Anda di halaman 1dari 5

LABORATORIUM KIMIA DASAR

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MODUL I


REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA

NIM/NAMA : 16420377/Muhammad Naufal Aqil Zuhdi HARI/TGL : Senin/23 November


2020
KELAS : 16 ASISTEN : 15819026/Maheswari
Pavita D. K.
FAKULTAS/SEKOLAH : FTTM-G NILAI :

Bagian 1 Reaksi Oksidasi Logam


Prosedur Pengamatan Kesimpulan
1. CuSO4(aq) + Mg(s) Pada saat tawal: terbentuk Persamaan reaksi: CuSO4(aq) + Mg(s) → MgSO4(aq) + Cu(s)
padatan hitam

Pada saat t5 menit: padatan


hitam yang terbentuk
semakin banyak

2. HCl(aq) + Zn(s) Pada saat tawal: terbentuk Persamaan reaksi: 2HCl(aq) + Zn(s) → ZnCl2(aq) + H2(g)
gelembung gas

Pada saat t5 menit: gelembung


gas yang terbentuk semakin
banyak

3. AgNO3(aq) + Cu(s) Pada saat tawal: terbentuk Persamaan reaksi: 2AgNO3(aq) + Cu(s) → Cu(NO3)2(aq) + 2Ag(s)
padatan hitam

Pada saat t5 menit : padatan


hitam yang terbentuk
semakin banyak

Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:

Ketiga reaksi merupakan reaksi penggantian tunggal dan redoks. Ketiga reaksi tersebut dapat terjadi atau
terjadi secara spontan karena terdapat perbedaan potensial reduksi yang cukup signifikan antara logam-logam yang
bereaksi pada reaksi kimia tersebut. Potensial reduksi Cu jauh lebih besar daripada Mg, sehingga logam Cu lebih
mudah mengalami reduksi daripada Mg, begitupun kedua reaksi lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada deret volta.
Karena itu, logam yang potensial reduksinya lebih besar akan mengendap.

Bagian 2 Reaksi Reduksi Ion Cu2+ dalam Fasa Padat dan Larutan
Prosedur Pengamatan Kesimpulan
1. CuSO4.5H2O(s) + KI(s) Persamaan reaksi: 2CuSO4(s) + 4KI(s) → 2CuI (s) +
Terbentuk padatan hitam pada I2(s) + 2K2SO4(s)
permukaan campuran

2. CuSO4(aq) + KI(aq) Persamaan reaksi: 2CuSO4(aq) + 4KI(aq) → 2CuI (s) +


Terjadi perubahan warna I2(s) + 2K2SO4(aq)
larutan menjadi cokelat keruh

Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:

Pada fasa padat reaksi tersebut membentuk padatan hitam pada pemukaan campuran kedua zat, sedangkan
pada fasa larutan terjadi perubahan warna larutan kedua zat menjadi warna cokelat keruh. Reaksi ini dapat terjadi
karena adanya pereaksi pembatas KI.
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Tipe Reaksi : Reaksi Penggantian Ganda, Dekomposisi, dan Redoks
Reaksi penggantian ganda : 4KI + 2CuSO4 → 2K2SO4 + 2CuI2

Reaksi dekomposisi : 2CuI2 → 2Cu + I2

Bagian 3 Perubahan Warna Indikator dalam Reaksi Asam Basa


Prosedur Pengamatan Kesimpulan
Ca(OH)2(aq) + fenolftalein + Terjadi perubahan warna Persamaan reaksi : Ca(OH)2(aq) + H2C2O4(aq) →
H2C2O4(aq) menjadi putih keruh CaC2O4(aq) + 2H2O(l)

NH3(aq) + fenolftalein + Terjadi perubahan warna Persamaan reaksi : NH3(aq) + CH3COOH(aq) → NH4+
CH3COOH(aq) menjadi bening (aq) + CH3COO –(aq)

Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:

Berdasarkan kekuatan asam dan basa, jika warna yang dihasilkan dari reaksi tersebut ketika ditambahkan
fenolftalein menjadi berwarna bening maka reaksi tersebut dapat digolongkan sebagai reaksi basa. Tepatnya pada
titik pH di bawah 8,3 fenolftalein tidak berwarna, namun jika mulai melewati 8,3 maka warna merah muda yang
semakin kemerahan akan muncul. Semakin basa maka warna yang ditimbulkan akan semakin merah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa reaksi pertama pH yang dihasilkan lebih tinggi daripada reaksi yang kedua sehingga tingkat
keasaman reaksi kedua lebih besar daripada reaks pertama.
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Bagian 4 Kesetimbangan Ion Kromat (CrO42=) dan Dikromat (Cr2O72-)


Prosedur Pengamatan Kesimpulan
1. K2CrO4(aq) + HCl(aq) Tabung 1: warna larutan Persamaan reaksi:
(tabung 1) berubah menjadi oranye 1. 2K2CrO4(aq) + 2HCl(aq) → K2Cr2O7(aq) +
K2CrO4(aq) + NaOH(aq) 2KCl(s) + H2O(l)
(tabung 2) 2. K2CrO4(aq) + NaOH(aq) → tidak terjadi
Tabung 2: tidak terjadi reaksi
perubahan warna larutan

2. K2Cr2O7(aq) + HCl(aq) Tabung 1: tidak terjadi Persamaan reaksi:


(tabung 1) perubahan warna larutan 1. K2Cr2O7(aq) + HCl(aq) → tidak terjadi reaksi
K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) 2. K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) → 2K2CrO4(aq) +
(tabung 2) 2Na(s) + H2O(l)
Tabung 2: warna larutan
berubah menjadi oranye

Perbandingan antara keempat tabung serta kesimpulan:

Pada tabung pertama warna larutan berubah yang awalnya berwarna kuning menjadi berwarna oranye
sehingga pada tabung pertama kalium kromat bereaksi dengan asam klorida membentuk kalium dikromat, pada
tabung kedua tidak terjadi perubahan warna yang awal mulanya berwarna kuning sehingga kalium kromat tidak
bereaksi dengan natrium hidroksida,.
Pada tabung pertama tidak terjadi reaksi karena tidak ada perubahan warna pada reaksi kalium dikromat
dan asam klorida, namun pada tabung kedua terjadi reaksi antara kalium dikromat dan natrium hidroksida
membentuk kalium kromat yang ditandai dengan perubahan warna yang awalnya berwarna kuning menjadi
berwarna cokelat.

Bagian 5 Reaksi Reduksi Hidrogen Peroksida


Prosedur Pengamatan Kesimpulan
H2O2(aq) + KI(s) Setelah ditambah sedikit padatan KI Persamaan reaksi :
larutan Hidrogen Peroksida yang H2O2(aq) + I –(aq) → 2H2O(l) + IO –(aq)
pada mulanya bening berubah warna H2O2(aq) + IO –(aq) → 2H2O(l) + O2(g) + I –(aq)
menjadi kuning dan terbentuk
gelembung gas
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:

Reaksi Dekomposisi dan Autoredoks. Reaksi ini dapat terjadi karena terbentuk dua zat baru dari satu zat
tunggal dan reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm. Haal ini terbukti dari meningkatnya suhu tabung reaksi
tempat terjadiya reaksi. Dengan kata lain, reaksi ini merupakan reaksi eksoterm karena menghasilkan kalor. Reaksi
ini juga disebut dekomposisi karena pada akhirnya H2O2 menghasilkan H2O dan O2 sehingga terciptanya gelembung
sedangkan I – hanya berfungsi sebagai katalis sehingga warnanya berubah menjadi kuning.

Bagian 6 Reaksi Reduksi Kalium Permanganat


Prosedur Pengamatan Kesimpulan
1. 1 mL H2C2O4(aq) 0,1 M + Tetes 1 KMnO4(aq): campuran Persamaan reaksi :
H2SO4(aq) + KMnO4(aq) larutan asam oksalat dan asam 5H2C2O4(aq) + 3H2SO4(aq) + 2KMnO4(aq) →
0,05 M suflat yang berwarna bening 10CO2(g) + 2MnSO4(aq) + 8H2O(l) + K2SO4(aq)
setelah mendapat pigmen ungu
dari kalium permanganat 1 tetes
saat dikocok dalam waaktu
yang agak lama menjadi bening
kembali

Setelah beberapa tetes: setelah


10 menit ditetesi larutan kalium
permanganate, campuran
larutan tidak berubah menjadi
bening kembali

Jumlah tetes: sekitar 20 tetes


LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2. 1 mL Fe(II)(aq) 0,1 M + Tetes 1 KMnO4(aq): campuran Persamaan reaksi :


H2SO4(aq) + KMnO4(aq) larutan besi(II) dan asam suflat Fe2+(aq) + H2SO4(aq) + KMnO4(aq) → 5Fe3+(aq) +
0,05 M yang berwarna bening setelah Mn2+(aq) + 4H2O(l)
mendapat pigmen ungu dari
kalium permanganat 1 tetes saat
dikocok dalam waktu singkat
menjadi bening kembali

Setelah beberapa tetes: setelah


ditetesi larutan kalium
permanganate sebanyak 12 kali,
campuran larutan tidak berubah
menjadi bening kembali

Jumlah tetes: 12

Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:

Reaksi redoks. Waktu yang dihasilkan untuk mengubah warna reaksi menjadi bening kembali adalah reaksi
kedua karena pada reaksi kedua hanya terjadi pertukaran elektron saja antara Fe(II) dan KMnO 4 sedangakan pada
reaksi pertama terjadi pembentukan ikatan reaksi ulang antara asam oksalat dan kalium permanganate sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk mengubah warna menjadi kembali bening lebih lama.

Mol KMnO4 pada percobaan 1:


n H2C2O4 = M H2C2O4 x V H2C2O4
= 0,1 x 0,001
= 10-4 mol

n KMnO4 = 2/5 x 10-4 (Butuh setiap 2 mol KMnO4 untuk 5 mol H2C2O4)
= 4 x 10-6 mol

Mol KMnO4 pada percobaan 2:


n Fe(II) = M Fe(II) x V Fe(II)
= 0,1 x 0,001
= 10-4 mol

n KMnO4 = 2/10 x 10-4 (Butuh setiap 2 mol KMnO4 untuk 10 mol Fe(II))
= 2 x 10-5 mol

Bagian 7 Reaksi Larutan Pb(C2H3O2)2 dan KI


Prosedur Pengamatan Kesimpulan
Persamaan reaksi :
2 mL Pb(C2H3O2)2 (aq) 0,1 M .+ 2 Massa endapan: 0,0305 gram Pb(C2H3O2)2(aq) + 2KI(aq) = PbI2(s) +
mL KI(aq) 0,1 M 2KC2H3O2(aq)

Berat teoritis produk reaksi (tuliskan perhitungan Anda):

1 mol Pb(C2H3O2)2 = 1 mol PbI2


Didapat dari pereaksi pembatas n PbI2 = 0,0001 mol

n PbI2 = massa PbI2/massa molar PbI2


massa PbI2 = n PbI2 x massa molar PbI2
massa PbI2 = 0,0001 x 461 = 0,0461 gram

Persen rendemen produk (tuliskan perhitungan Anda):


LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Rendemen = massa endapan/massa teoritis x 100% = 0,0305/0,0461 x 100% = 66,02%

Bagian 8: Reaksi Larutan CuSO4 dan NaOH


CuSO4 (mL) NaOH (mL) TM (°C) TA (°C) T (°C)
50 10 25 26 1
40 20 25 27 2
30 30 25 28 3
20 40 25 28,5 3,5
10 50 25 26 1

TM = Temperatur mula-mula T = TA – TM
TA = Temperatur akhir (Konsentrasi CuSO4 = 1 M; konsentrasi NaOH = 1 M)

1. Diskusikan perbedaan cara penentuan stoikiometri dengan menggunakan data massa produk yang dihasilkan
dibandingkan dengan data perubahan temperatur, manakah yang lebih akurat? Berikan pendapat Anda.

Dalam penentukan konsep mol/stoikiometri dengan menggunkan data massa produk lebih akurat daripada
dengan data perubahan temperature karena pada prinsip data perubahan temperatur terdapat berbagai factor
kendala yang dapat memengaruhi tempratur tersebut seperti kelembapan udara, tekanan sekitar ruangan uji coba,
serta suhu alat yang digunakan dapat saling bertukar kalor, sehingga data yang dihasilkan kurang akurat.

2. Jelaskan mengapa kita perlu menentukan rendemen produk.

Rendemen digunakan untuk mengecek keakuratan hasil percobaan terhadap hasil teoritis suatu eksperimen
sehingga semakin mendekati 100% rendemen yang dihasilkan maka percobaan tersebut semakin akurat, namun
seringkali percobaan memiliki rendemen dibawah 70% hal tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai factor
kendala dan ketakpastian seperti faktor internal berupa pembulatan bilangan, faktor ekseternal berupa gesekan
udara, tekanan, suhu dan lain lainnya.

Anda mungkin juga menyukai