Anda di halaman 1dari 21

A.

JUDUL PERCOBAAN : Nitrogen dan Amonia


B. TANGGAL PECOBAAN : Selasa, 10 Maret 2020. Pukul 09.30 WIB
C. SELESAI PERCOBAAN : Selasa, 10 Maret 2020. Pukul 12.00 WIB
D. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui cara pembuatan gas nitrogen dan ammonia di laboratorium.
2. Mengetahui sifat sifat nitrogen dan senyawanya.
3. Mengidentifikasi gas nitrogen, ammonia dan senyawanya.
E. DASAR TEORI

1. Nitrogen
Nitrogen adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur
nonlogam dan gas yang paling banyak di atmosfer bumi. Nitrogen
merupakan unsur yang relatif stabil, tetapi membentuk isotop-isotop yang 4
di antaranya bersifat radioaktif. Di alam nitrogen terdapat dalam bentuk gas
N2 yang tidak berwarna dan tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun.
Pada suhu yang rendah nitrogen dapat berbentuk cairan atau bahkan kristal
padat yang tidak berwarna (bening). Nitrogen merupakan molekul diatomik
yang memiliki ikatan rangkap tiga 3(Amaria, dkk, 2013). Berikut adalah
gambar dari unsur nitrogen:

Energi ikatannya cukup tinggi sehingga sangat stabil dan sulit


bereaksi. Karena itu kebanyakan entalpi dan energi bebas pembentukan
senyawa nitrogen bertanda positif. Molekul nitrogen ini sangat ringan dan
nonpolar sehingga gaya van der waals antar molekul sangat kecil. Gas ini
masuk dan keluar tubuh manusia sewaktu bernafas tanpa berubah. Gas ini
tidak berbau dan tidak berasa. Nitrogen sangat diperlukan digunakan
sebagai pembuatan senyawa penting seperti amonia dan urea. Karena
kesetabilan yang tinggi, nitrogen dipakai untuk gas pelindung gas oksigen
dalam pabrik kimia, industri logam, dan dalam pembuatan komponen
elektronika. Nitrogen cair juga digunakan untuk membekukan makanan
secara cepat. (Amaria, dkk, 2013)

Kelimpahan Nitrogen

Nitrogen terdapat di alam sebagai unsur bebas berupa molekul


diatomik (N2) kira-kira 78,09% volume atmosfir. Dijumpai dalam mineral
penting seperti (KNO3), dan sendawa Chili (NaNO3). Pada tumbuhuan dan
hewan, nitrogen berupa bentuk protein yang komposisi rata-ratanya 51% C;
25% O; 16% N; 7% H; 0,4%P; dan 0,4% S.

Sifat Fisika dan Kimia Nitrogen

 Mempunyai massa atom = 14,0067 sma


 Mempunyai nomor atom = 7
 Titik didih = -1960C
 Titik beku = -2100C
 Mempunyai jari-jari atom = 0,920 A
 Mempunyai Konfigurasi [He]2s2 2p3
 Dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -3, +5, +4, dan +2.
 Mempunyai volume atom = 17,30 mol/cm3
 Mempunyai struktur heksagonal
 Mempunyai massa jenis = 1,2151 gram/cm3
 Mempunyai kapasitas panas = 1,042 J/g0K
 Mempunyai energi ionisasi ke-1 = 1402,3 kJ/mol
 Mempunyai energi ionisasi ke-2 = 2856 kJ/mol
 Mempunyai energi ionisasi ke-3 = 45781 kJ/mol
 Mempunyai nilai elektronegativitas = 3,04
 Mempunyai konduktivitas kalor = 0,02598 W/moK
 Mempunyai harga entalpi pembentukan = 0,36 kJ/mol
 Mempunyai harga bentalpi penguapaan = 2,7928kJ/mol
 Berat Jenis Relatif  = 0,967
 Berat Molekul = 28,013
 Suhu Kritis = -147,1 ° C
 Berat Jenis Gas (@101,3 kPa dan 15 °C) = 1,170 kg/m3
 Daya larut dalam air (@101,3 kPa dan 20 °C) =  0,016 cm3/cm3
 Berupa gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak beracun.
 Mudah menguap
 Tidak reaktif
 Bersifat diamagnetic
 Elektronegatifannya paling tinggi dalam satu golongan.

(Amaria, dkk, 2013)

Reaksi-Reaksi Nitrogen

Nitrogen dapat membentuk suatu senyawa berupa ion Nitrit (NO 2-)
dan ion Nitrat (NO3). Berikut diuraikan beberapa reaksi-reaksi yang sering
digunakan dalam percobaan di laboratorium.

1) Nitrit (NO2-)
Semua nitrit (NO2-) larut dalam air kecuali perak nitrit yang larut
sangat sedikit dalam air. Reaksi ini dapat dipelajari dengan memakai
larutan kalium nitrit (KNO2) yang baru dibuat.

Berikut merupakan beberapa percobaan yang sering dipakai untuk


mempelajari reaksi-reaksi nitrit:

- Dengan menambahkan suatu asam klorida encer secara hati-hati kepada


suatu nitrit dalam keadaan dingin, dihasilkan larutan biru pucat yang tak
tetap (transien) (karena adanya asam nitrit bebas, HNO2 atau
anhidranya, N2O3) dan dilepaskan uap nitrogen dioksida yang coklat.
Uap tersebut terbentuk karena terjadi persenyawaan antara nitrogen
oksida dengan oksigen dari udara. Hasil serupa diperoleh dengan
larutannya dalam air. (Lee, J. D, 1991)
NO2- + H+  HNO2

(2HNO2  H2O + N2O3)

3HNO2  HNO3 + 2NO + H2O

2NO (g) + O2 (g)  2NO2 (g)

- Dengan menambahkan suatu larutan nitrit secara hati-hati pada larutan


pekat (25%) besi(II) sulfat yang diasamkan dengan asam asetat encer
atau asam sulfat encer, terbentuk cincin coklat diantara perbatasan
kedua cairan tersebut yang ditimbulkan oleh senyawa [Fe,NO]SO4. Jika
penambahan tak dilakukan hati-hati, hasilnya adalah pewarnaan yang
coklat. Hal ini serupa dengan uji cincin nitrat terhadap nitrat.
NO2- + CH3COOH  HNO2 + CH3COO-

3HNO2  H2O + HNO3 + 2NO (g)

Fe2+ + SO42- + NO (g)  [Fe,NO]SO4

Iodida, bromida, ion-ion berwarna, dan anion yang memberi


senyawa-senyawa berwarna dengan ion besi(II), tak boleh ada.

- Dengan larutan barium klorida tidak membentuk endapan.


- Dengan menambahkan suatu larutan nitrit kepada larutan kalium iodida,
yang diteruskan dengan mengasamkannya dengan asam asetat atau
dengan asam sulfat encer, akan dibebaskan iod yang dapat diidentifikasi
dari warna biru yang dihasilkannya dengan amilum (pasta kanji).
2 NO2- + 2I- + 2H2SO4  I2 + 2NO (g) + 2 SO42- + 2 H2O

2 NO2- + 2I- + 2CH3COOH  I2 + 2NO (g) + 2 SO42- + 2 H2O


(Svehla, G, 1985)

2) Nitrat (NO3-)
Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air; garam-garam ini larut
dalam asam nitrat encer. Reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium
nitrat.

Berikut merupakan beberapa percobaan yang sering dipakai untuk


mempelajari reaksi-reaksi nitrat:

- Dengan asam sulfat pekat terbentuk uap nitrogen dioksida yang coklat
kemerahan, disertai oleh uap asam nitrat berbau menusuk dan berasap
dalam udara, akan terbentuk ketika nitrat padat direaksikan dengan
reagensia. Asam sulfat encer tak memberi reaksi apa-apa (perbedaan
dari nitrit).
4NO3- + 2H2SO4  4NO2 (g) + O2 (g) + 2SO42- + 2H2O

- Asam sulfat pekat dan serutan tembaga yang mengkilat dipanaskan


bersama nitrat padat, akan dilepaskan uap nitrogen dioksida berwarna
coklat kemerahan, dan larutan berubah warna menjadi biru oleh
terbentuknya ion-ion tembaga(II). Dapat juga dipakai larutan dari nitrat
tersebut, lalu ditambahkan asam sulfat dengan hati-hati sekali.
2NO3- + 4H2SO4 + 3Cu  3Cu2+ + 2NO (g) + 4SO42- + 4H2O

2NO (g) + O2 (g)  2NO2 (g)

- Dengan larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat pekat (uji cincin coklat),
dilakukan dengan salah satu dari kedua cara sebagai berikut:
Pertama dapat dilakukan dengan menambahkan besi(II) sulfat
kepada larutan nitrat, kemudian dituangkan secara perlahan-lahan
sepanjang sisi tabung-uji sehingga asam ini membentuk suatu lapisan di
sebelah bawah campuran tersebut. Sebuah cincin coklat akan terbentuk
pada tempat dimana kedua cairan bertemu. (Lee, J. D, 1991)
Kedua, dapat dilakukan dengan menambahkan asam sulfat pekat
kedalam larutan nitrat. Campuran tersebut didinginkan dibawah aliran
dingin dari kran. Setelah dingin, larutan jenuh besi(II) sulfat dengan
perlahan-lahan sepanjang sisi tabung sehingga membentuk suatu lapisan
di atas cairan tadi. Pada zona persentuhan kedua cairan tersebut akan
terbentuk suatu cincin tengguli. Sebuah cincin coklat yang dikenal
dengan cincin tengguli akan terbentuk pada zona persentuhan kedua
cairan tersebut. (Lee, J. D, 1991)

Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan [Fe(NO)]2+.


Setelah campuran dikocok dan dipanaskan, warna coklat hilang,
nitrogen(II) oksida dilepaskan, dan tinggallah larutan ion besi(II) yang
kuning.

2NO3- + 4 H2SO4 + 6 Fe2+  6Fe3+ + 2NO (g) + 4SO42- + 4H2O

Fe2+ + NO (g)  [Fe(NO)]2+

Pembuatan Gas Nitrogen

a) Pembuatan Gas Nitrogen di laboratorium


 Dalam skala kecil (skala laboratorium), gas nitrogen dapat
dibuat melalui pemanasan senyawa azida, seperti natrium azida
(NaN3) dan barium azida (Ba(N3)2). Pemanasan ini
menghasilkan gas nitrogen dan logam natrium.
dipanaskan
2NaN3(s) 2Na(s) + 3N2(g)

 Selain diperoleh dari pemanasan senyawa azida, nitrogen juga


dapat dihasilkan dari pemanasan secara perlahan – lahan
amonium nitrit (NH4NO2).
dipanaskan
NH4NO2(aq) 2H2O(l) + N2(g)
 Amonium nitrit yang digunakan, dibuat dengan cara
mereaksikan natrium nitrit dan amonium klorida menurut
reaksi berikut.
dipanaskan
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq) NH4NO2(aq) +
NaCl(aq)

b) Pembentukan gas nitrogen di industri


Pembuatan gas nitrogen dilakukan bersamaan dengan
pembuatan gas oksigen karena sumbernya juga sama, yaitu
udara. Udara yang mengandung 78% gas nitrogen, didinginkan
sehingga diperoleh nitrogen dan oksigen cair.
Selanjutnya, cairan tersebut didistilasi pada suhu -195,8 oC.
Nitrogen cair akan menguap dan terpisah dengan oksigen cair.
Uap nitrogen ini, kemudian ditampung dan dapat digunakan
sesuai dengan keperluan
(Hadyana, A, 1994)

2. Amonia
Amonia merupakan senyawa yang terdiri atas unsur nitrogen dan
hidrogen serta dikenal memiliki bau menyengat yang khas. Molekul
amonia terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion
hidrogen bermuatan positif dengan rumus kimia NH3. Amonia dapat
terjadi secara alami atau dapat diproduksi. Amonia alami yang hadir
dalam jumlah jejak di atmosfer berasal dari dekomposisi bahan organik.
Metode alami produksi amonia melibatkan serangkaian proses kimia
yang menggabungkan bersama-sama ion nitrogen dan hidrogen.
Produksi amonia buatan melibatkan serangkaian proses kimia untuk
menggabungkan ion nitrogen dan hydrogen(Lee, J. D, 1991). Berikut
merupakan gambar senyawa amonia:

Reaksi – Reaksi ion Amonium

Dengan larutan natrium hidroksida, sejumlah gas amonia


dilepaskan saat pemanasan dilakukan.

NH4- + OH-  NH3+ +H2O

Identifikasi terbentuknya amonia:

 Dari terbentuknya uap amonium klorida bila sebuah pengaduk atau


batang kaca yang telah dibasahi asam klorida pekat.
 Dari fakta bahwa gas ini menyebabkan kertas lakmus merah berubah
warna menjadi biru atau kertas kunyit menjadi coklat.
 Dari baunya dengan cara mencium uap setelah mengangkat tabung uji
atau gelas piala kecil dari api, dilakukan dengan hati-hati
 Dari kemampuannya mengubah kertas saring yang dibasahi larutan
merkurium (I) nitrat menjadi hitam. Dalam uji ini terbentuk campuran
merkurium(II) amidonitrat (endapan putih) dan merkurium (endapan
hitam):
2NH3 + Hg22+ + NO3- Hg(NH2)NO3 (g) + Hg +
NH4+

 Kertas saring yang dibasahi larutan mangan(II) klorida dan hidrogen


peroksida memberi warna coklat. Hal ini karena terjadinya oksidasi
terhadap mangan oleh larutan basa yang terbentuk tersebut.
(Svehla, G, 1985)
Pembuatan Amonia

Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen


ditemukan oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman.
Sedangkan proses industri pembuatan amonia untuk produksi secara
besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga
dari Jerman.

Gas amoniak dibuat menurut proses Haber & Bosch: N 2 + 3 H2 


→ 2NH3 22,8 kal pada suhu reaksi 530 oC dan tekanan 150 - 200 atm
dengan katalis Fe2O3/Ni/Pt/Pd. Reaksi tersebut merupakan reaksi
eksoterm namun harus dilangsungkan pada suhu tinggi, hal ini
disebabkan karena kedua gas tersebut bersifat lembam. Gas nitrogen
berasal dari udara sedangkan hidrogen berasal dari cracking gas alam.
Seiring dengan kemajuan teknologi, digunakan tekanan yang jauh lebih
besar, bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka
amonia yang terbentuk segera dipisahkan. (Lee, J. D, 1991)

Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi


(dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian
campuran gas dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator
sehingga terbentuk amonia. Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk
sintesis amonia diberikan pada Gambar berikut.
(Hadyana, A, 1994)

Pada zaman dahulu amoniak diperoleh sebagai hasil sampingan


gas lampu (hasil penyulingan kering batu bara) dalam bentuk garam
sulfat atau karbonat, kemudian dibebaskan dengan Ca(OH)2. Di
laboratorium, jika diperlukan gas amoniak dalam jumlah sedikit dapat
dibuat dengan membebaskan garam-garam amonium dengan kapur
(mis. NH4Cl + Ca(OH)2). (Lee, J. D, 1991)

F. ALAT DAN BAHAN :


A. ALAT
No. Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Erlenmeyer pipa samping 250 mL 1
2. Corong pisah Kecil 1
3. Spatula - 1
4. Pembakar spiritus - 1
5. Gelas kimia 250 mL 1
6. Gelas ukur 100 mL, 10 mL @1
7. Corong kaca Kecil 1
8. Tabung reaksi Sedang 7
9. Pipet tetes - 7
10. Kaca alroji - 1
11. Penjepit kayu - 1
12. Statif - 1
13. Klem - 1
14. Karet penutup - 2
15. Bak air - 1
16. Selang Kecil 2
17. Neraca analitis - 1
18. Plastisin - 1
B. BAHAN
No. Nama Bahan Spesifikasi
1. Kristal NaNO2 Secukupnya
2. Kristal NH4Cl Secukupnya
3. HCl pekat Secukupnya
4. Serbuk Ca(OH)2 Secukupnya
5. FeS Secukupnya
6. Larutan Amilum Secukupnya
7. Larutan KI Secukupnya
8. Larutan ammonia pekat Secukupnya
9. Aquades Secukupnya
10. Kertas saring Secukupnya
11. Kertas lakmus merah dan biru Secukupnya
12. Sebilah kayu Secukupnya
13. Larutan HCl pekat Secukupnya
14. Bunga belerang Secukupnya
15. Larutan H2SO4 pekat Secukupnya
16. Larutan H2SO4 0,1M; 1M Secukupnya
17. Larutan HNO3 pekat Secukupnya
18. Larutan HCl 0,1M Secukupnya
19. Larutan NH4OH 2M Secukupnya
20. Indicator PP Secukupnya
21. Korek api Secukupnya

G. Alur percobaan
1. Pembuatan gas Nitrogen dan Amonia

NaNO2 0,3 gram


1. dimasukan dalam labu ukur 10 ml
2. ditambah aquades hingga tanda batas
3. dikocok hingga homogen
Larutan NaNO3
4, dimasukan ke dalam labu suling
5. dimasukan larutan NH4Cl (0,3 gr dalam 10 ml air)
dalam corong pemisah
6. dipanaskan dengan pembakar spirtus
7. di buka kran corong pemisah yang ada diatas tabung
8. di tampung gas yang keluar ke dalam sebaug gelas ukur yang
berisi air penuh dengan kondisi terbalik
terbentuk Gas N2
9. diukur volume gas yang terbentuk
10. diuji degan sebilah kayu yang menyaal
11. diamati
Nyala api padam

Reaksi Reaksi :
- NaNO2(s) + H2O(l)  NaNO2(aq)
- NH4Cl(s) + H2O(l)  NH4Cl(aq)
- NaNO2(aq) + NH4Cl(aq)  NaCl(aq) + N2(g) + 2 H2O (l)
2. Pembuatan dan identifikasi
0,25 gr NaNO2
1. Dilarutkan kedalam 2,5 ml air
2. dibagi kedalam 2 tabung

Tabung 1 Tabung 2
3. ditambahkan 5 tetes 3. di tambah 2 ml aquades
H2SO4 4. dicampur dengan KI dan
4. diperhatikan uap dan amilum
warna larutan 5. ditambahkan H2SO4
6. diamati
terbentuk uap gas
larutan berwarna ungu

Reaksi reaksi :
- NaNO2(s) + H2O(l)  NaNO2(aq)
- NaNO2(aq) + H2SO4(aq)  HNO2(aq) + Na2S(aq)
- 2HNO2(aq)  NO(g) + NO2(g) + H2O(l)
- 2NO(g) + O2(g)  2 NO2(g)
- 2 NaNO2(aq) + 2 KI(aq) + 2 H2SO4(aq)  I2(aq) +2 NO(g) + K2SO4(g) +
Na2SO4(aq) + 2 H2O(l)
3. Mengidentifikasi gas nitrogen, ammonium dan senyawanya

1 mL HNO3 encer
1, dimasukan kedalam tabung reaksi
2. ditambahkan H2SO4 pekat 1ml
3. didinginkan
4. dituangkan perlahan lahan melingkar 0,5 ml FeSO4 0,2 M
mengenai dinding tabung
terbentuk cicin coklat
dan terbentuk gas

Reaksi reaksi :\
- HNO3(aq) + H2SO4(aq)  HNO3(aq) + H2SO4(aq)
- 2 NO3-(aq) + 4 H2SO4(aq) + 6 Fe2+  6 Fe3+(aq) +4 H2O(l)
- Fe3+(aq) + NO2(g) [Fe(NO)]2+
4. Pembuatan senyawa kromiun
1 mL NH4OH 2M
1. dimasukan kedalam tabung reaksi
2. dialirkan gas H2S (FeS+HCl Pekat)
3. ditambahkan 1m l amonium 0,1 M
4. dikocok dengan 1 spatula bunga belerang
dan saring

filtrat residu
5. ditambahkan beberapa tetes HCl 1M 4 tetes
6. diamati
timbul endapan

Reaksi :
- FeS(s) + 2 HCl(aq) H2S(g) + FeCl2(s)
- 2 (NH4)OH(aq) + H2S(g)  (NH4)2S(aq) + 2 H2O(l)
- (NH4)2S(aq) + S(s)  (NH4)2S2 (aq)
- (NH4)2S2(aq) + HCl(aq) S(s) + NH4Cl(aq) + NH4SH(aq)
5. Pembuatan gas Nitrogen dan Amonia

2 mL NH4Cl 4M
1. dimasukan ke dalam tabung reaksi
2. ditambahkan seujung sendok spatula Ca(OH)2
3. dipanaskan perlahan dengan memegang kertas lakmus
yang basah diatas tabung
4. diamati perubahanaya
kertas lakmus merah menjadi biru
5. dimasukan pengaduk kaca yang terlah dicelupkan kedalam HCl Pekat
6, diamati hasilnya
hasil

