Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Disusun Oleh:

Nama : Fernando Sahat Pangihutan Siregar

NPM : E1G020080

Prodi : Teknologi Industri Pertanian

Kelompok :-

Hari/Tanggal : Selasa/10 November 2020

Jam : 12.00-01.00

Dosen : 1.Dra. Devi Silsia. M.Si

2. Dra. Syafnil. M.Si

Ko-Ass :-

Objek Praktikum : pH ASAM-BASA DAN GARAM

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
BAB I

1.1 Latar Belakang

Dalam setiap praktikum kita melakukan pengukuran suatu larutan dengan menggunakan
pH. pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu larutan.
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari, larutan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam, basa dan netral. Asam adalah
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil
dari 7 atau suatu zat yang dapat memberi proton (ion H +) kepada zat lain (yang disebut basa),
atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Basa adalah senyawa kimia yang
menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7 atau
basa adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga
membentuk senyawa netral (tidak bermuatan).
Garam ialah senyawa yang sering juga kita temui bahkan kita konsumsi , garam yang kita
konsumsi pada umumnya merupakan senyawa NaCl hasil persenyawaan dari ion natrium (Na+)
dan ion klorida (Cl-). banyak sekali jenis garam yang ada di muka bumi ini namun garam-garam
tersebut terbentuk berdasarkan jenis reaksi yang berbeda-beda dan berdasarkan sifat keasaman
dan kebasaannya.
Dari sekian banyak jenis garam yang ada tentunya ada yang terhidrolisis dan tidak
tergantung dari jenis reaksinya. pada garam yang mengalami hidrolisis terdapat pH yang
berbeda-beda, dan ini perlu diketahui pH nya karena akan berpengaruh terhadap kemampuan
berionisasinya

1.1 Tujuan Percobaan


Ada beberapa tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal
2. Mahasiswa dapat menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH
BAB II

Teori asam basa yang banyak digunakan dalam mempelajari kimia antara lain teori asam-
basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-lawry, dan teori asam basa G.N.Lewis.
Menurut Bronsted-Lawry, asam adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang dapat
mendonorkan suatu proton kepada spesies kimia yaang lain atau dengan kata lain sebagai proton
donor. Basa adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang dapat menerima suatu proton
dari spesies kimiayang lain atau dengan kata lain sebagai akseptor.
Menurut Lewis, asam adalah suatu spesies yang dapat menerima elektron bebas, sedangkan
basa adalah suatu spesies yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas.
Sedangkan menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang apabila terlarut dalam air dapat
menghasilkan ion H+ (atau H3O+). Basa adlah suatu zat yang apabila terlarut dalam airdapat
mengahasilak ion OH-.
Sifat asam-basa suatu larutan dapat ditunjukkan dengan mengukur pH-nya. pH adalah
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam
mempunyai pH < 7, larutan basa mempunyai Ph > 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH =
7. pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan (indikator universal atau dengan pH-meter).
Berkenaan dengan teori asam-basa, sifat larutan yang penting adalah kekuatan asam dan
kekuatan basa. Kekuatan asam dan basa dapat diketahui dari ph larutan atau dengan
menggunakan indikator asam-basa.
Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam
larutan asam dan basa misalnya kertas lakmus. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan yang
bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. 
Senyawa asam dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam kuat, asam lemah, basa
kuat dan basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion
H ⁺, sedangkan kekuatan basa ditentukan oleh kemampuan menghasilkan OH ⁻. Banyaknya ion
H ⁺ atau ion OH⁻ yang dihasilkan, ditentukan oleh derajat ionisasi.

Keasaman suatu larutan disebabkan adanya ion H+. Konsentrasi ion hidronium [H+] dalam
larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat menenukan sifat-sifat larutan, terutama
larutan dalam air. Menurut penelitian, konsentasi ion H+ harganya sangat kecil, sehingga untuk
menghindari kesulitan dari penggunaan angka-angka yang terlalu kecil,maka pada tahun 1909
S.P.I Sorensen mengusulkan konsep Ph ( pangkat ion hydrogen) untuk menyatakan skala
konsentrasi ion H+ suatu larutan.
Reaksi suatu laritan asam denga dicampurkan dengan larutan basa adalah sebagai berikut:
HA → H ⁺ + A ⁻

LOH → L ⁺ + OH ⁻

Oleh karena nilai tetapan ionisasi air (Kw) relatif sangat kecil, maka sudah dapat
dipastikan bahwa ion H+ dariiasam akan bereaksi dengan ion OH-  dari basa membentuk air.
H ⁺ + OH ⁻ → H2O

