×1 √0,2
1+ √ 0,2
−10( 0,2)
)
¿(−10,845)
[ H + ]=inv×log [ H + ]
= inv × log[ −10,845 ] =4,85× 10−4
−14
[ OH − ]=10 +
[H ]
-14
10
¿ -4 = 2,062 × 10
-11
4,85 × 10
c. Penentuan Ka
0,5 Z 1 Z 2 √ μ C A +C B + ( [ H + ]− [OH − ] )
pKa=pH + −0,1 μ+ log
1+ √ μ C B + ( [ H + ]−[ OH − ] )
0,5 Z 1 Z2 √ μ C A +C B
= pH + −0 ,10 μ+log
1+ √ μ CB
0,5× 1× 1 √0,2 0,2+0,5
¿4+ −0,10 × 0,2+ log
1+ √ 0,2 0,5
¿4 + 0,272 +0,146
¿ 4,418
pKa = - log Ka
= 1,79×10-5
Ka pada penambahan 1 mL NaOH, pH = 5
0,5 Z 1 Z 2 √ μ
pKa= pH + −0,1 μ+ log C A + C B+ ¿ ¿ ¿
1+ √ μ
0,5 Z 1 Z2 √ μ C +C
¿ pH + −0,10 μ +log A B
1+ √ μ CB
0,5 ×1 ×1 √ 0,2 0,2+ 0,5
¿ 5+ −0,10 × 0,88+log ¿ 5+0,154 +log 2 ,69
1+ √ 0,2 0,53
¿ 5,58
pKa = - log Ka
= 3,02×10-5
Ka pada penambahan 2 mL NaOH, pH = 9
0,5 Z 1 Z 2 √ μ C A +C B + ( [ H + ]− [OH − ] )
pKa=pH + −0,1 μ+ log
1+ √ μ C B + ( [ H + ]−[ OH − ] )
0,5 Z 1 Z2 √ μ C A +C B
= pH + −0 ,10 μ+log
1+ √ μ CB
0,5 ×1 ×1 √ 0,2 0,2+ 0,5
¿ 9+ −0,10× 0,2+log
1+ √ 0,2 0,5
¿9 + 0,272 +0,146
¿ 9,418
pKa = - log Ka
= 6,85×10-5
B. Pembahasan
dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-
basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat
yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan
dapat didefinisikan sebagai senyawa hidrogen yang bila dilarutkan dalam air
mengalami dissosiasi elektrolit dan menghasilkan ion H+ sebagai satu- satunya ion
positif. Kekuatan suatu asam sering didefinisikan sebagai kemampuan asam itu
untuk menghasilkan ion H+ (atau proton). Semakin besar ion H+ yang dihasilkan,
semakin kuat asam tersebut. Dari persamaan pertama, terlihat bahwa semakin
besar harga [H+] maka nilai Ka juga akan semakin besar (berbanding lurus).
asam.
dengan larutan standar asam oksalat (H2C2O4) dan penentuan konstanta asam
(Ka). Perlakuan pertama yang dilakukan adalah larutan NaOH dinormalisasi atau
sebagai larutan standar dengan cara dititrasi menggunakan larutan standar primer
dalam hal ini adalah asam oksalat. Asam oksalat memiliki berat ekuivalen yang
besar sehingga tidak mudah terpengaruh kemurniannya, oleh karena itu asam
oksalat dipilih atau digunakan sebagai larutan standa primer. Pertama dipipet
atau indikator yang menentukan titik akhir titrasi ketika terjadi perubahan warna
larutan dalam erlenmeyer. Selanjutnya dilakukan titrasi dengan larutan NaOH dan
dihentikan ketika terjadi perubahan warna yang menunjukkan bahwa titik akhir
titrasi telah tercapai. Kemudian diulangi perlakuan yang sama (duplo) dengan
volume titrat yang sama yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi yang tepat.
Titik akhir titrasi pertama tercapai ketika volume NaOH yang digunakan sebanyak
8,7 mL dan titik akhir titrasi kedua dicapai ketika volume NaOH yang digunakan
sebanyak 9,1 dan larutan berubah menjadi merah muda. Dari kedua volume
NaOH yang digunakan dalam duplo proses titrasi diperoleh nilai volume rata-rata
Perlakuan kedua yang dilakukan adalah uji konstanta asam (Ka) yang
sering disebut juga konstanta elektrolit atau konstanta disosiasi asam. Kekuatan
menentukan Ka dari asam asetat. Asam asetat 0.2 M dimasukkan ke dalam gelas
kimia yang berfungsi untuk menjaga kekuatan ion dalam larutan netral yaitu
akuades, sehingga pHnya dapat dideteksi menggunakan kertas pH. KNO3 adalah
elektrolit kuat yang terionisasi dalam air membentuk K + dan NO3-. Karena ion K+
lebih positif daripada H+, ion K+ bereaksi terlebih dahulu dengan anion (jika ada)
di atas ion H+. Hal ini membuat konsentrasi ion H+ dalam larutan lebih stabil atau
NaOH lalu dilangi proses titrasi dengan jumlah NaOH yang berbeda. Nilai pH
terendah ketika larutan belum ditambahkan NaOH. Hal ini karena konsentrasi ion
konsentrasi ion H+ dalam larutan karena ion H+ dalam larutan bereaksi dengan ion
OH- dari NaOH membentuk molekul air yang mudah terdisosiasi. Ini akan
menaikkan nilai pH. Setelah mencapai keadaan tersebut, sangat sedikit ion H+
dalam larutan sehingga pH dipengaruhi atau ditentukan oleh konsentrasi ion OH -,
NaOH yang dihasilkan oleh standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat
(H2C2O4) yaitu sebesar 0.67 N dan nilai konstanta asam (Ka) yang diperoleh dari
penentuan konstanta asam (Ka) dengan penambahan NaOH 0 mL, 1 mL, dan 2
nilai konstanta asam berturut-turut 1,79×10-5, 3,02×10-5, dan 6,85×10-5. Dari nilai
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin besar pH suatu larutan maka
Ka-nya semakin kecil begitu pula sebaliknya. Jika pH suatu larutan semakin kecil
maka Ka-nya semakin besar. Semakin besar konstanta disosiasi asamnya maka
2. Harga konstanta asam (Ka) asam asetat (CH 3COOH), didapatkan hasil dari
Dai, X., Serdar A., Mert Y.Y., Geert D.S., 2022, Rheology and Structural Build-
up of Sodium Silicate- and Sodium Hydroxide-Activated GGBFS
Mixtures. Cement and Concrete Composites, https://doi.org/10.1016/j.
Pierre, D., 2019, Acid-Base Titration, Undergraduate Journal of Mathematical
Modeling: One + Two, 10(1).
Putra, A.A.P. and Ariyanthini K.S., 2021, Penetapan Kapasitas Penetralan Asam
Tablet Antasida (Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida)
Dengan Titrasi Balik, Jurnal Dunia Farmasi, 6(1).
Shuchi, J., Mohit C. and Chintaman K., 2019, Titrimetric Analysis of Acelofenec
Sodium by Using Mixed Solvency, International Journal of Trend in
Scientific Research and Development (IJTSRD), 3(4).
Talib, C.A., Aliyu H., Malik A.M.A., Siang K.H. and Ali M., 2018, Interactive
Courseware as an Effective Strategy to Overcome Misconceptions in
Acid-Base Chemistry, In 2018 IEEE 10th International Conference on
Engineering Education (ICEED) IEEE, 1(1).