Bagian 2 Reaksi Reduksi Ion Cu2+ dalam Fasa Padat dan Larutan
Prosedur Pengamatan Kesimpulan
1. CuSO4.5H2O(s) + KI(s) Terbentuk padatan hitam pada Persamaan reaksi:
permukaan campuran. 2CuSO4∙5H2O (s) + 5KI (s) → 2CuI (s) + I3- (aq) + K+
(aq) + 2K2SO4 (aq) + 10 H2O (l)
2. CuSO4(aq) + KI(aq) Larutan berubah warna menjadi Persamaan reaksi:
cokelat keruh. 2CuSO4∙5H2O (s) + 5KI (s) → 2CuI (s) + I3- (aq) + K+
(aq) + 2K2SO4 (aq) + 10 H2O (l)
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:
Kesimpulannya adalah reaksi pertama dalam bentuk padatan memerlukan waktu yang lebih lama dari reaksi kedua karena luas
permukaan kontaknya yang lebih kecil sehingga tumbukan reaksi lebih lambat (sesuai teori tumbukan untuk laju reaksi).
Sedangkan reaksi kedua berlangsung lebih cepat karena luas permukaan kontak yang lebih besar sehingga terjadinya tumbukan
reaksi yang lebih cepat atau lebih merata akibatnya laju reaksi meningkat dan reaksi lebih mudah homogen.
TIPE REAKSI: PERGANTIAN GANDA
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
K2CrO4(aq) + NaOH(aq)
(tabung 2) Tabung 2: Larutan tetap
berwarna kuning
K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq)
(tabung 2) Tabung 2: Warna larutan
berubah menjadi kuning cerah
Jumlah tetes:
1 tetes
2. 1 mL Fe(II)(aq) 0,1 M + Tetes 1 KMnO4(aq): Persamaan reaksi :
H2SO4(aq) + KMnO4(aq) Bening
0,05 M MnO4 (aq) + 8H+ (aq) + 5Fe2+ (aq) → Mn2+ (aq) + 5Fe3+
Setelah beberapa tetes: (aq) + 4H2O (l)
Warnanya tidak bening lagi
Jumlah tetes:
1 tetes
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:
Kesimpulannya adalah bahwa reaksi ini merupakan reaksi redoks dengan analisis sebagai berikut.
Reaksi pertama membutuhkan waktu yang lebih lama karena dalam (1) reaksi yang pertama terjadi pembentukan
ikatan rangkap, kenaikan bilangan oksidasi, penataan ulang ion elektron dan dalam (2) reaksi yang kedua hanya
terjadi perubahan bilangan oksidasi, sehingga terjadi perubahan warna yang lebih cepat.
KLASIFIKASI REAKSI: REAKSI REDOKS
1. Diskusikan perbedaan cara penentuan stoikiometri dengan menggunakan data massa produk yang dihasilkan
dibandingkan dengan data perubahan temperatur, manakah yang lebih akurat? Berikan pendapat Anda.
Yang lebih akurat adalah penentuan stoikiometri dengan menggunakan data massa produk yang dihasilkan. Hal
ini dapat terjadi karena perhitungan yang melibatkan massa produk itu akan menghasilkan nilai kesalahan yang
lebih kecil pada massa rendemennya. Namun, untuk penggunaan data perubahan temperatur dapat menghasilkan
nilai kesalahan yang lebih besar karena faktor perubahan suhu yang mudah untuk berubah-ubah.