PENDAHULUAN
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan
material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara
tradisional kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, yaitu kualititaif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau
senyawa kimia baik organik maupun anorganik, sedangkan analisis kuantitatif
bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu
cuplikan.
Analisis kualitatif disebut juga analisa jenis yaitu suatu cara yang dilakukan
untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang
dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif yang dipergunakan adalah sifat-sifat
zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Misalnya ada
suatu sampel cairan dalam gelas kimia, bila ingin mengetahui tentang kandungan
sampel cair itu maka yang harus dilakukan adalah menganalisa kualitatif terhadap
sampel cairan itu.
Praktikum kimia analitik 1 ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 2 Oktober
2016, bertempat di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia Fakultas
Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi.
BAB II
HASIL PRAKTIKUM
Selain identifikasi diatas, zat atau senyawa dapat diketahui dari warna khas
yang keluar saat dibakar. Zat atau senyawa dapat memberikan warna khas sesuai
dengan unsur atau logam penyusunnya, karena logam mempunyai jumlah elektron
yang berbeda-beda, sehingga valensi elektronnya berbeda-beda. Eksitasi elektron
pada elektron valensi akibat dirangsang oleh pembakaran dengan bunsen,
memberikan eksitasi elektron yang berbeda untuk setiap logam, sekaligus akan
memberikan panjang gelombang yang dicirikan oleh warna yang muncul. Warna
dapat dilihat melalui pembakaran dengan bantuan kawat Ni-Cr yang sebelumnya
dibersihkan dulu menggunakan HCl pekat. Spesifik panjang gelombang atau
warna dapat terlihat dengan bantuan kaca kobalt atau kaca biru tua.
Berikut daftar warna yang muncul jika senyawa dibakar :
LOGAM PEWARNAAN NYALA PEWARNAAM NYALA DENGAN
KACA KOBALT
NATRIUM KUNING KEEMASAN TIDAK ADA WARNA
KALIUM LEMBAYUNG MERAH TUA AGAK
KEUNGUAN
KALSIUM MERAH BATA HIJAU MUDA
STRONSIUM MERAH TUA UNGU
BARIUM HIJAU KEKUNINGAN HIJAU KEBIRUAN
Cara Kerja
Identifikasi Sampel
1. Sampel yang disiapkan terdiri dari sampel anorganik dan organik. Sampel
anorganik dan organik diberikan oleh asisten.
Preparatif sampel
Hasil Percobaan
No Dokumentasi Hasil
1.
2.
Sampel Anorganik
berwarna abu dan
coklat kekuningan
Tidak berbau
Dan berbentuk serbuk
padat
Sampel Organik
Berwarna kuning
Bau seperti minyak
goreng
Dan berbentuk cairan
kental
3.
Pengecekan Sifat
hidroskopis, kedua
sampel (anorganik dan
organik) masing-
masing diletakan d kaca
arloji.
Didiamkan mulai dari
pukul 10.23 s/d 11.00
kedua sampel tersebut
tidak mengalami
perubahan, sehingga
dapat dikatakan kedua
sampel tersebut non
hidroskopis
4. Pengecekan sifat
keasaman untuk sampel
anorganik,
menggunakan kertas
lakmus, dimana sampel
di tambahkan air
aquades sedikit lalu di
masukan kertas lakmus,
dengan hasil netral
cenderung basa yang
ditandai dengan kertas
lakmus setelah di
masukan kedalam
sampel, yang warna
biru tetap berwarna
biru, kemudian kertas
lakmus merah berubah
menjadi putih
Kemudian untuk
pengecakan sifat
keasaman pada sampel
organik, menggunakan
kertas lakmus juga,
dengan hasil netral
cenderung basa, dengan
di tandai kertas lakmus
biru tetap berwarna
biru, dan kertas lakmus
merah berubah menjadi
putih kebiruan
Sampel anorganik
dilakukan tes reaksi
nyala memberikan
warna oranye
kemerahan
8.
Untuk preparatif
sampel, pelarut yang
dapat melarutkan
sampel anorganik
adalah aquaregia,
sampel anorganik
ketika dilarutkan
dengan air, HCL 2M,
HCL pekat, HNO3 2
M, HNO3 pekat,
sampel anorganik
tersebut tidak larut.
Preparatif sampel
organik : mula-mula
sampel didestruksi oleh
HNO3 pekat sehingga
menghasilkan larutkan
2 fasa, kemudian untuk
fasa bagian atas dicari
pelarut organik yang
tepat, dan pelarut
organik yang tepat
adalah klorofom.
2.1.7 Pembahasan
Untuk melarutkan sampel diharuskan memilih pelarut yang dapat
melarutkan sampel secara sempurna. Pengelompokan pelarut: air, pelarut organik,
pelarut asam (encer, kuat, campuran) serta peleburan.
2.1.8 Kesimpulan
Untuk sampel anorganik = sampel tersebut tidak memiliki sifat
hidroskopis, bersifat netral kebasaan, membutuhkan pelarut yang kuat yaitu
aquaregia, kemudian berdasarkan wujud (terutama warna yang berwarna abu
coklat kekuningan) sampel tersebut diduga mengandung Fe(III), As3+, Pb2+, Hg2+,
Cd3+, Cr3+, K+.
Untuk sampel organik = sampel tersebut tidak memiliki sifat hidroskopis,
bersifat netral kebasaan, pelarut organik yang tepat untuk melarutkan sampel
tersebut adalah klorofom (karena jika menggunakan pelarut organik lainnya
seperti etil alkohol, aceton, benzen, eter, karbon tetraklorida, maka sampel
tersebut tidak larut / membentuk 2 fasa), kemudian berdasarkan dari wujud
(terutama warna yang berwarna kuning) sampel tersebut diduga mengandung
Fe(III), As3+, Pb2+, Hg2+, Cd3+, Cr3+, K+.
2.1.9 Pertanyaan
2. Jelaskan kenapa unsur / atom dan senyawa mempunyai warna yang khas?
Jawaban : Karena atom-atom sampel yang terpisah dalam nyala api dapat
mengalami emisi hanya karena transisi elektron antara tingkat energi atom.
Transisi tersebut mengemisikan cahaya dengan frekuensi yang sangat spesifik,
yang tidak lain merupakan karakteristik unsur kimia itu sendiri. Oleh karena itu,
nyala api menjadi berwarna, yang ditentukan terutama oleh sifat-sifat unsur kimia
yang dimasukkan ke dalam nyala.
3. Kenapa dalam percobaan reaksi nyala dicelupkan terlebih dahulu dengan HCl?
Apakah warna Cl yang terlihat pada waktu memanaskan sampel?
Jawaban : Dalam percobaan ini digunakan HCl untuk membersihkan kawat
nikrom, karena HCl dapat melarutkan pengotor-pengotornya / zat pengganggu
yang mungkin menempel pada kawat nikrom, sehingga pengotor tersebut akan
mudah menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih.
Kenudian pembakaran HCl tidak memberikan warna sehingga tidak
mempengaruhi atau mengganggu warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika
diamati.
HCl digunakan untuk membuat sampel menjadi kental sehingga mudah menempel
dalam kawat nikrom.
4. Cari jenis asam kuat yang dapat digunakan sebagai pelarut senyawa organik!
Jawaban : Asam sulfat dan Asam Klorida
5. Cari jenis pelarut organik sebanyak mungkin, lengkapi karakternya!
Jawaban :
GOLONGAN ALKOHOL
Gliserol (propana – 1,2,3, triol)
Kadar : 98 %
BJ : 1,26 kg/lt
BM : 92,10 gr/mol
Ethanol
BJ : 0,790 kg/lt
BM : 46,07 gr/mol
Tanda pd kemasan : Highly Flammable
1- butanol
Rumus : CH3–CH2–CH2–CH2–OH
Kadar : 99,5 %
BJ : 0,81 kg/lt
BM : 74,12 gr/mol
Tanda pd kemasan : Harmful
Methanol
Rumus : CH3–OH
BJ : 0,79 kg/lt
BM : 32,04 gr/mol
Tanda pd kemasan : Highly Flammable, Toxic
GOLONGAN ALKOKSIALKANA (ETER)
Diethyl Ether
Rumus : CH3–CH2–O–CH2–CH3
BJ ` : 0,71 kg/lt
BM : 74,12 gr/mol
Tanda pada kemasan : Harmful, Extremely Flammable
GOLONGAN AROMATIK
Toluene (Toluol)
Kadar : 99,5 %
BJ : 2,51 kg/lt
BM : 92,14 gr/mol
Tanda Pada kemasan : Harmful, Highly Flammeble
6. Apakah yang dimaksud dengan preparatif sampel?
Jawaban : Preparatif sampel adalah mempersiapkan sampel, yang kemudian
agar sampel dapat diketahui bagiamana teknik dalam pengambilannya yang benar,
dan juga mengetahui cara menganalis agar sampel tersebut memperoleh hasil
yang akurat demi keberhasilan suatu analisa
8. Wujud sampel harus sesuaikan dengan alat ukur yang dipakai, kenapa
demikian?
Jawaban : agar hasil akurasi dan presisi asnalisa suatu sampel memiliki
ketepatan yang tinggi, dan meminimalisir penyimpangan / kesalahan pada suatu
analisa.
9. Bagaimana Merubah wujud sampel menjadi cair, bila :
a. Sampel berwujud padat b. Sampel berwujud cair c. Sampel berwujud gas
Jawaban :
a. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. Contoh peristiwa padat
menjadi cair yaitu pada batu es yang berubah menjadi air, lilin yang dipanaskan.
b. Sampel sudah berwujud cair hanya perlu kita diamkan agar berubah atau tetap
menjadi cair.
c. Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh mengembun adalah ketika kita menyimpan es
batu dalam sebuah gelas maka bagian luar gelas akan basah, atau rumput di
lapangan pada pagi hari menjadi basah padahal sore harinya tidak hujan