Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Faktor van Hoff terhadap sifat koligatif larutan

 Sifat koligatif larutan adalah sifatlarutan yang tidak bergantung pada


jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel
zat terlarutnya. 

 Larutan terbagi menjadi dua jenis, yaitu larutan elektrolit dan larutan
non-elektrolit.

 Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik.


Larutan elektrolit terbagi menjadi 2, yaitu :
- Larutan elektrolit kuat “Jika dimasukkan ke dalam sejumlah pelarut
maka akan terionisasi sempurna”
- Larutan elektrolit lemah “Jika dimasukkan ke dalam sejumlah
pelarut maka akan terionisasi sebagian”

 Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan


listrik dan jika dimasukkan ke dalam sejumlah pelarut tidak mengalami
ionisasi.

 Rumusan pada sifat koligatif larutan untuk larutan elektrolit dan non-


elektrolit berbeda, untuk larutan elektrolit harus dikalikan faktor van
Hoff "i”, yaitu:
i = (1 + (n - 1) ɑ)

Dimana :
i : Faktor van Hoff
n : Banyaknya ion
ɑ : derajat ionisasi
- Untuk larutan elektrolit kuat i = n karena zat terlarutnya di dalam
pelarut seluruhnya berubah menjadi ion-ion sehingga ɑ = 1.
- Untuk larutan elektrolit lemah i menggunakan rumusan di atas. Dan
harga derajat ionisasinya sebesar : 0 > ɑ > 1.
- Untuk larutan non elektrolit kuat tidak menggunakan faktor
van Hoff,karena zat terlarutnya di dalam pelarut seluruhnya tidak
berubah menjadi ion-ion sehingga

i = (1 + (0 - 1)
ɑ)
ɑ = 0 dan i = 1. Maka rumusannya tidak perlu menggunakan faktor
van Hoff.

 Penurunan Titik Beku Larutan (∆Tf)

ANAMET | KELOMPOK 1
Pengaruh Faktor van Hoff terhadap sifat koligatif larutan

Penurunan titik beku larutan adalah salah satu sifat koligatif


larutan. Untuk mengukur besarnya titik beku larutan kita
membutuhkan dua hal berikut:
1. Konsentrasi molal suatu larutan dalam molalitas.
2. Konstanta penurunan titik beku pelarut atau Kf.
Rumus mencari perubahan titik beku larutan adalah sebagai
berikut:
dan titik beku larutan dicari, 
ΔTf = m x Kf x i

Tf = Tpelarut murni – Tf
di mana:
ΔTf = penurunan titik beku larutan
Tf = titik beku larutan
m = molalitas larutan
Kf = konstanta titik beku pelarut
i = Faktor Van’t Hoff

 Kenaikan Titik Didih Larutan (∆Tb)


Kenaikan Titik Didih Larutan merupakan fenomena meningkatkan
titik didih suatu pelarut disebabkan adanya zat terlarut di dalam
pelarut tersebut. Ini berarti bahwa titik didih pelarut akan lebih
kecil jika dibandingkan dengan titik larutan. 
ΔTb= m x Kb x i
Sedangkan titik didih larutan dicari dengan persamaan,
Tb = Tpelarut + ΔTb
di mana :
ΔTb = penurunan titik beku larutan
Tb = titik beku larutan
m = molalitas larutan
Kb = konstanta titik beku pelarut
i = Faktor Van’t Hoff

 Penurunan Tekanan Uap Jenuh Larutan (∆P) ~ Hukum Raoult


Penurunan Tekanan Uap terjadi karena zat terlarut yang sangat
tinggi dan tidak mengalami penguapan, ketika zat ditambahkan ke
dalam suatu pelarut (cair) untuk menghasilkan larutan,
tekanan uap jenuh larutan yang dihasilkan akan lebih rendah
dari tekanan uap jenuh pelarut murninya.
∆P = P0 x Xterlarut x i

ANAMET | KELOMPOK 1
Pengaruh Faktor van Hoff terhadap sifat koligatif larutan

dimana :
∆P = penurunan tekanan uap jenuh larutan
P0 = tekanan uap pelarut murni
Xterlarut = Fraksi mol zat terlarut
i = Faktor Van’t Hoff

 Tekanan Osmosis (Π)


Osmosis adalah proses merembesnya atau mengalirnya pelarut ke
dalam larutan melalui selaput semipermiabel. Tekanan osmosis atau
osmosa adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran
pelarut ke dalam larutan. Besarnya tekanan Osmosis larutan oleh
Van’t Hoff, dinyatakannya dengan rumus:

∏ = M R T

∏ = tekanan osmotik larutan

M = molaritas larutan

R = konstanta gas ideal

T = suhu mutlak

Dalam hubungannya dengan konsentrasi larutan Van’t Hoff


menyimpulkan bahwa tekanan osmosis larutan akan semakin besar
apabila konsentrasi (Molar) dari zat terlarut semakin besar. Dua
larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut larutan
isotonik. Jika salah satu larutan mempunyai tekanan osmotik lebih
rendah dari yang lain, larutan itu disebut hipotonik dan jika lebih
tinggi dari yang lain, larutan itu disebut hipertonik. Berbeda
dengan larutan non elektrolit, larutan elektrolit di dalam
pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini
mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang
lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang
sama. Dengan demikian, tekanan osmosis larutan elektrolit akan
semakin besar jikan dibandingkan dengan larutan non elektrolit
pada konsentrasi yang sama. Persamaan tekanan osmosis larutan
elektrolit dapat ditulis :

∏ = M R T i

Keterangan : i = faktor van’t Hoff

ANAMET | KELOMPOK 1

Anda mungkin juga menyukai