Anda di halaman 1dari 17

PRATIKUM KIMIA DASAR II

Dosen : Eka Megawati, S.Pd.Si, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Ryan Emanuel Besinatoen (1601230)
Riko Sermadito Santoso (1601117)
Jelvin Bela (1601116)

JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
KIMIA DASAR II

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Kimia Dasar II


Tahun Akademik 2020
Program Studi S1 Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi Balikpapan
Disusun Oleh,
Nama : Ryan Emanuel Besinatoen
NIM : 1601230
Kelompok : 2 ( Dua )
Dengan Hasil Penilaian :
Balikpapan, 14 Maret 2020

Disetujui Oleh,

Dosen Pembimbing Praktikum

(Eka Megawati, S.Pd.Si, M.Pd)


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum Kimia Dasar II, sebagai persyaratan untuk memenuhi
kurikulum Tahun Akademik 2020 dalam menyelesaikan Mata Kuliah Kimia
Dasar II di Jurusan S1 Teknik Perminyakan, STT Migas Balikpapan.
Dalam penyusunan Laporan praktikum Kimia Dasar II ini, penulis banyak
mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari
berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara
materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya
pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Eka Megawati, S.Pd.Si, M.Pd. selaku dosen mata kuliah kimia dasar II.
2. Kepada Orang Tua dan Keluarga serta teman teman yang selalu
mendukung dan memberikan semangat dan Doa.
3. Teman – teman dari kelompok lain yang telah banyak meluangkan
waktunya dan memberikan kritik/saran yang membangun.
4. Rekan - rekan kelompok II Praktikum Kimia Dasar II atas kerja
samanya.
Selanjutnya penulise mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif kreatif
demi kesempurnaan di dalam berbagai aspek dari laporan ini. Penulis juga
memohon maaf sedalam – dalamnya jika ada kesalahan – kesalahan yang
mungkin saja masih terdapat dalam laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat
bagi semua rekan – rekan yang membacanya.
Balikpapan, 14 Maret 2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................

BAB I LATAR BELAKANG......................................................1

BAB II TUJUAN PEMBUATAN ALAT.....................................2

BAB III TEORI.................................................................................3

BAB IV ALAT & BAHAN..............................................................4

BAB V PROSEDUR PRATIKUM................................................5

BAB VI PEMBAHASAN.................................................................6

BAB VII KESIMPULAN...................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI
BAB I

A. Latar belakang

Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana konsentrasi


seluruh zat tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat – zat diruas
kanan terbentuk dan terurai kembali dengan kecepatan yang sama.
Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi terus
berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada keadaan
kesetimbangan tidak mengalami perubahan secara mikrokopis
(perubahan yang dapat diamati atau diukur). Kesetimbangan kimia
dibedakan atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
Pada kesetimbangan homogen semua zat yang ada dalam sistem
kesetimbangan memiliki fase yang sama ada dalam bentuk gas dan
larutan.
Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir dengan
dengan suatu campuran yang mengandung zat pereaksi maupun hasil
reaksi. Hukum kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi setimbang
zat yang berada diruas kanan dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat
yang berada diruas kiri, masing – masing dipangkatkan dengan
koefisien reaksinya. Keadaan setimbang suatu reaksi dicapai bila
kecepatan reaksi pembentuk zat – zat produk sama dengan kecepatan
reaksi pembentuk zat – zat reaktan dan konsentrasi zat – zat tidak
mengalami penambahan atau pengurangan. Dalam keadaan yang
setimbang tidak terjadi perubahan secara makroskopis (perubahan dapat
diamati dan diukur). Kesetimbangan kimia sifatnya dinamis. Artinya
reaksi terus berlangsung dalam dua arah yang berlawanan dengan
kecepatan yang sama.
Kesetimbangan kimia bersifat mantap, karena konsentrasi semua
zat dapat dikatakan konstan. Kemantapan itu ditandai oleh konstanta
kesetimbangan. Namun demikian, suatu kesetimbangan dapat berubah
bila mendapat gangguan dari luar. Perubahan itu menuju ke arah
tercapainya kesetimbangan baru yang disebut pergeseran
kesetimbangan.
Berdasarkan pernyataan – pernyataan diatas maka perlu
dilakukan pratikum kesetimbangan kimia dengan menggunakan bahan
kimia tertentu yaitu dengan menentukan kesetimbangan kimia dari
pewarna makanan hijau dan pewarna makanan merah.
BAB II

B. TUJUAN

a. Membuktikan pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan kimia


b. Memahami pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan kimia
c. Mengetahui pergeseran kesetimbangan kimia
d. Memahami konsep kesetimbangan kimia
BAB III

C. DASAR TEORI

Reaksi kimia pada umumnya berada pada keadaan kesetimbangan.


Reaksi pada keadaan setimbang dapat dikenal dari sifat makroskopik
(seperti warna, konsentrasi, dll.) yang tidak berubah (pada suhu tetap)
setelah dicapai kondisi setimbang, tetapi gejala molekulernya terus
berubah dalam dua arah secara sinambung. Sifat maksoskopis yang paling
mudah diamati, untuk menentukan system telah mencapai kondisi
setimbang atau tidak, adalah perubahan warna larutan. Sebagai contoh
jika kita melarutkan I2 dalam air maka mula-mula akan terbentuk larutan
berwarna kuning yang semakin lama warna larutan menjadi semakin
gelap dan akhirnya coklat tua. Warna larutan akan berubah lagi sementara
proses molekulernya (melarutkan Kristal I2) tetap berlangsung tetapi
diimbangi dengan terbentuknya kembali Kristal I2. Oleh karena itu setelah
kesetimbangan tercapai jumlah Kristal I2 dalam larutan selalu tepat.
Keadaan kesetimbangan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya perubahan suhu, perubahan tekanan dan perubahan
konsentrasi. Dimana perubahan in dapat mengakibatkan terjadinya
pergeseran arah reaksi baik kearah pereaksi maupun hasil reaksi.
Pada suatu system kesetimbangan kimia terdapat suatu hubungan yang
sederhana antara konsentrasi hasil reaksi dan konseentrasi pereaksi.
Untuk reaksi umum : aA + bB cC + dD
Maka pada suhu tetap berlaku : K = [C]c[D]d / [A]a[B]b dimana K adalah
tetapan kesetimbangan. Keadaan di mana reaksi berlangsung terus-
menerus dan kecepatan membentuk zat produk sama dengan kecepatan
menguraikan zat pereaksi disebut kesetimbangan dinamik. Reaksi kimia
yang dapat balik (zat-zat produk dapat kembali menjadi zat-zat semula)
disebut reaksi reversibel.

Ciri-ciri kesetimbangan dinamis adalah:

1. Reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang berlawanan.


2. Terjadi pada ruang tertutup, suhu, dan tekanan tetap.
3. Kecepatan reaksi ke arah produk (hasil reaksi) sama dengan kecepatan
reaksi kearah reaktan (zat-zat pereaksi).
4. Tidak terjadi perubahan makroskopis, yaitu perubahan yang dapat
dilihat, tetapi terjadi perubahan mikroskopis, yaitu perubahan tingkat
partikel (tidak dapat dilihat).
5. Setiap komponen tetap ada.

Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi


dapat balik (reversibel). Apabila dalam suatu reaksi kimia, kecepatan
reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri, maka reaksi
dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum, reaksi kesetimbangan
dapat dinyatakan sebagai:

A+B C+D

Ada dua macam sistem kesetimbangan, yaitu kesetimbangan dalam


system homogen dan kesetimbangan dalam sistem heterogen.
A. Kesetimbangan dalam Sistem Homogen

1. Kesetimbangan dalam sistem gas–gas


Contoh:
2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g)
2. Kesetimbangan dalam sistem larutan–larutan
Contoh:
NH4OH(aq) NH4 + (aq) + OH–(aq)

B. Kesetimbangan dalam Sistem Heterogen

1. Kesetimbangan dalam sistem padat–gas


Contoh:
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
2. Kesetimbangan dalam sistem padat–larutan
Contoh:
BaSO4(s) Ba2+(aq) + SO4 2–(aq)
3. Kesetimbangan dalam sistem larutan–padat–gas
Contoh:
Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

PERGESERAN KESETIMBANGAN
1. Asas Le Chatelier
Pada dasarnya, suatu reaksi kesetimbangan dapat digeser ke arah yang
kita kehendaki dengan cara mengubah konsentrasi salah satu zat, dengan
mengubah suhu, dan dengan mengubah tekanan atau volume gas.
Seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor luar tersebut terhadap
kesetimbangan, dapat diramalkan berdasarkan pemahaman terhadap azas
Le Chatelier yang dikemukakan oleh Henry Louis Le Chatelier (1850-
1936) berikut:
”Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan aksi (tindakan) tertentu,
maka sistem itu akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi
tersebut akan menjadi sekecil mungkin”.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan


a. Perubahan konsentrasi
 Jika salah satu konsentrasi zat diperbesar, reaksi akan
bergeser dari arah zat tersebut
 Jika salah satu konsentrasi zat diperkecil, reaksi akan
bergeser ke arah zat tersebut
b. Perubahan suhu
 Jika suhu dinaikkan, reaksi akan bergeser ke arah reaksi
endoterm
 Jika suhu diturunkan, reaksi akan bergeser ke arah reaksi
eksoterm
c. Perubahan tekanan atau volume
 Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), reaksi akan
bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih kecil
 Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), reaksi akan
bergeser arah jumlah mol gas yang lebih besar
Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya
kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan
kesetimbangan Kc tetap). Hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke
kanan dan ke kiri sama besar. Menurut Cato Guldberg dan Waage, pada suhu
tetap, harga tetapan kesetimbangan akan tetap. Hukum Cato Guldberg dan
Waage berbunyi: “Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil
kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi
pereaksi yang sisa di mana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan
koefisien reaksinya adalah tetap.” Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai
hukum kesetimbangan. Untuk reaksi kesetimbangan:

aA+bB cC+dD
maka :
Kc = [C]c[D]d
[A]a[B]b
Kc adalah konstanta atau tetapan kesetimbangan konsentrasi yang harganya
tetap selama suhu tetap. [A], [B], [C], dan [D] adalah konsentrasi zat A, B, C,
dan D (satuan M (molaritas) atau mol/liter).
BAB IV

D. Alat dan Bahan


1. 1     Alat
a. Suntikan ( 2 buah )
b. Tripleks ( 1 buah )
c. Selang/Tabung U
d. Tali Pengingkat ( 6 buah )
e. Kertas Kado ( 1 buah )
f. Karton ( 2 buah )
g. Lem ( 1 buah )
h. Gelas ( 2 buah )

1.2      Bahan
a. Pewarna Makanan Merah yang mengandung pemanis alami
sorbitol, 4r : CL 16225, Tartrafin: CL 19140 dan Pewarna
Makanan Hijau yang mengandung Briliant Blue : CL 42090,
Tartrafin: CL 19140
b. Air Secukupnya
BAB V

E. Prosedur Praktikum :

1. Masukkan beberapa tetes pewarna makanan merah yang mengandung


pemanis alami Serbitol, Pen Ponceau 4R : CP16225, Tartrafin : Cl
19140 dan pewarna makanan hijau yang mengandung Briliant Blue : Cl
42090, Tartrafin : Cl 19140 ke dalam gelas berisi air yang berbeda
kemudian diaduk
2. Ambil air yang sudah diberi pewarna menggunakan suntikan, lalu
masukkan secara bersamaan kedalam tabung U dengan perbandingan 1 :
1
3. Lakukan percobaan yang berbeda dengan memasukkan cairan hijau
sedikit dilebihkan dibanding cairan berwarna merah
4. Mengamati perubahan yang terjadi
BAB VI

F. Pembahasan

Dari percobaan yang dilakukan, dapat dianalisis bahwa :


Pewarna makanan merah yang mengandung pemanis alami Serbitol, Pen
Penceau 4R : Cl. 16225, Tartrafin : Cl. 19140 dan pewarna makanan hijau
yang mengandung Briliant Blue : Cl. 42090, Tartratine : Cl 19140,
Serbitol dalam air akan mengalami reaksi kesetimbangan kimia. Saat
kedua bahan dimasukkan kedalam selang berbentuk huruf U dengan
perbandingan jumlah konsentrasi 1 : 1, maka kesetimbangan kimia nya
berada di tengah. Jika pewarna makanan ditambahkan konsentrasi nya
menjadi perbandingan 1 : 2, maka kesetimbangan kimia akan bergeser
dan berlawanan dengan pewarna makanan hijau yang ditambahkan.
Demikian sebaliknya, jika kita menambahkan pewarna makanan merah
menjadi 2 : 1, maka kesetimbangan nya akan bergeser dan berlawanan
dengan pewarna makanan merah yang ditambahkan
BAB VII

G. Kesimpulan

Jika konsentrasi kecil atau reaktan bertambah maka arah


kesetimbangan kimia akan bergeser ke kiri. Berdasarkan hasil dari
percobaan 1 dan 2 menyatakan bahwa, jika cairan merah ditambahkan
maka kesetimbangan kimia nya akan bergeser ke arah cairan hijau,
begitu juga sebaliknya jika cairan hijau ditambahkan, maka
kesetimbangan kimia nya akan bergeser ke arah pewarna makanan
merah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/asterias/laporan-praktikum-kesetimbangan-
kimia
http://intnnrbdr.blogspot.com/2016/01/laporan-praktikum-pengaruh-
konsentrasi.html
https://www.youtube.com/watch?v=y68eG8Gjz-M

Anda mungkin juga menyukai