Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN X

KEKUATAN ASAM DALAM MEDIUM AIR

OLEH:

NAMA : YUSRAN

STAMBUK : F1C1 19 093

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : KHOFIFAH ‘ULYA UL-WAHIDAH

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Larutan yang bersifat asam, basa dan netral sering ditemui dalam

kehidupan sehari-hari. Larutan yang bersifat netral memiliki pH 7, sedangkan pH

lebih rendah dari 7 disebut bersifat asam dan pH lebih besar dari 7 bersifat basa.

Asam dan basa memainkan peran yang efisien di dalam atau di luar tubuh kita.

Dari pembentukan makanan hingga dekomposisi zat apa pun, asam dan basa

memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya bentuk asam

asetat yang paling umum adalah cuka. Ini adalah makanan pokok rumahan yang

populer, yang ditemukan di sebagian besar dapur. Orang-orang menggunakannya

untuk keperluan memasak, dan inilah yang membuat salad memiliki rasa yang

enak dan acar sayuran dan buah-buahan mendapat rasa asam. Adapun contoh

lainnya adalah sabun yang digunakan untuk membersihkan tubuh dimana sabun

ini mengandung natrium hidroksida sebagai bahan utamanya. Tidak hanya pada

sabun, semua produk pembersih termasuk deterjen dan bubuk pembersih lainya

juga mengandung natrium hidroksida. Oleh karena itu dalam kehidupan manusia

tidak asing lagi dengan istilah asam-basa.

Asam dan basa merupakan salah satu konsep ilmu kimia yang terus

berkembang dari waktu ke waktu. Mulai dari Arhenius yang memperkenalkan

teorinya hingga Lewis dengan konsepnya. Secara sederhana asam dapat

memerahkan lakmus biru dan begitu pula sebaliknya. Pemikiran asam basa pun

tidak berhenti sampai disitu bila suatu senyawa berbentuk padatan kemudian

direaksikan dengan senyawa lain, maka teori asam-basa Arhenius tidak berlaku
melainkan dapat dijelaskan melalui teori Bronsted-Lowry. Teori asam basa

dikemukakan oleh beberapa para ahli diantaranya teori asam basa yang

dikemukakan oleh Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Dalam teori-teori ini

terdapat konsep ion H+, OH-, donor proton, akseptor proton, asam-basa konjugasi,

donor pasangan elektron, dan akseptor pasangan elektron. Secara umum asam

atau basa dapat membentuk kesetimbangan dan menghasilkan kekuatan yang

berbeda dalam air.

Kekuatan asam dan basa ditentukan oleh derajat ionisasi (α)-nya, banyak

sedikitnya ion H+ dan OH− yang dilepaskan. Asam dan basa dalam air akan

mengalami reaksi peruraian menjadi ion yang merupakan reaksi kesetimbangan.

Oleh karena itu, kekuatan asam dan basa dapat dinyatakan oleh tetapan

kesetimbangannya yaitu tetapan ionisasi asam (Ka) dan tetapan ionisasi basa (Kb).

Contoh dalam air HCl hampir terurai sempurna menjadi ion H + dan ion Cl−

sedangkan HF hanya terurai sebagian menjadi ion H+ dan ion F−. HCl disebut

sebagai asam kuat dan HF disebut sebagai asam lemah. Demikian juga dalam air

NaOH hampir terurai sempurna menjadi ion Na+ dan ion OH− sedangkan

NH3 hanya terurai sebagian menjadi ion NH4+ dan ion OH−. NaOH disebut

sebagai basa kuat dan NH3 disebut sebagai asam lemah. Berdasarkan uraian

tersebut maka dilakukan percobaan Kekuatan Asam dalam Medium Air.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan di kaji pada percobaan Kekuatan Asam

dalam Medium Air adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana cara menentukan normalitas NaOH dengan larutan standar asam

oksalat (H2C2O4)?

