BAB I
PENDAHULUAN
Bola lampu
Selubung gelas yang menutup rapat filamen suatu lampu pijar disebut dengan bola
lampu. Macam-macam bentuk bola lampu antara lain adalah bentuk bola, bentuk jamur,
bentuk lilin, dan bentuk lustre. Warna bola lampu antara lain yaitu bening, warna susu
atau buram, dan warna merah, hijau, biru, atau kuning.
Gas pengisi
Pada awalnya bagian dalam bola lampu pijar dibuat hampa udara namun belakangan
diisi dengan gas mulia bertekanan rendah seperti argon, neon, kripton, dan xenon atau
gas yang bersifat tidak reaktif seperti nitrogen sehingga filamen tidak teroksidasi.
Konstruksi lampu halogen juga menggunakan prinsip yang sama dengan lampu pijar biasa
perbedaannya terletak pada gas halogen yang digunakan untuk mengisi bola lampu.
Kaki lampu
Dua jenis kaki lampu adalah kaki lampu berulir dan kaki lampu bayonet yang dapat
dibedakan dengan kode huruf E (Edison) dan B (Bayonet), diikuti dengan angka yang
menunjukkan diameter kaki lampu dalam milimeter seperti E27 dan E14.
Operasi
Pada dasarnya filamen pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor. Saat
dialiri arus listrik, filamen tersebut menjadi sangat panas, berkisar antara 2800 derajat
Kelvin hingga maksimum 3700 derajat Kelvin. Ini menyebabkan warna cahaya yang
dipancarkan oleh lampu pijar biasanya berwarna kuning kemerahan. Pada temperatur
yang sangat tinggi itulah filamen mulai menghasilkan cahaya pada panjang gelombang
yang kasatmata. Hal ini sejalan dengan teori radiasi benda hitam.
Indeks renderasi warna menyatakan apakah warna obyek tampak alami apabila diberi
cahaya lampu tersebut dan diberi nilai antara 0 sampai 100. Angka 100 artinya warna benda
yang disinari akan terlihat sesuai dengan warna aslinya. Indeks renderasi warna lampu pijar
mendekati 100.
Lampu putus
Karena temperatur kerja filamen lampu pijar yang sangat tinggi, lambat laun akan
terjadi penguapan pada filamen. Variasi pada resistansi sepanjang filamen akan menciptakan
titik-titik panas pada posisi dengan nilai resistansi tertinggi. Pada titik-titik panas tersebut
filamen wolfram akan menguap lebih cepat yang mengakibatkan ketebalan filamen akan
semakin tidak merata dan nilai resistansi akan meningkat secara lokal; ini akan menyebabkan
filamen pada titik tersebut meleleh atau menjadi lemah lalu putus. Variasi diameter sebesar
1% akan menyebabkan penurunan umur lampu pijar hingga 25%. Selain menyebabkan
putusnya lampu, penguapan filamen wolfram juga menyebabkan penghitaman lampu.
Elemen wolfram yang menguap pada lampu pijar akan mengendap pada dinding kaca bola
lampu dan membentuk efek hitam. Lampu halogen menghambat proses ini dengan proses
siklus halogen.
Efisiensi
Efisiensi lampu atau dengan kata lain disebut dengan efikasi luminus, adalah nilai
yang menunjukkan besar efisiensi pengalihan energi listrik ke cahaya dan dinyatakan dalam
satuan lumen per Watt. Kurang lebih 90% daya yang digunakan oleh lampu pijar dilepaskan
sebagai radiasi panas dan hanya 10% yang dipancarkan dalam radiasi cahaya kasat mata.
Pada tegangan 120 volt, nilai keluaran cahaya lampu pijar 100W biasanya adalah 1.750
lumen, maka efisiensinya adalah 17,5 lumen per Watt. Sementara itu pada tegangan 230 volt
seperti yang digunakan di Indonesia, nilai keluaran bolam 100W adalah 1.380 lumen atau
setara dengan 13,8 lumen per Watt. Nilai ini sangatlah rendah bila dibandingkan dengan nilai
keluaran sumber cahaya putih "ideal" yaitu 242,5 lumen per Watt, atau 683 lumen per Watt
untuk cahaya pada panjang gelombang hijau-kuning di mana mata manusia sangatlah peka.
Efisiensi yang sangat rendah ini disebabkan karena pada temperatur kerja, Filamen wolfram
meradiasikan sejumlah besar radiasi inframerah.
Pada tabel di bawah ini terdaftar tingkat efisiensi pencahayaan beberapa jenis
lampu pijar biasa bertegangan 120 volt dan beberapa sumber cahaya ideal.
Jenis Efisiensi lampu lumen/Watt
Lampu pijar 40 Watt 1.9% 12.6
Lampu pijar 60 Watt 2.1% 14.5
Lampu pijar 100 Watt 2.6% 17.5
Radiator benda hitam 4000 K ideal 7.0% 47.5
Radiator benda hitam 7000 K ideal 14% 95
Sumber cahaya monokromatis 555 nm (hijau)
100% 683
ideal
Karena efisiensi lampu pijar yang sangat rendah, beberapa pemerintah negara
mulai membatasi peredaran lampu pijar. Contoh negara-negara yang mulai membatasinya
adalah Australia, Amerika Serikat, Brasil, Inggris Raya, Irlandia,Kanada, Kuba, Selandia
Baru, Swiss, Uni Eropa dan Venezuela.
1. Proses Flare
Proses produksi lampu pijar dimulai dari mesin Flare yang terdiri dari 12 head.
Pertama-tama flare batangan (tube) dimasukkan ke dalam head mesin flare, dengan kecepatan
putaran head sekitar 1550 rpm. Batangan flare turun sesuai panjang yang diinginkan,
kemudian ujung paling bawah dipanasi sebanyak empat tahap (sekitar 700 celcius). Pada
pemanasan ditambahkan serbuk belerang untuk menurunkan titik lebur coating dan
mempermudah pembentukan ramer. Flare yang ujungnya telah dipanaskan yang dilewatkan
pada alat yang berputar sehingga ujungnya melebar membentuk ramer (bibir flare).
Kemudian dilakukan pendinginan dengan blower sebanyak dua kali. Setelah itu dilakukan
proses penggoresan memakai cutter dan dilanjutkan pemotongan dengan menggunakan panas
air. Api potong menggunakan gas H2 dan O2. Setelah pemotongan, flare yang sudah jadi turun
ke dalam cawan annealing (sekitar 400 celcius) untuk mengembalikan tekstur,
menghaluskan permukaan potongan, menyamakan suhu pada seluruh bagian flare dan
menghilangkan tegangan permukaan. Hasil dari proses ini disebut dengan flare.
2. Proses stem
Proses stem merupakan proses penggabungan antara flare, exhaust tube dan lead-in
wire. Proses ini di awali dengan masuknya flare pada chuck head, kemudian diberi 2 buah
lead-in wire yang diletakkan di dalam flare, dan selanjutnya ditengah-tengah flare diberi
exhaust tube yang sebelumnya dipotong-potong sesuai dengan panjang yang diinginkan.
Proses selanjutnya adalah proses pengapian 10 head pengapian (sekitar 900 celcius).
Exhaust tube bagian atas di bakar untuk menghaluskan permukaan potong. Pada puncak
pemanasan terdapat stem proses yang berfungsi untuk mengapit lead-in wire dan
menggabungkan flare dan exhaust tube. Selanjutnya di lakukan proses peniupan proses dari
atas yang berfungsi untuk membuat lubang dari exhaust tube (blow hale) dan setelah itu
dilakukan proses pendinginan yang berfungsi untuk mengembalikan kekerasan setelah
pelumeran. Akhir dari proses stem ini adalah proses anneating yang menggunakan over
(200 celcius) dengan tujuan menyamakan suhu dan membuat bahan bersifat lebih homogen
dan kuat sebab jika mendinginkan langsung dapat menimbulkan retak atau stem pada suhu.
3. Proses Mounting
Proses ini diawali dengan memasukkan steam ke dalam head berupa konveyor yang
menuju ke head mounting. Proses selanjutnya adalah pelurusan lead-in wire ke samping dan
penekukan ujung lead-in wire sebagai tempat penjepit filament. Setelah filament dipasangkan
pada kaitan tersebut dan kemudian kaitan tersebut ditutup. Proses pengapian dilakukan untuk
membentuk ujung exhaust rube menjadi pipih. Ketika ujung exhaust tube masih dalam
keadaan lunak ditancaapkan 4 buah molybdenum wire sebagai penyangga filament kemudian
filament dikaitkan pada keempat penyangga tersebut. Akhir dari proses mounting ini adalah
proses perapatan lead-in wire seperti posisi semula. Kemudian produk yang ada, diberi getter
yang berfungsi mengikat gas-gas lain dalam lampu dan membuat bola lampu menjadi
vacuum sehingga tidak ada gas-gas lain di dalam lampu seperti O 2dan lain-lain. Proses getter
dilakukan dengan mencelupkan hasil mounting pada larutan getter selama beberapa detik dan
setelah itu hasil mounting diletakkan dalam konveyor hasil akhir sambil menunggu keringnya
getter sehingga melekat pada lampu. Getter yang digunakan adalah Phospor Red dan Barium
Acid. Phospor Red digunakan pada lampu dengan cara percelupan oleh filament pada saat di
proses di mesin automounting yang berfungsi membuat lampu menjadi vacuum (bekerja pada
saat penyalaan awal atau flashing), sedangkan Barium Acid bekerja memvacuumkan lampu
yang dioleskan di exhaust tube setelah produk melewati mesin automounting. Barium Acid
ini bekerja seiring dengan umur lampu. Pada lampu yang baik atau siap pakai maka getter ini
berwarna hitam dan jika ada kebocoran ada berwarna putih.
5. Proses Basing
Proses basing ini adalah proses penggabungan base yang dinding dalamnya telah
diberi cement dengan bulb lampu setengah jadi pemberian cement pada base dilakukan secara
terpisah pada cement filler. Bulb setengah jadi dibawa dengan konveyor ke mesin basing.
Pada saat inilah base dipasangkan pada bulb setengah jadi. Kedua ujung bawah lead-in wire
dimasukkan ke dalam base, yang satu kebagian bawah base yang satu kebagian samping
base dengan catatan keduanya tidak boleh bersilangan. Setelah itu dilakukan pengetesen awal
untuk menghilangkan sisa udara dalam bulb dengan menggunakan obat filament yaitu
Phaspor Red. Kemudian dilakukan pemanasan sekitar 200 celcius untuk melekatkan cement
pada base dengan bulb, diikuti dengan proses pemotongan sisa lead-I wire dan disolder
dengan base. Setelah produk jadi keluar dari mesin basing, dilakukan lagi pengecekkan ulang
tehadap hasil solderan dan hasil pemotongan lead in-wire.
Gambar 2
Lampu bisa diterangkan atau diredupkan dengan memutar vr pada rangkaian.
Perhatikan lampu pijar listrik diatas. Lampu ini mempunyai ciri khas berupa "tali"
yang berada didalam bola kaca. Tali itu begitu tipis namun cukup kuat. Nah, tali ini biasa
disebut kawat filamen atau wolfram. Wolfram sendiri merupakan salah satu unsur kimia yang
mempunyai nama lain yaitu Tungsten. Tali wolfram ini mempunyai keunikan yang berupa
sifatnya yang bisa berpijar dan menyala tanpa terbakar ketika arus listrik dialirkan
kepadanya. Sifat memijar tanpa terbakar ini disebabkan karena wolfram mempunyai titik
lebur yang sangat tinggi. Lalu, apa hubungan kawat wolfram dengan pertanyaan
kenapa nyala bohlam berbeda-beda ?
Namun tanpa di sadari juga ada dampak negatif dari adanya penemuan teknologi
lampu, antara lain :
1. Tanpa kita sadari, kita merugikan para pedagang minyak tanah yang sebelumnya sebagai
bahan bakar penerangan.
2. Bisa mengakibatkan kebakaran dari arus listrik pada lampu pijar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berikut ini adalah cara menghemat listrik pada lampu pijar :
1. Pilih Lampu yang daya wattnya kecil tapi cahaya lampunya terang
2. Padamkan lampu apabila ruangan tidak dipakai.
3. Padamkan lampu pada siang hari.
4. Kurangi penerangan listrik yang berlebihan.
5. Atur letak perabot agar tidak menghalangi cahaya lampu dalam ruangan.
6. Menyalakan lampu halaman/taman bila hari benar-benar telah mulai gelap.
7. Matikan lampu halaman/taman bila hari sudah mulai terang kembali.
http://situs-update.blogspot.com/2012/08/kenapa-nyala-bohlam-listrik-berbeda-beda.html
http://physicsdepartement.blogspot.com/2011/05/makalah-kelompok-xv-bola-lampu-dikutip.html?
zx=7646677aa2a0c835
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2002/jiunkpe-ns-s1-
2002-25496121-2494-algoritma_genetika-chapter4.pdf
Usni. 2008. Penentuan spektrofotometri dengan pengomplek tiosianat dan unsure pertama secara
SSA dalam batuan bukit batu kabupaten tanah datar. Padang : Universitas Andalas Padang.
Wolfram adalah suatu unsur kimia dalam table periodik yamg memiliki lambangW dan nomor
atom 74. Nama unsur ini diambil dari bahasa Latin wolframium dan sering juga
disebut tungsten.Wolfram merupakan logam transisi yang memiliki sifat sangat keras dan
berwarna putih kelabu, dan wolfram dapat kita temukan pada mineral wolframit dan schelit.
Hampir serupa dengan platina, wolfram mempunyai berat jenis sama dengan 20. Tetapi titik
cairnya jauh lebih tinggi dari platina yaitu 3400C, ini merupakan angka tertinggi dari semua logam
yang ada. Titik didih wolfram mencapai 5600C yang juga lebih tinggi dibandingkan zat non-aloy
lainnya, dengan tahanan jenis 0,055 Ohm.mm2/m.
a. Pembuatan Wolfram
Wolfram didapat dengan cara mereduksi oksida wolfram dengan hidrogen yang dihasilkan dari
dapur listrik. Bijih wolfram yang mengalami proses dalam dapur listrik, proses kimia, dibuat
batang-batang yang dapat ditempa, ditarik dalam keadaan panas menjadi kawat yang dapat
mencapai garis tengah 0,01 mm dan juga digilas menjadi lembaran. Pengerjaan menjadi barang-
barang yang dialami oleh wolfram ini mirip dengan pengerjaan pada bahan keramik yaitu tanpa
mencairkannya.
b. Penggunaan Wolfram
Keberadaan wolfram menjadi bahan pokok pada bidang elektronika, terutama sebagai katoda
tabung elektron. Dalam bidang kelistrikan senyawa wolfram dan aloy-nya digunakan secara luas
untuk banyak hal. Dalam hal ini wolfram dibuat menjadi kawat pijar (filamen) untuk lampu-lampu
pijar, elektroda, pegas, tabung sinar-X, dan superaloy.
Wolfram(W) pada tahun 1781 T. Bergman menemukan oksida dari logam baru
yang berasal dari mineral Scheelite. Kemudian Elhulyar bersaudara menemukan
cara untuk memisahkannya pada tahun 1783.
Tahun 1758 yang mineralog Swedia AF Cronstedt menemukan mineral yang ia dijuluki tungsten ("batu yang berat")
dan dari mana Carl W Scheele menyiapkan oksida (terhidrasi) asam pada tahun 1781. Mineral pada saat ini disebut
scheelite. The tungsten Nama masih digunakan dalam banyak bahasa untuk unsur wolfram. Pada 1783 bangsa
Spanyol saudara Fausto dan Joseph Elhuyar menyiapkan oksida asam Scheele itu dari wolframite dan memperoleh
logam murni dari itu.
