Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

NITROGEN

Kelompok III
Agnessa Sitio
F0B023001

Asisten Laboratorium:
1. Septia Wulandari (F1C121010)
2. Vinanta Yulianti (F1C121014)
3. Zaifuddin Zuhro Thallalah (F1C121036)
4. R.M. Khairul Umam Gibran (F1C121058)

Dosen Pengampu:
1. Restina Bemis, S.Si., M.Si
2. Nurul Pratiwi, M.Si.

LABORATORIUM LINGKUNGAN DAN GEOKIMIA I


PROGRAM STUDI D-III ANALIS KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2024
PERCOBAAN IV
NITROGEN

I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami reaksi redoks asam nitrat, garam nitrit
dan senyawa nitrit
2. Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan senyawa Nitrogen.

II. Landasan Teori


Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Nitrogen berperan
dalam metabolisme senyawa-senyawa aktif dalam tubuh tanaman seperti
asam amino, protein, dan koenzim. Ketersediaan Nitrogn didalam tanah
yang terbatas serta penggunaan pupuk nitrogen secara berlebihan dapat
menyebabkan pertumbuhan, produksi, efisiensi pemupukan Nitrogen yang
rendah (Siahaan et al., 2022).
Nitrogen yang ditemukan diudara mencapai 80% dari total nitrogen di
bumi, namun karena sifatnya yang stabil dan tidak reaktif mengakibatkan
tanaman mampu menggunakannya secara langsung. Ketersediaan nitrogen
ditanah terbatas disebabkan karena senyawa nitrogen mempunyai sifat
mudah hilang sehingga pemanfaatan hitrogen bebas melalui proses
penambatan penting, dalam menyediakan kebutuhan bagi tanaman (Dewi
dan Trimulyono, 2024).
Nitrogen (N) merupakan unsur hara yang sangat penting bagi
kehidupan, dimana Nitrogen dapat ditemukan pada setiap makhluk hidup
dalam bentuk asam amino dan protein. secara alami tanah merupakan
gudang Nitrogen dalam ekosistem pertanian, dimana berdasarkan estimasi
global tanah mengandung sekitar 2,4 x 1011 ton Nitrogen. Pada
kenyataannya ketersediaan Nitrogen sering tidak dapat mencukupi
kebutuhan. Masukan N ke dalam tanah dapat berasal dari beberapa
sumber, diantaranya secara fisik melalui air hujan, secara kimiawi melalui
pemupukan (Widjajanto, 2010).
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
- Tabung reaksi
- Labu Erlenmeyer
- Gelas beker
- Batang pengaduk
- Cawan porselen
- Kaca arloji
- Spatula

B. Bahan
- kertas lakmus
- keping Cu
- keping Al
- Garam nitrit padat
- NaoH encer
- H2SO4 encer
- serbuk Fe
- KNO3 padat
- NaNO2
- KOH padat
- Aquades
- Gabus
- Bulu putih
- Kain putih
- Bulu domba (wol)
- mahkota bunga kembang sepatu
- kain warna
- HNO3 encer
-HNO3 pekat
- H2SO4 pekat
3.2 Skema Kerja
A.Reaksi redoks asam nitrit dan garam nitrit

Logam Cu

Dimasukkan kedalam tabung reaksi


Ditambahkan beberapa tetes asam nitrit pekat
Diamati hasil yang terjadi

Hasil

HNO3 pekat

Diencerkan agar diperoleh asam nitrat 7 M


Ditambahkan 3 keping logam Cu pasa asam nitrat
Diamati perubahan

Hasil

HNO3 pekat dan NaOH encer

Dimasukkan 2 ml HNO3 dan 5 ml NaOH encer


Ditambahkan 1 keping logam Al
Dipanaskan
Diperiksa gas yang terjadi menggunakan lakmus merah
Yang sudah dibasahi dengan aquades

Hasil

B.Reaksi redoks asam nitrit

Asam sulfat encer (H3SO4)

Didinginkan 10 ml kedalam tabung reaksi dengan es batu


Sekitar 5 menit
Dimasukkan H2SO4 dingin kedalam tabung reaksi lain yang
telah diisi 1 gram NaNO2

Hasil
C.Pembuatan senyawa nitrogen
-Pembuatan amoniak
Garam nitrit pekat (NaNO2)
Dimasukkan 0,5 gr garam nitrit ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 0,75 gr KOH padat
Ditambahkan 5 gr serbuk besi
Dipanaskan tabung reaksi
Diuji gas yang terbentuk dengan kertas lakmus yang telah
dibasahi dengan aquades

Hasil

-Pembuatan gas NO dan NO2


HNO3 encer dan logam Cu
Dilakukan dikamar asam atau diluar laboratorium
Disediakan 2 tabung reaksi
Dimasukkan 3 ml HNO3 pada tabung reaksi 1
Ditambahkan 3 keping logam Cu
Dipanaskan tabung reaksi 1 dan dialirkan gas gelembung
reaksi 2 batang penghubung yang berisi air
Diamati perlahan yang terjadi
Diuji sifat larutan dengan lakmus

Hasil

HNO3 pekat

Dimasukkan 2 ml HNO3 pekat dan 1 keping logam Cu


dalam tabung reaksi 2
Diamati perubahan yang terjadi
Dipanaskan dengan hati hati jika tidak terjadi perubahan
perubahan warna
Hasil
-Pembuatan asam nitrat
es dan air

Dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml


Diisikan es batu dan air ke dalam gelas piala
Dilakukan 1 tabung reaksi ke dalam gelas piala
Direaksikan 3 gr KNO3 dengan 2,5 ml H2SO4 pekat pada
reaksi lain
Dipasang sumbat dan pita pada tabung reaksi yang telah
diinginkan
Diamati reaksi yang terjadi

Hasil

D. Sifat asam nitrat


-Sifat mengikis
HNO3 pekat
Dimasukkan 3 ml HNO3 pekat dalam cawan porselen
Dicelupkan batang pengaduk pada asam nitrat
Diteteskan asam nitrat pada lakmus biru
Diulangi langkah ini pada gabus
Dimasukkan bulu putih, kain putih, kain warna, bulu
domba (wol) dan sehelai mahkota bunga kembang
sepatu kedalam cawan secara bergantian
Diamati reaksi yang terjadi

Hasi

-Oksidasi Karbon
Garam nitrit pekat (NaNO2)
Dituangkan 1 ml HNO3 pekat kedalam kaca arloji
Dibakar 3-4 batang lidi korek api
Dibiarkan hingga membara
Dimatikan api
Dimasukkan lidi kedalam HNO3
Dicatat apa yang terjadi
Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan praktikum kimia Analitik dasar Nitrogen yang
dilaksanakan pada 23 April 2024 didapatkan hasil sebagai berikut:
4.1 Reaksi redoks asam nitrit dan garam nitrit
Tabel 15. Reaksi redoks asam nitrit dan garam nitrit
Perlakuan dan reaksi Hasil Pengamatan
Cu(s) + 4HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) - bau besi
+ 2H2O(g) - gas kuning/orange
- larutan berwarna tosca
3Cu(s)+NaOH(aq)+Al(s) -Gas kuning/orange
3Cu(NO3)2(aq)+2NO(aq)+4H2O(aq) - larutan biru
-bau karat

HNO3(aq)+NaOH(aq)+Al(s) - asap putih


3NaNo3(aq)+4H2O(l)+2NO(g)+Al2O3 - terdapat gelembung gas
- bau kaporit

Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang melibatkan perpindahan


electron dari satu atom ke atom lain. Dari praktikum yang telah
dilakukan, Tembaga (Cu) direaksikan dengan asam Nitrat (HNO 3) dalam
larutan. Sehingga reaksi yang terjadi
Cu(s) + 4HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) + 2H2O(g)
Tembaga (Cu) bertindak sebagai reduktor, teroksidasu menjadi ion Cu2+.
Asam nitrat bertindak sebagai oksidator, tereduksi menjadi gas nitrogen
dioksida (No2) sehingga didapatkan hasil akhirnya adalah terbentuknya
larutan berwarna tosca Cu(NO3) dan gas N02 yang berwarna kuning atau
orange. Pada reaksi
3Cu(s)+NaOH(aq)+Al(s) 3Cu(NO3)2(aq)+2NO(aq)+4H2O(aq)
Tembaga (Cu) bertindak sebagai reduktor, teroksidasi menjadi ion Cu2+.
Asam nitrat bertindak sebagai oksidator, tereduksi menjadi gas nitrogen
monoksida (NO). Perlakuannya yaitu tembaga (Cu) direaksikan dengan
asam nitrat (HNO3) dalam larutan. Hasil akhirnya adalah terbentunya
larutan biru Cu(NO3)2 dengan gas NO yang berwarna kuning atau
orange. Reaksi selanjutnya yaitu
HNO3(aq)+NaOH(aq)+Al(s) 3NaNo3(aq)+4H2O(l)+2NO(g)+Al2O3
Aluminium (Al) direaksikan dengan asam nitrat (HNO3) dan
Natrium hidroksida (NaOH) dalam larutan. Dalam hal ini, aluminium
bertindak sebagai reduktor, teroksidasi menjadi ion Al3+. Asam nitrat
(HNO3) bertindak sebagai oksidator, tereduksi menjadi gas nitrogen
monoksida (NO). Natrium hidroksida bereaksi dengan asam nitrat untuk
membuat natrium nitrat (NaNO3) Dan gas NO. Gas nitrogen dioksida
yang dihasilkan dari reaksi ini bersifat asam, sehingga dapat
memerahkan kertas lakmus biru. Fungsi setiap perlakuan adalah untuk
menunjukkan reaksi redoks antara asam nitrat dan garam nitrat dengan
tembaga. Alumunium tidak larut dalam campuran larutan karena
alumunium membentuk lapisan oksida yang keras dan tahan air yang
melindunginya dari korosi lebih lanjut.
4.2 Reaksi redoks asam nitrit
Tabel 16. Reaksi redoks asam nitrit
Perlakuan dan reaksi Hasil Pengamatan
2NaNO3(s) +H2SO4(aq) - timbul gas kuning
Na2SO4(aq) + 2HNO3(aq) - bau menyengat

Asam sulfat harus didinginkan untuk mencegah terjadinya reaksi yang tidak
diinginkan atau berbahaya. Jika tidak didinginkan, suhu yang tidak stabil atau
cenderung tinggi dapat menyebabkan reaksi berlangsung lebih cepat dan
menghasilakn panas yang berlebihan yang dapat menyebabkan ledakan atau
kebakaran. NaNO3 dapat larut dalam asam sulfat dingin karena suhu yang lebih
rendah membuat molekul-molekul asam sulfat bergerak lebih lambat, sehingga
memudahkan NaNO3 untuk larut. Reaksi redoks asam nitrit adalah

2NaNO3(s) +H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + 2HNO3(aq)

Fungsi setiap perlakuan adalah untuk mendapatkan hasil reaksi yang


diinginkan dan aman. Perlakuan pertama adalah untuk mencegah reaksi yang
tidak diinginkan atau berbahaya, perlakuan kedua adalah untuk memudahkan
proses pelarutan, dan perlakuan. Perlakuan ketiga adalah untuk mendapatkan
hasil reaksi yang diinginkan.
4.3 Pembuatan senyawa Nitrogen
A. Pembuatan Amonia
Tabel 17. Reaksi redoks asam nitrit
Perlakuan dan reaksi Hasil Pengamatan
NaNO3(s) +KOH(S) +Fe9s) Lakmus biru menjadi merah
Na2SO4(aq) + 2HNO3(aq) campuran biru
Lakmus merah tetap merah
campuran biru
Dalam praktikum, larutan campuran menjadi meleleh atau terlebur
sempurna karena adanya interaksi antara molekul-molekul dalam larutan tersebut.
Amoniak adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Ini adalah gas yang tidak
berwarna, tidak berbau. iasa ditemukan di alam, amonia juga dapat disimpan
sebagai cairan pada tekanan tinggi dan mudah larut dalam air. Amonia
menyimpan dirinya dalam bentuk basah dan kering di darat, tanaman, tanah, dan
air. Fungsi perlakuan pada penambahan natrium nitrat (NaNO3), Kalium
hidroksida dan besi yaitu Natrium nitrat sebagai sumber ion nitrat yang akan
bereaksi. Kalium hidroksida (KOH) sebagai basa yang akan bereaksi dengan asam
nitrat yang terbentuk. Besi (Fe) sebagai reduktor yang akan mereduksi ion nitrat
menjadi gas nitrogen oksida (NO). Sifat-sifat gas atau larutan ammonia (NH3)
Yaitu: Amonia adalah gas yang tidak berwarna dengan bau khas yang menyengat,
Amonia larut dalam air membentuk larutan basa yang disebut larutan amoniak,
larutan amoniak bersifat basa karena ammonia bereaksi dengan air membentuk
ion hidroksida (OH-). Larutan amoniak memiliki pH diatas 7, menunjukkan
sifatnya yang basa. Ammonia dan amoniak bersifat korosif terhadap kulit, mata
dan saluran pernapasan. Pada percobaan yang telah dilakukan, lakmus biru tetap
biru (tidak berubah) hal tersebut karena amonia dan larutan amoniak bersifat basa.
Sifat basa tidak mengubah warna lakmus biru lakmus merah menjadi biru Karena
larutan amoniak bersifat basa menyebabkan lakmus merah berubah menjadi biru.
Gas memang merupakan bentuk murni dari amonia. Namun, senyawa ini juga bisa
diolah menjadi sediaan padat atau cair, tergantung dengan tujuan penggunaannya.
Gas amonia terbuat dari sisa penguraian berbagai zat organik seperti tumbuhan,
bangkai, hingga kotoran hewan. Amoniak banyak digunakan dalam berbagai
bidang seperti industry oupuk, amoniak merupakan bahan baku utama dalam
pembuatan pupuk nitrogen seperti urea. Amoniak digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan berbagai senyawa kimia lain, seperti asam nitrat, dalam industry
farmasi amoniak digunakan dalam pembuatan berbagai obat-obatan. Kandungan
amonia terdiri dari senyawa nitrogen dan hidrogen, tapi tidak mengandung
karbon, sehingga membuat pembakaran yang dihasilkan menjadi lebih ramah
lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida. Amonia bertindak
sebagai agen pendingin dalam sistem refrigerasi dan pendingin udara. Ini karena
amonia memiliki kemampuan pendinginan yang efisien dan ramah lingkungan.
Amonia juga digunakan dalam laboratorium sebagai zat pengisap dalam reaksi
kimia atau sebagai bahan kimia untuk analisis dan penelitian. Dalam industri
tekstil, amonia digunakan dalam industri tekstil untuk pencucian dan pemutihan
serat alami seperti wol dan sutra.
B. Pembuatan gas NO dan NO2
Tabel 18. Reaksi redoks asam nitrit
Perlakuan dan reaksi Hasil Pengamatan
Cu(s) + HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) - larutan berawarna biru dan
+ 2H2O(l) + 2NO2 bagian bawah berwarna hijau

