Disusun
O
L
E
H
Kelompok 1:
1. Abelyn Vida Maharani
2. Arinda Loven
3. Deti Melanda
4. Frissca Rahmalia
5. Naufal Ammar Zahran
6. M. Aziz Rifat
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
Praktikum Penentuan Perubahan Entalpi menggunakan Kalorimeter” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata pelajaran Kimia. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang perubahan energi entalpi di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eka Purwati, S.Pd,
selaku guru pembimbing Kimia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Penulis
BAB I
ISI
I. 1. Judul Praktikum
I. 1. 1 Menghitung perubahan energi entalpi menggunakan kalorimeter
I. 2 Tujuan Praktikum
I. 2. 1 Untuk mengetahui besar perubahan entalpi
I. 2. 2 Untuk mengetahui prinsip kerja termokimia
I. 3 Landasan Teori
I. 3. 1 Termokimia
Seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, penerapan ilmu kimia fisika dalam
kehidupan seharihari selalu digunakan dalam setiap proses yang terjadi. Salah satu
cabang dari ilmu kimia fisika yaitu termokimia. Termokimia menjadi cabang ilmu
kimia fisika yang mempelajari perubahan-perubahan panas yang dalam penerapannya
berdasarkan reaksi kimia yang menyertai perubahan tersebut. Perbedaan suhu menjadi
fokus utama dalam penggunaan ilmu ini. Termokimia juga erat kaitannya dengan
perhitungan atau pengukuran pada perubahan kalor dalam suatu sistem dengan
lingkungan yang dinilai dengan adanya nilai entalpi yang dihasilkan dari suatu proses.
Gambar 1.1
Hal yang mejadi dasar dalam termokimia yaitu adalah penerapan Hukum Kekekalan
Energi yang berbunyi, “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan,
tetapi energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain”. Reaksi kimia yang
terjadi pada termokimia terbagi menjadi dua yaitu reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm.
Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang membebaskan kalor dari sistem ke
lingkungan sedangkan reaksi endoterm merupakan reaksi yang menyerap kalor dari
lingkungan ke sistem. Penerapan termokimia dapat dilakukan dengan bantuan alat
kalorimeter. Kalorimeter merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk
menghitung hasil panas selama reaksi berlangsung. Kalorimeter memiliki konsep
untuk dapat mengisolasi sistem di dalam kalorimeter sehingga didapat hasil panas
yang keluar sama dengan panas yang masuk ke dalam sistem.
Gambar 1.2
Suhu merupakan salah satu satuan yang dapat diukur langsung menggunakan
termometer, sehingga penentuan nilai kapasitas panas kalorimeter sangat bergantung
pada nilai suhu yang dihasilkan. Termokimia juga dapat dikatakan sebagai salah satu
ilmu kimia fisika yang bersifat kompleks dan abstrak. Termokimia membutuhkan
pengajaran nyata bagi setiap pelajar agar konsep pada termokimia yang bersifat
kompleks dan abstrak tersebut dapat dibuktikan secara langsung sehingga dapat
dipahami dengan baik.
I. 3. 2 Asas Black
Kalor merupakan suatu energi dalam yang dapat berpindah dari suatu benda yang
memiliki suhu tinggi ke benda yang memiliki suhu lebih rendah ketika kedua benda
tersebut terjadi percampuran atau saling bersentuhan. Kalor juga dapat dikatakan
sebagai panas yang mana kalor dapat berpindah dikarenakan adanya perbedaan suhu.
Adanya perpindahan kalor di dalam suatu sistem serta perubahan suhu yang terjadi
dapat diketahui nilai kalor yang dihasilkan menggunakan alat kalorimeter. Pada saat
proses pertukaran kalor di dalam suatu sistem terjadi maka berlaku Asas Black.
Asas Black menyatakan bahwa, “Jika terdapat dua benda yang telah dicampur dengan
keadaan suhu yang berbeda, maka benda yang suhunya lebih tinggi akan memberikan
kalor pada benda yang suhunya lebih rendah, sehingga suhu akhir keduanya berakhir
sama”.
Berdasarkan pernyataan Asas Black didapat nilai jumlah kalor yang diserap oleh
suatu benda yang suhunya lebih rendah akan sama dengan jumlah kalor yang akan
dilepaskan oleh benda bersuhu lebih tinggi, sehingga didapat suatu persamaan sebagai
berikut.
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝
Penentuan nilai besaran kalor dilakukan secara matematis berdasarkan data-data yang
ada. Nilai perubahan suhu yang terukur tidak langsung menyatakan suhu fisik dari
alat kalorimeter. Suhu yang terukur ialah jumlah suhu kalorimeter dengan nilai laju
pendinginan atau pemanasan oleh lingkungan yang memiliki suhu lebih rendah atau
lebih tinggi dari suhu pada alat kalorimeter. Nilai suhu benda yang terukur oleh alat
termometer merupakan nilai suhu benda yang telah terpengaruh oleh suhu
lingkungan, sedangkan nilai suhu yang digunakan dalam menghitung nilai kalor yang
dihasilkan tidak terpengaruh pada suhu lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan
koreksi atau pengecekan ulang terhadap suhu kalorimeter yang dihasilkan.
I. 3. 3 Kalorimeter
Prinsip kerja dari alat kalorimeter yaitu ketika molekul-molekul mengalami reaksi
secara kimia secara bersamaan kalor akan dilepas maupun diserap serta perubahan
suhu pada sistem kalorimeter diukur. Pada saat kalorimeter ditutup secara rapat atau
sistem dalam keadaan terisolasi, volume tidak mengalami perubahan atau tidak ada
kerja yang dilakukan. Alat ini akan mengukur perubahan suhu yang terjadi serta
penentuan nilai kapasistas kalor yang dihasilkan.
Gambar 1.3
I. 3. 4 Penentuan panas kalorimeter
Kapasitas panas kalorimeter digunakan dalam menghitung besarnya nilai kalor reaksi
dari suatu sistem karena pada setiap bahan yang akan diteliti memiliki nilai kapasitas
kalor atau kalor jenis yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena perbedaan dari
jenis bahan dan daya serap dari kalorimeter.
1) Menentukan kalor yang diserap atau dilepas
𝑞 = 𝑚 × 𝑐 × ∆𝑇
atau
𝑞 = 𝐶 × ∆𝑇 …
2) Menentukan kalor reaksi
𝑞𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = −𝑞𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 …
3) Menentukan nilai entalpi
∆𝐻 = 𝑞𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑙 …
dimana :
q = kalor yang dilepas atau diserap (J)
m = massa (g)
c = kalor jenis (J.g-1 .°C-1 atau J.kg-1 .°K-1 )
ΔT = perubahan suhu (°C atau K)
C = kapasitas kalor (J.K-1 atau J.°C-1 )
Diketahui: m = 200 gr
gr = 20 gr
Ckal = 0 J.◦ C-1
C = 4,2 J.g-1.◦C-1
∆ T = t2 – t1 = 26 – 27 = -1°
Pada reaksi antara Air dan NaCL, temperatur larutan akan turun yang akhirnya juga
akan kembali seperti temperatur semula karena terjadi perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem.
Suhu mula air dari 27℃ , setelah dicampur dengan NaCl terjadi penurunan suhu
menjadi 26℃
Pada reaksi antara larutan HCl dan larutan NaOH merupakan jenis reaksi eksoterm.
Suhu mula mula 28,25℃ menjadi 33℃ yang dimana terjadi kenaikan suhu 4,75℃ .
Kalor berpindah dari sistem ke lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Akbar, Gilang Saeful. Pembuatan Kalorimeter dari berbagai bahan sederhana. Diss.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2019. (Diakses pada Selasa, 25 Oktober 2023)
[2] Purba, Leony Sanga Lamsari. "Modul Praktikum Kimia Fisika 1." (2020). (Diakses pada
Selasa, 25 Oktober 2023)
[3] Syam, Syah Muhammad, Ria Sri Hapeni, and Eka Cahya Muliawati. "Pengaruh Suhu
dalam Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter dan Hubungan Konsentrasi NaOH dalam
Penentuan Panas Pelarutan Juga Panas Netralisasi." Prosiding SENASTITAN: Seminar
Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan. Vol. 3. 2023. (Diakses pada Senin, 31 Oktober
2023 )
[4] Ariasih, Sintya.“Termokimia.”(2021). (https://images.app.goo.gl/Wawj2nYuV8rEBP5t7)
(Diakses pada Senin, 31 Oktober 2023)
[5] Riana, Iodid. “Diagram Tingkat Energi Reaksi Endoterm dan Eksoterm.”(2016).
(https://images.app.goo.gl/CEsxY7njb7Wd8nsb9) (Diakses pada Senin, 31 Oktober 2023)
[6] Fisika Zone. “Kalorimeter Sederhana.” (2014)]
(https://images.app.goo.gl/nVjejqsL9fkVQzck6) (Diakses pada Senin, 31 Oktober 2023)
[7] Sentot Budi Rahardjo, Ispriyanto. “Buku siswa kimia berbasis eksperimen.” (2014).
Jalan Dr. Supomo 23 Solo.