Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

“LARUTAN ASAM BASA,BUFFER,DAN HIDROLISIS”

Kelompok : VI
Nama anggota : 1. OKY PRASETYO
2. MAMIEK
3. KURNIA DWI APRILIA
4. TIA FADHILLAH
Jurusan : Prodi DIII Farmasi
Tanggal Praktikum : 21 Desember 2019
A. TUJUAN
1. Mengetahui perbedaan zat asam dan basa berdasarkan sifatnya.
2. Mengetahui sifat larutan buffer.
3. Mengetahui sifat asam-basa pembentuk suatu garam.

B. LANDASAN TEORI

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai zat-zat yang mengandung


asam dan basa. Misalnya, asam klorida dalam getah pencernaan di lambung, asam
asetat sebagai bahan penyusun dalam cuka, dan asam sitrat yang terkandung dalam
berbagai jeruk, seperti jeruk manis, jeruk bali, dan limau. Banyak orang mengenali
bau yang kuat dari basa ammonia, yang lazim digunakan dalm bentuk larutan air dan
berbagai cairan pembersih sebagai pemberantas hama.
Asam dan basa didefinisikan oleh ahli kimia berabad-abad yang lalu dalam sifat-
sifatnya saat di larutan air. Dalam pengertian ini, suatu zat yang larutan airnya berasa
asam dapat memerahkan lakmus biru, bereaksi dengan logam aktif untuk membentuk
hidrogen, menetralkan basa. Dengan mengikuti pola yang sama, suatu basa
didefinisikan sebagai suatu zat yang larutan airnya berasa pahit, membirukan lakmus
merah, terasa licin seperti sabun, dan menetralkan asam ( Keena,dkk.,1992 ).
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH < 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu
yang menghasilkan proton ( ion H+ ) apabila dilarutkan dalam air, sedangkan zat basa
adalah suatu zat yang mempunyai indicator pH > 7 atau melepas ion OH - ketika
dilarutkan dalam air.
Reaksi asam basa dapat menghasilkan larutan buffer. Larutan buffer dapat
terbentuk dari asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan
konjugasinya. Larutan buffer disebut juga larutan penyangga. Larutan buffer
mempunyai pH yang relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa, atau
diencerkan dengan air. Larutan buffer dengan pH < 7 dapat dibuat dari asam lemah
dan basa konjugasinya, sedangkan larutan buffer dengan pH > 7 dapat dibuat dari
basa lemah dengan konjugasinya.
Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air dan menghasilkan asam atau
basanya. Garam adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan dari reaksi netralisasi
antara asam dengan basa. Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi
penetralan, tetapi hasil reaksi ( garam ) tidak selalu bersifat netral ( dapat bersifat
asam maupun basa ). Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan
asam dan basa penyusunnya ( Teguh,2008 ).
Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang
larut bereaksi dengan air. Ada 4 Jenis garam yang diketahui, yaitu :
a. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, misalnya NaCl tidak
mengalami hidrolisis. Nilai pH = 7 ( bersifat netral )
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan
anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisi.
b. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, misalnya NH 4Cl
mengalami hidrolisis pada kationnya. Nilai pH < 7 ( bersifat asam )
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami
hidrolisis sebagian ( parsial ) dalam air. Garam ini mengandung kation asam
yang mengalami hidrolisis.
c. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, misalnya CH 3COONa
mengalami hidrolisis pada anionnya. Nilai pH > 7 ( bersifat basa ).
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami
hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang
mengalami hidrolisis.
d. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, misalnya CH3COONH4
mengalami hidrolisis sempurna baik kation maupun anionnya. Nilai pH-nya
tergantung harga Ka dan Kb.
Asam lemah dan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total
( sempurna ) dalam air. Baik kation maupun anionya dapat terhidrolisis dalam
air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini
bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi
dengan air ( Rahmat,2005:96-97 )
Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari garam dengan asam
lemahnya atau garam dengan basa lemahnya. Komposisi ini menyebabkan larutan
memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH jika kedalam larutan
ditambahkan sedikit asam atau basa. Hal ini disebabkan larutan penyangga
memiliki pasangan asam basa konjugasi ( konsep asam Lowry-Bronsted ) Dalam
kimia teori Bronsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang digagaskan
oleh Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923
secara terpisah. Dalam teori ini, asam Bronsted didefinisikan sebagai sebuah
molekul atau ion yang mampu “ melepaskan “ atau “ mendonorkan “ kation
hidrogen ( proton H+ ), dan basa Bronsted sebagai spesi kimia yang mampu
menarik atau menerima kation hidrogen ( proton ). ( Michael Purba,2000:78 )
Ciri-ciri asam dan basa Bronsted Lowry yaitu ketika sebuah senyawa yang
berperilaku seperti asam mendonorkan proton, haruslah terdapat basa yang
menerima proton tersebut. Sehingga konsep asam basa Bronsted-Lowry dapat
didefinisikan sebagai reaksi :
Asam + basa basa konjugasi + asam konjigasi
Basa konjugasi adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah asam
kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugasi adalah spesi yang dihasilkan
ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversible dan dapat berjalan
terbalik maupun ke depan. ( Yayan Sunarya dkk,2001:55 )

