Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
B. Tujuan Percobaan
Mahasiswa diharapkan dapat melakukan titrasi asam-basa dengan
menggunakan indikator.
C. Landasan Teori
Istilah asam berasal dari kata Latin acidus (asam), yang berkaitan dengan
kata acer (tajam) dan acetum (cuka). Cuka adalah larutan air dari asam asetat.
Sedangkan istilah alkali (basa) berasal dari bahasa Arab al-qali, yaitu abu dari
suatu tanaman yang berkaitan dengan daerah rawa garam dan padang pasir.
Sebelumnya, sumber kata dari basa adalah abu hasil pembakaran kayu. Sudah
lama diketahui sifat yang mencolok bahwa asam dan basa dapat saling
menetralkan dan membentuk senyawa yang disebut garam. Sifat yang berkaitan
erat dengan asam adalah rasanya asam, rasa seperti ditusuk jarum apabila terkena
kulit, kemampuannya melarutkan sebagian besar logam (bersifat korosif),
kemampuannya melarutkan batu kapur dan mineral karbonat lainnya, serta
memiliki pH kurang dari 7. Basa memiliki rasa pahit atau rasa logam dan licin,
sifat dasar basa banyak ditemukan pada sabun dan zat pembersih peralatan rumah
tangga lainnya, memiliki pH lebih dari 7.
Setiap spesies yang menurut teori Arrhenius adalah asam, tetap asam dalam
teori Brønsted– Lowry. Hal yang sama untuk basa.
Berdasarkan daya ionisasinya, larutan basa dibedakan atas basa kuat dan basa
lemah
1. Basa kuat, yaitu basa yang dapat terionisasi sempurna di dalam air (α =1 ¿
2. Basa lemah adalah basa yang hanya terionisasi sebagian di dalam air
sehingga nilai α-nya kecil.
E. Prosedur Kerja
1. Isi buret dengan larutan NaOH sebanyak 50 mL.
2. Dengan menggunakan pipet ukur 10 m, masukkan 10 mL larutan HCl ke
dalam labu erlenmeyer, ukur pH larutan dengan menggunakan indicator
universal, catat berapa ukuran pH yang didapatkan, kemudian tambahkan 3
tetes indikator phenolftalein .
3. Teteskan lagi 1 mL larutan NaOH dari buret kedalama larutan HCl dengan
hati-hati, ukur pH larutan dan catat lagi hasil pH yang telah didapatkan.
4. Teteskan larutan NaOH kedalam labu erlenmeyer hingga berubah warna
menjadi pink muda, ukur pH larutan dan catat pH berapa yang didapatkan.
5. Langkah terakhir dengan meneteskan atau menambahkan larutan NaOH ke
dalam larutan HCl sebanyak 1 mL, ukur ph dan catat berapa yang telah
didapatkan.
6. Ulangi lagi prosedur di atas untuk melakukan titrasi ke-2 dan ke-3.
F. Hasil Pengamatan
Titrasi larutan asam klorida (HCl) dengan larutan natrium hidroksda (NaOH).
Aktivitas I II III
a. pH larutan HCl sebelum penambahan NaOH 1 1 1
b. pH larutan HCl saat penambahan 1 mL NaOH 1 1 1
c. pH larutan saat mencapai titik ekivalen 10 10 10
d. ph larutan saat melewati titik ekivalen 13 13 13
G. Analisis Data
a. pH larutan sebelum penambahan NaOH
Diketahui : MHCl = 0,1 M
VHCl = 10 mL = 0,1 L
Ditanyakan : pH …?
Penyelesaian :
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)
[H+] = M×a
= 0,1 M × 1
= 0,1 M
= 10-1 M
pH = - log [H+]
= - log 10-1
=1
b. pH saat penambahan 1 ml NaOH 0,2 M dalam 10 ml HCl 0,1 M
Diketahui :
MNaOH = 0,2 M
VNaOH = 1 mL = 0,001 L
MHCl = 0,1 M
VHCl = 10 mL = 0,01
Ditanyakan : pH… ?