2. Bagaimana cara menentukan harga Ka asam asetat (CH3COOH)?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan yang akan dicapai dari percobaan Kekuatan Asam dalam

Medium Air adalah sebagai berikut:

1. Untuk menentukan normalitas NaOH dengan larutan standar asam oksalat

(H2C2O4).

2. Untuk menentukan harga Ka asam asetat (CH3COOH).

D. Manfaat Percobaan

Manfaat yang akan diperolah dari percobaan Kekuatan Asam dalam

Medium Air adalah sebagai berikut:

1. Dapat menentukan normalitas NaOH dengan larutan standar asam oksalat

(H2C2O4).

2. Dapat menentukan harga Ka asam asetat (CH3COOH).


II. TINJAUAN PUSTAKA

Titrasi adalah metode yang biasa mengukur suatu zat dari larutan. Ada

banyak macam titrasi, yang paling umum adalah asam-basa, reduksi-oksidasi,

dan presipitasi serta titrasi kompleksometri. Penyelidikan ini didasarkan pada

titrasi asam-basa yang digunakan dalam penentuan konsentrasi yang tidak

diketahui dari zat yang dipertimbangkan. Dalam asam-basa titrasi, data yang

dicatat diberi nama sebagai nilai berpasangan (volume basa yang ditambahkan

dan pH larutan). Tujuan kami adalah membuat grafik (volume basa yang

ditambahkan vs pH larutan) dari nilai berpasangan (kurva titrasi) yang

digunakan untuk menghitung konsentrasi yang tidak diketahui substansi (Pierre,

2019).

Tingkat sifat, asam dan basa dijelaskan dalam istilah berikut: Asam

adalah zat yang memiliki rasa masam, ternyata lakmus kertas merah dalam

larutan berair, menetralkan basa untuk membentuk garam dan air, berikan H +

sebagai satu-satunya ion positif larutan berair, mudah bereaksi dengan logam

dan karbonat. Basa adalah zat yang memiliki rasa pahit rasa, rasa sabun untuk

disentuh, menetralkan asam untuk membentuk garam dan air, mengubah kertas

lakmus menjadi biru. Sedangkan secara teoritis, asam dan basa dijelaskan

sebagai Arrhenius mengklasifikasikan asam dan basa berdasarkan jenisnya ion

yang terbentuk ketika senyawa mereka ditambahkan ke air. Asam adalah setiap

zat yang meningkatkan konsentrasi H+ dalam larutan berair. Basisnya adalah

setiap zat yang meningkatkan konsentrasi OH- di encer. Bronsted-Lawry

menjelaskan asam basa berdasarkan sifatnya interaksi dalam hal transfer proton
antara spesies kimia. Asam adalah setiap spesies yang dapat menyumbangkan a

proton, H+, dan basa adalah semua spesi yang dapat menerima a proton. Itu

masing-masing adalah donor dan akseptor proton (Talib et al., 2018)

Alkalimetri dan asidimetri adalah sejenis analisis volumetrik di mana

reaksi dasarnya adalah reaksi netralisasi. Alkalimetri adalah analitik khusus

dan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi zat basa. Asidimetri adalah

konsep yang sama dari titrasi asam-basa analitik khusus, tetapi untuk zat asam.

Alkalimetri adalah sebuah kuantitatif penentuan kadar senyawa yang bersifat

asam dengan menggunakan basa standar. Oleh karena itu, dilakukan penelitian

untuk reaksi lengkap yang disebut dengan mengidentifikasi zat dalam sampel

dan menentukan tingkat prinsip reaksi asam-basa ( Shuchi et al., 2019).

Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya

diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat

digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui.

Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan

penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume

tertentu, larutan ini biasa disebut sebagai larutan baku primer. Salah satu contoh

larutan baku primer, yaitu K2, Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat dan asam

benzoat. Dalam beberapa kasus seperti uji kapasitas penetralan asam tablet

antasida banyak dilakukan standarisasi larutan dengan menggunakan larutan

asam oksalat yang berfungsi sebagai larutan baku primer untuk standarisasi

NaOH (Putra and Ariyanthini, 2021).


Natrium hidroksida (NaOH) merupakan basa dan alkali  yang sangat

kaustik, mampu menguraikan protein pada suhu lingkungan biasa dan dapat

menyebabkan luka bakar bila terpapar. Senyawa ini sangat larut dalam air, dan

dengan mudah menyerap kelembaban dan karbon dioksida dari udara. pengaruh

konsentrasi NaOH terhadap pembentukan struktur campuran berbasis fly ash yang

diaktivasi alkali. Mereka melaporkan peningkatan laju kekakuan pada konsentrasi

NaOH hingga 7 mol/L, tetapi tidak ada perubahan dalam kinetika geopolimerisasi

pada konsentrasi yang terbentuk (Dai et al., 2022).

III.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan Kekuatan Asam dalam Medium Air dilaksanakan pada hari

Kamis, 17 November 2022 pukul 13.00 - 15.29 WITA bertempat di Laboratorium

Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan Kekuatan Asam dalam Medium

Air adalah gelas ukur, gelas kimia 100 mL, buret, erlenmeyer, corong, kertas pH,

statif dan klem.

2.Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan Kekuatan Asam dalam

Medium Air adalah larutan kalium nitrat (KNO3) 0,2 M, larutan natrium

hidroksida (NaOH), larutan asam asetat (CH3COOH) 0,2 M, asam oksalat

(H2C2O4) 0,2 M, indikator fenolftalein dan aquades.


C. Prosedur Kerja

1. Standarisasi NaOH dengan Larutan Standar Asam Oksalat (H2C2O4)

0,2 M Asam Oksalat (H2C2O4)

diukur 15 mL
dimasukan ke dalam erlenmeyer
ditambahkan 2 tetes indikator fenolftalein
dititrasi dengan larutan NaOH
dihitung titik akhir titrasi pertama
dilakukan duplo
dihitung titik akhir titrasi kedua

N NaOH = 0,67 N

2. Penentuan Konstanta Asam (Ka)

0,2 M Asam Asetat (CH3COOH)

dimasukan 2 mL kedalam gelas


kimia
ditambahkan 18 mL aquades
ditambahkan 20 mL KNO3 0,2 M
diaduk
dititrasi dengan 1 dan 2 mL NaOH
diukur masing-masing pH larutan

Ka 0 mL = 1,79×10-5
Ka 1 mL = 3,02×10-5
Ka 2 mL = 6,85×10-5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

A. Data Pengamatan

1. Standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam oksalat (H2C2O4)

NO Bahan V1 V2 Vol rata-rata Gambar

1 Asam oksalat 15 mL 15 mL 15 mL

(CH2C2O4)

2 NaOH 8,7 mL 9,1 mL 8,9 mL

2. Penentuan konstanta asam (Ka)

No V penambahan NaOH pH
.
1. 0 Ml 4

2. 1 mL 5

3. 2 mL 9
B. Reaksi- reaksi yang terjadi

a. Standarisasi Larutan NaOH dengan larutan asam oksalat (H2C2O4)

2NaOH + H2C2O4 → NaC2O4 + H2

b. Penentuan konstanta asam (Ka)

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

C. Analisis Data

1. Standarisasi Larutan NaOH dengan larutan asam (H2C2O4)

Diketahui :

N1 = 0,4

V1 = 15 mL

V2 = 8,9 mL

Ditanya : N2 = ?