Sifat-sifat asam diantaranya :


a. terasa masam
b. bersifat korosif ( merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain )
c. memiliki pH < 7
d. memerahkan lakmus biru
e. dapat menghantarkan listrik ( asam kuat )
f. dapat menetralkan basa
g. jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hydrogen ( H+ )
contoh zat asam antara lain HCl, H2SO4, CH3COOH, dan lain-lain
sifat-sifat basa diantaranya :
a. terasa licin jika terkena kulit
b. membirukan lakmus merah
c. dapat menghantarkan arus listrik ( basa kuat )
d. jika dilarutkan dalam air melepaskan ion hidroksil ( OH- )
e. dapat menetralkan asam
contoh zat basa antara lain NaOH, air deterjen, alumininium hidroksida,
dan lain-lain.
Untuk mengenali sifat suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan
indikator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat yang dapat
memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya
perbedaan warna tersebut, indikator asam basa dapat digunakan untuk
mengetahui apa suatu zat termasuk larutan asam atau larutan basa. Salah satu
indikator asam basa yang praktis adalah kertas lakmus. Lakmus berasal dari
spesies lumut kerak yang dapat berbentuk larutan atau kertas. Lakmus yang
sering digunakan adalah kertas karena lebih sukar teroksidasi dan menghasilkan
warna yang jelas. Ada 2 jenis kertas lakmus yaitu :
1. kertas lakmus merah
kertas lakmus merah berubah menjadi berwarna biru dalam larutan
basa dan pada larutan asam atau netral warnanya tidak berubah ( tetap
merah )
2. kertas lakmus biru
kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah dalam larutan
asam dan pada larutan basa atau netral warnanya tidak berubah ( tetap
biru )

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :
 Plat tetes
 Pipet tetes
 Pipet ukur 25 ml
 Gelas kimia 100 ml
 Labu erlemeyer 100 ml
 Lumping dan alu
2. Bahan :
 Kertas lakmus
 Indicator universal
 Akuades
 Larutan NaCl 0,1 M
 Larutan NaOH 0,1 M
 Larutan NH4Cl 0,1 M
 Larutan NH4OH 0,5 M
 Larutan NH4Cl 0,5 M
 Air jeruk
 Air deterjen
 Larutan CH3COOH 0.1 M
 Larutan HCl 0,1 M
 Larutan NaHCO3 ,1 M
 Larutan H2SO4 0,1 M
 Larutan Na2CO3 0,1 M

D. CARA KERJA

1. Pengujian asam dan basa dengan kertas lakmus


a. Mengambil masing-masing 5 tetes larutan ( NaCl, NaOH, NH4Cl, H2SO4,
CH3COOH, HCl, Na2CO3, NH4OH, NaHCO3, HNO3, akuades, air jeruk, air air
deterjen ) ke dalam drop plat tetes.
b. Mengambil kertas lakmus, kemudian dicelupkan ke dalam tiap-tiap larutan.
c. Catat perubahan warna kertas lakmus.
d. Tentukan sifat larutan yang terbentuk.
2. Penentuan pH larutan buffer
2.1. Penentuan pH larutan buffer awal
a. Menyediakan 2 buah erlemeyer, masing-masing gelas diisi dengan 25 ml
larutan NH4OH 0,5 M dan 25 ml larutan NH4Cl 0,5 M.
b. Kedua larutan dicampurkan kemudian digoyang-goyang supaya larutan
homogeny.
c. Menentukan pH larutan tersebut dengan indikator universal. Kemudian
catat hasilnya.
2.2. Penentuan pH larutan buffer setelah penambahna asam atau basa
a. Membagi larutan ( 2.1. ) dengan volume masing-masing 25 ml ke dalam
erlemeyer.
b. Erlemeyer yang pertama ditambahkan 5 ml HCl 0,1 M
c. Erlemeyer yang kedua ditambahkan 5 ml NaOH 0,1 M
d. Menguji masing-masing pH dengan indikator universal, mencatat hasilnya.
3. Hidrolisis garam
a. Mengambil sebanyak 5 tetes masing-masing larutan NaCl, NH4Cl, Na2CO3
dalam drop plat tetes.
b. Mengecek masing-masing pH larutan dengan indikator universal.
c. Mencatat pH larutan, lalu menetukan sifat garam yang terbentuk.

E. DATA PENGAMATAN

1. Pengujian asam basa

No. Larutan Perubahan warna kertas lakmus Sifat larutan


(asam / basa / netral )
1. NaCl Biru biru , merah merah Netral
2. NaOH Biru biru , merah biru Basa
3. NH4Cl Biru merah , merah merah Asam
4. H2SO4 Biru merah , merah merah Asam
5. CH3COOH Biru merah , merah merah Asam
6. HCl Biru merah , merah merah Asam
7. Na2CO3 Biru biru , merah biru Basa
8. NH4OH Biru biru , merah biru Basa
9. NaHCO3 Biru biru , merah biru Basa
10. HNO3 Biru merah , merah merah Asam
11. Akuades Biru biru , merah merah Netral
12. Air jeruk Biru merah , merah merah Asam
13. Air deterjen Biru biru , merah biru Basa

2. Penentuan pH larutan buffer

Larutan pH awal pH setelah ditambah HCl pHsetelah ditambah NaOH


NH4OH 8 7 7
+
NH4Cl

3. Hidrolisis garam

Larutan pH Sifat garam Reaksi


( asam, basa, netral )
NaCl 7 Netral NaCl + H2O NaOH + H2 + Cl2
NH4Cl 6 Asam NH4Cl + H2O HCl + NH4OH
Na2CO3 10 basa Na2CO3 + H2O NaHCO3 + NaOH

F. ANALISIS DATA

Sampel yang diperoleh merupakan sampel yang sudah tersedia di laboratorium kimia.

G. PEMBAHASAN

Dalam teorinya telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa masam, sedangkan
basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam
dan basa dengan cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak
kulit ( korosif ) atau bahkan bersifat racun. Asam dan basa dapat dikenali dengan
menggunakan zat indicator, yaitu zat yang memberikan warna berbeda dalam
lingkungan asam dan lingkungan basa ( zat yang warnanya dapat berubah saat
berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa )

Reaksi antara NH4OH dan NH4Cl :

NH4OH + NH4Cl NH3Cl + H2O


Penyetaraan reaksi

NH4OH + NH4Cl NH3Cl + 2H2O


Reaksi antara NH4OH dan NH4Cl termasuk kedalam larutan buffer karena larutan
yang terbentuk mampu mempertahankan nilai pH awal yaitu > 7 walaupun
ditambahkan dengan larutan HCl ( pH menjadi 7 ) dan NaOH ( pH menjadi 7 ). pH
suatu larutan penyangga ditentukan oleh komponen-komponennya. komponen-
komponen itu dalam perbandingan membentuk perbandingan tertentu. Jika campuran
tersebut diencerkan , maka harga perbandingan komponen-komponennya tidak
berubah sehingga pH larutan juga tidak berubah. Larutan penyangga mempunyai
kemampuan mempertahankan pH walaupun ditambah sedikit asam atau basa. pH
larutan penyangga hanya berubah sedikit saja, sehingga perubahannya bisa diabaikan.
Berbeda dengan larutan netral yang ditambah sedikit asam atau basa maka akan
terjadi pergeseran pH yang cukup drastic., karena larutan telah berubah menjadi
asam/basa.

H. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Larutan dikatakan bersifat asam apabila mampu memerahkan kertas lakmus biru,
sedangkan dikatakan basa jika mampu membirukan kertas lakmus merah.
2. Campuran larutan 25 ml NH4OH 0,5 M dengan 25 ml NH4Cl 0,5 M memiliki pH
8 menghasilkan larutan basa.
3. Campuran antara NH4OH 0,5 M dengan NH4Cl 0,5 M setelah ditambahkan HCl
pHnya menjadi 7 dan setelah ditambahkan NaOH pHnya tetap 7. Hal ini
menunjukan bahwa campuran antara NH4OH 0,5 M dengan NH4Cl 0,5 M
merupakan larutan buffer karena walaupun sudah ditambahkan sam maupun basa
pHnya masih berada kisaran antara pH awalnya.
4. Pada percobaan ketiga menunjukan larutan NaCl bersifat netral, larutan NH4Cl
bersifat asam, dan larutan Na2CO3 bersifat basa

Saran : pengenalan dan pemahaman tentang asam dan basa sangat diperlukan karena
asam dan basa ada di sekitar kita. Dengan mengetahui asam dan basa beserta tingkat
asam dan kebasaan senyawa tersebut diharapkan dapat memudahkan manusia dalam
berbagai studi ilmu yang menyejahterakan manusia itu sendiri. Di dalam praktikum
asam dan basa diharapkan lebih berhati-hati karena menggunakan senyawa-senyawa
yang mempunyai dampak masing-masing bagi tubuh manusia . ketepatan dan
ketelitian terhadap semua unsur dalam penelitian sangat dibutuhkan demi
mendapatkan hasil yang maksimal. Jangan menyerah dalam eksperimen kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Michael Purba, 2000. Kimia Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Rahmat. 2005. Kimia. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
Yayan Sunarya dkk. 2001. Praktikum Kimia Dasar. Bandung: Kimia FPMIPA UPI.
Keena,C.W.,Kleinfelter,D.C.,Wood,J.H.,dan Pudjaatmaka,A.H.,1992,Ilmu Kimia untuk
Universitas, Edisi Keenam,Erlangga,Jakarta.
Teguh,S.,2008,Ilmu Pengetahuan Alam I untuk SMP/MTs Kelas VII,Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional,Jakarta.

Surakarta, 23 Desember 2019

Mengetahui,

Dosen Praktikum
LAMPIRAN :

Anda mungkin juga menyukai