Penyelesaian :
mol HCl = MHCl × VHCl
= 0,1 mmol/ml × 0,01 liter
= 1 mmol
= 1 x 10-3mol
mol NaOH = MNaOH x VNaOH
= 0,2 mmol/ml x0,001 liter
= 0,2 mmol
= 0,2 x 10-3mol
n sisa
M [HCl] sisa =
v total
0,0008 mol
=
( 0,01+ 0,001 ) liter
0,0008 mol
=
0,011 liter
[H+] = 7,27 x 10-2M
pH = -log [H+]
= -log [7,27 x 10-2]
= 2 - log 7,27
= 1,14
Jadi, pH yang diperoleh 1,14. Dimana pH larutan tersebut <7 maka larutan
tersebut bersifat asam.
c. pH larutan saat mencapai titik ekivalen
Diketahui : M HCl = 0,1 M
M NaOH = 0,2 M
V HCl = 10 mL
= 0,01 L
VHCl = 10 mL
VNaOH = 5 mL
Ditanyakan : pH . . . . . ?
Penyelesaian :
n HCl =M×V
= 0,1 mol/liter x 0,01 liter
= 0,001 mol
n NaOH= M × V
= 0,2 mol/liter x 0,005 liter
= 0,001 mol
Pada reaksi diatas asam (HCl) dan basa (NaOH) tepat habis bereaksi maka pada titik
ini disebut titik ekivalen yang memiliki pH = 7
n NaOH = M . V
= 0,2 mol/liter x 0,006 liter
= 1,2 x 10-3mol
HCl (aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
n mula-mula = 0,001 mol 0,0012 mol - -
n reaksi = 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol
n sisa = - 0,0002 mol 0,001 mol 0,001 mol
n sisa
M NaOH sisa =
V total
0,0002 mol
=
( 0,01+ 0,006 ) liter
0,0002mol
=
0,016 liter
= 1,25 x 10-2M
[OH-] = M × a
= 0,0125 M × 1
= 1.25 x 10-2 M
= 2 – log [1,25]
= 1,91
pH = 14 – pOH
= 14 – 1,91
= 12,09
Jadi pH larutan tersebut saat melewati titik ekivalen yaitu 12,09 dan
bersifat basa.
H. Pembahasan
Percobaan kali ini bahan yang digunakan adalah larutan NaOH yang dimana
larutan ini bersifat basa kuat dengan larutan HCl yang merupakan larutan yang
bersifat asam kuat. Percobaan ini pertama-tama dilakukan dengan memasukkan 1
ml NaOH dari buret kedalam larutan HCl. Namun semebul itu larutan HCl
tersebut ditetesi dengan indikator fenoftalein. Fungsi dari penetesan indikator
fenoftalein ini adalah untuk mengetahui kapan reaksi akan terjadi setelah
mencapai titik akhir. Adapun penambahan 1 ml larutan NaOH ke dalam larutan
HCl yaitu untuk mengetahui pH suatu larutan sebelum larutan tersebut mencapai
titik ekuivalen, yang secara teoritis titik ekuivalen berada pada pH = 7.
Larutan pH yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran dari larutan
HCl dan NaOHyang dibuat dari pH 1-10. Larutan masing-masingpH dibuat
dengan mencampurkan larutan HCl dan NaOH sampai diperoleh pH yang
diinginkan
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga
Titik ekivalen adalah titik dimana asam kuat dan basa kuat tepat habis
bereaksi.
VHCl = 10 mL
VNaOH = 5 mL
Ditanyakan : pH . . . . . ?
Penyelesaian :
n HCl =M×V
= 0,1 mol/liter x 0,01 liter
= 0,001 mol
n NaOH= M × V
= 0,2 mol/liter x 0,005 liter
= 0,001 mol
HCl (aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
n mula-mula = 0,001 mol 0,001 mol - -
n reaksi = 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol
n sisa = - - 0,001 mol 0,001 mol
Pada reaksi diatas asam (HCl) dan basa (NaOH) tepat habis bereaksi maka pada titik
ini disebut titik ekivalen yang memiliki pH = 7
n NaOH = M . V
= 0,2 mol/liter x 0,006 liter
= 1,2 x 10-3mol
HCl (aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
n mula-mula = 0,001 mol 0,0012 mol - -
n reaksi = 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol
n sisa = - 0,0002 mol 0,001 mol 0,001 mol
n sisa
M NaOH sisa =
V total
0,0002 mol
=
( 0,01+ 0,006 ) liter
0,0002mol
=
0,016 liter
= 1,25 x 10-2M
[OH-] = M × a
= 0,0125 M × 1
= 1.25 x 10-2 M
= 2 – log [1,25]
= 1,91
pH = 14 – pOH
= 14 – 1,91
= 12,09
Jadi pH larutan tersebut saat melewati titik ekivalen yaitu 12,09 dan bersifat
basa.
3.5
2.5
pH larutan
1.5
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12 14
volume NaOH (mL)
Dokumentasi
(pH = 1)