Itulah sebabnya reaksi asam dengan basa disebut reksi penetralan. Pembawa sifat asam
(H+) bereaksi dengan pembawa sifat basa (OH-) membawa air yang bersifat netral. Selanjutnya
yang terjadi dengan ion negatif sisa asam dan ion positif sisa basa yaitu Ion-ion tersebut akan
bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Jadi reaksi asam dengan basa
menghasilkan garam dan air, sehingga reaksi asam dengan basa bisa juga disebut sebagai reaksi
penggaraman.
Asam + Basa → Garam + air

Kekuatan Asam Dan Basa


Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan asam tersebut untuk menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan derajat ionisasi atau konstanta asam asam, dan kekuatan suatu basa
(hidroksida / OH-) ditentukan oleh kemampuan basa untuk menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Faktor yang menentukan kekuatan relatif asam asam basa adalah :
1. Asam Kuat :
Asam yang terionisasi sempurna, sehingga bersifat sebagai elektrolit kuat.
Ka > 10-2, contoh :HCL, H2SO4,H2SO3,HNO3

2. Asam Lemah
Asam yang terionisasi sebagian,sehinggah bersifat elektrolit lemah
Ka < 10-2, contoh : HCN, HCLO, HF, HNO2
3. Basa Kuat
Basa yang terionisasi sempurna,sehingga bersifat elektrolit kuat
Kb > 10-2 contoh NaOH, Ca(OH)2
4. Basa Lemah
Basa yang terionisasi sebagian,sehingga bersifat elektrolit lemah
Kb < 10-2, contoh : NH4OH, N2H5OH,
Sifat-sifat asam:

1. Rasanya masam ketika dilarutkan dalam air


2. Asam terasa menyengat saat disentuh, terutama bila asam tersebut adalah asam kuat
3. Dari segi reaktivitasnya, asam bereaksi kuat dengan kebanyakan logam, atau bersifat
korosif terhadap logam
4. Dari segi daya hantar listriknya, asam walaupun tidak selalu ionik, ia bersifat elektrolit
atau dapat menghantarkan arus listrik. (Syurki 2003)
Sifat-sifat basa:

1. Rasanya pahit
2. Terasa licin seperti sabun saat disentuh
3. Dari segi reaktivitasnya, senyawa basa bersifat kaustik yaitu dapat merusak kulit jika
senyawa basa tersebut berkadar tinggi
4. Basa juga merupakan senyawa elektrolit atau dapat menghantarkan arus listrik ((Petrucci,
R. H. dan Suminar, 1987).

Garam dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :

1. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat


2. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
4. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat

1. Tabung reaksi
2. Erlemeyer volume 50/100 ml
3. Pipet ukur 10 ml
4. Pipet ukur 5 ml
5. Kaca arloji
6. Corong kaca
7. Rak tabung reaksi
8. Pipet biasa
3.1.2 Bahan

1. pH indikator universal
2. HCl
3. H2SO4
4. HCH3COO
5. NaOH
6. NH4OH
7. NaCH3COO
8. Asam borak
9. NH4Cl
10. Na2SO3
11. NaCl

3.2 Prosedur Kerja


1. Bersihkan 10 buah tbung reaksi dengan deterjen dan keringkan
2. Letakkan di rak tabun reaksi dengan mulut tabung ke atas
3. Pipet lebih kurang 2 mL larutan yang telah tersediakan ke dalam masing-masing tabung
reaksi.
4. Tentukan pH dengan menggunakan kertas pH indikator universal
5. Hitung konsentrasi masing-masing larutan di atas (dalam laporan lengkap)

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Nama
No pH Golongan Konsentrasi (molaritas)
larutan
1 HCl 1 Asam Kuat [H+]= 1 X 10-1 M

2 H2SO4 2 Asam Kuat [H+]= 1 X 10-2 M

3 CH3COOH 6 Asam Lemah [H+]= 1 X 10-6 M

4 NaOH 13 Basa kuat [OH+]= 1 X 10-1 M

5 NH4OH 11 Basa Lemah [OH-]= 1 X 10-3 M

6 Asam borak 5 Asam Lemah [H+]= 1 X 10-3 M

7 NaCL 7 Garam dari basa kuat


dan basa kuat 1 X 10-7 M

8 NH4Cl 5 Garam dari asam kuat [H+]= 1 X 10-5 M


dan basa lemah
[OH+]= 1 X 10-9 M

9 NaCH COO
3 10 Garam dari asam lemah [H+]= 1 X 10-10 M
dan basa kuat
[OH-]= 1 X 10-3 M
10 Na SO4
2 7 Garam dari asam kuat
dan basa kuat 1 X 10-7 M

BAB V

PEMBAHASAN

1. HCI > H+ + CI- ( Asam Kuat ) PH= 1


Jawab: PH= -log [H+]

1= -log [H+]

-log 10-1= -log [H+]

[H+]= 10-1 M

2. H2SO4 > 2H+ + SO24 ( Asam Kuat ) PH= 2


Jawab: PH= -log [H+]
2= -log [H+]
-log 10-2= -log [H+]
[H+]= 10-6 M
3. CH3COOH > CH3COO- + H+ ( Asam Lemah ) PH= 6
Jawab: PH= -log [H+]
1= -log [H+]
-log 10-6= -log [H+]
[H+]= 10-6 M
4. NaOH > Na+ + OH- ( Basa Kuat ) PH= 13 Maka pOH= 1
Jawab: POH= -log [OH-]
1= -log [OH-]
-log 10-1= -log [OH-]
[OH-]= 10-3 M

5. NH4OH > NH4+ + OH- ( Basa Lemah ) PH= 11 Maka pOH= 3


Jawab: POH= -log [OH-]
3= -log [OH-]
-log 10-3= -log [OH-]
[OH]= 10-3

6. H3BO3 > 3H+ + BO3-3 ( Asam Lemah ) PH= 5


Jawab: PH= -log [H+]
5= -log [H+]
-log 10-5= -log [H+]
[H+]= 10-5 M
7. NaCL > Na+ + CL- ( Garam Larut ) PH= 7
Jawab: PH + POH= 14
POH= 14 – PH
POH= 14 – 7
POH= 7

PH= -log [H+] POH= -log [OH-]


7= -log [H+] 7= -log [OH-]
-log 10-7= -log [H+] -log 10-7= -log [OH-]
[H+]= 10-7M [OH]= 10-7 M

8. NH4CI > NH4+ + CI- ( Garam bersifat asam ) PH= 5


Jawab: pH + POH = 14
POH= 14 – PH
POH= 14 – 5
pOH= 9

pH= -log [H+] pOH= -log [OH-]


5= -log [H+] 9= -log [OH-]
-log 10-5= -log [H+] -log 10-9= -log [OH-]
[H+]= 10-5 M [0H-]= 10-9 M
9. NaCH3COO > Na+ + CH3COO ( Garam bersifat basa ) PH= 10
Jawab: pH + pOH= 14
pOH= 14 – pH
pOH= 14 – 7
pOH= 7

pH= -log [H+] pOH= -log [OH-]


7= -log [H+] 7= -log [OH-]
-log 10-7= -log [H+] -log 10-7= -log [OH-]
[H+]= 10-7 M [OH-]= 10-7 M

10. Na2SO4 > 2Na+ + SO2-4 ( Garam netral ) PH= 7


Jawab: pH + pOH= 14
pOH= 14 – pH
pOH= 14 – 7
pOH= 7

pH= -log [H+] pOH= -log [OH-]


7= -log [H+] 7= -log [OH-]
-log 10-7= -log [H+] -log 10-7= -log [OH-]
[H+]= 10-7 M [OH-]= 10-7 M

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan dari hasil praktikum ini yaitu :
1. Asam menghasilkan ion hidrogen dalam air sedangkan basa menghasilkan ion
hidroksida dalam air.
2. Konsentrasi larutan yang dihitung adalah konsentrasi H+ dalam larutan tersebut yang
dinyatakan dengan pH.
3. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan asam untuk menghasilkan ion hidrogen
(H+) dan derajat ionisasi atau konstanta asam.
4. Kekuatan basa ( hidroksida/ OH-) ditentukan oleh kemampuan basa untuk
menghasilkan ion hidroksida (OH-) atau derajat ionisasi atau konstanta basa
5. Faktor yang mempengaruhi kekuatan relatif asam-basa yaitu kepolaran, ukuran atom
muatan dan bilangan oksidasi.
6. Bila asam direaksikan dengan basa akan terbentuk garam. Bila garam-garam itu
dilarutkan di dalam air, larutan tidak selalu netral karena sebagian anion dan kation
dari larutan garam atau keduanya dapat beraksi dengan air,reaksi ini disebut
hidrolisis/hidrilisa.

6.2 Saran
Saran dalam percobaan ini,Praktikan harus mengikuti aturan praktikum dengan baik,
agar praktikum berjalan dengan secara kondusif.Dan praktikan harus teliti dalam meneliti pH
suatu larutan karena PH suatu larutan sangatlah berpengaruh terhadap penggolongan suatu
zat.Praktikan juga harus dapat menghitung PH serta dapat mengidentifikasi senyawa berupa
asam,basa,dan garam.

DAFTAR PUSTAKA

Penuntun Praktikum Kimia.Fakultas Pertanian.2013.Bengkulu:UNIB


1. http://ilmupengetahuanalam.com/pengertian-asam-basa-dan-garam.html
2. http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Kimia/Materi:Asam,_Basa,_Garam
3. Petrucci, R. H. dan Suminar, 1987, Teori Asam Basa, Jakarta:Erlangga
4. Syurki.2003.Kimia,Cara Menentukan PH Asam-Basa dan Garam,Medan: Erlangga
5. http://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-2-asam-basa-dan-garam/

Anda mungkin juga menyukai