Penyelesaian :

N1 × V1 ¿ N2 × V2

0,4 × 15 ¿ N2 × 8,9

6 ¿ N2 × 8,9

N2 ¿ 0,67

2. Penentuan konstanta asam (Ka)

Diketahui :

[NaOH] : 0,5 M
[CH3COOH] : 0,2 M

a. Kekuatan ion larutan ()

CH3COOH CH3COO- + H+
Penyelesaian :

1
μ= ∑ M i Z 21
2 i

1
¿
2
{ 0,2(+1) + 0,2(−1) }
2 2

1
¿ { 0,4 }
2
¿ 0,2mol/L

b. Penentuan [H+] dan [OH-]

Untuk penambahan NaOH = 0 mL, pH = 4

(
Log [ H ] = − pH +
+ 0,5 Z 1 Z 2 √ μ
1+ √ μ
−0 ,10 μ )
(
¿ −4 +
0,5 × 1× 1 √ 0,2
1+ √ 0,2
−0,10 ×(0,2)
)
¿(−¿ 3,865)

[ H + ]=inv×log [ H + ]
¿ inv × log[ −3,865 ]
−4
¿ 1,36 ×10
−14
[ OH − ]=10 +
[H ]
−14
10
¿ −4
1,36× 10
¿ 7,35 × 10-9
Untuk penambahan NaOH = 1 mL, pH = 5

log ¿

(
¿ −5+
0,5 x 1 x 1 √ 0,88
1+ √ 0,88
−0,10 x ( 0,2 )
)
¿ (−4,846 )

¿ inv × log [ −4,846 ]

¿ 1,45 x 1 0−4

−14
10 −9
¿ −4
=6,89 x 1 0
1,45 x 10

Untuk penambahan NaOH = 2 mL, pH = 8

(
Log [ H ] = − pH +
+ 0,5 Z 1 Z 2 √ μ
1+ √ μ
−0 ,10 μ )
(
¿ −9+
0,5 ×1 ×1 √0,2
1+ √ 0,2
−10( 0,2)
)
¿(−10,845)

[ H + ]=inv×log [ H + ]
= inv × log[ −10,845 ] =4,85× 10−4
−14
[ OH − ]=10 +
[H ]
-14
10
¿ -4 = 2,062 × 10
-11
4,85 × 10
c. Penentuan Ka

Ka pada penambahan 0 mL NaOH, pH = 4

0,5 Z 1 Z 2 √ μ C A +C B + ( [ H + ]− [OH − ] )
pKa=pH + −0,1 μ+ log
1+ √ μ C B + ( [ H + ]−[ OH − ] )

0,5 Z 1 Z2 √ μ C A +C B
= pH + −0 ,10 μ+log
1+ √ μ CB
0,5× 1× 1 √0,2 0,2+0,5
¿4+ −0,10 × 0,2+ log
1+ √ 0,2 0,5

¿4 + 0,272 +0,146
¿ 4,418
pKa = - log Ka

Ka = Inv . log –pKa

= Inv . log –4,18

= 1,79×10-5
Ka pada penambahan 1 mL NaOH, pH = 5
0,5 Z 1 Z 2 √ μ
pKa= pH + −0,1 μ+ log C A + C B+ ¿ ¿ ¿
1+ √ μ
0,5 Z 1 Z2 √ μ C +C
¿ pH + −0,10 μ +log A B
1+ √ μ CB
0,5 ×1 ×1 √ 0,2 0,2+ 0,5
¿ 5+ −0,10 × 0,88+log ¿ 5+0,154 +log 2 ,69
1+ √ 0,2 0,53
¿ 5,58
pKa = - log Ka

Ka = Inv . log –pKa

= Inv . log –5,58

= 3,02×10-5
Ka pada penambahan 2 mL NaOH, pH = 9

0,5 Z 1 Z 2 √ μ C A +C B + ( [ H + ]− [OH − ] )
pKa=pH + −0,1 μ+ log
1+ √ μ C B + ( [ H + ]−[ OH − ] )

0,5 Z 1 Z2 √ μ C A +C B
= pH + −0 ,10 μ+log
1+ √ μ CB
0,5 ×1 ×1 √ 0,2 0,2+ 0,5
¿ 9+ −0,10× 0,2+log
1+ √ 0,2 0,5