Wolfram adalah logam greyishwhite. Ia memiliki titik didih tertinggi dan tekanan uap terendah dari semua logam. Pada
suhu tinggi itu ditempa, tetapi pada suhu di bawah 200 C itu rapuh. Hal ini sangat kuat pada suhu rendah.
Wolfram adalah anggota dari seri transisi ketiga. Ini sangat mirip molibdenum tepat di atasnya dalam kelompok yang
sama (VLB) dari sistem periodik.
Wolfram mengoksidasi di udara dan harus dilindungi pada suhu tinggi. Hal ini sangat tahan terhadap asam dan air,
tetapi larut dalam campuran asam nitrat dan asam fluorida, serta di regia aqua panas.
Sumber Wolfram
Wolfram ditemukan di wolframite dan scheelite. Cina memproduksi sekitar 75 persen dari dunia wolfram.
Aplikasi logam wolfram didasarkan terutama pada titik lebur tinggi dan kekuatan yang besar pada suhu tinggi. Dalam
industri listrik dan elektronik digunakan, antara lain, sebagai filamen dalam bola listrik, sebagai elektroda dalam
elektron dan X-ray tabung, dan sebagai kontak listrik di switch dan relay. Dengan penambahan halus-terdistribusi
oksida seperti silikon, aluminium dan thorium, daya tahan filamen wolfram yang membaik.
Wolfram adalah elemen paduan yang penting untuk baja. Ini membentuk karbida keras yang tetap stabil pada suhu
tinggi. The wolfram tahan aus dan tahan panas karbida WC secara luas digunakan, antara lain, dalam pembuatan alat.
Selain berlian, wolfram karbida adalah bahan pemotongan terkuat dikenal.
Wolfram tidak bereaksi dengan uranium cair dan karenanya memiliki aplikasi penting dalam reaktor nuklir.
Sg
74W
Tabel periodik
Penampilan
putih keabu-abuan
Ciri-ciri umum
Dibaca /tstn/;
alternatively,/wlfrm/ WOOL-frm
Golongan, periode,blok 6, 6, d
Sifat fisika
Fase solid
kamar)
Tekanan uap
Sifat atom
Bilangan oksidasi 6, 5, 4, 3, 2, 1, 0, 1, -2
Lain-lain
180
W 0.12% 1.81018 y 2.516 176
Hf
181 181
W syn 121.2 d 0.188 Ta
182
W 26.50% W stabil dengan 108 neutron
183
W 14.31% W stabil dengan 109 neutron
184
W 30.64% W stabil dengan 110 neutron
185
W syn 75.1 d 0.433 185
Re
186
W 28.43% W stabil dengan 112 neutron
Pada 1781, ilmuwan Swedia Carl Scheele telah menemukan asam baru, asam
tungstat. Dia menduga bahwa asam ini mengandung unsur yang tidak diketahui
di dalamnya. Tapi ia tidak bisa mengeluarkannya.
Pada 1783, Fausto dan saudaranya Juan Jose telah menemukan, asam wolframic
asam lain. Mereka segera menemukan bahwa itu adalah identik dengan tungstic
asam. Jadi sekarang ada perlombaan, siapa yang akan mendapatkan elemen
pertama. The Elhuyar saudara lakukan. Mereka bereaksi asam tungstat dengan
arang, dan ada unsur baru dalam campuran!
Untuk waktu yang lama elemen memiliki dua nama. Beberapa menyebutnya
tungsten (berikut Scheele) sementara yang lain menyebutnya wolfram
(mengikuti Elhuyars). Masalah itu akhirnya diselesaikan setelah ahli kimia tiba di
sebuah konsensus. Unsur akan disebut tungsten tetapi simbol akan W untuk
wolfram!