Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

MENGIDENTIFIKASI KANDUNGAN C DAN H


DALAM SENYAWA ORGANIK

KELAS XI MIPA 2

NAMA ANGGOTA:

1. NI LUH PUTU KORI SAYANG T. (24)


2. NI MADE ITA KUSUMA PUTRI (25)
3. NI NI MADE RINA PURNAMI (26)
4. PUTU GITA MEILANIE (33)

SEMESTER GANJIL
SMA NEGERI 1 TABANAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
I. Judul :
Mengidentifikasi Kandungan C dan H dalam Senyawa Organik
II. Tujuan Praktikum :
Menyelidiki keberadaan unsur C dan H dalam senyawa organik
III. Rumusan Masalah :
Apakah yang menandakan keberadaan unsur C dan H dalam senyawa
organik?
IV. Kajian Teori :
A. Pengertian Senyawa Organik
Senyawa organik dapat diartikan sebagai senyawa yang berasal dari
makhluk hidup (organisme). Dalam senyawa organik selalu terdapat
unsur karbon (C), baik untuk senyawa organik yang berasal dari
makhluk hidup maupun yang merupakan hasil sintesis di laboratorium,
biasanya disebut senyawa karbon. Senyawa organik ini juga dapat
diartikan  sebagai senyawa-senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon
yang memiliki sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia yang khas.
Terdapat empat jenis utama dari makromolekul senyawa organik, yaitu
karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat.
B. Ciri-ciri Senyawa Organik
Ciri-ciri senyawa organik, yaitu:
1. Titik didih dan titik cair rendah
2. Tidak tahan panas dan mudah terbakar
3. Berikatan kovalen
4. Umumnya non elektrolit
5. Reaksi berjalan lambat
6. Terurai pada suhu rendah
7. Lebih mudah larut dalam pelarut non polar
8. Apabila dibakar menghasilkan karbon, CO2, dan H2O
9. Hasil pembakaran mengeruhkan air kapur
10. Mengandung unsur karbon (C)
C. Mengidentifikasi Keberadaan Unsur C dan H (Hidrokarbon) dalam
Senyawa Organik
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom C dan
H. Ciri-ciri seyawa hidrokarbon, yaitu:
1. Struktur molekulnya berbeda, sehingga memiliki rumus empiris
antara hidrokarbon yang berbeda.
2. Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri
disebut dengan katenasi, dan menyebabkan hidrokarbon bisa
membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks.
3. Karakteristik ikatan di antara atom karbon bersifat non-polar.
4. Bersifat hidrofobik, yang artinya sifat fisik dari suatu  molekul
yang tampaknya ditolak dari massa air.
Dalam mengidentifikasi kandungan unsur hidrokarbon dalam
senyawa organik dapat dibuktikan melalui reaksi kimia, contohnya
adalah pemanasan mau pun pembakaran. Pemanasan merupakan
reaksi kimia dengan timbulnya kenaikan suhu tanpa diikuti dengan
penggunaan oksigen. Sedangkan pembakaran merupakan suatu reaksi
kimia antara suatu bahan bakar dan suatu oksidan. Pembakaran
senyawa organik secara sempurna, yaitu ketika suatu senyawa terbakar
dengan oksigen, sehingga reaksi utama akan menghasilkan karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O). Sedangkan pembakaran senyawa karbon
yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang.  
Untuk mengidentifikasi unsur C dan O, dapat kita lakukan dengan
cara mengalirkan gas hasil pembakaran suatu senyawa hidrokarbon
atau senyawa organik lainnya dalam air kapur atau larutan
Ca(OH)2 sehingga terjadi reaksi. Dengan penambahan serbuk CuO
yang dapat mempercepat proses reaksi dari pemanasan gula. CuO ini
juga bekerja sebagai okidator atau tugasnya mereduksi gula.
Sedangkan gula akan menjadi pereduksi atau bertugas mengoksidasi
CuO.  Jika hasil pembakaran dapat mengeruhkan air kapur, maka itu
berarti senyawa yang dibakar merupakan senyawa karbon. Berikut
reaksinya : Ca(OH)2(l) + CO2(g) → CaCO3(l) + H2O(l). Selain itu,untuk
mengidentifikasi unsur C pada senyawa dapat dilihat berdasarkan ada
tidaknya karbon atau zat arang setelah terjadi suatu reaksi.
Untuk mengidentifikasi unsur H dan O , dapat dilihat dengan
memasukan kertas kobalt (II) klorida/kertas saring dalam tabung yang
terdapat uap air. Jika kertas kobalt disentuh dengan uap air pada
dinding tabung reaksi, warna pada kertas kobalt terurai menjadi
warna-warna penyusunnya. Kertas ini pun yang semulanya
berwarna ungu kebiru-biruan, berubah warna menjadi  warna merah
muda keputihan. Jadi kesimpulannya, pemanasan gula menghasilkan
uap air atau H2O. Berikut reaksinya: C12H22O11 (s)  →12 C (g) + 11 H2O(l).
V. Hipotesis :
Hipotesis 0 : Setelah melakukan penyelidikan, siswa mengetahui
keberadaan unsur C dan H dalam senyawa organik.
Hipotesis1 : Setelah melakukan penyelidikan, siswa tidak mengetahui
keberadaan unsur C dan H dalam senyawa organik.
VI. Rancangan Percobaan:
A. Alat dan Bahan
1. Alat: 2. Bahan:
a. Pembakar spiritus a. Gula
b. Tabung reaksi b. Kertas kobalt (II)
c. Sumbat berlubang c. Serbuk CuO
d. Gelas beker d. Air kapur
e. Selang kecil e. Kertas kobalt (II)
f. Statif
g. Sendok makan
h. Spatula
B. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Siapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Lalu masukkan gula
ke dalam tabung reaksi.
3. Tambahkan serbuk CuO, lalu aduk dengan spatula hingga
bercampur.
4. Tutup tabung reaksi dengan sumbat berlubang, lalu pasang pada
statif.
5. Isi gelas beker dengan air kapur yang telah diendapkan dan
disaring.
6. Hubungkan gelas beker berisi air kapur dengan tabung reaksi
menggunakan selang kecil.
7. Panaskan tabung reaksi mengggunakan pembakar spiritus.
8. Amati perubahan air kapur dengan teliti dan catat perubahannya.
9. Matikan api pembakar spiritus, lalu buka sumbat tabung reaksi
dengan bantuan tisu untuk menahan panas.
10. Uji titik-titik air yang menempel pada dinding tabung reaksi
dengan kertas kobalt (II).
11. Amati perubahan yang terjadi pada kertas kobalt (II), lalu catat
perubahannya.
12. Ulangi langkah nomor 2-11 dengan menggunakan tepung kanji.
C. Data Pengamatan
No Sampel Perubahan Warna
Air Kapur Kertas Kobalt (II)
.

D. Hasil Pembahasan
E. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai