24
24
25
dari dasar gelas. hancur, hanya dan hanya dari paku. Larutan
Larutan berwarna tersisa sedikit. tersisa sedikit, berwarna bening.
bening. Timbul buih- sedangkan dari
buih. Warna paku timbul
larutan buih-buih.
bening. Warna larutan
bening.
3 Paku menghitam, Seng hancur Paku Paku menghitam,
sebagian paku dan tidak menghitam, sebagian paku
hancur. Timbul tersisa. Warna sebagian hancur. Timbul
buih dari dasar larutan sedikit hancur. Seng buih-buih dari
gelas. Warna menguning. hancur dan dasar gelas.
larutan sedikit tidak tersisa. Warna larutan
menguning. Timbul buih sedikit
didasar. Warna menguning.
larutan sedikit
menguning.
6 Paku berkarat Seng hancur. Seng hancur. Salah satu paku
berwarna hitam Warna air Paku hancur sedangkan
dan ada serpihan kekuningan. menghitam. paku yang lain
paku yang hancur. Timbul buih- berkarat dan
Timbul buih-buih. buih. Warna air masih utuh.
Warna larutan kekuningan. Warna larutan
kekuningan. coklat kehitaman.
b) Larutan NaOH
Tabel 4.2. Pengamatan Laju Korosi pada Larutan NaOH
Hari Paku Seng Seng + Paku Paku + Baterai
Ke-
1 Paku utuh. Tidak Seng utuh, Seng berwarna Paku utuh dan
terjadi perubahan dan timbul hitam sedangkan tidak terjadi
warna. Warna karat paku tetap utuh perubahan fisik.
larutan berwarna dan tidak terjadi Warna larutan
27
4.2. Perhitungan
Pada praktikum korosi ini, dilakukan perhitungan laju korosi dengan
metode kehilangan berat dengan rumus:
𝑊𝐼
𝑉𝑐𝑜𝑟𝑟 =
𝐴. 𝑇
Keterangan:
WI= berat yang hilang (gr)
A= Luas Permukaan (cm2)
T = Waktu (jam)
Vcorr = Laju Korosi (cm2/jam)
Sehingga, laju korosi pada setiap bahan dan perlakuan dapat dihitung sebagai
berikut:
4.2.1. Menghitung Laju Korosi pada Larutan HCl 1M
a. Paku
WI = Ba-Bai
= 2,71 – 1,12
= 1,59 gr
29
b. Seng
WI = Ba-Bai
= 0,54 – 0,35
= 0,19 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Panjang seng (p) = 3,5 cm
Lebar seng (l) = 1,4 cm
Ditanya: Luas Permukaan Seng?
Jawab:
Luas Permukaan Seng (A) = p x l
= 4,9 cm2
𝑊𝐼 0,19
Vcorr = = 4,9 𝑥 96 = 4,04 𝑥 10-4 cm2/jam
𝐴.𝑇
c. Paku + Seng
Paku
WI = Ba-Bai
= 2,82 – 2,56
= 0,26 gr
30
Seng
WI = Ba-Bai
= 0,53 – 0,24
= 0,29 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Panjang seng (p) = 3,5 cm
Lebar seng (l) = 1,4 cm
Ditanya: Luas Permukaan Seng?
Jawab:
Luas Permukaan Seng (A) = p x l
= 4,9 cm2
𝑊𝐼 0,29
Vcorr = = 4,9 𝑥 96 = 6,165 𝑥 10-4 cm2/jam
𝐴.𝑇
d. Baterai + Paku
Paku 1
WI = Ba-Bai
= 2,82 – 2,7
= 0,12 gr
31
Paku 2
WI = Ba-Bai
= 2,63 – 1,56
= 1,1 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Tinggi tabung paku (Tb) = 4,5 cm
Jari-jari tabung paku (Rb) = 0,07 cm
Jari-jari tutup paku (Rt) = 0.1 cm
Tinggi tutup paku (Tt) = 0.1 cm
Kemiringan Ujung Paku (S) = 0.3 cm
Ditanya: Luas Permukaan (A)?
Jawab:
A = 2𝜋(𝑅𝑡 + 𝑇𝑡) − 2𝜋(𝑅𝑏)} + {2𝜋(𝑅𝑏 + 𝑇𝑏) − 2𝜋(𝑅𝑏) − 2𝜋(𝑅𝑏)} +
{𝜋 . 𝑅𝑏 . 𝑆}
A = 28,7 cm2
𝑊𝐼 1,1
Maka, Vcorr = = 28,7 𝑥 96 = 3,9924𝑥 10-4 cm2/jam
𝐴.𝑇
32
b. Seng
WI = Ba-Bai
= 0,59 – 0,09
= 0.5 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut :
Diketahui:
Panjang seng (p) = 3,5 cm
Lebar seng (l) = 1,4 cm
Ditanya: Luas Permukaan Seng?
Jawab:
Luas Permukaan Seng (A) = p x l
= 4,9 cm2
𝑊𝐼 0.5
Vcorr = = = 1.063 𝑥 10-3 cm2/jam
𝐴.𝑇 4,9 𝑥 96
33
c. Paku + Seng
Paku
WI = Ba-Bai
= 2,8 – 1,65
= 1,15 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Tinggi tabung paku (Tb) = 4.5 cm
Jari-jari tabung paku (Rb) = 0.08 cm
Jari-jari tutup paku (Rt) = 0,09 cm
Tinggi tutup paku (Tt) = 0,01 cm
Kemiringan Ujung Paku (S) = 0.1 cm
Ditanya: Luas Permukaan (A)?
Jawab:
A = 2𝜋(𝑅𝑡 + 𝑇𝑡) − 2𝜋(𝑅𝑏)} + {2𝜋(𝑅𝑏 + 𝑇𝑏) − 2𝜋(𝑅𝑏) − 2𝜋(𝑅𝑏)} +
{𝜋 . 𝑅𝑏 . 𝑆}
A = 27,85 cm2
𝑊𝐼 1,15
Maka, Vcorr = = 27,85 = 4,3013 𝑥 10-4 m2/jam
𝐴.𝑇 𝑥 96
Seng
WI = Ba-Bai
= 0,62 – 0,15
= 0,47 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Panjang seng (p) = 3.5 cm
Lebar seng (l) = 1,4 cm
Ditanya: Luas Permukaan Seng?
Jawab:
Luas Permukaan Seng (A) = p x l
= 4,9 cm2
34
𝑊𝐼 0,47
Vcorr = = = 9,991 𝑥 10-4 cm2/jam
𝐴.𝑇 4,9 𝑥 96
d. Paku + Baterai
Paku 1
W1 = Ba – Bai
= 2,87 – 1,.44
=1,43 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Tinggi tabung paku (Tb) = 4.5 cm
Jari-jari tabung paku (Rb) = 0.08 cm
Jari-jari tutup paku (Rt) = 0,09 cm
Tinggi tutup paku (Tt) = 0,01 cm
Kemiringan Ujung Paku (S) = 0.1 cm
Ditanya: Luas Permukaan (A)?
Jawab:
A = 2𝜋(𝑅𝑡 + 𝑇𝑡) − 2𝜋(𝑅𝑏)} + {2𝜋(𝑅𝑏 + 𝑇𝑏) − 2𝜋(𝑅𝑏) − 2𝜋(𝑅𝑏)} +
{𝜋 . 𝑅𝑏 . 𝑆}
A = 27,85 cm2
𝑊𝐼 1,43
Maka, Vcorr = = 27,85 𝑥 96 = 5,3486 𝑥 10-4 m2/jam
𝐴.𝑇
Paku 2
W1 = Ba-Bai
= 2,66 – 1,25
= 1,41 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Tinggi tabung paku (Tb) = 4.5 cm
Jari-jari tabung paku (Rb) = 0.08 cm
Jari-jari tutup paku (Rt) = 0,09 cm
Tinggi tutup paku (Tt) = 0,01 cm
Kemiringan Ujung Paku (S) = 0.1 cm
35
b. Seng
WI = Ba-Bai
= 0,51 – 0,50
= 0.01 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
36
c. Paku + Seng
Paku
WI = Ba-Bai
= 2,8 – 2,78
= 0,02 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Tinggi tabung paku (Tb) = 4.5 cm
Jari-jari tabung paku (Rb) = 0.08 cm
Jari-jari tutup paku (Rt) = 0,09 cm
Tinggi tutup paku (Tt) = 0,01 cm
Kemiringan Ujung Paku (S) = 0.1 cm
Ditanya: Luas Permukaan (A)?
Jawab:
A = 2𝜋(𝑅𝑡 + 𝑇𝑡) − 2𝜋(𝑅𝑏)} + {2𝜋(𝑅𝑏 + 𝑇𝑏) − 2𝜋(𝑅𝑏) − 2𝜋(𝑅𝑏)} +
{𝜋 . 𝑅𝑏 . 𝑆}
A = 27,85 cm2
𝑊𝐼 0.02
Maka, Vcorr = = 27,85 = 7,4806𝑥 10-6 m2/jam
𝐴.𝑇 𝑥 96
Seng
WI = Ba-Bai
= 0,56 – 0,53
= 0,03 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
37
d. Paku + Baterai
Paku 1
W1 = Ba – Bai
= 2,82 – 2,81
=0,01 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Tinggi tabung paku (Tb) = 4.5 cm
Jari-jari tabung paku (Rb) = 0.08 cm
Jari-jari tutup paku (Rt) = 0,09 cm
Tinggi tutup paku (Tt) = 0,01 cm
Kemiringan Ujung Paku (S) = 0.1 cm
Ditanya: Luas Permukaan (A)?
Jawab:
A = 2𝜋(𝑅𝑡 + 𝑇𝑡) − 2𝜋(𝑅𝑏)} + {2𝜋(𝑅𝑏 + 𝑇𝑏) − 2𝜋(𝑅𝑏) − 2𝜋(𝑅𝑏)} +
{𝜋 . 𝑅𝑏 . 𝑆}
A = 27,85 cm2
𝑊𝐼 0,01
Maka, Vcorr = = 27,85 𝑥 96 = 3,7403 𝑥 10-6 m2/jam
𝐴.𝑇
Paku 2
W1 = Ba-Bai
= 2,73 – 2,65
= 0,08 gr
Untuk menghitung luas permukaan digunakan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
38
4.3. Grafik
Berdasarkan hasil dari perhitungan diatas, dapat terlihat hubungan
diantaranya sebagai berikut:
4.3.1. Grafik Hubungan Laju Korosi
a. Paku
Paku
Laju Korosi Paku (10^-3 cm^2/jam)
0.6
0.5
0.4
0.3
Paku
0.2
0.1
0
1 2 3
HCl NaOH Aquades
39
b. Seng
Seng
Laju Korosi Paku (10^-3 cm^2/jam)
0.6
0.5
0.4
0.3
seng
0.2
0.1
0
1 2 3
HCl NaOH Aquades
c. Paku + Seng
0.8
0.6
paku
0.4
seng
0.2
0
1 2 3
HCl NaOH Aquades
d. Paku + Baterai
0.6
0.5
0.4
0.3 paku 1
0.2 paku 2
0.1
0
1 2 3
HCl NaOH Aquades
4.4. Pembahasan
41
Pada percobaan korosi yang telah dilakukan, diamati bahwa logam yang
terlibat dalam eksperimen ini adalah paku dan seng. Paku dan seng ini
dimasukkan bersama-sama dalam larutan korosif. Larutan korosif yang dipakai
adalah larutan basa kuat NaOH, larutan asam kuat HCl, dan larutan netral H2O.k
Ketiga larutan ini dipakai kaena merupakan indikator yang paling efektif untuk
memperjelas perbandingan antara asam kuat dan basa kuat.
Dipilih paku besi dan seng dalam percobaan ini karena selain bahan ini
mudah di dapat, dalam deret volta besi dan seng berdekatan dan memiliki
potensial standar yang hampir sama. Hal ini dapat memudahkan kita menghitung
laju korosi logam.Pengamplasan pada logam sebelum dicelupkan ke dalam larutan
korosif adalah untuk membuka pori-pori logam. Semakin besar pori-pori logam
yang terbuka, maka laju korosinya akan semakin besar.Paku dan seng yang
dimasukkan ke dalam larutan ini dikondisikan berbeda.
Perlakuan pertama yaitu, paku dimasukkan bersama kedalam larutan HCl,
NaOH, dan Aquades tanpa dihubungkan dengan kabel dan baterai. Perlakuan
kedua, seng dimasukkan bersama kedalam larutan HCl, NaOH, dan Aquades
tanpa dihubungkan dengan kabel dan baterai. Perlakuan ketiga seng yang telah
digores paku dimasukkan kedalam larutan HCl, NaOH, dan Aquades. Perlakuan
keempat paku dihubungkan pada baterai dengan menggunakan kabel kemudian
dicelupkan ke dalam larutan NaOH, HCl, dan Aquades.
Setelah dimasukkan ke dalam larutan korosif, paku, dan seng langsung
bereaksi. Reaksi paling hebat terjadi pada paku dan seng yang dicelupkan ke
dalam HCl, baik yang dihubungkan dengan baterai maupun tidak dihubungkan
dengan baterai.Sedangkan pada NaOH, larutan cepat menjadi keruh.Air bersifat
netral sehingga cendrung lambat dalam mengkorosifkan logam. Namun dalam
laju korosi yang telah didapat menyatakan bahwa larutan NaOH lebih cepat
melakukan korosi terhadap logam paku dan seng.
Pada teorinya larutan yang paling cepat membuat logam paku dan seng
korosi adalah larutan NaOH, namun untuk reaksi awal larutan HCl lah yang lebih
cepat mengkorosifkan logam besi dan seng. Hal ini bukan menyalahkan teori,
namun membuktikan bahwa waktu sangat mempengaruhi laju korosi suatu bahan.
42
Secara teori setiap logam memiliki laju korosi yang berbeda. Laju korosi
suatu logam tidak dapat dihilangkan karena secara termodinamika reaksi yang
terjadi adalah reaksi spontan, namun korosi hanya dapat dihambat. Hal ini lah
yang akan dibuktikan pada percobaan ini. Derajat keasaman atau pH sangat
berpengaruh terhadap laju korosi. Pada kondisi larutan yang asam maka laju
korosi akan berlangsung cepat. Namun pada pengamatan yang telah dilakukan
dapat diketahui bahwa NaOH lebih cepat mengalami laju korosi dibandingkan
dengan HCl dan Aquadest. Hal ini terjadi karena NaOH yang dilarutkan
mengalami reaksi eksotermik, sedangkan HCl mengalami reaksi endotermik.
Maka dari itu pada percobaan ini NaOH mempunyai laju korosi yang lebih cepat
dibandingkan dengan larutan yang lain.
Korosi biasanya terjadi pada sel galvanik dan arus listrik yang
menghubungkannya. Ini memerlukan dua elektroda yang berbeda baik
komposisinya dan perbedaan dalam level energi atau perbedaan dalam lingkungan
elektrolit. Pada Larutan HCl yang telah dimasukkan bahan pada awalnya terdapat
banyakgelembung disekitar paku. Gelembung yang dihasilkan banyak dan lebih
banyak dari pada NaOH dan aquadest. Gelembung udara yang dihasilkan disekitar
paku di HCl lebih banyak dapat dikarenakan pengaruh sifatnya sebagai asam yaitu
sebagai pengoksidator. Pada bahan yang berada di dalam larutan asam (HCl)
memiliki selisih berat yang lebih besar, sehingga laju korosinya lebih tinggi
dibandingkan bahan di dalam larutan air. Sedangkan bahan di dalam NaOH
memiliki selisih berat yang paling kecil dibandingkan kedua logam di dalam
larutan lainnya. Hal ini disebabkan pada larutan asam (HCl), pelepasan elektron
dan menjadi ion logam sering terjadi, sehingga mengurangi berat logam
dibandingkan dengan berat awalnya.
Dalam waktu 1x 24 jam, dihasilkan dampak korosi seperti pada larutan
aquadest paku tampak terkorosi sehingga warna menjadi kuning kecoklatan. Pada
seng tanpa perlakuan penggoresan tidak tampak perubahan warna pada seng. Pada
paku + seng dengan penggoresan, paku tampak berkarat dengan warna kuning
kecoklatan sedangkan pada seng timbul karat berwarna kuning. Pengamatan pada
paku yang dialirkan arus listrik juga tampak berkarat dengan warna kuning
kecoklatan.
43
berkarat berwarna hitam dan timbul buih disekitar paku) dan paku yang dialiri
listrik (salah satu paku hancur sedangkan paku yang lain mengalami karat
sebagian).
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan didapat laju korosi terbesar
terjadi pada logam yang direndam kedalam larutan basa yaitu NaOH, dan laju
korosi terendah terjadi pada logam yang direndam dalam larutan aquades.
Reaksi pembentukan korosi pada suasana Asam
Fe Fe2+ + 2e- ×2 2Fe 2 Fe2+ + 4e-
O2 + 4H+ + 4e- 2H2O ×1 O2 + 4H+ + 4e- 2H2O
2 Fe + O2 + 4H+ 2Fe2+ + 2H2O
2Fe2+ + 2H2O 2 Fe(OH)2 + 2H+
2Fe(OH)2 + 2H+ + ½ O2 + H2O 2Fe(OH)3 + 2H+
2Fe(OH)3 + 2H+ Fe2O3 + 3H2O + 2H+
Karat
2Fe2+ + O2 + 2H+ + ½ O2 + 3H2O
Fe2O3
Reaksi Pembentukan korosi pada suasana Basa
Fe Fe2+ + 2e- ×2 2Fe 2Fe2+ + 4e-
O2 + 2H2O + 4e- 4OH- × 1 O2 + 2H2O + 4e- 4OH-
Fe + ½ O2 + H2O Fe2+ + 2OH-
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2
Fe(OH)2 + O2 + 2H2O 2Fe(OH)3
2Fe(OH)3 Fe2O3 + 3H2O
Setelah di dapat data WI dan Vcorr lalu digambarkan dalam grafik yang
diplotkan sehingga dapat terlihat hubungan antara laju korosivitas dengan selisih
berat masing-masing bahan yang telah di masukkan dalam masing-masing larutan.
Laju korosi pada setiap logam dipengaruhi oleh luas penampang, waktu,
temperatur, pH (derajat keasaman), Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing
Bacteria (SRB), padatan terlarut dan gas terlarut. Dimana untuk waktu yang lebih
lama akan menyebabkan logam cepat terkorosi. Untuk weight loss yang besar
45
juga akan menyebabkan nilai laju korosi yang besar pula (berbanding lurus).
Semakin lama waktu suatu proses korosi, maka akan semakin banyak
pengurangan berat logam akibat korosi. Hal ini disebabkan karena waktu yang
diperlukan logam untuk melepaskan elektron dan menjadi ion logam semakin
banyak, sehingga terjadi pengurangan berat logam.