Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Indikator Asam-Basa dari Bahan Alami

Disusun oleh :
Muhammad Faridz Athaya (21)
Naufal Humam (25)
Nuur ul Azizah (26)
Rafa Tria Putri (27)
Sri Intan Maharani (31)
Syahla Syifa Thahirah (32)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari baasa latin
acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Asam
dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasa berinteraksi
dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi sebagian besar bersifat asam,
sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun, deterjen, dll) adalah basa.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman
tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas air juga
dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan
asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk. Kebanyakan asam dan basa
(yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk
inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang
kita konsumsi sehari-hari berupa padatan dan sabun, namun pada akhirnya tetap butuh
diencerkan juga (direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau
digunakan
Berdasarkan pengertian asam-basa menurut Arrhenius, suatu senyawa bersifat asam
dalam air karena adanya ion H+. Adapun pada tahun 1923, ahli kimia bernama J.N Broansted
dan ahli kimia Inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori asam basa Broansted-Lowry,
yang berbunyi suatu zat pemberi proton disebut asam dan suatu zat penerima proton disebut
basa. Dari definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa
konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan
membentuk asam konjugasi dari basa tersebut
Pada tahun 1932, G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang
memiliki satu atau lebih pasangan electron bebas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga
terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima
pasangan electron tersebut
B. Tujuan Praktikum
1. Menentukan sifat asam dan basa beberapa larutan menggunakan indicator alami yaitu
bunga bougenville
2. Mengamati perubahan warna indicator pada larutan asam dan basa
C. Landasan Teori
Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam, basa
ataupun netral dengan melampirkan beberapa indicator dan perubahannya pada trayek pH
tertentu, kegunaan indicator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan.
Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir konsentrasi pada beberapa senyawa
organic dan senyawa anorganik.
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H+ (untuk
asam) dan ion OH-(untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan electron
bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut :

Masam ketika dilarutkan dalam air


Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam
Mengubah warna lakmus biru menjadi merah
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion H+ yang
bermuatan positif, maka dalam hal ini bisa mempunyai arti bahwa ketika suatu senyawa basa
dilarutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion OH- dan ion positif menurut reaksi sebagai
berikut. Ion OH- terbentuk karena senyawa OH mengikat satu electron saat dimasukkan ke
dalam air
Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut :

Kaustik
Rasanya pahit
Licin seperti sabun
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Nilai pH lebih dari 7
Indikator asam dan basa
Dalam laboratorium kimia, indicator asam-basa biasa digunakan adalah indicator buatan
dan alami, berikut penjelasan tentang indicator asam-basa buatan dan indicator asam-basa
alami.
Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indicator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik
alat-alat kimia. Contoh indicator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah
dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan
warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas
lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh
kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna
biru di dalam kertas lakmus
Lakmus biru dibuah dengan menambahkan ekstrak lakmus yang berwarna biru ke dalam
kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara
terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat
basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan
anion (OH-)
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi
merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila
kertas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap
merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan,
apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang
berwarna biru akan kembali terbentuk
Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan
asam, basa, maupun netral. Indicator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam-basa
dalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga, umbi-umbian, kulit buah, dan
dedaunan.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Selasa, 14 Februari 2017. SMAN 99 Jakarta
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi sifat larutan dengan menggunakan indicator alami
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Mortar
Tabung Reaksi
Rak Tabung Reaksi
Pipet
Gelas Kimia
2. Bahan
Air cuka
Aquades
Air kapur
Air deterjen
Larutan garam
Larutan gula
Air sabun
Obat sakit kepala
Penyedap
Parfume
Air jeruk nipis
Indikator Alami
Bunga bougenville

D. PROSEDUR KERJA
1) Mula-mula kami menghaluskan bunga bougenville menggunakan mortar dan
menumbuknya sampai halus serta menambahkan sedikit air
2) Lalu kemudian setelah bunganya halus kami menyaring airnya dengan saringan hingga
terpisah dengan ampasnya
3) Setelah itu kami mulai melakukan pengamatan dengan indicator alami tersebut yaitu
ekstrak bunga bougenville
4) Kami meneteskan beberapa tetes indicator alami kedalam masing-masing larutan dan
macam-macam jenis air yang telah kami sediakan
5) Setelah itu kami mengamati perubahan yang terjadi pada masing-masing larutan itu
E. DATA HASIL PENGAMATAN

Larutan yang diuji Indikator Keterangan


Bunga Bougenville Asam Basa
Air Cuka Ungu
Aquades Ungu muda - -
Air Kapur Kuning
Air Deterjen hitam
Larutan Garam Pink - -
Larutan Gula Ungu
Air Sabun Coklat muda
Obat Sakit Kepala Ungu
Penyedap Coklat tua
Parfume Coklat
Air Jeruk Nipis Asam

PEMBAHASAN
1) Air Cuka
Pada saat air cuka ditambahkan beberapa tetes ekstrak bunga bougenville menghasilkan
warna ungu, ini menandakan bahwa air cuka bersifat asam
2) Aquades
Pada saat Aquades ditambahkan beberapa tetes ekstrak bunga bougenville
menghasilkan warna ungu muda, dikarenakan mengikuti warna ekstrak bunga
bougenville sendiri, ini menandakan bahwa Aquades bersifat netral

3) Air Kapur
Pada saat Air Kapur ditambahkan beberapa tetes ekstrak bunga bougenville
menghasilkan warna kuning, ini menandakan bahwa air kapur bersifat basa

4) Air Deterjen
Pada saat Air Deterjen ditambahkan beberapa tetes ekstrak bunga bougenville
menghasilkan warna hitam, ini menandakan bahwa deterjen sendiri bersifat basa
5) Larutan Garam
Pada saat larutan garam ditambahkan beberapa ekstrak bunga bougenville
menghasilkan warna pink, bisa disimpulkan seperti Aquades, Larutan garam bersifat
netral

6) Larutan Gula
Pada saat larutan gula ditambahkan beberapa ekstrak bunga bougenville menghasilkan
warna ungu, ini menandakan bahwa larutan gula bersifat asam

7) Air Sabun
Pada saat air sabun ditambahkan beberapa ekstrak bunga bougenville menghasilkan
warna coklat, ini menandakan bahwa air sabun bersifat basa
8) Obat sakit kepala
Pada saat obat sakit kepala ditambahkan beberapa ekstrak bunga bougenville
menghasilkan warna ungu, ini menandakan bawa obat sakit kepala bersifat asam

9) Penyedap
Pada saat penyedap ditambahkan beberapa ekstrak bunga bougenville menghasilkan
warna coklat, ini menandakan bahwa penyedap bersifat basa

10) Parfume
Pada saat parfume ditambahkan beberapa ekstrak bunga bougenville menghasilkan
warna coklat, ini menandakan bahwa parfume bersifat basa
11) Air Jeruk Nipis
Pada saat air jeruk nipis ditambahkan beberapa ekstrak bunga bougenville
menghasilkan warna ungu, ini menandakan bahwa air jeruk nipis bersifat asam
PENUTUP
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai