1. Nitrogen
Nitrogen adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur
nonlogam dan gas yang paling banyak di atmosfer bumi. Nitrogen
merupakan unsur yang relatif stabil, tetapi membentuk isotop-isotop yang 4
di antaranya bersifat radioaktif. Di alam nitrogen terdapat dalam bentuk gas
N2 yang tidak berwarna dan tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun.
Pada suhu yang rendah nitrogen dapat berbentuk cairan atau bahkan kristal
padat yang tidak berwarna (bening). Nitrogen merupakan molekul diatomik
yang memiliki ikatan rangkap tiga 3(Amaria, dkk, 2013). Berikut adalah
gambar dari unsur nitrogen:
Kelimpahan Nitrogen
Reaksi-Reaksi Nitrogen
Nitrogen dapat membentuk suatu senyawa berupa ion Nitrit (NO 2-)
dan ion Nitrat (NO3). Berikut diuraikan beberapa reaksi-reaksi yang sering
digunakan dalam percobaan di laboratorium.
1) Nitrit (NO2-)
Semua nitrit (NO2-) larut dalam air kecuali perak nitrit yang larut
sangat sedikit dalam air. Reaksi ini dapat dipelajari dengan memakai
larutan kalium nitrit (KNO2) yang baru dibuat.
2) Nitrat (NO3-)
Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air; garam-garam ini larut
dalam asam nitrat encer. Reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium
nitrat.
- Dengan asam sulfat pekat terbentuk uap nitrogen dioksida yang coklat
kemerahan, disertai oleh uap asam nitrat berbau menusuk dan berasap
dalam udara, akan terbentuk ketika nitrat padat direaksikan dengan
reagensia. Asam sulfat encer tak memberi reaksi apa-apa (perbedaan
dari nitrit).
4NO3- + 2H2SO4 4NO2 (g) + O2 (g) + 2SO42- + 2H2O
- Dengan larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat pekat (uji cincin coklat),
dilakukan dengan salah satu dari kedua cara sebagai berikut:
Pertama dapat dilakukan dengan menambahkan besi(II) sulfat
kepada larutan nitrat, kemudian dituangkan secara perlahan-lahan
sepanjang sisi tabung-uji sehingga asam ini membentuk suatu lapisan di
sebelah bawah campuran tersebut. Sebuah cincin coklat akan terbentuk
pada tempat dimana kedua cairan bertemu. (Lee, J. D, 1991)
Kedua, dapat dilakukan dengan menambahkan asam sulfat pekat
kedalam larutan nitrat. Campuran tersebut didinginkan dibawah aliran
dingin dari kran. Setelah dingin, larutan jenuh besi(II) sulfat dengan
perlahan-lahan sepanjang sisi tabung sehingga membentuk suatu lapisan
di atas cairan tadi. Pada zona persentuhan kedua cairan tersebut akan
terbentuk suatu cincin tengguli. Sebuah cincin coklat yang dikenal
dengan cincin tengguli akan terbentuk pada zona persentuhan kedua
cairan tersebut. (Lee, J. D, 1991)
2. Amonia
Amonia merupakan senyawa yang terdiri atas unsur nitrogen dan
hidrogen serta dikenal memiliki bau menyengat yang khas. Molekul
amonia terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion
hidrogen bermuatan positif dengan rumus kimia NH3. Amonia dapat
terjadi secara alami atau dapat diproduksi. Amonia alami yang hadir
dalam jumlah jejak di atmosfer berasal dari dekomposisi bahan organik.
Metode alami produksi amonia melibatkan serangkaian proses kimia
yang menggabungkan bersama-sama ion nitrogen dan hidrogen.
Produksi amonia buatan melibatkan serangkaian proses kimia untuk
menggabungkan ion nitrogen dan hydrogen(Lee, J. D, 1991). Berikut
merupakan gambar senyawa amonia:
G. Alur percobaan
1. Pembuatan gas Nitrogen dan Amonia
Reaksi Reaksi :
- NaNO2(s) + H2O(l) NaNO2(aq)
- NH4Cl(s) + H2O(l) NH4Cl(aq)
- NaNO2(aq) + NH4Cl(aq) NaCl(aq) + N2(g) + 2 H2O (l)
2. Pembuatan dan identifikasi
0,25 gr NaNO2
1. Dilarutkan kedalam 2,5 ml air
2. dibagi kedalam 2 tabung
Tabung 1 Tabung 2
3. ditambahkan 5 tetes 3. di tambah 2 ml aquades
H2SO4 4. dicampur dengan KI dan
4. diperhatikan uap dan amilum
warna larutan 5. ditambahkan H2SO4
6. diamati
terbentuk uap gas
larutan berwarna ungu
Reaksi reaksi :
- NaNO2(s) + H2O(l) NaNO2(aq)
- NaNO2(aq) + H2SO4(aq) HNO2(aq) + Na2S(aq)
- 2HNO2(aq) NO(g) + NO2(g) + H2O(l)
- 2NO(g) + O2(g) 2 NO2(g)
- 2 NaNO2(aq) + 2 KI(aq) + 2 H2SO4(aq) I2(aq) +2 NO(g) + K2SO4(g) +
Na2SO4(aq) + 2 H2O(l)
3. Mengidentifikasi gas nitrogen, ammonium dan senyawanya
1 mL HNO3 encer
1, dimasukan kedalam tabung reaksi
2. ditambahkan H2SO4 pekat 1ml
3. didinginkan
4. dituangkan perlahan lahan melingkar 0,5 ml FeSO4 0,2 M
mengenai dinding tabung
terbentuk cicin coklat
dan terbentuk gas
Reaksi reaksi :\
- HNO3(aq) + H2SO4(aq) HNO3(aq) + H2SO4(aq)
- 2 NO3-(aq) + 4 H2SO4(aq) + 6 Fe2+ 6 Fe3+(aq) +4 H2O(l)
- Fe3+(aq) + NO2(g) [Fe(NO)]2+
4. Pembuatan senyawa kromiun
1 mL NH4OH 2M
1. dimasukan kedalam tabung reaksi
2. dialirkan gas H2S (FeS+HCl Pekat)
3. ditambahkan 1m l amonium 0,1 M
4. dikocok dengan 1 spatula bunga belerang
dan saring
filtrat residu
5. ditambahkan beberapa tetes HCl 1M 4 tetes
6. diamati
timbul endapan
Reaksi :
- FeS(s) + 2 HCl(aq) H2S(g) + FeCl2(s)
- 2 (NH4)OH(aq) + H2S(g) (NH4)2S(aq) + 2 H2O(l)
- (NH4)2S(aq) + S(s) (NH4)2S2 (aq)
- (NH4)2S2(aq) + HCl(aq) S(s) + NH4Cl(aq) + NH4SH(aq)
5. Pembuatan gas Nitrogen dan Amonia
2 mL NH4Cl 4M
1. dimasukan ke dalam tabung reaksi
2. ditambahkan seujung sendok spatula Ca(OH)2
3. dipanaskan perlahan dengan memegang kertas lakmus
yang basah diatas tabung
4. diamati perubahanaya
kertas lakmus merah menjadi biru
5. dimasukan pengaduk kaca yang terlah dicelupkan kedalam HCl Pekat
6, diamati hasilnya
hasil
Reaksi :
- NH4Cl(aq) +Ca(OH)2(s) CaCl(aq) + NH3(g) + H2O (g)
- NH3(g) + HCl(aq) NH4Cl(g)
6. Penentuan dan mengidentifikasi gas Nitrogen , Amonia, dan Senyawanya.
5 mL NH4OH 4 M
1. dimasukan kedalam erlemeyer pipa samping
2. dipanaskan
3. ditambung gas yang keluar ke dalam tabung reaksi
dan gelas kimia
4. diuji
uji 1 uji 2
5. dimasukan pengaduk kaca 5. gas dialirkan ke dalam gelas kimia
yang telah dicelupkan HCl pekat yang berisi air
terbentuk gas berwarna putih 6. ditambahkan 1 tetes
indikator PP
terbentuk larutan
berwarna merah
Reaksi :
dipanaskan
- NH4OH(aq) NH3(g) + H2O(l)
- NH3(g) + HCl(aq) NH4Cl(g)
H. Hasil Pengamatan
I. Analisis dan Pembahasan
1. Pembuatan Gas Nitrogen
Pada percobaan pertama yang bertujuan untuk mengetahui cara
pembuatan gas nitrogen di laboratorium dan mengetahui sifat-sifat gas
nitrogen, langkah yang dilakukan adalah dengan menimbang 0,3 gram
NaNO2 berupa kristal putih dan memasukkan ke dalam labu ukur 10 ml
dan melarutkan dengan aquades menghasilkan larutan tidak berwarna.
Selanjutnya menimbang 0,3 gram NH4Cl berupa serbuk putih dan
melarutkan NH4Cl 0,3 gram menggunakan labu suling dengan aquades
menghasilkan larutan tidak berwarna. Selanjutnya memasukkan NH4Cl ke
dalam corong pemisah. Kemdian merangkai alat seperti pada gambar
rangkaian hingga corong pemisah berada diatas labu berpipa samping,
dimana erlenmeyer ini berada diatas pembakar spirtus, sesuai gambar di
bawah ini:
Dari reaksi tersebut di atas terlihat bahwa terjadi reaksi reduksi dan
oksidasi, dimana senyawa NaNO2 mengalami reaksi reduksi menjadi NO,
yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi dari + 3 menjadi +2,
sehingga senyawa NaNO2 merupakan oksidator, sedangkan KI mengalami
oksidasi I2 yang ditandai dengan perubahan bilangan oksidasi dari -1 menjadi
0, sehingga senyawa KI merupakan reduktor. Sehingga jika KI telah
teroksidasi menjadi I2, maka secara bersamaan NaNO2 akan tereduksi menjadi
NO(g), yang dibuktikan dengan perubahan warna pada larutan menjadi ungu.
Penambahan NaNO2 disini berfungsi untuk menhasilkan gas NO , jika
ditambahi terus menerus dan terkena udara akan membentuk NO 2 hal ini
bergantung juga dengan banyak nya gas O2 disekitar tabung. Penambahan
aquades berfungsi untuk mengencerkan larutan , KI sebagai reduktor dan
amilum sebagai indicator terbentuknya I2, untuk penamahan pada tabung 2 ini
harus urut karena jika tidak urut tidak bisa keluar warna ungunya.
Gas yang terbentuk sesuai reaksi diatas adalah gas NO. Gas ini akan
segera bereaksi dengan I2 yang terbentuk membentuk nitrosil iodida. Hal ini
menyebabkan pada tabung 2 tidak muncul warna gas coklat seperti pada
tabung pertama, meski ada kontak dengan udara, namun gas NO bereaksi
lebih dahulu dengan halogen membentuk nitrosil iodide menghasilkan larutan
berwarna ungu, sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Amaria, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Unsur-unsur
Golongan Utama. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Mikro bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka. (diterjemahkan
oleh Hadyana, A. Pudjaatmaka).