Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK 1

Nama : Listiyaningtias
NIM : 1430211021
Dosen : Dikdik Mulyadi, M.Pkim
Asdos :

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

PERCOBAAN 1
ANALISA PENDAHULUAN

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam melakukan pemeriksaan suatu analit, baik itu dengan menggunakn
analisa kualitati ataupun kuantitatip seringkali dilakukan analisa pendahuluan yang
mencakup bentuk( padatan, cairan dan gas) dan rupa, bau, sifat higroskopik, dan
sifat asam basa.
Selain uji pendahuluan dalam awal percobaan kimia analitik I, pemeriksaan
analit dilakukan kualitatif, yakni pemeriksaan untuk mengetahui analit yang
terdapat pada sampel. Dalam analisa kualitatif terdapat beberapa cara untuk
melakukan analisa yakni :
1. Cara Kering
Cara kering mencakup pemeriksaan analit dalam bentuk kering. Contoh larutan
harus diuapkan terlebih dahulu untuk mendapatkan analit dalam bentuk kering.
Cara kering ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Mengamati bentuk kristal analit
b. Pemanasan (mengamati warna, gas yang dihasilkan dan lain-lain)
c. Uji nyala
2. Cara Basah (Uji kation dengan pereaksi khas)
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan contoh dalam bentuk larutan.
Hasil yang dapat diamati dari cara basah ini adalah :
a. Pembentukan endapan
b. Pembentukan gas
c. Pembentukan warna
1.2 Tujuan
a. Untuk menganalisis suatu analit
b. Untuk menguji analit dengan analisa kualitatif

II.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Hari, Tanggal Praktikum
Sabtu, 24 Januari 2016
2.2 Tempat Praktikum
Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Sukabumi

III.PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
Tabung reaksi
Spirtus
Pipet 10 mL
Penjepit

b. Bahan
Tabung
reaksi

NaOH

Penjepit
Tabung

MgSO4

CuSO4

Pb(NO)3
Aseton

CaCO3

AgNO3

Na2SO4
Benzene

Spirtus

K2CrO7

Kloroform

Amonia

NaCl

Urea
Aseton

3.2 Cara kerja


KOH

a. Pemeriksaan bentuk (padatan, cairan dan gas)

Ambil beberapa butir atau ml NaOH, MgSO4, AgNO3, CaCO3, Na2SO4,K2Cr2O7,


NaCl, KOH, etanol aseton benzene kloroform amoniak dan urea.
Ambil 10ml larutan MgSO4, CaCO3, Na2SO4, Pb(NO)3, NaCl
Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
b. Pemeriksaan
bentuk
Kristal
analitkedalam tebung reaksi
Masukan
masing
masing
Amati wujud zat, bau, sifat higroskopis, sifat asam dan basa
Masing masing tabung dipanaskan sampai tersisa residu dari analit
Residu analit yang berada didasar tabung diambil kemudian diamati
Amati dari semua bentuk Kristal diatas

.
c. Pemeriksaan analit dengan pemanasan
Ambil 0,5 g bubuk MgSO4, CuSO4, CaCO3, Na2SO4, NaCl
Masukan masing masing kedalam tebung reaksi
Masing masing tabung dipanaskan sampai terjadi perubahan (gas dan warna)
Residu analit yang berada didasar tabung diambil kemudian diamati

IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
a. Pemeriksaan bentuk
No. Senyawa

Bentuk

Warna

Bau

Higroskopis Asam
dan Basa

NaOH

Padatan

Putih

Tidak berbau

Higroskopis Basa

2.

MgSO4

Padatan, serbuk

Putih

Tidak berbau

Higroskopis Basa

3.

AgNO3

Cairan

Bening

Tidak berbau

Basa

4.

CaCO3

Cairan

Bening

Berbau khas

Basa

5.

Na2SO4

Cairan

Bening

Tidak berbau

Netral

6.

K2Cr2O7

Padatan, serbuk

Jingga

Tidak berbau

Asam

7.

