PERCOBAAN VI
KONDENSASI BENZOIN
OLEH:
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : SUNITA
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kejang umum. Dilantin juga digunakan untuk mencegah kejang setelah bedah
saraf. Dilantin diyakini melindungi terhadap kejang dengan cara membentuk blok
tegangan pada saluran tegangan natrium. Selain itu, dilantin juga merupakan kelas
pilihan konvensional telah gagal atau setelah glikosida jantung teracuni. Dilantin
dapat disintesis melalui beberapa tahap reaksi sintesis. Sintesis dilantin diawalin
dengan reaksi kondensasi benzoin dari benzaldehid yang diikuti dengan sintesis
katalitik natrium atau kalium sianida dalam larutan etanol, akan bereaksi
merupakan suatu ahidroksi keton (suatu kelompok senyawa dengan nama generik
benzoin). Salah satu senyawa yang mengandung gugus thiazole ini adalah
Tiamin hidroklorida adalah bentuk murni dari vitamin B1. Vitamin B1 ini
merupakan suatu zat yang mampu mempercepat laju reaksi dan ikut bereaksi serta
akan kembali ke posisi semula setelah reaksi selesai (Du dkk., 2011). Berdasarkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Kondensasi Benzoin
a. Pengertian Kondensasi
silang yang melibatkan senyawa aldehida aromatis dan senyawa alkil keton atau
aril keton sebagai reaktannya. Reaksi diawali pembentukan karnaion atau ion
enolat dari senyawa keton dengan basa NaOH. Karbanion bertindak sebagai
2016).
b. Kondensasi benzoin
ikatan karbon-karbon telah ditemukan dan aplikasinya dalam kimia organik juga
merupakan blok bangunan yang menarik untuk sintesis senyawa alami dan
a. Vitamin B1
co-enzim. Katalisator merupakan suatu zat yang mampu mempercepat laju reaksi
dan ikut bereaksi serta akan kembali ke posisi semula setelah reaksi selesai,
termostabil dan terikat secara “longgar” dengan bagian protein dari enzim
b. Etanol
Etil alkohol atau etanol, sejauh ini adalah yang paling dikeal. Etanol
dihasilkan secara biologis melalui fermentasi gula atau pati. Dengan tanpa
oksigen, enzim yang ada dalam ragi atau kultur bakteri mengkatalis reaksi itu.
Etanol mempunyai penerapan tidak terbilang sebagai pelarut untuk bahan kimia
organik dan sebagai senyawa awal untuk pembuatan zat warna, obat-obatan
sintesis, kosmetik dan bahan peledak. Etanol adalah satu-satunya jenis alkohol
rantai lurus yang tidak beracun (lebih tepatnya sedikit beracun); badan kita
2016).
c. NaOH
bereaksi. Semakin banyak -OH dalam larutan semakin besar perubahan gugus
karbon karbonil pada asetamida, sehingga asetil lebih besar dilepaskan. Natrium
hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida yang dilarutkan dalam air.
Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan dalam
air. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari
d. H2O
dengan kualitas hutan atau dengan kata lain kualitas dan kuantitas air merupakan
salah satu indikator kondisi hutan. Air memiliki banyak fungsi, sebagai pelarut
umum, air digunakan oleh organisme untuk reaksireaksi kimia dalam proses
metabolisme serta menjadi media transportasi nutrisi dan hasil metabolisme. Bagi
manusia, air memiliki peranan yang sangat besar bukan hanya untuk kebutuhan
e. Benzaldehid
dalam parfum dengan aroma almond tetapi dapat menimbulkan efek iritasi pada
mata, kulit, saluran pernafasan, kerusakan sistem syaraf pusat dan reaksi alergi.
Maka perlu adanya kontrol kualitas untuk memastikan bahwa bahan kimia seperti
f. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa
syarat agar suatu pelarut dapat digunakan daalam proses kristalisasi yaitu
memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan
dengan pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada Kristal, dan mudah
1. Alat
Gelas ukur, Erlenmeyer, Gelas Kimia, Pipet Tetes, Batang Pengaduk, Neraca
2. Bahan
3,5 gr vitamin B1
- dilarutkan dalam 7,5 mL aquades
- diaduk
- ditambahkan 35 mL etanol 95%
- didinginkan dengan es batu
- ditambah 1,6 ml NaOH 3 M
- ditambahkan 20 ml benzaldehid
- diperiksa pH larutan dengan
kertas pH
- dipanaskan dalam penangas air
dengan suhu 60oC
- didinginkan dan disaring
Residu Filtrat
% rendamen = 77,5 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
3,5 vitamin B1
dilarutkan dalam 7,5 mL Terbentuk
1.
akuades + 35 mL etanol endapan putih
95% + digoyang
Berubah warna
Larutan ditambahkan
dari kuning
3. dengan benzaldehid 20
menjadi warna
mL dan digoyangkan
putih
Diukut pH-nya dengan
4. Diperoleh pH = 8
kertas pH
Diambil residu
8. disaring
(endapan putih)
Direkristalisasi dengan
Berat kristal 3,29
9. etanol 95% +
g
dikeringkan + ditimbang
2. Analisis Data
= 4,2448 g
%Rendamen = Berat Praktikum × 100 %
Berat Teori
3,29
= 4,2448 g × 100 %
= 77,5 %
3. Reaksi
O O
OH
H H Thiamin
+ + H2O
B. Pembahasan
membentuk -hidroksi keton dan air. Kondensasi benzoin adalah suatu reaksi
karena dihasilkan kembali setelah reaksi selesai, dan hidroklorida yang terikat
memberikan ion OH- untuk mengikat atom H pada gugus aromatik pada thiamin
agar katalis thiamin diaktifkan untuk bereaksi dan menyerang gugus karbonil dari
benzaldehid. Thiamin atau vitamin B1 yang merupakan katalis sudah siap untuk
mengkatalis benzaldehid, maka benzaldehid baru ditambahkan dan larutan
kembali menjadi warna putih. Hal ini dikarenakan adanya perubahan pH,
merupakan viitamin yang kurang stabil pada pH asam ataupun netral sehingga
vitamin B1 ini mudah rusak, oleh karenanya pH larutan harus dalam keadaan
basa.
Larutan tersebut disaring dan diambil residunya (endapan putih). Endapan putih
yang diperoleh merupakan benzoin, namun benzoin tersebut masih dalam keadaan
yang belum sepenuhnya murni dimana masih terdapat zat-zat pengotor. Endapan
bertujuan agar zat-zat pengotor yang melekat pada endapan benzoin dapat larut
yang dilakukan pada saat praktikum cukup kecil, karena berdasarkan rendamen
selama praktikum dapat saja terjadi karena kurang teliti dalam melakukan
penimbangan bahan, pereaksian yang kurang baik atau karena adanya zat
pengotor pada alat yang digunakan. Persen rendamen yang didapatkan pada
percobaan ini sudah sesuai dengan teori karena rendemen yang didapatkan secara
teori dan praktik sama, yaitu semakin mendekati 100% nilai rendamennya maka
aromatik yang membentuk –hidroksi keton dan air. Konndensasi benzoin panda
katalis. Hasil dari percobaan ini adalah kristal benzoin yang berwarna putih dan
Aldo, A., 2015, Penetapan Kadar Benzaldehid pada Sampel Parfum “X” dari 3
Toko Parfum di Wilayah Surabaya Selatan, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 4(1).
Du, Q., Honghai W. Dan Jianping X., 2011, Thiamin (Vitamin B1) Biosynthesis
and Regulation: A Rich Source of Anti-Microbal Drug Targets?,
International Journal of Biological Sciences, 7(1):41-52.
Jannah, D N., 2013, Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menuju Sintesis Obat
Antiepileptik, Jurnal Agroindustri Indonesia, ISSN: 2252-3324.
Munir., Fitratul A. dan Siti J, 2016, Pengaruh Kadar Thiamine (Vitamin B1)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), Jurnal
Biota, 2(2).
Nasution, H I., Ratna S D. dan Primajogi H., 2016, Pembuatan Etanol dari
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum schumach) Menggunakan Metode
Hidrolisis Asam dan Fermentasi Saccharomyces Cerevsiae, Jurnal
Pendidikan Kimia, ISSN: 2085-3653.
Safari, J., Zohen Z., Masoume A. dan Susan S., 2015, An Investigation of the
Catalytic Pontesntial of Potassium Cyanide and Imidazolium Salts for
Ultrasound-Assisted of Benzoin Derivatives, Journal of Saudi Chemical
Society, doi: 10.1016/j.jscs.2012.05.005.
Sulistyorini, I S., Muli E. dan Adriana S A., 2016, Analisis Kualitas Air paada
Sumber Mata Air di Kecamatan Karangan dan Kaliorang Kabupaten Kutai
Timur, Jurnal Hutan Tropis, ISSN: 2337-7992.
Theresih, K. dan Cornelina B., 2015, Pengaruh Gugus p-Metoksi panda Reaksi
Kondensasi Claysen-Schmid menggunakan Metode Gronding, Jurnal Sains
Dasar, 5(2): 124-132.
Wiraningtyas, A., Ahmad S., Sowanto dan Ruslan., 2017, Peningkatan Kualitas
Garam Industri di Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Jurnal
Karya Abdi Masyarakat, ISSN: 2580-2178.