HNO3(aq)+Cu(s) -Gas orange


Cu(NO3)2(aq)+2NO(g)+2H2O(l) - Cu larut dan terbntuk warna
hijau

Perbedaan dari gas NO dan NO2 yaitu NO tidak berawarna sedangkan NO2
berwarna coklat kemerahan. Sifat NO relafit stabil dan tidak reaktif sedangkan
NO2 lebih reaktif dan dapat bereaksi dengan air membentuk asam nitrat.
Pembuatan gas NO dan NO2 harus dilakukan didalam lemari asam karena kedua
gas tersebut bersifat beracun da dapat berbahaya bagi kesehatan jika terhirup
dalam konsentrasi yang tinggi. NO2 Dapat menyebabkan iritasi saluran
pernapasan, kedua gas tersebut bersifat korosif dan dapat merusak peralatan serta
lingkungan sekitar. Lemari asam berfungsi untuk mengisolasi dan mengendalikan
Gas-gas berbahaya yang dihasilkan selama reaksi paparan berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. NO2 Bereaksi dengan
air membentuk asam nitrat yang korosif.
C. Pembuatan asam nitrat
Tabel. 19 reaksi redoks asam nitrit
Perlakuan dan reaksi Hasil Pengamatan
2KNO3(s) + H2SO4(aq)
2HNO3(aq) + K2SO4(aq) - gas kuning

Kalium nitrat dalam fase solid berfungsi sebagai oksidator dalam reaksi.
Asam sulfat dalam fase cair berfungsi sebagai reduktor dalam reaksi ini. Hasil
positif yang didapatkan dari perlakuan ini yaitu menghasilkan HNO3 yang
merupakan senyawa kimia penting yang banyak digunakan dalam berbagai
industri, seperti industri pupuk urea, bahan peledak dan bahan kimia lainnya.
4.4 sifat asam nitrat
A. sifat mengikis
Tabel 20. Sifat mengikis
Perlakuan dan reaksi Hasil Pengamatan
HNO3(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + -larutan asam
NO3-(aq) - bulu berubah menjadi kuning,
kain putih jadi putih pucat, kain
warna jadi memudar, bunga sepatu
jadi warna orange, kain wol
terbakar
+
Asam nitrat menghasilkan H3O Yang menyebabkan larutan bersifat asam.
Asam nitrat memiliki sifat korosif pada beberapa bahan dan memiliki sifat
oksidatif. HNO3 dapat mengikis dan mengubah warna bahan karena sifat-sifat
kimianya.
B. Oksidasi karbon „
Tabel 21. Oksidasi karbon
Perlakuan dan reaksi Hasil Pengamatan
Cu(s) + 4HNO2(aq) CO2(g) - bersifat korosif
4NO2(S) + 2H2O(l) - berbau seperti pemutih
- gas Co
Cu solid merupakan reaksi utama yang akan mengalami oksidasi. HNO2(aq)
berfungsi sebagai oksidator. Co2(g) produk oksidasi dari karbon, NO2(g) dan H2O(l)
adalah produk samping dari dalam reaksi ini, karbon bereaksi dengan asam nitrit
untuk menghasilkan CO2 dan NO2.
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesiumpulan
1. Reaksi redoks asam nitrit melibatkan transfer electron antara molekul
2. senyawa nitrogen dapat dibuat melalui berbagai metode, termasuk sintesis
Haber-Bosch

B. Saran
Dalam pembuatan gas NO dan NO2 sebaiknya dilakukan dilemari asam
bukan diluar ruangan agar memudahkan praktikan dalam berdiskusi dengan
anggota kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, P.R dan G. Trimulyono. 2024. “Isolasi dan karakterisasi bakteri penambat
Nitrogen dari Rizosfer tanaman nanas di lereng gunung kelud Kediri.”
Jurnal Lentera Bio. Vol. 13(1): 73-85.
Siahaan, E.O., K.W.L.V.Gulo, R. Darningsih dan S. Sihotang. 2022. “Making
Nitrogen fertilizer using cassava leaves and papaya leaves on chili
Plants.” Indonesian Journal of chemical Science and Technology.
Vol. 5(1): 7-9.
Widjajanto, W. 2010. Dinamika nitrogen dalam system pertanian. Semarang:
Universitas Diponegoro Press.

Anda mungkin juga menyukai