Alkohol Dehidrogenase
oleh:
Gaby Almira (10509028)
Masyitha Ambarwati (10509085)
Alkohol Dehidrogenase
Definisi
Alkohol dehidrogenase (ADH) termasuk kedalam kelas enzim
oksidoreduktase dengan sub- kelas dehidrogenase, dengan kode EC
1.1.1.1 (Nie, Xu, Mu, Wang, Yang, & Xiao, 2007). Alkohol dehidrogenase
mengkatalisis reaksi oksidasi alkohol primer dan sekunder menjadi
aldehid atau keton. Reaksi redoks ini melibatkan koenzim NAD + atau
NADP+ dan kofaktor PQQ. Reaksi kebalikannya juga dapat dikatalisis oleh
ADH.
Alkohol dehidrogenase terdapat pada hampir setiap organisme. Pada
manusia dan beberapa hewan, enzim ini berfungsi untuk mendegradasi
alkohol yang bersifat toksik. Alkohol dikonversi menjadi asetaldehid,
molekul yang lebih toksik lagi. Namun asetaldehid dengan cepat diubah
menjaid asetat dan molekul lain yang dapat dianfaatkan oleh tubuh kita.
Pada manusia dan hewan, ADH paling banyak dihasilkan di hati dan
lambung. Pada ragi, tanaman, dan bakteri, alkohol dehidrogenase
mengkatalisis reaksi kebalikannya, yaitu mensintesis alkohol sebagai
bagian dari proses fermentasi. Enzim ADH yang paling aktif adalah yang
berasal dari ragi.
Struktur alkohol dehidrogenase pada manusia:
Alkohol
dehidrogenase pada manusia berbentuk dimer dengan berat molekul 80
kDa.
sebagai berikut:
CH3CH2
H
+
+
NAD
CH3CH
O
+ NAD
+ H+
alkohol
dehidrogenase
pada
ragi
roti,
Inhibitor:
merkaptoetanol
tiourea
ditiotreitol
sistein
N-alkilmaleimida
iodoasetamida
1,10-fenantrolin
8-hidroksiquinolin
analog beta-NAD
Regulasi Gen
Tujuh gen untuk Saccharomyces cerevisiae
telah diidentifikasi
(Lertwattanasakul et al., 2007). ScADH1 mengkode enzim fermentatif
yang memproduksi etanol (Bennetzen dan Hall, 1982). ScADH1
diekspresikan dalam jumlah banyak dengan kehadiran glukosa. ScADH2
mengkode isozim yang mengubah etanol menjadi asetaldehid (Ciriacy,
1975; Wills dan Jornvall, 1979; serta Russel dan Hall, 1983). ScADH2
diregulasi secara negatif dengan kehadiran glukosa. Gen ScADH3 ditekan
jumlahnya degnan kehadiran glukosa dan protein pada mitokondria
(Young dan Pilgrim, 1985). ScADH4, ScADH5, and ScADH6 mengkode
protein ScADH4, ScADH5, and ScADH6. ScADH6 and ScADH7 diduga
berkontribusi dalam menyeimbangkan jumlah NADP+/NADPH (Larroy et
al., 2002).
Tabel 1. Variasi Alkohol Dehidrogenase Pada Manusia
Kelas
Nama Resmi Gen
Nama LamaNama Lain
Urutan
Protein
ADH1A
ADH1
ADH1A
NM_000667
ADH1B
ADH2
ADH1B
NM_000668
ADH1C
ADH3
ADH1C
NM_000669
II
ADH4
ADH4
ADH2
NM_000670
III
ADH5
ADH5
ADH3
NM_000671
ADH6
ADH6
ADH5
NM_000672
ADH6
IV
ADH7
ADH7
ADH4
NM_000673
Isolasi
a) Mengisolasi ADH dari Hati Manusia atau Hewan
2-5 gram hati manusia yang telah meninggal (12 jam) dihomogenisasi
dalam 2-5 mL natrium fosfat 50 mM (pH 7,5) pada suhu 4C. Homogenat
kemudian disentrifugasi selama 60 menit dengan kecepatan 10.000 x g.
Supernatan kemudian digunakan untuk karakterisasi.
b) Mengisolasi ADH dari Bakteri
1) Cloning Gen Pengkode Alkohol Dehidrogenase
Urutan basa nitrogen pengkode alkohol dehidrogenase (adhD) disesuaikan
dengan basis data yang telah ada. Gen tersebut kemudian diperbanyak
dengan menggunakan PCR dengan primer yang sesuai. Gen-gen yang
telah diperbanyak kemudian dimurnikan dan dipotong dengan
menggunakan enzim restriksi. Potongan ini kemudian disambungkan
dengan vektor kemudian diinsersikan ke dalam sel inang (E.coli) untuk
diperbanyak. Kemudian vektor hasil perbanyakan melalui kloning diisolasi
kemudian
ditempelkan
pada
vektor
ekspresi
untuk
kemudia
ditransformasikan ke dalam sel inang. (Machielsen, 2006)
2) Produksi dan Pemurnian
Sel inang yang mengandung vektor ekspresi kemudian diinokulasi ke
dalam media LB cair. Sel diinkubasi overnight pada shaker. Kemudian
dilakukan scale-up sehingga diperoleh kultur dalam jumlah yang lebih
besar. Kultur di-induce dengan menggunakan IPTG, kemudian diinkubasi
kembali. Sel kemudian dipanen, dilarutkan kembali dengan menggunakan
Tris-HCl buffer dan diberi tekanan. Crude extract kemudian disentrifugasi
selama 20 menit dengan kecepatan 10,000 x g. Supernatan yang
dihasilkan digunakan untuk karakterisasi. Proses pemurnian dapat
dilakukan menggunakan metode kolom kromatografi (Machielsen, 2006)
c) Mengisolasi ADH dari Ragi
Sel ragi sebanyak 100dian ditambahkan 2mM -mercaptoetanol, dan glass
beads. Sel dihancurkan dengan menggunakan vortex. Sampel kemudian
disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 12,000 rpm. Supernatant
kemudian digunakan untuk proses karakterisasi (Zanon, 2006).
Karakterisasi
a) Penentuan Massa Molekular
Penentuan massa molekular dapat dilakukan dengan size exclusion
chromatography. Enzim di dalam buffer disuntikkan ke dalam kolom. Larutan
standar yang dapat digunakan adalah aldolase (158 kDa), BSA (67 kDa),
ovalbumin (43 kDa), kimotripsinogen (25 kDA), dan Rnase (13,7 kDa). Selain
itu dapat digunakan SDS PAGE. Massa molekul dari alkohol dehidrogenase
adalah 80 kDa (Edenberg, 2007).
b) Penentuan Aktivitas Enzim
Kecepatan proses reduksi-oksidasi ditentukan dengan metode kolorimetri.
Proses oksidasi ditentukan dengan menambahkan alkohol, NAD + dan glisin.
Sedangkan untuk proses reduksi ditentukan dengan menambahkan buffer,
aldehid/keton, dan NADH. BSA digunakan sebagai standar (Machielsen,
2006).
c) Penentuan Suhu Optimum
Alkohol dehidrogenase ditambahkan dengan buffer glisin pada pH 8,8
kemudian ditambahkan substrat. Laju aktivitas enzim diukur pada rentang
suhu 30-100C. Suhu optimum alkohol dehidrogenase adalah 70C
(Machielsen, 2006).
d) Penentuan pH Optimum
pH optimum ditentukan dengan cara enzim dilarutkan ke dalam buffer
dengan beragam rentang pH. Kemudian ditentukan aktivitas enzim tersebut.
pH optimum alkohol dehidrogenase adalah 6,1-8,8. (Nie, Xu, Mu, Wang, Yang,
& Xiao, 2007)
e) Penentuan Parameter Kinetik
Parameter kinetik ditentukan melalui persamaan Michaelis-Menten sesuai
dengan uji aktivitas yang telah dilakukan.
Aplikasi
pembuatan alkohol
Pada awal perkembangannya, bioteknologi sangat identik dengan
bisnis fermentasi alkohol. Ragi dan bakteri memiliki alkohol
dehidrogenase yang berukuran besar. Gula didegradasi untuk
menghasilkan energi, dan produk sampingnya adalah alkohol, yang
diekskresikan keluar sel. Fermentasi banyak dipakai untuk
memproduksi minuman beralkohol seperti bir dan wine.
biokatalis
Modifikasi
Reaksi alkohol dehidrogenase dari hati kuda dengan imidoester atau
sianat pada pH 8 meningkatkan aktivitas enzim. Metil pikolinimidat
meningkatkan aktivitas enzim hingga 19 kali lipat, dan memodifikasi
skeitar 50 dari 60 gugus amino. Inhibisi produk menunjukkan bahwa
reaksi yang dikatalisis oleh enzim native dan yang sudah dimodifikasi
memiliki mekanisme yang sama, bi bi berurutan. Enzim yang sudah
dimodifikasi memiliki 1% dari 53 kali lipat tetapan Michaelis-Menten yang
lebih besar, dan turnover number yang 12-30 kali lipat lebih besar. Tahap
penentu laju pada reaksi yang maju atau kebalikannya adalah penguraian
kompleks enzim-koenzim. Enzim yang sudah dimodifikasi mungkin
memberikan laju yang lebih besar karena kompleksnya dapat berdisosiasi
lebih cepat.
Daftar Pustaka
Edenberg, H. J. (2007). Role of Alcohol Dehydrogenase and Aldehyde
Dehydrogenase Variants. Alcohol Research & Health , 5-13.
Machielsen, R. (2006). Production and Characterization of a Thermostable
Alcohol Dehydrogenase That Belongs to the Aldo-Keto Reductase
Superfamily. Applied and Environmental Microbiology , 233-238.
Nie, Y., Xu, Y., Mu, X. Q., Wang, H. Y., Yang, M., & Xiao, R. (2007).
Purification, Charecterization, Gene Cloning, and Expression of a Novel
Alcohol Dehydrogenase with Anti-Prelog Stereospecificity from Candida
parapsilosis. Applied and Environmental Microbiology , 3759-3764.
Zanon, J. P. (2006). Colorimetric Assay of Ethanol Using ALcohol
Dehydrogenase from Dry Baker's Yeast. Enzyme and Microbial
Technology .