Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan rasa pahit, getir, asam, asindan
manis pada makanan atau minuman yang kita cicipi, bukan? Pada dasarnya rasa makanan,
minuman atau zat tertentu yang terasa asam, pahit, getir, asin dan manis disebabkan karena
sifat zat tersebut, yaitu sifat yang berkaitan dengan asam, basa dan garam. Rasa asam terkait
dengan suatu zat yang dalam ilmu kimia digolongkan sebagai asam. Rasa pahit terkait dengan
bahan lain yang digolongkan sebagai basa. Namun,tidak semua yang mempunyai rasa pahit
merupakan basa. Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan
basa, maka kedua zat itu saling menetralkan, sehingga sifat asam dan basa dihilangkan. Hasil
reaksi antara asam dengan basa kita sebut garam. Adapun rasa manis terkait dengan
kehadiran sifat asam dan basa secara bersama-sama.
Asam dan basa merupakan zat yang penting dalam ilmu kimia. Dalam kehidupan kita
sering menjumpai asam dan basa dalam penggunaanya di kehidupan contohnya membuat
acar dan asinan dengan menggunakan cuka,  pembersihan menggunakan air abu
,vitamin,pembuatan kue kering,menggunakan soda kue.
Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu
bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan basa memiliki sifat –sifat yang
berbeda sehingga hal ini mempermudah dalam menentukan jenis larutan suatu zat tersebut.
Yang pertama menggunakan indikator warna, yang menunjukkan sifat suatu zat ,kemudian
dengan pengukuran ph nya.
1.2    Tujuan
1.      Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator Universal
2.      Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam,
dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut dengan korosif.
Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai indicator
sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat
mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Apabila suatu larutan memiliki (H+) sama
dengan (OH-) walaupun bukan air murni larutan tersebut dikatakan netral. Asam adalah zat
yang menyebabkan (H+) lebih besar daripada (OH-) sedang basa adalah zat yang
menyebabkan (OH-) lebih besar daripada (H+). Dalam larutan asam kita anggap bahwa (H+)
berasal dari asamnya, dan (H+) dari air diabaikan. Dalam larutan basa kita anggap bahwa
(OH-) berasal dari basanya, dan (OH-) dari air diabaikan ( Kasmadi dan Luhbandjono,2006).
Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat
menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun
memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk
berbagai keperluan.Sebagai indicator sederhana senyawa basa dapat dipergunakan kertas
lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru (Svante,1887). 
Asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion
hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dan akan bersifat asam bila
sudah larut ke dalam air. Sedangkan basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan)
daapt menghasilkan ion OH-. Umumnya basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung
gugus hidroksida (OH-) di dalamnya. Penjelasan tentang asam dan basa menurut Svante
Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan tentang sifat asam basa pada larutan yang
bebas air atau pelarutnya bukan air. Misalnya asam asetat akan bersifat asam bila dilarutkan
kedalam air tetapi ternyata sifat asam tersebut tidak tampak ketika dilarutkan dalam benzene.
Dari kenyataan tersebut, Johannes Brosted dan Thomas Lowry secara terpisah mengusulkan
bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu larutan adalah ion H+ atau
Proton (Sudarmo,2006).
            pH adalah derajat keasaman untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang
dimiliki oleh suatu larutan ph didefinisikan sebagai inus logaritma dari aktivitas ion hidrogen
dalam larutan .Ph merupakan kuantitas tak berdimensi . ph umunya diukur menggunakan
elektroda gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara elektron yang sensitif dengan
aktivitas ion hidrogen dengan elektroda referensi ( charles,1984)
Sifat asam basa suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator kertas lakmus
yaitu melalui indikator warna yang aka menunjjukan sifat dari suatu larutan misalnya
lakmus ,akan berwarna merah dalam larutan yang brsifat asam dan akan berubah menjadi
biru dalam larutan yang bersifat basa, sifat asam basa juga dapat ditentukan dengan
mengukur Ph-nya. Ph merupakan indikator yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan. Larutan asam memiliki ph kurang dari 7, larutan bas memiliki ph lebih dari
7, sedangkan larutan netral memiliki ph = 7 (Ralp H Petrucci,1987).
Menurut teori Stave August Arrhenius (1859-1927) asam adalah zat yang melepaskan
ion H+ dan basa merupakan zat yang menghasilkan ion hidroksida OH- ( Hiskia,1998).

CARA MENENTUKAN PH SUATU LARUTAN

peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan pH antara lain rambut yang terbelah.
Kelainan ini berupa terbelahnya batang rambut berawal dari ujung rambut sampai pangkal
rambut. Kerusakan ini terjadi akibat penggunaan zat-zat kimia memiliki pH tinggi yang
mengakibatkan kekeringan di kulit rambut atau karena menurunnya kualitas keratin rambut
sejak pertumbuhannya. Belahan rambut yang terjadi di ujung-ujung rambut saja dapat diatasi
dengan menggunting bagian rambut yang terbelah. Belahan yang terlalu panjang dapat diatasi
dengan pemakaian conditioner. Bagaimana kita bisa mengetahui suatu zat kimia memiliki pH
tinggi? Bagaimana cara menentukan pH suatu zat kimia atau larutan kimia?
Derajat keasaman atau Potenz Hydrogen (pH) suatu larutan dapat ditentukan
menggunakan indikator universal dan pH meter.

Indikator Universal
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam
yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.

1) Indikator Kertas (Indikator Stick)


Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini
dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator
dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta
warna yang tersedia.
 2) Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil
Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih
dari 7 warnanya menjadi kuning. Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin
(Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah
anggur apabila pH larutan di atas 10 (Gambar berikut).
 

3. Potenz Hydrogen (pH) Meter


Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan
alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul
angka skala yang menunjukkan pH larutan.
BAB III
METODOLOGI
3.1  Alat dan Bahan
        Alat                                                                           Bahan
·         Pipet Tetes                                                             HCl
·         Gelas Ukur                                                             S 
·         pH Indikator Universal                                          NaC COO
NaOH
                                                                                    C COOH  
                                                                                     NaCl
                                                                                     N Cl
                                                                                     N S 

3.2  Cara Kerja


·         Membersihkan8 buah tabung reaksi dengan deterjen dan keringkan
·         Meletakkandi rak tabung reaksi dengan mulut tabung keatas
·         Pipet lebih kurang 2 mL larutan yang telah disediakan kedalam masing-masing tabung
reaksi.
·         MenentukanpH dengan menggunakan kertas pH indikator universal
·         Menghitungkonsentrasi masing-masing larutan diatas (dalam laporan lengkap)
BAB  IV
HASIL PENGAMATAN

Konsentrasi
NO Nama larutan pH Golongan
(molaritas)
1 HCl 1 Asam Kuat 0,1 M
2 1 Asam Kuat 0,1 M
3 NaCH3COO 10 Basa Kuat 0,0001 M
4 NaOH 11 Basa Kuat 0,001 M
5 C  2 Asam Lemah 0,01M
6 NaCl 6 Asam Lemah 0,000001 M
7 N  5 Asam Lemah 0,000001 M
8 N  8 BasaLemah 0,000001 M

Penentuan Konsentrasi
1.      Diketahui PH larutan HCL adalah 1
Tentukan konsentrasi dari larutan HCL tersebut!
Penyelesaian :
PH = 1
[H+] = 1 – log 1
            [H+] = - log 10-1
[H+] = 10-1 M = 0, 1 M
2.       Diketahui pH larutan  H2SO4 adalah 1
Tentukan konsentrasi dari larutan H2SO4 tersebut!
            Penyelesaian :
pH = 1
[H+] = 1 – log 1
            [H+] = - log 10-1
[H+] = 10-1 M = 0, 1 M
3.      Diketahui pH larutan NaC  adalah 10
Tentukan konsentrasi dari larutan NaC  tersebut !
Penyelesaian :
pH =  14 – pOH
pOH = 14 – pH
pOH = 14 – 10
pOH =  4 – log 1
[OH¯  = - log 
[OH¯] =  = 0,0001 M

4.      Diketahui PH larutan NaOH adalah 11


Tentukan konsentrasi larutan NaOH tersebut!
Penyelesaian :
pH = 11
pH = 14 – pOH
pOH = 14 – pH
pOH = 14 – 11
pOH = 3 – log 1
[OH¯]= - log 
[OH¯] =  = 0,001 M
5.      Diketahui pH larutan CH3COOH  adalah 2.
Tentukan konsentrasi dari larutan CH3COOH tersebut!
PH = 2
[H+] = 2 – log 1
[H+] = - log 10-2
[H+] = 10-2 M = 0,01 M
6.      Diketahui PH larutan NaCl adalah 6.
Tentukan konsentrasi larutan NaCl tersebut!
Penyelesaian :
PH = 6
[H+] = 6 – log 1
[H+] = - log 10-6
[H+] = 10-6 M = 0, 000001 M
7.       Diketahui pH larutan NH4Cl adalah 6.
Tentukan kosentrasi larutan NH4Cl tersebut!
pH = 6
[H+] = 6 – log 1
[H+]  = - log 10-6
 [H+]  = 10-6 M = 0, 000001 M
8.      Diketahui PH Na2SO3 larutan adalah 8
Tentukan konsentrasi dari larutan Na2SO3 tersebut!
Penyelesaian :
pH = 8
pH = 14 – pOH
pOH = 14 – pH
pOH = 14 – 8
pOH = 6 – log 1
[OH¯] = - log 10-6
[OH¯] = 10-6 M = 0,000001 M
BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan kita dapat menggolongkan suatu
larutan, apakah larutan tersebut termasuk basa kuat atau basa lemah, asam kuat ataupun asam
lemah . selain itu kita juga dapat mennghitung konsentrasi larutan. Berdasarkan hasil
praktikum yang telah dilakukan :
1.      Larutan HCl
Larutan ini termasuk kedalam golongan asam kuat dengan pH nya adalah 1 .kita dapat
menghitung konsentrasi dari larutan HCl dengan menggunakan rumus asam kuat yaitu [H+].
Konsentrasi  yang diperoleh dari larutan HCl adalah 0,1 M
2.      Larutan H2SO4
Larutan ini termasuk kedalam golongan asam kuat dengan pH nya adalah 1 . kita dapat
menghitung konsentrasi dari larutan ini dengan menggunakan rumus asam kuat yaitu [H+].
Konsentrasi yang diperoleh dari larutan ini adalah 0,1 M
3.      Larutan NaCH3COO
Larutan ini termasuk kedalam golongan basa kuat dengan pH nya adalah 10. Kita dapat
menghitung konsentrasi dari larutan ini dengan menggunakan rumus basa  yaitu [OH¯].
Konsentrasi yang diperoleh dari larutan ini adalah 0,0004 M.
4.      Larutan NaOH
Larutan ini termasuk kedalam golongan basa kuat dengan pH nya adalah 11. Kita dapat
menghitung konsentrasi dari larutan ini dengan menggunakan rumus basa yaitu [OH¯].
Konsentrasi yang diperoleh dari larutan ini adalah 0,001 M.
5.      Larutan CH3COOH
Larutan ini termasuk kedalam golongan asam lemah dengan pHnya adalah 2. Kita dapat
menghitung konsentrasi dari larutan ini dengan menggunakan rumus asam yaitu [H+].
Konsentrasi yang diperoleh dari larutan ini adalah 0,01 M.
6.      Larutan NaCl
Larutan ini termasuk kedalam golongan asam lemah dengan pH nya adalah 6. Kita dapat
menghitung konsentrasi dari larutan ini dengan menggunakan rumus [H+]. Konsentrasi yang
diperoleh dari larutan ini adalah 0,000001 M.
7.      Larutan NH4Cl
Larutan ini termasuk kedalam golongan asam lemah dengan pH nya adalah 5. Kita dapat
menghitung konsentrasi dari larutan ini dengan menggunakan rumus [H+]. Konsentrasi yang
diperoleh dari larutan ini adalah  0,000001 M
8.      Larutan N 
Larutan ini termasuk kedalam golongan basa lemah dengan pH nya adalah 5. Kita dapat
menghitung konsentrasi dari larutan ini dengan menggunakan rumus [OH¯]. Konsentrasi
yang diperoleh dari larutan ini adalah  0,000001 M
Pembahasan, Kimia - Apakah suatu larutan bersifat asam atau basa dapat kita ketahui kalau
kita mempunyai alat untuk mendeteksinya. Dalam pendeteksian ini, ada beberapa alat yang
dapat digunakan. Agar kalian tahu lebih jelas tentang alat itu, simak penjelasan.

1. Konsep pH (Derajat Keasaman) [1]

Dari uraian tetapan kesetimbangan air dapat disimpulkan bahwa besarnya [H+] dalam suatu
larutan merupakan salah satu ukuran untuk menentukan tingkat keasaman suatu larutan.
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910, seorang ahli
dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana.
Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita kenal dengan
skala pH. Harga pH berkisar antara 1 – 14 dan ditulis:

pH = – log [H+]

Analog dengan di atas, maka:

pOH = – log [OH–]

Sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah:

Kw = [H+] [OH–]


– log Kw = –log [H+] + (–log [OH–])

pKw = pH + pOH

Pada suhu 25 ºC, pKw = pH + pOH = 14.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa :

a. Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7.


b. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.
c. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7.

Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka makin besar
konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan dasar logaritma adalah 10, maka
larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n.

Perhatikan contoh di bawah ini.

Jika konsentrasi ion H+ = 0,01 M, maka pH = – log 0,01 = 2


Jika konsentrasi ion H+ = 0,001 M (10 kali lebih kecil)
maka pH = – log 0,001 = 3 (naik 1 satuan)

Jadi dapat disimpulkan:

• Makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH


• Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2.

2. Menunjukan Sifat Asam dan Basa dengan Menggunakan Indikator

Sifat asam dan basa dapat diketahui dengan mencicipinya, namun amat berbahaya untuk zat-
zat kimia di laboratorium. Selain dengan mencicipi, kita juga dapat mengetahui sifat asam
atau basa dari pengaruhnya terhadap indikator. Indikator adalah suatu zat kimia yang
warnanya tergantung pada keasaman atau kebasaan larutan. Indikator yang biasa digunakan
adalah kertas lakmus. Apabila dicelupkan ke dalam larutan basa, kertas lakmus merah akan
berubah warna menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru akan berwana merah jika
dicelupkan ke dalam larutan asam.

Warna lakmus semakin merah tua dengan nilai pH semakin kecil, sedangkan warna lakmus
semakin biru tua dengan nilai pH semakin besar, meskipun konsentrasi larutannya sama. Hal
ini menunjukkan kekuatan asam dan basa tiap-tiap larutan berbeda.

2.1. Menggunakan Beberapa Indikator [1]

Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang dapat berubah warna
pada rentang harga pH tertentu (James E. Brady, 1990). Harga pH suatu larutan dapat
diperkirakan dengan menggunakan trayek pH indikator. Indikator memiliki trayek perubahan
warna yang berbeda-beda. Dengan demikian dari uji larutan dengan beberapa indikator akan
diperoleh daerah irisan pH larutan. Contoh, suatu larutan dengan brom timol biru (6,0 – 7,6)
berwarna biru dan dengan fenolftalein (8,3 – 10,0) tidak berwarna, maka pH larutan itu
adalah 7,6–8,3. Hal ini disebabkan jika brom timol biru berwarna biru, berarti pH larutan
lebih besar dari 7,6 dan jika dengan fenolftalein tidak berwarna, berarti pH larutan kurang
dari 8,3.

Gambar 1. Trayek perubahan pH beberapa indikator asam-basa. (Sumber: Chemistry, The


Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg, 2000.)
2.2. Menggunakan Indikator Universal [1]

pH suatu larutan juga dapat ditentukan dengan menggunakan indikator universal, yaitu
campuran berbagai indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan
warnanya. Warna indikator universal larutan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Warna indikator universal pada berbagai pH

pH Warna Indikator pH Warna Indikator


Universal Universal
1 merah 8 biru
2 merah lebih muda 9 biru muda
3 merah muda 10 ungu sangat muda
4 merah jingga 11 ungu muda
5 jingga 12 ungu tua
6 kuning 13 ungu tua
7 hijau 14 ungu tua
2.3. Menggunakan pH–meter [1]

pH–meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat tinggi.

3. Cara Menghitung pH Larutan

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sifat asam suatu larutan ditentukan oleh adanya
ion H+ yang ada pada senyawa ketika dilarutkan dalam air (Baca : Teori Asam Basa
Arrhenius). Dengan demikian, tingkat keasaman suatu larutan tergantung pada konsentrasi
ion H+ tersebut. Sebagai contoh, larutan 0,01M HCI akan terionisasi menjadi:

HCI(aq) → H+(aq) + CI-(aq)


0,01 M 0,01 M 0 ,01 M

Konsentrasi ion H+ di atas 0,01 M. Konsentrasi ini didapatkan dari perbandingan koefisien, di
mana koefisien H+ = koefisien HCl, sehingga konsentrasi ion H+ = konsentrasi HCI = 0,01 M.

Larutan 0,01 M HCI sering ditulis dengan larutan pH 2 bukan larutan pH 0,01; padahal
konsentrasi ion H+-nya 0,01 M. Mengapa demikian?

Konsentrasi ion H+ seringkali memiliki nilai yang kecil sehingga seorang ilmuwan kimia dari
Denmark yang bernama Sorensen mengusulkan untuk penulisan tingkat keasaman suatu
larutan ditulis dengan pH agar menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif
logaritma konsentrasi ion H+. Secara matematis, untuk mencari pH suatu larutan dirumuskan
sebagai berikut.

pH = -log [H+]

Dan perumusan di atas, maka pH larutan dapat dicari dengan perhitungan berikut.

pH 0,01 M HCI = -log 1 x 10-2 = 2

Dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi larutannya, maka
nilai pH-nya semakin kecil dan tingkat keasamannya bertambah besar. Begitu pula
sebaliknya, semakin kecil konsentrasi larutan, semakin besar nilai pH nya tetapi tingkat
keasamannya semakin

4. Cara Menghitung pOH Larutan

Untuk mencari pOH suatu larutan basa, caranya sama dengan mencari pH larutan asam.
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH- dapat ditulis dengan pOH sehingga diperoleh
persamaan berikut.

pOH = - log [OH-]

Contoh soal berikut akan membuat kalian lebih paham.

Contoh Soal Menentukan nilai POH (1) :

Berapakah pOH larutan NaOH 0,01M ?


Jawab:

Jika dilarutkan dalam air, larutan NaOH akan mengalami ionisasi sebagai berikut.

NaOH (aq) → Na+(aq) + OH-(aq)


0,01 M 0,01 M 0 ,01 M

Koefisien OH- sama dengan koefisien NaOH, sehingga konsentrasi ion OH- juga sama, yaitu
0,01 M dan pOHnya = -log 1 x 10-2 =2.

Jadi, pOH larutan NaOH adalah 2.

5. Kesetimbangan Air

Air sumur yang terasa tawar memiliki nilai pH = 7 atau bersifat netral. Mengapa demikian?
Setelah diteliti dan diukur, ternyata air murni mengandung ion dalam jumlah yang kecil
sekali. Hal ini disebabkan terjadinya reaksi asam basa sesama molekul air dan membentuk
kesetimbangan berikut ini.

H2O(l) D H+(aq) + OH-(aq)

Menurut hukum kesetimbangan, maka Kc =


Karena derajat disosiasi (α) air sangat kecil, maka jumlah air yang terionisasi dapat diabaikan
sehingga konsentrasi air yang tidak terionisasi  dapat dianggap konstan. Persamaan
kesetimbangan di atas menjadi :

Kc [H2O] = [H+] [OH-]


Kc [H2O] = Kw

sehingga dapat ditulis : Kw = [H+] . [OH-]

Kw adalah konstanta ionisasi air pada suhu kamar (25° C) dan mempunyai nilai 10-14,
sehingga dalam air murni terdapat ion-ion dengan konsentrasi berikut.

10-14 = [H+] [OH-]


[H+] = [OH-] = 10-7
pH = -log 10-7 = 7

Jadi, air memiliki pH 7 atau netral.

Dalam persamaan kesetimbangan di atas, tertulis konsentrasi H+ dan OH-. [H+] dapat


dinyatakan dengan pH dan [OH-] dapat dinyatakan dengan pOH. Adakah hubungan antara pH
dengan pOH? Simak uraian berikut.

6. Hubungan pH dengan pOH

Nilai Kw = 10-14 tidak hanya untuk air murni, tetapi juga berlaku untuk larutan asam atau basa
karena adanya kesetimbangan ion. Perhatikan reaksi
H2O(l) → H+(aq) + OH-(aq)

Jika larutan mengandung asam, berarti menambah jumlah H+ dan akan menggeser


kesetimbangan ke kiri sampai tercapai kesetimbangan baru Pada kesetimbangan baru jumlah
konsentrasi H+ lebih besar daripada konsentrasi OH-, tetapi hasil perkalian [H+] dan [OH-]
tetap 10-14. Hal yang sama akan terjadi jika air ditambah basa sehingga dicapai
kesetimbangan baru dengan nilai [OH-] > [H+] dan hasil perkaliannya pun tetap 10-14.

Berdasarkan perbedaan jumlah konsentrasi ion H+ dan OH-, maka larutan dapat dibagi


menjadi tiga, yaitu:

Larutan asam : [H+] > [OH-]


Larutan netral : [H+] = [OH-] = 10-7
Larutan basa : [H+] < [OH-]

Dari reaksi kesetimbangan air ini diperoleh:

Kw = [H+] x [OH-]

Apabila diambil dalam bentuk harga negatif, logaritma persamaan di atas menjadi sebagai
berikut.

- log Kw = -log ([H+] . [OH-])


- log Kw = -log [H+] + (-log [OH-]) dengan p = - log

Sesuai rumus matematika,

log ( a x b ) = log a + log b

Pada suhu kamar (25 °C), pKw = 14 sehingga pH + pOH = 14.

Untuk lebih sederhananya, penentuan larutan bersifat asam, basa, atau netral dapat dituliskan
seperti di bawah ini.
No. Sifat Larutan pH pOH
1. Asam <7 >7
2. Basa >7 <7
3. Netral 7 7

Agar lebih paham dengan penjelasan di atas, perhatikan contoh soal berikut.

Contoh Soal (2) :

Berapa pH larutan berikut (diketahui log 2 = 0,301)?

a. HCl 0,2 M 
b. NaOH 0,1 M

Penyelesaian:

a. Diketahui : 
[HCl] = 0,2 M
Log 2 = 0,301

Ditanyakan : pH = .... ?

Jawaban :

HCl → H+ + Cl-
0,02 M 0,02 M 0 ,02 M

Koefisien HCl = koefisien H+ sehingga

[H+] = [HCl] = 0,2 M

maka 

pH = -log [H+] = -log 2 x 10-1 = 1 – log 2 = 1 – 0,301 = 0,691

Jadi, pH larutan HCl 0,2 M adalah 0,691.

b. Diketahui : 

[NaOH] = 0,1 M

Ditanyakan : pH = .... ?

Jawaban :

NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)


0,01 M 0,02 M 0 ,01 M

Koefisien OH- = koefisien NaOH sehingga :

[OH-] = [NaOH] = 0,1

maka pOH = -log [OH-] = -log 10-1 = 1

pH = 14 – pOH = 14 – 1 = 13

Jadi, pH larutan NaOH 0,1 M adalah 13.

Dari contoh soal yang telah dibahas, kita dapat mengetahui bahwa harga kekuatan asam dan
basa ditentukan oleh besar kecilnya konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar
konsentrasi ion H+ dalam larutan, semakin kecil harga pH-nya. Begitu pula sebaliknya,
semakin besar konsentrasi ion OH- dalam larutan, semakin kecil konsentrasi ion H+, sehingga
semakin kecil harga pH-nya.

Larutan elektrolit akan terionkan dalam air menjadi ion-ionnya. Sewaktu pengionan, belum
tentu semua zat terionkan. Ada sebagian zat yang terionkan sempurna, ada yang terionkan
sebagian besar, dan ada pula yang terionkan sebagian kecilnya saja. Apakah besarnya
pengionan ini mempengaruhi pH larutan? Simak materi berikut, dan kalian akan tahu
jawabannya.

Baca materi selanjutnya : Hubungan antara Kekuatan Asam Basa dengan Derajat Ionisasi dan
Kesetimbangan Ionisasinya.

Contoh Soal Menghitung pH larutan (3) : [1]

Hitunglah pH larutan berikut.

a. H2SO4 0,04 M
b. CH3COOH 0,1 M (Ka = 10–5)
c. Ca(OH)2 0,3 M
d. NH4OH 0,1 M (Kb = 10–5)

Jawaban :

a. H2SO4 0,04 M

Asam sulfat adalah asam kuat, mengion sempurna.

H2SO4 → 2H+ + SO42–


[H+] = x . [HA] = 2 . 0,04 = 0,08 M
pH = – log 0,08
pH = 2 – log 8

b. CH3COOH 0,1 M (Ka = 10−5)

CH3COOH D Η+ + CH3COO–
c. Ca(OH)2 0,3 M

Ca(OH)2 → Ca2+ + 2OH–

[OH–] = x . [M(OH)] = 2 . 0,3 = 0,6 M


pOH = 1 – log 6
pH = 14 – pOH = 14 – (1–log 6) = 13 + log 6

d. NH4OH 0,1 M (Kb = 10−5)

NH4OH D NH4+ + OH–OH–] = 10−3 M


pOH = 3
pH = 14 – pOH = 14 – 3 = 117. Percobaan / Praktikum Mengukur pH Larutan

Teman-teman masih ingat bukan, bahwa untuk mengetahui sifat asam atau basa suatu larutan
dapat dilakukan dengan menggunakan indikator. Salah satu contoh indikator yang sudah
kalian ketahui adalah kertas lakmus. Suatu indikator bekerja pada trayek pH tertentu dan akan
memberikan suatu warna gradasi disekitat trayek pH tersebut. Sebagai contoh indikator
bromtimol biru yang memiliki trayek pH antara 6,0 – 7,6 dengan perubahan warna indikator
dari kuning menjadi biru. Bagaimanakah jika larutan yang ditetesi dengan indikator itu tidak
memberikan warna? Berapakah pH larutan tersebut? Bagimanakah cara kita menentukan pH-
nya? Untuk itu diperlukan beberapa indikator sehingga pH larutan dapat ditentukan. Agar
kalian lebih paham lakukanlah kegiatan di rubrik Aktivitas berikut.

A. Dasar Teori

lndikator adalah alat untuk mengetahui apakah larutan bersifat asam atau basa. lndikator
merupakan zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang
sempit. lndikator yang baik mempunyai intensitas warna sedemikian rupa sehingga untuk
mengetahui perubahan pH pada larutan uji hanya memerlukan beberapa tetes indikator encer.
Konsentrasi indikator yang sangat rendah ini hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan.

Ada berbagai macam indikator, mulai dari yang sintetis sampai zat pewarna alami yang
ditemukan pada buah buahan, sayur-sayuran, dan bunga. Beberapa indikator sintetis dan
jangkauan warnanya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Jangkauan Warna Beberapa Indikator

Indikator Perubahan Warna Trayek pH


metil merah merah ke kuning 4,2 - 6,2
metil jingga merah ke kuning 3,1 - 4,4
fenolftalin tak berwarna ke merah ungu 8,0 - 9,6
ekstrak kol merah merah-ungu-kuning
Sumber : Oxtoby, 2001, hlm. 304 (dengan pengembangan).

B. Tujuan Percobaan

Memperkirakan pH suatu larutan menggunakan beberapa indikator

C. Alat dan Bahan

Alat :

1. Erlenmeyer 25 mL 
2. Gelas ukur 20 mL
3. Pipet tetes

Bahan :

1. Air sabun
2. Air sumur
3. Air jeruk
4. Air kapur
5. Larutan cuka
6. lndikator metil merah
7. lndikator metil jingga
8. Indikator fenolftalein

D. Langkah Percobaan

1. Ambillah 20 mL larutan sabun, kemudian tuangkan ke dalam tiga erlenmeyer.


2. Tambahkan ke dalam masing-masing erlenmeyer tersebut 2 tetes indikator berturut-turut.

▪ erlenmeyer 1 dengan metil merah


▪ erlenmeyer 2 dengan metil jingga
▪ erlenmeyer 3 dengan fenolftalein

Gambar 1. Memperkirakan pH sampel dengan 3


macam indikator.
3. Amati perubahan warna yang terjadi dan catatlah.
4. Lakukan langkah percobaan seperti 1-3 terhadap larutan lainnya.

E. Hasil Percobaan

Isilah tabel berikut ini sesuai dengan hasil pengamatan.

Perubahan Warna yang Terjadi


No. Larutan Metil Metil
Fenolftalein
Merah Jingga
1. air sabun
2. air jeruk
3. air kapur
4. larutan cuka
5. air sumur

F. Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang telah kalian lakukan, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Perkirakanlah pH dari masing-masing larutan. Kalian bisa melihat tabel indikator dan
jangkauan warnanya pada dasar teori untuk membantu menentukan pH larutan.
2. Klasifikasikan larutan-larutan tersebut ke dalam golongan asam, basa, atau netral.
3. Bagaimana sifat-sifat asam dan basa berdasarkan percobaan ini?

G. Kesimpulan

Diskusikan hasil percobaan dengan kelompok kalian dan tuliskan dalam laporan kegiatan.

Dari hasil kegiatan di atas, kita bisa mengetahui bahwa untuk menentukan
pH suatu larutan tidak bisa hanya menggunakan 1 indikator. Minimal
kita membutuhkan dua indikator. Sebagai penjelas, coba perhatikan
contoh penentuan pH berikut.

Contoh :

Suatu larutan setelah ditetesi dengan metil merah (4,2 – 6,3/merahkuning) memberikan warna
kuning, sedangkan setelah ditetesi fenolftalein (8,3-9,6/tak berwarna-merah) tak bewarna.
Berapakah pH larutan tersebut? Terangkan.

Pembahasan :

Saat ditetesi metil jingga, larutan itu berwarna kuning sehingga pH > 6,3. Saat ditetesi
fenolftalein tak berwarna, sehingga pH < 8,3. Dari perubahan yang terjadi setelah ditetesi dua
indikator, maka pH larutan tersebut adalah 6,3 < pH < 8,3.

Dengan mengetahui konsentrasi larutan, kita akan tahu pH suatu larutan secara tepat.
Pengukuran pH dilakukan pada larutan asam maupun basa. Apabila larutan asam
ditambahkan pada larutan basa, maka akan terjadi suatu reaksi. Bagaimanakah reaksinya?
Apa yang terjadi selanjutnya? Semuanya akan kita bahas pada subbab reaksi asam dan basa.
(Baca juga : Reaksi Asam dan Basa)

Anda sekarang sudah mengetahui pH dan POH. Terima kasih anda sudah berkunjung
ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Premono, S. A. Wardani, dan N. Hidayati. 2009. Kimia : SMA/ MA Kelas XI. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Referensi Lainnya :

[1] Utami, B. A. Nugroho C. Saputro, L. Mahardiani, S. Yamtinah, dan B. Mulyani. 2009.


Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 274.

BAB VI
PENUTUP

6.1   Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa :
1.      Praktikan mampu menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal
2.      Praktikan dapat  menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu sesuai sifat asam
kuat ,asam lemah ,basa kuat dan basa lemahnya.
6.3  Saran
Di dalam percobaan untuk mengetahui sifat suatu jenis larutan haruslah berhati-hati.
Karena jika tidak, kita akan terkena dampaknya yang sangat berbahaya. Ketidaktelitian ini
akan membuat kita mungkin akan mencampurkan suatu larutan dengan larutan yang lain,
padahal kedua larutan tersebut tidak dapat disatukan. Hal seperti ini akan dapat menimbulkan
kecelakaan, seperti ledakan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Oleh
karena itu, ikutilah setiap aturan yang diberikan Dosen ataupun Asisten Dosen agar
Percobaan yang dilakukan berjalan dengan lancer dan bisa memperoleh hasil yang
memuaskan. Jika belum mengerti teradap suatu hal, cobalah untuk bertanya kepada Dosen
ataupun Asisten Dosen.

DAFTAR PUSTAKA
Charles, W. 1984.Kimia Dasarkeenam jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hiskia, A. 1998.asam basa dan garam.Jakarta: Erlangga
Kasmadi ,Luhbandjono.2006.kimiadasar.Bandung: ITB
Petrucci,Ralph H – Suminar.1987.Kimia Dasar edisi empat jilid II. Jakarta :
Erlangga
Sudarmo,U.2006.Kimia Kelas XI.Jakarta : Erlangga
Svante .1887.pengertian asam.Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai