Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL EKSPERIMEN

INDIKATOR ASAM BASA SECARA ALAMI

Disusun oleh :
Fuzi Latifah Zahra

Kelas XI MIPA 4

Dibuat untuk memenuhi tugas pelajaran Kimia.

SMA NEGERI 9 GARUT


Jl. Bojongsari Tangsi No. 224, Malangbong

2020

KATA PENGANTAR

1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang MahaPengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan hasil uji percobaan untuk menentukan asam-basa larutan yang kami sajikan dalam
bentuk makalah.

Adapun makalah kimia tentang laporan hasil uji percobaan untuk menentukan sifat asam-basa larutan yang
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Malangbong, 04 februari 2020

penyusun

DAFTAR ISI
2
COVER….............................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR…...................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI….....................................................................................................................................3

ABSTRAK.............................................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN…..................................................................................................................

 1.1 Latar Belakang................................................................................................................5

 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………..............................................5

 1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………................................................5

 1.4 Manfaat Penulisan ……………………………………..................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA….............................................................................................................

 2.1 Indikator Alami ……………………………………......................................................6

o 2.1.1 bunga sepatu …………………………………….................................................6

o 2.1.2 bungamawar……………………………………….............................................6

o 2.1.3 bunga bougenville ………………………………................................................7

o 2.1.4 kunyit…………………………….........................................................................7

o 2.1.5 bawang merah………………………....................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………...............................................

 3.1 Alat dan Bahan................................................................................................................9

 3.2 Cara kerja…………………………………………........................................................9

BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………….........................................................

 4.1 Hasil Percobaan..............................................................................................................10

 4.2 Pembahasan...................................................................................................................10

BAB V PENUTUP............................................................................................................................
 5.1 Kesimpulan...............................................................................................................11
 5.2 Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12
LAMPIRAN....................................................................................................................................13
3
ABSTRAK

Menentukan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami


Kata Kunci : Indikator Alami, Larutan Asam dan Basa

Indikator alami merupakan bahan alami yang dapat berubah warnannya dalam larutan yang sifatnya berbeda, asam,
basa atau netral. Indikator alami yang biasa digunakan untuk pengujian asam basa adalah bunga – bungaan, umbi, kulit buah
dan daun yang berwarna. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu
merah di dalam asam berwarna merah dan di dalam basa berwarna hijau.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan warna pada indikator alami ketika dicampur dengan larutan asam
atau basa. Adapun metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah studi putaka dan eksperimen, ini dilakukan agar
dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Hasil penelitian yang kami peroleh Indikator dari bahan alami seperti bunga-bungaan tidak semuanya baik
digunakan sebagai indikator. Hanya ekstrak bunga tertentu yang mempunyai warna yang mencolok yang mampu dijadikan
indikator yang baik karena perubahan warnanya mudah dianalisa.
Ekstrak bunga yang baik digunakan sebagai indikator alami sesuai dengan praktikum yang kami lakukan adalah
bunga sepatu dan kunyit karena perubahan warna pada ekstrak bunga sepatu dan kunyit sangat kontras saat dicampuri
dengan larutan asam. Sedangkan ekstrak bunga yang kurang baik digunakan adalah ekstrak bunga tapak dara, ekstrak bunga
pacar air, ekstrak bunga bugenvil, ekstrak bunga eforbia, ekstrak bunga ungu telang dan ekstrak bunga asoka karena tidak
memiliki perubahan warna secara kontras saat dicampuri dengan larutan asam atau basa.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam tiga keadaan yaitu asam, basa, dan netral. Ketika
mencicipi rasa jeruk maka akan terasa asam karena jeruk mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo maka akan
terasa pahit karena sampo mengandung basa. Namun sangat tidak baik apabila untuk mengenali sifat asam atau basa dengan
mencicipinya karena mungkin saja zat tersebut mengandung racun atau zat yang berbahaya.
Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator. Indikator yang sering digunakan antara
lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika
ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam pembelajaran kimia
khususnya materi asam dan basa indikator derajat keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap
sekolah seharusnya menyediakan indikator sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah
mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan
lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman.
Dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh
indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat serta menambah pengetahuan
tentang manfaat bunga sepatu, bunga mawar, bunga bugenvil, kunyit dan bawang merah. Karakteristik bunga yang baik
digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan
benang sari dan putik tidak digunakan. Pada pembuatan indikator cair bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga
dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil
untuk memperluas permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga maka
semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, permasalahan yang akan dibahas pada karya tulis ini adalah :
1. Bagaimana menentukan perubahan warna pada indicator alami ketika dicampur dengan larutan asam atau basa?
2. Bagaimana warna indikator setelah ditetesi larutan asam?
3. Bagaimana warna indikator setelah ditetesi larutan basa?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan di capai sebagai berikut :
1. untuk mengetahui perubahan warna pada indicator alami ketika dicampur dengan larutan asam atau basa.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, dapat disebutkan beberapa manfaat penelitian dari karya
tulis ini, yaitu :
· Bagi penulis
Mengetahui perubahan warna yang terjadi pada indikator alami ketika ditetesi oleh larutan asam dan basa.
· Bagi pembaca
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada percobaan yang menentukan
asam dan basa suatu indikator, ketika indikator alami tersebut ditetesi oleh cuka atau air kapur.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Indikator alami


Indikator alam merupakan bahan alam yang dapat berubah warnannya dalam larutan yang sifatnya berbeda, asam,
basa atau netral. Indicator alam yang biasa digunakan untuk pengujian asam basa adalah bubga – bungaan, umbi, kulit
buah dan daun yang berwarna. Perubahan warna indicator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya
kembang sepatu merah di dalam asam berwarna merah dan di dalam basa berwarna hijau.
2.1.1 Bunga sepatu
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia
Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan
tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga
ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua
lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk
silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah
berbentuk kapsul berbilik lima.
Kembang sepatu ini memiliki rasa manis dan bersifat netral. Bahan kimia yang terkandung dalam daun kembang
sepatu di antaranya taraxeryl acetat. Selain itu, bunga kembang sepatu mengandung cyanidin diglucosid, hibisetin, zat
pahit, dan lendir.

2.1.2 Bunga mawar


Mawar adalah suatu jenis tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang dihasilkan tanaman ini.
Mawar liar terdiri dari 100 spesies lebih, kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar
umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya bias mencapai 2 sampai 5
meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter.
Sebagian besar spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5–15 cm dengan dua-dua berlawanan (pinnate). Daun
majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun
penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri
pada batang yang dekat ketanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh
daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun.
Bunganya terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun
mahkota. Di antara warna yang dimiliki oleh mawar adalah putih, merah muda, kuning dan biru padabeberapa spesies.
Ovariberada di bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak.

6
2.1.3 Bunga bougenvile
Bunga kertas atau bugenvil (pengucapan bahasa Inggris: [ˌbuːɡɨnˈvɪliə][1]cf. bougainville; nama
ilmiah : Bougainvillea, terutama B. glabra) adalah tanaman hias populer. Bentuknya berupa pohon kecil yang sukar
tumbuh tegak. Keindahannya berasal dari seludang bunganya yang berwarna cerah dan menarik perhatian karena
tumbuh dengan rimbunnya. Seludang bunga ini kerap dianggap sebagai bagian bunga, walaupun bunganya yang benar
adalah bunga kecil yang terlindung oleh seludang.
Bunga kertas mempunyai bagian tanaman yang berwarna-warni. Oleh karena itu, bunga kertas menjadi tanaman hias
yang sangat popular karena kecantikkan warnanya dan cara merawatnya yang mudah.

2.1.4 Kunyit
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu
tanaman rempah-rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran
kedaerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika.Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia
umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga
kesehatan dan kecantikan.
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama
lokal,seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), janar (Banjar), kunir (Jawa),
koneng (Sunda), konyet (Madura).

7
2.1.5 Bawang merah
Bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum) adalah salah satu bumbu masak utama dunia yang berasal dari Iran,
Pakistan dan pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik sub-
tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan mentah, untukbumbu masak, acar, obat tradisional, kulit
umbinya dapat di jadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur. Tanaman penghasilnya
disebut dengan nama sama.Bawang merah saat ini dianggap sebagai sebuah varietas dari spesies Allium cepa, spesies yang
memuat sejumlah besar varietas bawang yang dikenal dengan nama kolektif bawang bombai.

BAB III

8
METODE PENELITIAN

3.1 alat dan bahan


 bahan :
a. Ekstrak bunga bougenville
b. Ekstrak bunga mawar
c. Ekstrak bunga sepatu
d. Ekstrak Bawang Merah
e. Ekstrak Kunyit
f. Air
g. Larutan asam (cuka)
h. Larutan basa (detergen)
 Alat :
a. Ulekan
b. Saringan
c. Gelas Plastk
d. d. Pisau
3.2 cara kerja
a. Menumbuk kelopak bunga hingga ekstraknya keluar.
b. Mengambil Ekstrak bunga, Kemudian menyaringnya dengan menggunakan saringan.
c. Mengulangi langkah no. A-C untuk ekstrak bunga atau daun lain.
d. Setelah semua ekstrak telah diletakkan di Gelas plastik, kemudian meneteskan beberapa tetes larutan asam dan
beberapa tetes larutan basa di tempat yang berbeda.
e. Mencatat perubahan-perubahan warna yang terjadi.
f. Menulis hasil pengamatan tersebut.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan

Nama bunga Warna Asli + Larutan Asam (cuka) + Larutan basa (detergen)
Bunga mawar Ungu Merah muda Ungu
Bunga bougenville Merah maroon merah Merah maroon
Bunga sepatu Kuning tua jingga Merah tua
Bawang merah Jingga kuning Merah
Kunyit Kuning kuning Hijau

4.2 Pembahasan
Pada pembuatan indikator alami ( ekstrak bunga) dimana bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga dimaksudkan
agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk
memperluas permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga maka semakin
banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan. Pada proses pemotongan bunga tidak dicincang melainkan
dipotong kecil-kecil. Seperti pada percobaan yang telah di lakukan memperoleh hasil sebagai berikut :
a. Ekstrak Bunga Mawar
Sari bunga mawar memiliki warna ungu, setelah di tetesi larutan asam menjadi merah muda dan setelah di tetesi
larutan basa menjadi warna ungu.
b. Ekstrak Bunga Bougenville
Sari bunga bougenville memiliki warna merah maroon, setelah di tetesi larutan asam menjadi merah dan setelah
ditetesi larutan basa menjadi merah maroon (tidak berubah).
c. Ekstrak Bunga Sepatu
Sari bunga ungu sepatu memiliki warna kuning tua, setelah di tetesi larutan asam menjadi jingga dan setelah di tetesi
larutan basa menjadi merah tua.
d. Bawang merah
Sari bawang merah memiliki warna jingga, setelah di tetesi larutan asam menjadi warna kuning dan setelah di tetesi
larutan bas menjadi warna merah.
e. Ekstrak Kunyit
Sari kunyit memiliki warna kuning, setelah di tetesi larutan asam menjadi kuning (tidak berubah) dan setelah di tetesi
larutan basa menjadi warna hijau.

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang sudah kami lakukan dengan menggunakan bahan indikator alami, maka
ditemukan bahan alternatif dalam menggunakan larutan indikator sebagai penentu pH larutan. Selain bahannya mudah
ditemukan juga sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya.
Indikator dari bahan alami seperti bunga-bungaan tidak semuanya baik digunakan sebagai indikator. Hanya
ekstrak bunga tertentu yang mempunyai warna yang mencolok yang mampu dijadikan indikator yang baik karena
perubahan warnanya mudah dianalisa.
Ekstrak bunga yang baik digunakan sebagai indikator alami sesuai dengan praktikum yang kami lakukan adalah
bunga sepatu, bunga mawar, bunga bougenville, bawang merah, dan kunyit karena perubahan warna pada ekstrak bunga
sepatu dan kunyit sangat kontras saat dicampuri dengan larutan asam.
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum, sebaiknya peralatan yang digunakan dibersihkan kembali dan disimpan ditempat
semula agar tidak mendatangkan dampak buruk yang tidak terduga dan pada saat peralatan tersebut akan digunakan
kembali maka diharapkan tak ada kotoran yang masih melekat pada peralatan tersebut karena akan memperhambat
proses penelitian berikutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.zakapedia.com/2013/02/cara-menentukan-asam-basa-dan-garam.html. .
http://bataviareload.wordpress.com/2012/03/15/kembang-telang/.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_Sepatu.
http://www.togasehat.com/2012/02/khasiat-bunga-sepatu.html.
http://rianiflower.wordpress.com/bunga-bougenville/.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kunyit.
http://franfiscompanyandindustries.blogspot.com/2012/10/larutan-asam-basa-dengan-indikator-alami.html.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai