Anda di halaman 1dari 5

A.

Reaksi redoks asam nitrat dan garam nitrat


 Eksperimen 1 : Reaksi asam nitrat dengan tembaga
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memasukkan 3 keping
tembaga ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 1 mL larutan asam nitrat pekat 16,5 M.
Percobaan ini menghasilkan gas berwarna coklat yang merupakan gas NO2 yang terbentuk
dari reaksi antara asam nitrat pekat dengan logam Cu. Timbulnya gas dikarenakan dalam
proses reaksi terjadi penguraian secara reduksi-oksidasi yang menimbulkan energi serta
tekanan yang cukup besar sehingga terbentuk sebagian produk dari nitrogen yang berupa
gas. Selain itu, pada percobaan ini juga menghasilkan larutan yang berwarna biru. Warna
biru yang terbentuk disebabkan karena terjadinya proses oksidasi pada logam Cu menjadi
Cu2+ yang kemudian akan berikatan membentuk senyawa Cu(NO3)2 dengan ion NO3- (dari
penguraian HNO3).. Reaksinya berlangsung cepat dan suhu larutan meningkat sehingga
tabung reaksi saat disentuh terasa panas, hal ini menandakan bahwa reaksi yang terjadi
adalah reaksi eksoterm. Persamaan reaksi yang berlangsung pada percobaan ini yaitu :

3HNO3 (l) + Cu (s) → NO2 (g) + Cu(NO3)2 (aq) + 2H2O(l)


+5 0 +4 +2
reduksi
oksidasi

Persamaan reaksi ionnya adalah:


HNO3(l) + Cu (s) NO2 (g) + Cu2+(aq) + NO3- + H2O(l)
+5 0 +4 +2
reduksi
oksidasi

Berdasarkan reaksi diatas dapat kita ketahui bahwa tembaga mengalami reaksi
oksidasi dari Cu menjadi Cu(NO3)2, karena bilangan oksidasinya mengalami kenaikan dari 0
menjadi +2. Dalam reaksi ini tembaga berperan sebagai reduktor terhadap nitrogen.
Sedangkan nitrogen mengalami reaksi reduksi dan berperan sebagai oksidator, karena
bilangan oksidasi nitrogen menurun dari +5 menjadi +4.
Pada percobaan selanjutnya, yaitu mereaksikan 3 keping tembaga ke dalam 1 mL
asam nitrat 7M dan menghasilkan gas yang berwarna coklat dan larutan yang berwarna biru.
Waktu yang diperlukan hingga terjadi reaksi untuk percobaan ini lebih lama dibandingkan
dengan reaksi pada percobaan yang pertama, hal ini dikarenakan konsentrasi HNO3yang
digunakan jauh lebih encer dibandingkan dengan konsentrasi HNO3 pada percobaan
pertama.

3Cu(s) + 8HNO3(aq, encer) 3 Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)


0 +5 +2 +2
Oksidasi Reduksi

2 NO(g) + O2(g) → 2 NO2(g)


Dari persamaan reaksi diatas menunjukkan bahwa tembaga mengalami reaksi
oksidasi dan berperan sebagai reduktor terhadap nitrogen, karena bilangan oksidasinya
mengalami kenaikan yaitu dari 0 menjadi +2. Sedangkan nitrogen mengalami penurunan
bilangan oksidasi dari +5 menjadi +2, hal ini berarti nitrogen mengalami reaksi reduksi dan
bertindak sebagai oksidator.

 Eksperimen 2 : pemanasan garam nitrat


Perlakuan pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memanaskan 1 g KNO3 padat
dari laboratorium dan KNO3 dari hasil percobaan dalam 2 tabung reaksi berbeda dan keduanya
menghasilkan lelehan berwarna putih. Uap yang dihasilkan diuji dengan kertas indikator dan
menunjukkan harga pH = 7.
Reaksinya adalah sebagai berikut:

2KNO3 (s) → K2O + 2NO2 (g) + 1/2 O2 (g)


Selanjutnya memanaskan 1 g Cu(NO3)2 menghasilkan larutan berwarna biru tua. Uap yang
dihasilkan diuji dengan kertas indikator dan menunjukkan harga pH = 1. Jadi, tembaga nitrat
mengalami reaksi yang terjadi dalam suasana asam.
Reaksinya adalah sebagai berikut:

Cu(NO3)2 (s) → CuO + 2NO2 (g) + 1/2 O2 (g)

Nitrogen pada reaksi tersebut mengalami reduksi dan menghasilkan oksigen pada kondisi
thermal. Garam nitrat direduksi menjadi nitrit sehingga N berperan sebagai oksidator.

 Eksperimen 3 : reduksi nitrat dalam larutan basa


Langkah pertama pada percobaan ini adalah mereaksikan 2 ml HNO3 2M dengan 5 ml
larutan NaOH encer 2M ke dalam tabung reaksi, menghasilkan larutan bening. Kemudian
memasukkan 1 keping logam Al yang ukurannya 1 cm2 kedalam larutan tersebut dan
memanaskan dengan spiritus yang bertujuan untuk memacu keluarnya gas NH3 dan untuk
menghilangkan ion-ion amonium.
. Berdasarkan hasil pengamatan terbentuk gelembung gas yang berasal dari logam Al
dan larutan bening. Selanjutnya menguji gas yang terbentuk dengan indicator universal dan
menunjukkan pH= 8. Reaksi ini berlangsung dalam keadaan basa, karena larutan NaOH
memberikan suasana basa pada larutan.
Pada eksperimen ini terjadi reaksi:
8Al + 3 NO3- + 5OH- + 18H2O 8[Al(OH)4]- + NH3 ↑
0 +5 +4 -3
Reduksi
Oksidasi
Dari persamaan reaksi diatas dapat diketahui bahwa Al mengalami penambahan bilangan
oksidasi yaitu dari 0 menjadi +4 sehingga terjadi reaksi oksidasi. Sedangkan nitrogen mengalami
penurunan bilangan oksidasi dari +5 menjadi -3 sehingga terjadi reaksi reduksi atau ion nitrat
bertindak sebagai oksidator bagi Al.
B. Reaksi redoks asam nitrit
 Eksperimen 4 : Reaksi redoks asam nitrit
Langkah pertama untuk percobaan ini adalah mendinginkan 8 ml H2SO4 1M
dalam tabung reaksi dengan es selama 5 menit. Hal ini dilakukan bertujuan untuk
mengoptimalkan hasil reaksi agar diperoleh HNO2 100% dan tidak terdapat zat reaktan yang
tersisa, karena kecenderungan bahwa H2SO4 yang bereaksi dengan NaNO2 berlangsung secara
reversible sehingga hasil reaksi tidak maksimal. Kemudian menambahkan NaNO3 dan
mengocok, menghasilkan larutan bening dan terdapat endapan. Persamaan reaksi asam sulfat
encer yang didinginkan dengan garam natriun nitrat sebagai berikut.
H2SO4 (aq) + NaNO3 (s) NaHSO4 (aq) + HNO2 (aq) + ½ O2 (g)
Pada reaksi di atas terbentuk nitrit sehingga larutannya berwarna bening.
Pada proses selanjutnya larutan hasil reaksi tersebut dibagi 3 dengan 3 macam
perlakuan.
pada tabung pertama larutan asam nitrit yang dipanaskan menghasilkan larutan yang
berwarna bening dan bergelembung gas. Persamaan reaksinya sebagai berikut :

2HNO2 (aq) 2NO (g) + H2O (aq) + NO3- + H+


+3 +2 +5
Reduksi
Oksidasi

Dari reaksi diatas berarti nitrogen mengalami dua reaksi yaitu oksidasi dan reaksi
reduksi. Pada pemanasan ini terjadi dekomposisi secara termal dengan bantuan O2 sehingga
diperoleh produk berupa gas NO, HNO3(aq) dan H2O. Selain itu juga terjadi
disproporsionasi yaitu dimana asam nitrat berperan sebagai oksidator (mengalami oksidasi)
sekaligus sebagai reduktor ( mengalami oksidasi) disebut juga autoredoks.
Uap gas yang dihasilkan diuji dengan kertas indicator dan diperoleh pH=1, hal ini
menunjukkan bahwa reaksi ini berlangsung dalam keadaan asam.
Pada perlakuan kedua mereaksikan asam nitrit dengan 0,1 g kalium iodida. Pada saat
dicampurkan larutan asam nitrit dan KI bereaksi, dimana KI habis bereaksi dan larutan bening
berbias kuning. persamaan reaksinya sebagai berikut.
2 NO2- (aq) + 2 I- (aq) + 4 H+ (aq) I2 (aq) + 2 NO (g) + 2 H2O (aq)
+3 -1 0 +2
Oksidasi
Reduksi

Dari reaksi, terlihat bahwa I2 terbentuk bebas dalam larutan, sehingga larutan berbias
kuning. Dalam reaksi, KI bertindak sebagai reduktor karena mengalami reaksi oksidasi,
sedangkan nitrogen bertindak sebagai oksidator karena mengalami reaksi reduksi.
Pada tabung ketiga larutan asam nitrit ditambahkan dengan 2 ml KMnO4 menghasilkan
larutan yang berwarna ungu.
Reaksi yang terjadi :
6 H+ + 5 NO2- (aq) + 2 MnO4- 2 Mn2+ + 5 KNO3 + 3 H2O
+3 +7 +2 +5
Oksidasi
Reduksi

Dari reaksi tersebut tidak ada gas yang dilepaskan, hanya terjadi pengubahan /
disproporsionasi nitrit menjadi nitrat oleh permanganat. Dalam reaksi ini nitrit tidak mengalami
disproporsionasi karena sifat MnO2- yang bertindak sebagai oksidator kuat sehingga langsung
mengoksidasi nitrit.

C. Reaksi redoks amonia dan ion amonium


Eksperimen 5 : Oksidasi Katalitik Amonia

File kating dri tteh n p.8. biloks nitrogen OK

Anda mungkin juga menyukai