Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

NITROGEN

Kelompok I
Weny Agustin
F0B023012

Asisten Laboratorium:

1. Septia Wulandari (F1C121010)


2. Vinanta Yulianti (F1C121014)
3. Zhaifuddin Zuhro Thalallah (F1C121036)
4. R.M Khairul Umam Gibran (F1C121058)

Dosen Pengampu:

1. Restina Bemis, S.Si., M.Si.


2. Nurul Pratiwi, M.Si.

LABORATORIUM LINGKUNGAN DAN GEOKIMIA I


PROGRAM STUDI D-III ANALIS KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS
JAMBI
2024
PERCOBAAN IV
NITROGEN
I. Tujuan

1. Mampu memahami reaksi redoks asam nitrat, garam nitrit dan senyawa nitrit
2. memahami cara pembuatan senyawa nitrogen.

II. Landasan Teori

Gas nitrogen bisa diproduksi secara besar-besaran dalam skala pabrik dengan distilasi
fraksinasi dari udara cair. Gas nitrogen yang terjadi bisa dimanfaatkan untuk membuat
amoniak. Gas nitrogen monooksida (NO) adalah tidak stabil, maka dengan adanya oksigen
atau ozon akan dirubah menjadi nitrogen dioksida (NO 2). Sementara gas nitrogendioksida
jika ada gas oksigen radikal juga dengan mudah akan terurai kembali menjadi gas
nitrogen-monooksida. Namun pada temperatur kamar, jika pengepakkan nitrogen
tetraoksida (N2O4) tersebut kurang bagus, maka bisa saja reaksi tersebut terjadi. Indikasi
yang tampak adalah N2O4 adalah padatan yang tak berwarna/ bening, sedangkan NO 2
adalah cairan yang berwarna coklat (titik didih gas NO2 adalah 21°C), jadi pasti dalam botol
pengepakkan akan ada cairan yang berwarna kecoklatan. (Sriatun et al., 2012).

Asam nitrat merupakan salah satu bahan baku penting yang digunakan pada industri
pupuk, tekstil, farmasi, plastik, dan bahan peledak. Produksi asam nitrat pada skala
industri umumnya melalui proses Otswald yaitu oksidasi ammonia yang berasal dari
proses Haber Bosch. Proses ini membutuhkan konsumsi energi yang tinggi dan kurang
ramah lingkungan sehingga metode alternatif untuk produksi asam nitrat melalui fiksasi
nitrogen terus dikembangkan, dimana salah satunya melalui fiksasi oksidatif elektrokimia
dari molekul nitrogen untuk mendorong reaksi endotermik pada suhu ruang untuk
pembentukan ion nitrat (Waskito et al., 2022).

Nitrat memiliki banyak keuntungan, seperti harga murah dan korosif rendah, dll. Pada
saat yang sama, titik lelehnya sekitar 300 °C dan suhu dekomposisi lebih tinggi dari 500
°C, yang membuat nitrat dapat digunakan secara luas di pembangkit listrik utama . Saat
ini, ada banyak penelitian tentang garam monobasa, garam biner dan garam cair multi-
komponen, seperti garam matahari, garam cair hetik, dll. Konduktivitas termal dan panas
spesifik adalah indikator paling penting untuk mengukur kinerja bahan penyimpanan
panas. Y.J. Zhao, menggunakan aditif konduktivitas termal yang tinggi dari ENG-TSA
(grafit alami yang diperluas yang diolah dengan asam sulfat) untuk meningkatkan
konduktivitas termal dari campuran nitrat KNO3-NaNO3. Konduktivitas termal maksimum
yang meyakinkan dari bahan perubahan fase komposit (PCM) adalah 50,78 W/ (m K), yang
110 kali lebih besar dari garam meningkatkan konduktivitas termal dari garam cair HTS
(Heat Transfer Salt) dengan menambahkan nano-silicon carbide. Meningkatkan panas
spesifik pada materjal (Zheng et al.,2020).

III. Prosedur Percobaan


3.1 Alat dan Bahan

A. Alat

 Batang pengaduk
 Cawan porselen
 Gelas beaker
 Gelas ukur
 Kaca arloji
 Labu erlenmeyer
 Spatula
 Tabung reaksi

B. Bahan

 Aquades
 Bulu domba (wol)
 Bulu putih
 Gabus
 Garam nitrit
 HNO3 encer
 HNO3 pekat
 H2SO4 encer
 H2SO4 pekat
 Kain putih
 Kertas lakmus
 Keping Cu
 Keping Al
 KOH padat
 KNO3 Padat
 Mahkota bunga kembang sepatu
 NaNO2

3.2 Skema kerja

A. Reaksi redoks asam nitrit dan garam nitrit


Logam Cu

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan beberapa tetes asam nitrit pekat

Diamati hasil yang terjadi

Hasil

HNO3

Diencerkan agar diperoleh asam nitrat 7M

Dtambahkan 2 keping logam Cu pada asam nitrat

Diamati perubahan

Hasil

HNO3 pekat dan NaOH encer

Dimasukkan 2 ml HNO3 dan 5 ml NaOH encer

Ditambahkan 1 keping logam Al

Dipanaskan

Diperiksa gas yang terjadi menggunakan lakmus merah

yang sudah dinasahi dengan aquades

Hasil

B. Reaksi redoks asam nitrit

Asam sulfat encer


(H2SO4)
Didinginkan 10 ml ke dalam tabung reaksi dengan es

batu sekitar 5 menit

Dimasukkan H2SO4 dingin ke dalam tabung reaksi lain

yang telah diisi 1 g NaNO2

Hasil

C. Pembuatan senyawa nitrogen

- Pembuatan amoniak

Garam nitrit pekat (NaNO3)

Dimasukkan 0,5 g garam nitrit ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 0,75 g KOH padat

Ditambahkan 5 g serbuk Fe

Dipanaskan tabung reaksi

Diuji gas yang terbentuk dengan kertas saring yang

telah dibasahi dengan aquades

Hasil

- Pembuatan gas NO dan NO2

HNO3 encer dan logam Cu


Dilakukan dikamar asam atau diluar laboratorium

Disediakan 2 tabung reaksi

Dimasukkan 3 ml HNO3 pada tabung reaksi 1

Ditambahkan 3 keping logam Cu

Dipanaskan tabung reaksi 1 dan dialirkan gas

gelembung reaksi 2 dengan batang penghubung yang berisi

air

Diamati perubahan yang terjadi

Diuji sifat larutan dengan lakmus

Hasil

HNO3 pekat

Dimasukkan 2 ml HNO pekat dan 1 keping logam Cu

dalam tabung reaksi 2

Diamati perubahan yang terjadi

Dipanaskan dengan hati-hati jika tidak terjadi perubahan

warna

Hasil

- Pembuatan asam nitrat

Es dan Air
Dimasukkan ke dalam gelas piala 20 ml

Diisikan es batu dan air ke dalam gelas kimia

Dilakukan 1 tabung reaksi ke dalam gelas piala

Direaksikan 3 g KNO3 dengan 2,5 ml H2SO4 pekat

pada tabung reaksi lain

Dipasang sumbat dan pipa pada tabung reaksi yang telah

didinginkan

Diamati reaksi yang terjadi

Hasil

D. Sifat Asam Sulfat

- Sifat mengikis

HNO3 pekat

Dimasukkan 3 ml HNO pekat dalam cawan porselen

Dicelupkan batang pengaduk pada asam nitrat

Diteteskan asam nitrat pada lakmus biru

Diulangi langkah ini pada gabus

Dimasukkan bulu putih, kain putih, kain berwarna, bulu

domba (wol) dan sehelai mahkota kembang sepatu ke dalam

cawan secara bergantian

Diamati reaksi yang terjadi

Hasil

- Oksidasi karbon

Garam nitrit pekat (NaNO2)


Dituangkan 1 ml HNO3 pekat ke dalam kaca arloji

Dibakar 3-4 batang lidi korek api

Dibiarkan hingga membara

Dimatikan api

Dimasukkan lidi ke dalam HNO3

Dicatat apa yang terjadi

Hasil

IV. Hasil dan Pembahasan

Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani Nitron berarti "soda asli", "gen"
"pembentukan") secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang
menyebutnya udara beracun atau udara tetap. Nitrogen atau zat lemas adalah sebuah
unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya
ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik
bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya.
Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur
lainnya. Nitrogen adalah zat non logam, dengan elektronegatifitas 3.0. Mempunyai 5
elektron di kulit terluarnya.

Nitrogen mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p3. Dalam pembentukan senyawa
dengan atom-atom lain, atom N dapat memperoleh atau lebih dapat dikatakan memakai
bersama tiga elektron untuk mencapai kulit valensi oktet 1s 2 2s2 2p6. Bilangan oksidasi N
dalam senyawanya berkisar dari 3 sampai +5. Bilangan oksidasi maksimum sesuai dengan
nomor golongan berkalanya, VA.

4.1 Reaksi redoks asam nitrit dan garam nitrit

Tabel 15. Reaksi redoks asam nitrit dan garam nitrit

Perlakuan dan reaksi Hasil pengamatan

Cu(s) + 4HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + Terbentuk gas berwarna kuning,


2H2O(l) larutan berwarna toska dan berbau
seperti karat

3Cu(s) + 8HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + 4H2O(l) Terbentuk gas berwarna kuning


+ 2NO(g) keorangean, larutan biru dan
berbau karat

2HNO3(aq) + 6NaOH(aq) + 2Al(s) → Terbentuk gas putih (no), berbau


2NaNO3(aq) + 3H20(l) + H2(g) + 4Al(OH)3(S) menyengat

Pada percobaan reaksi redoks asam nitrit dan garam nitrit, direaksikan logam Cu
dengan HNO3 pekat. Perlakuan ini dilakukan untuk mengindentifikasi apakah Cu dapat
bereaksi HNO3 menghasilkan asam nitrit/garam nitrit. Dalam percobaan ini, praktikan
mengamati saat terjadi reaksi. Hasil reaksinya adalah terbentuk gas berwarna kuning
kecokelatan dan berbau menyengat. Dalam reaksi ini, asam nitrat mendonorkan oksigen
yang mengakibatkan tembaga teroksidasi. Dalam percobaan ini HNO 3 berperan sebagau
oksdator dan Cu berperan sebagai reduktor.Asam nitrat memfasilitasi transfer elektron
dari tembaga, yang memungkinkan terjadinya reaksi redoks. Reaksi ini dapat dituliskan
sebagai berikut :

2HNO3(aq) + CU(s) → Cu(NO3)2 + NO(g) + H2O(l)


Pada percobaan HNO3 ditambahkan dengan NaOH encer lalu ditambahkan logam Al
menghasilkan gelembung gas yang diindentifikasi sebagai gas nitrogen oksida yang
berwarna putih. Saat perlakuan percobaan ini, setelah dilakukan pemanasan diperiksa gas
keluar tersebut dengan kertas lakmus. Perlakuan ini dilakukan untuk mengidentifikasi
keberadaan gas H2 saat perlakuan ini dilakukan kertas lakmus biru yang digunakan
berubah menjadi berwarna merah. Dalam perlakuan ini Logam Al berperan sebagai
reduktor dan HNO3 berperan sebagai oksidator. Sedangkan NaOH berperan sebagai basa.
Aluminium tidak larut dalam reaksi ini karena Al bereaksi dengan NaOH untuk
membentuk Al(OH)3 yang merupakan senyawa padat yang tak larut dalam air. R eaksi ini
dapat dituliskan sebagai berikut:

2HNO3(aq) + 6NaOH(aq)+ 2Al(s) → Al(OH)3(s) + 2NaNO3(aq) + H2O(l) + H2

4.2 Reaksi redoks asam nitrit

Tabel 16. Reaksi redoks asam nitrit

Perlakuan dan reaksi Hasil pengamatan

2NaN03(S) + H2SO4(aq)→ NaHSO4(aq) + Terbentuk gas disisi luar tabung rx


2HNO3(aq)

Dalam percobaan ini H2SO4 terlebih dahulu didinginkan, perlakuan ini bertujuan
untuk mengendalikan suhu dan mencegah terjadi reaksi berlebih. Karena reaksi H 2SO4
dengan NaNO3 merupakan reaksi eksoterm, yang artinya melepaskan panas dalam jumlah
besar. NaNO3 larut dalam H2SO4 karena terjadi reaksi antara ion natrium (Na +) dan ion
sulfat (SO42-) yang dihasilkan dari pelarutan asam sulfat dalam air. Proses ini melibatkan
interaksi ionik yang memungkinkan larutan natrium nitrat dalam asam sulfat. Dalam
percobaan reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:

2NaNO3(s) + H2SO4(aq→ NaHSO4(aq) + 2HNO3(aq)

4.3 Pembuatan senyawa nitrogen

A. Pembuatan amoniak
Tabel 17. Pembuatan amoniak

Perlakuan dan reaksi Hasil pengamatan

2NaNO3(S) + 6KOH(S) + 10Fe(S)→ 5Fe2O3(s) Terbentuk gas dan Ph basa


+ 6NaK(Fe2O4)(S) + 3H2O(g) + 3NO(g)

Saat dipanaskan campuran NaNO3, KOH dan Fe akan meleleh karena reaksi yang
terjadi antara natrium nitrat dan kalium hidroksida membentuk campuran yang lebih
rendah titik lelehnya dibandingkan dengan bahan-bahan aslinya. Pada saat yang sama,
besi (Fe) akan berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi tersebut. Amoniak adalah
senyawa kimia dengan rumus NH3. Ini adalah gas tak berwarna yang memiliki bau yang
khas, tajam, dan menyengat. Amoniak bersifat basa, karena hal inilah lakmus biru akan
tetap biru dan lakmus merah akan berubah warna menjadi merah. Amoniak adalah hasil
dari reaksi antara nitrogen dan hidrogen dalam kondisi tertentu, dan digunakan secara
luas dalam industri kimia untuk pembuatan pupuk, produk pembersih, dan dalam proses
pembuatan bahan kimia lainnya. Selain itu, amoniak juga digunakan dalam industri
makanan dan minuman sebagai agen pengawet dan dalam pemrosesan makanan tertentu.

B. Pembuatan gas NO dan NO2

Tabel 18. Pembuatan gas NO dan NO2

Perlakuan dan reaksi Hasil pengamatan

Cu(s) + 4HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + Larutan berwarna biru dan


2H2O(l) bersifat asam

Cu(s) + HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + NO2(g) + Terasa panas pada tabung, larutan


2H2O(l) berwarna hijau, terdapat gas
berwarna kuning kecokelatan)

Dalam percobaan ini digunakan logam Cu yang direaksikan dengan HNO 3,


perlakuan ini untuk mengidentifikasi adanya gas NO dan NO 2. Perbedaan yang kasat mata
dari kedua gas ini adalah gas NO adalah gas yang tidak berwarna yang tidak beracun
sedangkan gas NO2 adalah gas berwarna kuning kecokelatan yang berbau tajam dan
racun. Gas NO jika terhirup dalam jumlah besar dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan sedangkan, gas NO2 dapat menyebabkan masalah yang serius seperti
kerusakan pada paru-paru dan jaringan pernapan. Pembuatan gas NO dan NO 2 dilakukan
dalam kamar asam karena alasan keamanan. Karena dalam proses pembuatan kedua gas
ini melibatkan bahan dan sisa buang gas hasil reaksi yang beracun. Selain itu, lemari
asam dapat digunakan dalam mengontrol suhu dan kelembaban. Reaksi pembuatan gas
NO2 dapat dituliskan sebagai berikut:
Cu(s) + HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + NO2(g) + 2H2O(l)

C. Pembuatan asam nitrat

Tabel 19. Pembuatan asam nitrat

Perlakuan dan reaksi Hasil pengamatan

2KNO3(S) + H2SO4(aq)→ HNO3(aq) + K2SO4(aq) + Terdapat gas


H2O(l) + O2(g)

Dalam percobaan pembuatan asam nitrat dengan menggunakan asam sulfat yang
direaksikan dengan kalium nitrat, perlakuan ini menghasilkan gas oksigen sebagai sisa
produk dan mengasilkan asam nitrat dan kalium sulfat. Perlakuan dimana tabung reaksi
yang berisi asam sulfat diletakkan dalam es bertujuan untuk meminimalisir terjadinya
reaksi yang terlalu besar. Kelebihan dari pembuatan asam nitrat dari kalium nitrat dengan
asam sulfat antara lain adalah lebih aman daripada menggunakan kalium klorat atau
natrium nitrit, ketersediaan bahan baku yakni kalium nitrat relatif mudah ditemukan,
proses yang sederhana dan efesiensi hasil rendeman yang baik. Reaksi ini dapat dituliskan
sebagai berikut:

2KNO3(S) + H2SO4(aq)→ HNO3(aq) + K2SO4(aq) + H2O(l) + O2(g)

4.4 Sifat asam nitrat

A. Sifat mengikis

Tabel 20. Sifat mengikis

Perlakuan dan reaksi Hasil pengamatan

HNO3(aq) + H2O(l) → H3O(aq) + NO2 -


Kain wol mengalami penyusutan dan kaku,

(aq) bulu putih menjadi kuning, panas dan berbau


dan menimbulkan gas, pada kain warna hitam
HNO3(aq) → H+(aq) + NO-(aq)
berubah menjadi biru, kain putih sedikit
berbuah warna, mahkota kembang sepatu
menjadi layu .

Pada percobaan ini yakni membuktikan sifat asam nitrat, pada perlakuan pertama
membuktikan bahwa asam nitrat bersifat korosif. Pada perlakuan asam nitrat ditetesi di
atas kain putih, asam nitrat mampu merusak serat kain dan bahkan warna pada kain,
juga pada bulu putih, asam nitrat bahkan merusak warna bulu dan menimbulkan bau
yang tajam. Pada saat ditetesi ke mahkota kembang sepatu, warna mahkota kembang
sepatu berubah menjadi ungu kehitaman dan mahkota menjadi layu. Hal ini karena asam
nitrat bersifat korosif. Korosif adalah kemampuan suatu zat untuk merusak atau
menghancurkan bahan atau jaringan yang berada dalam kontak dengannya.

B. Oksidasi karbon

Tabel 21. Oksidasi karbon

Perlakuan dan hasil Hasil pengamatan

NaNO3(S) + 4HNO3(aq) → CO2(g) + 4NO2(S) Larutan berwarna toska, aroma


+ 2H2O(l) menyengat, endapan putih dan
terbentuk gas

Dalam percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sumbu pada batang lidi
korek api, didapatkan hasil berupa endapan putih menjadi sedikit menghitam. Perlakuan
memasukkan ujung lidi korek api yang telah dibakar ke dalam larutan NaNO 2 (natrium
nitrit) dan HNO3 (asam nitrat) menghasilkan reaksi kimia yang menghasilkan gas nitrogen
dioksida (NO2) yang berbahaya dan bersifat beracun. Reaksi ini berlangsung sebagai
berikut:

NaNO3(S) + 4HNO3(aq) → CO2(g) + 4NO2(S) + 2H2O(l)

Reaksi ini dapat digunakan untuk menghasilkan NO 2 dalam jumlah kecil untuk
berbagai eksperimen atau tujuan laboratorium tertentu. Namun, perlu diingat bahwa NO 2
adalah gas beracun yang harus ditangani dengan hati-hati karena dapat menyebabkan
iritasi pada saluran pernapasan dan berbahaya jika terhirup dalam jumlah besar. Oleh
karena itu, perlakuan ini harus dilakukan dengan peralatan pelindung yang sesuai dan di
bawah pengawasan yang ketat. Ditambahkannya HNO 3 ke dalam larutan NaNO3 dalam
percobaan oksidasi karbon bisa memiliki beberapa fungsi: Memfasilitasi reaksi oksidasi:
Asam nitrat (HNO3) adalah oksidator kuat yang dapat membantu mengoksidasi senyawa
organik, termasuk karbon. Meningkatkan efesiensi reaksi : HNO3 dapa membantu
meningkatkan kecepatan dan efesiesi reaksi oksidasi karbon. Pengendalian kondisi reaksi :
penambahan HNO3 dapat membantu mengatur ph dan kondisi reaksi lainnya untuk
memastikan reaksi okdidasi berjalan dengan baik. Dan memperluas jangkauan reaksi :
dengan adanya HNO3, reaksi okdidasi karbon mencakup lebih banyak senyawa organik
yang berpotensi teroksidasi.

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Asam nitrat adalah asam kuat yang terdiri dari atom nitrogen, dua atom
oksigen, dan satu atom hidrogen. Dalam reaksi redoks, HNO 3 dapat bertindak
sebagai oksidator karena dapat memberikan oksigen atau menerima elektron
dari suatu zat. Garam nitrat, seperti natrium nitrat (NaNO 3) atau kalium nitrat
(KNO3), adalah senyawa yang terbentuk dari asam nitrat (HNO3) dan suatu basa.
Dalam reaksi redoks, garam nitrat bisa menjadi sumber oksigen atau menjadi
agen yang menerima elektron. Senyawa nitrit, seperti natrium nitrit (NaNO 2)
atau kalium nitrit (KNO2), mengandung gugus nitrit (-NO2). Dalam reaksi redoks,
senyawa nitrit dapat bertindak sebagai agen pengoksidasi atau pengurang,
tergantung pada kondisi reaksi dan keadaan lingkungan.
2. Pembuatan senyawa nitrogen dapat melalui beberapa cara, yaitu:
- Pembuatan amoniak dengan mereaksikan garam nitrit dengan KOH dan
ditembahkan dengan serbuk besi
- Pembuatan gas NO dan NO2, dengan mereaksikan HNO3 encer dengan 3
keping logam Cu dan dipanaskan
- Pembuatan asam nitrat dengan mereaksikan 3g KNO3 dengan H2SO4.

5.2 Saran

Dalam praktikum ini masih ada kesalahan pengamatan, hal ini mungkin karena
praktikan kurang teliti dalam melakukan percobaan, dan adapun alat dan bahan yang
diperlukan dalam percobaan ini masih kurang. Untuk itu diharapkan dalam praktikum
selanjutnya, alat dan bahan sudah terlengkapi. Jadi, praktikum dapat berjalan sesuai
dengan prosedur, dan hasil yang didapat lebih akurat, serta sesuai dengan sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sriatun., Taslimah dan Suhartana. 2012. KIMIA UNSUR. Semarang : UPT UNDIP Press
Semarang.

Waskito,A., Wahab, H.I, Lisdiana,A., dan Rozana, M. 2022. “POTENSI PEMBENTUKAN

ASAM NITRAT DARI PENANGKAPAN UDARA BEBAS MELALUI PLASMA

DISCHARGE”. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Vol. 12 (1) : 20-25.

Zheng, H., Li, Y, Shi, D, Cheng, X, Gong, S., dan Wang, X. 2020. “Preparation and thermal

property of unusual morphology NaNO3 modified by solution combustion for

thermal energy storage”. Journal of Energy Storage. Vol. 29(1) : 1070-1079.

LAMPIRAN

A. Pra praktikum
1. Tuliskan semua reaksi kimia yang terjadi pada percobaan ini.

Jawab : Cu(s) + 4HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 2H2O(l)


NaNO3(S) + 4HNO3(aq) → CO2(g) + 4NO2(S) + 2H2O(l)

2KNO3(S) + H2SO4(aq)→ HNO3(aq) + K2SO4(aq) + H2O(l) + O2(g)

5Fe2O3(s) + 6NaK(Fe2O4)(S) + 3H2O(g) + 3NO(g)

2. Tentukan bilangan oksidasi nitrogen pada senyawa NO, NO2, NH3 dan
NaNO3

Jawab :

- NO (Nitrogen Monoksida): Dalam NO, nitrogen memiliki bilangan


oksidasi +2.
- NO2 (Dioksida Nitrogen): Dalam NO2, nitrogen memiliki bilangan
oksidasi +4.
- NH3 (Amonia): Dalam NH3, nitrogen memiliki bilangan oksidasi -3.
- NaNO3 (Natrium Nitrat): Dalam NaNO3, nitrogen memiliki bilangan
oksidasi +5.
3. Jelaskan cara pembuatan amoniak dalam skala industri serta jelaskan
kondisi-kondisi reaksi tersebut.

Jawab : Amoniak diproduksi secara besar-besaran melalui proses yang disebut


Haber-Bosch process. Proses ini melibatkan reaksi antara nitrogen gas (N2) dan
hidrogen gas (H2) dalam kondisi tekanan tinggi dan suhu tinggi di hadapan
katalis besi.Kondisi-kondisi reaksi ini melibatkan:

- Tekanan Tinggi: ini. Tekanan tinggi diperlukan untuk meningkatkan laju


reaksi dan menghasilkan hasil yang lebih baik. Biasanya, tekanan sekitar
200-400 atmosfer digunakan dalam proses
- Suhu Tinggi: Suhu tinggi juga diperlukan untuk mempercepat reaksi,
meskipun tidak terlalu tinggi karena dapat menyebabkan terjadinya
reaksi samping yang tidak diinginkan. Biasanya, suhu antara 400-500°C
digunakan dalam proses ini.
- Katalis: Katalis besi digunakan untuk mempercepat reaksi antara
nitrogen dan hidrogen tanpa dimakan atau berubah selama proses.
Katalis ini membantu mempercepat pembentukan amonia.

Dengan menggabungkan tekanan tinggi, suhu tinggi, dan katalis besi,

proses ini dapat memproduksi amonia secara efisien dalam skala industri.

4. . Tuliskan reaksi asam nitrat dengan suatu protein

Jawab : Reaksi antara asam nitrat (HNO3) dengan protein menghasilkan senyawa
nitrat dan zat-zat lainnya. Reaksinya dapat direpresentasikan sebagai berikut:

Senyawa nitrat yang dihasilkan dapat bervariasi tergantung pada jenis protein yang

bereaksi dan kondisi reaksi.

Anda mungkin juga menyukai