¿9 + 0,272 +0,146
¿ 9,418

pKa = - log Ka

Ka = Inv . log –pKa

= Inv . log –9,418

= 6,85×10-5
B. Pembahasan

Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat

dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-

basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat

yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan

kadarnya) dan berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Menurut Arrhenius, asam

dapat didefinisikan sebagai senyawa hidrogen yang bila dilarutkan dalam air

mengalami dissosiasi elektrolit dan menghasilkan ion H+ sebagai satu- satunya ion

positif. Kekuatan suatu asam sering didefinisikan sebagai kemampuan asam itu

untuk menghasilkan ion H+ (atau proton). Semakin besar ion H+ yang dihasilkan,

semakin kuat asam tersebut. Dari persamaan pertama, terlihat bahwa semakin
besar harga [H+] maka nilai Ka juga akan semakin besar (berbanding lurus).

Kemiripan kecenderungan antara kekuatan asam dengan nilai Ka inilah yang

menjadi alasan mengapa nilai Ka seringkali digunakan sebagai ukuran kekuatan

asam.

Percobaan ini dilakukan dengan dua pengujian yaitu standarisasi NaOH

dengan larutan standar asam oksalat (H2C2O4) dan penentuan konstanta asam

(Ka). Perlakuan pertama yang dilakukan adalah larutan NaOH dinormalisasi atau

distandarisasi dengan larutan asam oksalat. Perlakukan ini bertujuan untuk

menentukan konsentrasi NaOH karena NaOH adalah larutan standar sekunder

yang konsentrasinya dapat berubah-ubah yang dipengaruhi oleh lingkungan,

larutan NaOH harus distandarisasi terlebih dahulu sebelum dapat digunakan

sebagai larutan standar dengan cara dititrasi menggunakan larutan standar primer

dalam hal ini adalah asam oksalat. Asam oksalat memiliki berat ekuivalen yang

besar sehingga tidak mudah terpengaruh kemurniannya, oleh karena itu asam

oksalat dipilih atau digunakan sebagai larutan standa primer. Pertama dipipet

asam oksalat (C2H2O4) lalu dimasukkan dalam erlenmeyer. Kemudian

ditambahkan indikator fenolftalein yang berfungsi sebagai indikator pembanding

atau indikator yang menentukan titik akhir titrasi ketika terjadi perubahan warna

larutan dalam erlenmeyer. Selanjutnya dilakukan titrasi dengan larutan NaOH dan

dihentikan ketika terjadi perubahan warna yang menunjukkan bahwa titik akhir

titrasi telah tercapai. Kemudian diulangi perlakuan yang sama (duplo) dengan

volume titrat yang sama yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi yang tepat.

Titik akhir titrasi pertama tercapai ketika volume NaOH yang digunakan sebanyak
8,7 mL dan titik akhir titrasi kedua dicapai ketika volume NaOH yang digunakan

sebanyak 9,1 dan larutan berubah menjadi merah muda. Dari kedua volume

NaOH yang digunakan dalam duplo proses titrasi diperoleh nilai volume rata-rata

sebesar 8,9 mL.

Perlakuan kedua yang dilakukan adalah uji konstanta asam (Ka) yang

sering disebut juga konstanta elektrolit atau konstanta disosiasi asam. Kekuatan

asam didefiniskan oleh konstanta disosiasi asamnya. Penentuan konstanta asam

ini dilakukan dengan mengukur pH larutan. Percobaan ini bertujuan untuk

menentukan Ka dari asam asetat. Asam asetat 0.2 M dimasukkan ke dalam gelas

kimia kemudian dicampurkan dengan akuades yang bertujuan untuk

mengencerkan larutan asam asetat. Kemudian ditambahkan KNO 3 ke dalam gelas

kimia yang berfungsi untuk menjaga kekuatan ion dalam larutan netral yaitu

akuades, sehingga pHnya dapat dideteksi menggunakan kertas pH. KNO3 adalah

elektrolit kuat yang terionisasi dalam air membentuk K + dan NO3-. Karena ion K+

lebih positif daripada H+, ion K+ bereaksi terlebih dahulu dengan anion (jika ada)

di atas ion H+. Hal ini membuat konsentrasi ion H+ dalam larutan lebih stabil atau

dapat dipertahankan. Titrasi kemudian dilakukan dengan menggunakan larutan

NaOH lalu dilangi proses titrasi dengan jumlah NaOH yang berbeda. Nilai pH

terendah ketika larutan belum ditambahkan NaOH. Hal ini karena konsentrasi ion

H+ yang terdisosiasi paling tinggi dalam larutan. Penambahan NaOH mengurangi

konsentrasi ion H+ dalam larutan karena ion H+ dalam larutan bereaksi dengan ion

OH- dari NaOH membentuk molekul air yang mudah terdisosiasi. Ini akan

menaikkan nilai pH. Setelah mencapai keadaan tersebut, sangat sedikit ion H+
dalam larutan sehingga pH dipengaruhi atau ditentukan oleh konsentrasi ion OH -,

maka yang terukurpun berada pada kisaran basa.

Berdasarkan hasil pengamatan pada data menunjukan bahwa normalitas

NaOH yang dihasilkan oleh standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat

(H2C2O4) yaitu sebesar 0.67 N dan nilai konstanta asam (Ka) yang diperoleh dari

penentuan konstanta asam (Ka) dengan penambahan NaOH 0 mL, 1 mL, dan 2

mL berturut-turut dipereh nilai pH berturut-turut 4, 5 dan 9. Sehingga diperoleh

nilai konstanta asam berturut-turut 1,79×10-5, 3,02×10-5, dan 6,85×10-5. Dari nilai

yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin besar pH suatu larutan maka

Ka-nya semakin kecil begitu pula sebaliknya. Jika pH suatu larutan semakin kecil

maka Ka-nya semakin besar. Semakin besar konstanta disosiasi asamnya maka

semakin kuat asam tersebut.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

1. Normalitas NaOH dengan larutan standar asam oksalat dengan menggunakan

perhitungan dan didapatkan hasil 0,67 N.

2. Harga konstanta asam (Ka) asam asetat (CH 3COOH), didapatkan hasil dari

penambahan 0 mL NaOH dengan pH 4, 1 mL NaOH dengan pH 5 dan 2 mL

NaOH dengan pH 9. dengan harga Ka berturut-turtut adalah 1,79×10-5,

3,02×10-5 dan 6,85×10-5 .


DAFTAR PUSTAKA

Dai, X., Serdar A., Mert Y.Y., Geert D.S., 2022, Rheology and Structural Build-
up of Sodium Silicate- and Sodium Hydroxide-Activated GGBFS
Mixtures. Cement and Concrete Composites, https://doi.org/10.1016/j.
Pierre, D., 2019, Acid-Base Titration, Undergraduate Journal of Mathematical
Modeling: One + Two, 10(1).
Putra, A.A.P. and Ariyanthini K.S., 2021, Penetapan Kapasitas Penetralan Asam
Tablet Antasida (Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida)
Dengan Titrasi Balik, Jurnal Dunia Farmasi, 6(1).
Shuchi, J., Mohit C. and Chintaman K., 2019, Titrimetric Analysis of Acelofenec
Sodium by Using Mixed Solvency, International Journal of Trend in
Scientific Research and Development (IJTSRD), 3(4).
Talib, C.A., Aliyu H., Malik A.M.A., Siang K.H. and Ali M., 2018, Interactive
Courseware as an Effective Strategy to Overcome Misconceptions in
Acid-Base Chemistry, In 2018 IEEE 10th International Conference on
Engineering Education (ICEED) IEEE, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai