Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA ASAM DAN BASA ALAMI

OLEH :

1.ANDRIAN PRATAMA

2.DEYU STEPHANI

3.CUT DINI FEBIYOLA

4.KEISYA KANAHAYA RAHMANI

SMA NEGRI 1 RAMBAH

2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penyusun mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan hasil uji percobaan untuk menentukan pengaruh asam dan
basa pada kol ungu dan kunyit (indicator alami)

       

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................iii

1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................iii

1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................iv

1.3. TUJUAN.................................................................................................................iv

1.4. MANFAAT.............................................................................................................iv

BAB II TINJAUAN TEORITIS..........................................................................................1

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................4

3.1. ALAT DAN BAHAN .............................................................................................4

3.2.CARA KERJA..........................................................................................................5

3.3.HASIL PENGAMATAN..........................................................................................5

3.4. PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN.............................................................7

BAB IV PENUTUP...........................................................................................................10

4.1. KESIMPULAN.......................................................................................................10

4.2. SARAN...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam tiga keadaan yaitu asam,
basa, dan netral. Ketika mencicipi rasa jeruk maka akan terasa asam karena jeruk
mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo maka akan terasa pahit karena sampo
mengandung basa. Namun sangat tidak baik apabila untuk mengenali sifat asam atau basa
dengan mencicipinya karena mungkin saja zat tersebut mengandung racun atau zat yang
berbahaya.

Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator. Indikator
yang sering digunakan antara lain kertas lakmus. Indikator tersebut akan memberikan
perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal
sebagai indikator sintetis. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa
indikator derajat keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap
sekolah seharusnya menyediakan indikator sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada
kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itu
diperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH
sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau
tanaman.

Dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik
berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena
bahan-bahannya mudah didapat serta menambah pengetahuan tentang manfaat bunga
tapakdara, jengger ayam dan tembelekan. Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai
indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga
sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan. Pada pembuatan indikator cair bunga
dicuci dengan air mengalir agar bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut
larut dalam air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas
permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan
bunga maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan.

iii
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil dari pencampuran antara indikator alami  (kunyit dan kol ungu ) dengan
larutan yang diuji ?
2. Perubahan-perubahan warna apa sajakah bila kedelapan indikator dicampur dengan
larutan uji ?
2. Bagaimana cara membedakan warna indikator I dengan warna indikator yang lain.

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis - jenis indicator
2. Untuk membuat indikator asam basa dari ekstra bahan alami
3. Untuk menentukan sifat larutan dengan indikator alami

1.4. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai keraktifan
bahan,dan indikator yang digunakan untuk mereaksikan bahan.
2. Dapat memberikan siswa pengalaman praktik secara langsung yang sangat bermanfaat
bagimahasiswa.
3. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai materi tentang indikator.

iv
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.  ASAM
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa
kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan  pH  lebih kecil dari
7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada
zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa
asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama
dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda),
atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam.
Dalam kimia, istilah asam  memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang
umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu
teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada
dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi
menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam
larutan.
SIFAT ASAM
- Masam ketika dilarutkan dalam air.
- Asam  terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
- Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
- Asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.

2.2. BASA
Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa  Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di
alam, asam ditemukan dalam  buah-buahan. Dalam  kimia, istilah asam  memiliki arti yang
lebih khusus.

1
Arrhenius : Basa merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion Hidroksida
[OH], bila dilarutkan dalam air mempunyai rasa pahit dan bersifat kaustik.
Basa adalah  lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang
memiliki pH lebih dari 7. Kostikmerupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita
menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk
kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan
basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut.

SIFAT BASA
- Nilai pH lebih dari sabun.
- Mengubah warna lakmus merah menjadi biru.
- licin (diakibatkan korosif lemak pada permukaan kulit).
-   Basa kuat bersifat Kostic (kulit terasa terbakar atau korosif oleh cairan kimia).
- Larutan Basa pada air akan membentuk ion sehingga merupakan larutan elektrolit.

2.3. Macam-Macam Indikator


Indikator itu dibagi menjadi 2 macam, yaitu indikator alami dan indikator buatan.
1. Indikator Alami
Indikator alami yaitu indikator yang berasal dari bahan-bahan alami, dimana cara
memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator adalah bahan yang
memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa. Indikator alami yang biasa
dipakai dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa
bunga-bungaan,umbi-umbian, kulit buah dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang
sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam
larutan basa akan berwarna hijau.
2. Indikator Buatan
Indikator buatan yaitu indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik
alat-alat kimia. Contohnya adalah kertas lakmus, indikator universal, larutan indikator, pH
meter.Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam
kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara

2
terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang
bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi
dengan anion (OH-). Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan
pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar
warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila
kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap
merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan,
apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang
berwarna biru akan kembali terbentuk.

3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat
NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH
1 Stoples kaca jernih besar 1 liter 1
2 Stoples kaca kecil - 4
3 Pipet tetes - 2
4 Spidol - secukupnya
5 Stiker label - secukupnya

Bahan
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 Kol ungu Secukupnya
2 Kunyit Secukupnya
3 Air suling Secukupnya
4 Larutan ammonia(NH3) Secukupnya
5 Detergen Secukupnya
6 Baking powder Secukupnya
6 Tomat Secukupnya

4
3.2.Cara Kerja
1.Masukkan potongan daun kubis ke dalam panci masak yang sudah dibersihkan , kemudian
tambahkan air suling hingga merendam kubis.
2. Didihkan panci berisi air dan kubis selama 20 menit, kemudiandinginkan.
3. Saring sari kubis yang telah dingin, kemudian campur sari kubis dengan air dalam jumlah
yang sama.
4. Isi stoples kaca besar dengan sari kubis merah sampai setengahnya.
5. Tambahkan air suling ke dalam stoples hingga cairannya terlihat jernih, tetapi masih
menyisakan warna ungu yang jelas.
6. Tempelkan stiker label bertuliskan "Indikator Kubis"pada stoples ini.
7. Isi dua stoples kecil (dilabeli stoples A dan B) dengan sari kubis yang diencerkan tadi
hingga seperempat tinggi toples.
8. Isi stoples kecil C dengan cuka hingga seperempat tinggi stoples. Beri label "asam".
9.Isi stoples kecil D dengan amonia hingga seperempat tinggi stoples. Beri label "basa".
10. Tambahkan beberapa tetes larutan asam ke dalam stoples A. Goyang stoples A untuk
mencampur larutan pada setiap penambahan. Lakukan terus penambahan asam hingga
terlihat perubahan warna yang nyata.
11. Tambahkan beberapa tetes larutan basa ke dalam stoples B. Goyang stoples B untuk
mencampur larutan. Lakukan terus penambahan basa hingga terlihat perubahan warna yang
nyata.
12. Lakukan percobaan di atas untuk mengetahui sifat asam dan basa dari bahan-bahan di
sekitarmu, seperti sabun bubuk, jus tomat, dan baking powder. Sebelum diuji dengan
indikator kubis merah, terlebih dulu siapkan larutannya. Pembuatan larutan yang akan diuji
adalah sebagai berikut.

a.Sebanyak 5 ml. masing-masing bahan tersebut dicampur dengan 50 ml air suling, kemudian
diaduk hingga rata.
b. Untuk setiap pengujian, isikan larutan bahan yang diuji tersebut ke dalam stoples kecil,
kira-kira seperempat tinggi stoples. Tambahkan larutan penguji (larutan indikator kubis
merah) sekitar 5 ml.. Amati perubahan warnanya.

5
3.3. Hasil Pengamatan
Kunyit
No. Nama Larutan Perubahan Warna
1. HCL Kuning
2. CH3COOH Orange kecokelatan
3. NaOH Merah maroon
4. Amoniak Merah maroon
Kol ungu
No. Nama Larutan Perubahan Warna
1. HCL Merah terang
2. CH3COOH Merah muda
3. NaOH Hijau tosca
4. Amoniak Hijau tosca

3.4. Pembahasan Hasil Pengamatan


 Kunyit
- Secara teori : Jika kunyit ditetesi dengan larutan HCL, maka warna berubah menjadi
kuning cerah, ditetesi dengan larutan CH3COOH berubah warna menjadi orange kecoklatan,
ditetesi dengan larutan NaOH berubah warna menjadi merah maroon, ditetesi dengan larutan
amoniak berubah warna menjadi merah maroon.
- Secara praktek : Ketika kunyit ditetesi larutan asam kuat seperti HCL, warna menjadi
kuning cerah, dan ditetesi dengan larutan asam lemah CH3COOH berubah warna menjadi
orange kecoklatan. Ditetesi dengan larutan basa kuat NaOH berubah warna menjadi merah
maroon dan ditetesi dengan amoniak (NH3) berubah warna menjadi merah maroon.
 Kol ungu
- Secara teori : Jika kol ungu ditetesi dengan larutan HCL, maka warna berubah menjadi
merah terang, ditetesi dengan larutan CH3COOH berubah warna menjadi merah muda,
ditetesi dengan larutan NaOH berubah warna menjadi hijau tosca, ditetesi dengan larutan
amoniak berubah warna menjadi hijau tosca.
- Secara praktek : Ketika kol ungu ditetesi larutan asam kuat seperti HCL, warna menjadi
merah terang, dan ditetesi dengan larutan asam lemah CH3COOH berubah warna menjadi
merah muda. Ditetesi dengan larutan basa kuat NaOH berubah warna menjadi hijau tosca dan
ditetesi dengan amoniak (NH3) berubah warna menjadi hijau toska

6
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
1) Indikator alami yang biasa dipakai dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang
berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan,umbi-umbian, kulit buah dan
dedaunan.Indikator alami yaitu indikator yang berasal dari bahan-bahan alami,
diperoleh dengan cara mengekstrak setiap bahan – bahan alami yang akan dijadikan
debagai indikator.
2) Menentukan sifat larutan dengan indikator alami yaitu dengan meneteskan ekstrak
tumbuh-tumbuhan yang diuji kedalam masing-masing larutan. Dan dari hasil
percobaan tersebut dapat dilihat perubahan warna. Dan dari perubahan warna itulah
kita dapat mengetahui mana larutan asam dan mana larutan basa.

4.2. Saran
- Dalam melakukan praktikum seperti di atas, alat dan bahan yang digunakan harus
dipastikan dalam keadaan bersih agar tidak memengaruhi hasil yang diperoleh nantinya.
-  Dalam menggunakan alat-alat laboratorium harus berhati-hati agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Haryadi, W. 1990. Kimia Analitik Edisi ke 5. Gramedia: Jakarta.


Kopkar, S.M. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Widya Tama: Bandung
Petrucci, H. R. 1987. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Respati. 1992. Dasar-dasar Ilmu Kimia. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Rusiani, A.F. 2017. Pengembangan Penuntun Praktikum Titrasi Asam Basa Menggunakan
Indikator Alami Berbasis Pendekatan Saintifik. Jurnal Tadris Kimia. 2(2) : 159-168

Anda mungkin juga menyukai