Reaksi :
- NH4Cl(aq) +Ca(OH)2(s)  CaCl(aq) + NH3(g) + H2O (g)
- NH3(g) + HCl(aq)  NH4Cl(g)
6. Penentuan dan mengidentifikasi gas Nitrogen , Amonia, dan Senyawanya.
5 mL NH4OH 4 M
1. dimasukan kedalam erlemeyer pipa samping
2. dipanaskan
3. ditambung gas yang keluar ke dalam tabung reaksi
dan gelas kimia
4. diuji
uji 1 uji 2
5. dimasukan pengaduk kaca 5. gas dialirkan ke dalam gelas kimia
yang telah dicelupkan HCl pekat yang berisi air
terbentuk gas berwarna putih 6. ditambahkan 1 tetes
indikator PP
terbentuk larutan
berwarna merah

Reaksi :
dipanaskan
- NH4OH(aq) NH3(g) + H2O(l)
- NH3(g) + HCl(aq)  NH4Cl(g)
H. Hasil Pengamatan
I. Analisis dan Pembahasan
1. Pembuatan Gas Nitrogen
Pada percobaan pertama yang bertujuan untuk mengetahui cara
pembuatan gas nitrogen di laboratorium dan mengetahui sifat-sifat gas
nitrogen, langkah yang dilakukan adalah dengan menimbang 0,3 gram
NaNO2 berupa kristal putih dan memasukkan ke dalam labu ukur 10 ml
dan melarutkan dengan aquades menghasilkan larutan tidak berwarna.
Selanjutnya menimbang 0,3 gram NH4Cl berupa serbuk putih dan
melarutkan NH4Cl 0,3 gram menggunakan labu suling dengan aquades
menghasilkan larutan tidak berwarna. Selanjutnya memasukkan NH4Cl ke
dalam corong pemisah. Kemdian merangkai alat seperti pada gambar
rangkaian hingga corong pemisah berada diatas labu berpipa samping,
dimana erlenmeyer ini berada diatas pembakar spirtus, sesuai gambar di
bawah ini:

Selajutnya dipanaskan erlenmeyer yang telah berisi larutan NaNO2 dan


membuka kran dari corong pemisah yang telah berisi larutan NH4Cl dengan
hati-hati dan menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah beberapa menit
terbentuk gas. Langkah selanjutnya yakni mengalirkan gas yang terbentuk
menggunakan selang kedalam gelas ukur yang berisi air penuh dengan posisi
berdiri tegak dalam wadah air. Volume gas yang dihasilkan adalah sebesar
100 mL dan gas yang terbentuk adalah gas nitrogen (N2), hal ini sesuai dengan
reaksi berikut:

NaNO2(aq) + NH4Cl(aq)  NaCl(aq) + N2(g) + 2 H2O (l)


Rangkaian seperti gambar diatas tidak bisa di balik, karena untuk
membentuk gas N sedangkan jika membentuk gas klor dari NH4Cl itu
mudah menguap.
Selanjutnya setelah di dapatkan gas pada gelas ukur yang di posisikan
terbalik lalu di uji nyala api dengan sebilah kayu yang menyala, setelah di
uji nyala api padam hal ini disebabkan karena ikatan rangkap 3 dengan
energi disosiasi yang kuat sehingga menjadikan senyawa ini stabil dan
sukar bereaksi.
2. Pembuatan dan Identifikasi
Pada percobaan kedua yang bertujuan untuk mengidentifikasi
terbentuknya gas NO2 dan NO. Percobaan kedua terbagi menjadi dua sub
tujuan dimana yang pertama bertujuan untuk mengidentifikasi
terbentuknya gas NO2 dan yang kedua bertujuan untuk mengidentifikasi
terbentuknya gas NO. Langkah yang dilakukan adalah dengan menimbang
0,25 gram NaNO2 berupa kristal putih dan melarutkan ke dalam 2,5 mL
aquades menghasilkan larutan tidak berwrana, sesuai dengan persamaan
reaksi berikut:

NaNO2(s) + H2O(l)  NaNO2(aq)

Kamudian larutan yang dihasilkan dimasukkan ke dalam dua tabung


reaksi. Pada tabung reaksi pertama diberi perloakuan dengan menambahkan 5
tetes H2SO4 1M berupa larutan tidak berwarna, kemudian mengamati uap
yang terbentuk, dan dihasilkan larutan tidak berwarna, timbul gelembung gas,
dan uap yang terbentuk berwarna coklat kekuningan. Persamaan reaksi kimia
yang terjadi adalah sebagai berikut:

2NaNO2(aq) + H2SO4 (aq)  Na2SO4(aq) + 2NO2↑(g) + H2↑(g)

Pada tabung reaksi kedua, langkah yang dilakukan adalah dengan


mengencerkan larutan NaNO2 dengan menggunakan aquades sebanyak 2 ml.
Kemudian menambahkan beberapa tetes larutan KI berupa larutan tidak
berwarna, amilum berupa larutan berwarna putih keruh dan H2SO4 encer
berup larutan tidak berwarna ke dalam larutan NaNO2 yang telah diencerkan
dan menghasilkan perubahan warna pada campuran, dimana semula larutan
tidak berwarna menjadi berwarna ungu pekat. Amilum berfunsi sebagai
indicator adanya I2 dalam larutan, yang mana jika bereaksi dengan KI akan
menghasilkan perubahan warna menjadi ungu. Penambahan H2SO4 bertujuan
untuk memhasilkan suasana asam pada larutan dan juga sebagai katalis dan
juga sebagai pereduksi NaNO2. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reduksi-
oksidasi (redoks) sebagai berikut:

Dari reaksi tersebut di atas terlihat bahwa terjadi reaksi reduksi dan
oksidasi, dimana senyawa NaNO2 mengalami reaksi reduksi menjadi NO,
yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi dari + 3 menjadi +2,
sehingga senyawa NaNO2 merupakan oksidator, sedangkan KI mengalami
oksidasi I2 yang ditandai dengan perubahan bilangan oksidasi dari -1 menjadi
0, sehingga senyawa KI merupakan reduktor. Sehingga jika KI telah
teroksidasi menjadi I2, maka secara bersamaan NaNO2 akan tereduksi menjadi
NO(g), yang dibuktikan dengan perubahan warna pada larutan menjadi ungu.
Penambahan NaNO2 disini berfungsi untuk menhasilkan gas NO , jika
ditambahi terus menerus dan terkena udara akan membentuk NO 2 hal ini
bergantung juga dengan banyak nya gas O2 disekitar tabung. Penambahan
aquades berfungsi untuk mengencerkan larutan , KI sebagai reduktor dan
amilum sebagai indicator terbentuknya I2, untuk penamahan pada tabung 2 ini
harus urut karena jika tidak urut tidak bisa keluar warna ungunya.

Gas yang terbentuk sesuai reaksi diatas adalah gas NO. Gas ini akan
segera bereaksi dengan I2 yang terbentuk membentuk nitrosil iodida. Hal ini
menyebabkan pada tabung 2 tidak muncul warna gas coklat seperti pada
tabung pertama, meski ada kontak dengan udara, namun gas NO bereaksi
lebih dahulu dengan halogen membentuk nitrosil iodide menghasilkan larutan
berwarna ungu, sesuai dengan persamaan reaksi berikut:

2NO(g) + I2(aq) 2NOI(aq)

Reaksi antara amilum dengan I2

3. Mengidentifikasi gas nitrogen, ammonium dan senyawanya.


Pada percobaan ketiga yang bertujuan untuk membuktikan bahwa
nitrogen dapat membentuk senyawa kompleks dengan Fe, hal ini ditandai
dengan terbentuknya cincin tengguli yang berwarna cokelat. Langkah yang
dilakukan adalah dengan memasukkan 1 mL HNO 3 encer berupa larutan tidak
berwarna ke dalam tabung reaksi dan mencampurkannya dengan 1 mL H2SO4
pekat berupa larutan tidak berwarna dengan hati-hati menghasilkan larutan
tidak berwarna dan dinding tabung reaksi terasa hangat karena yang
digunakan adalah H2SO4 pekat, oleh sebab itu larutan didinginkan terlebih
dahulu sebelum ditambahkan FeSO4 0,2 M. Setelah dingin larutan ditambah
FeSO4 0,2 M berupa larutan berwarna kuning melalui dinding tabung reaksi
dan terbentuk cincin cokelat di tengah larutan. Cincin yang terbentuk ini
merupakan senyawa kompleks dari Nitrogen dan Fe yaitu ion [Fe(NO)] 2+.
Cincin ini dinamakan cincin tergguli. Reaksi cincin tengguli tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA
Amaria, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Unsur-unsur
Golongan Utama. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Lee, J. D.. 1991. Concise Inorganic Chamistry fourth edition. London:


Chapman dan Hall.

Hadyana, A. Pudjaatmaka dan Setiono, L. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia


Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.

Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Mikro bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka. (diterjemahkan
oleh Hadyana, A. Pudjaatmaka).

Anda mungkin juga menyukai