NaCl

Padatan, serbuk Putih

Tidak berbau

Netral

kristal
8.

KOH

Padatan,

Putih

Tidak berbau

Higroskopis Basa

serpihan
9.

Aseton

Cairan

Bening

Berbau khas

Netral

10.

Benzene

Cairan

Bening

Berbau khas

Netral

11.

Kloroform

Cairan, dingin

Bening

Berbau

Netral

12.

Amoniak

Cairan

Bening

Berbau

Netral

13.

Urea

Padatan

Putih

Tidak berbau

Netral

b. Pemeriksaan bentuk Kristal analit

No. Senyawa

Pengamatan (setelah dipanaskan)

MgSO4

Terbentuk Kristal putih berbentuk granul

CaCO3

Tidak terbentuk Kristal

Na2SO4

Tidak terbentuk Kristal

Pb(NO)3

Terbentuk Kristal putih

NaCl

Terbentuk Kristal putih

c. Pemeriksaan analit dengan pemanasan

No. Senyawa

Pengamatan (setelah dipanaskan)

MgSO4

Adanya gas, tidak terjadi perubahan

CuSO4

Adanya gas, terjadi perubahan warna dari bir


tua menjadi biru muda

CaCO3

Adanya gas, tidak terjadi perubahan warna

Na2SO4

Tidak ada gas, tidak ada perubahan

NaCl

Terbentuk Kristal putih

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita mengidentifikasi zat dalam analisa pendahuluan.
Hal yang di amati adalah warna, bau, sifat higroskopik zat, sifat asam dan basanya.
Pada pemeriksaan bentuk padatan seperti NaOH, MgSO4, K2Cr2O7, NaCl dan

KOH. Pada suatu zat padat, susunan molekul nya tersusun rapat dan rapi dengan
gaya tarik antar partikel yang lebih besar dibanding cairan dan gas. Mempunyai
bentuk dan volume tertentu serta partikel-partikelnya tidak dapat bergerak bebas.
Pemeriksaan bentuk wujud cairan (AgNO3, CaCO3, Na2SO4, Aseton, benzene,
Kloroform dan amoniak).Bentuk tidak tetap bergantung wadahnya, volume
tertentu. Susunan partikelnya agak rapi atau agak renggang namun masih relative
bergerak bebas, dimana gaya antar partikelnya : gaya kohesi sebanding dengan
gaya dispersi.
Pemeriksaan bentuk wujud warna pada padatan memiliki warna putih kecuali
pada senyawa K2Cr2O7 memiliki warna jingga sedangkan pada cairan memiliki
warna bening.
Pemeriksaan bentuk berdasarkan sifat higroskopis hanya dimiliki oleh analit
NaOH, MgSO4, dan KOH karena Senyawa yang mampu menyerap air di
lingkungannya secara adsorpsi atau absorpsi. Adapu pemeriksaan bentuk
berdasarkan sifat asam dan basa, apabila tidak merubah lakmus merah tapi
merubah lakmus biru disebut asam, tidak merubah lakmus biru tapi merubah
lakmus merah disebut basa serta Tidak merubah lakmus biru dan lakmus merah
disebut netral.
Pemeriksaan bentuk kristal analit dengan cara kering MgSO4 (Monoklinik
(hidrat)
), CaCO3 (Kristal jarum dan bentuk kristal kotak (kubus), Na2SO4
(Ortorombik atau heksagonal), NaCl (Kubus berpusat muka).
Pemeriksaan analit dengan pemanasan MgSO4, CuSO4, CaCO3, Na2SO4,
NaCl Kebanyakan senyawa ini memiliki titik didih yang tinggi sehingga
memerlukan waktu pemanasan yang cukup lama
V.

PENUTUP
Untuk menganalisa suatu analit dapat melalui cara uji kering dan uji basah.
Analisa kualitatif adalah analisa terhadap suatu zat, senyawa atau ion yang belum
diketahui pada suatu sampel

VI.

JAWABAN PERTANYAAN
1. Analisa kualitatif terbagi dua yaitu cara kering dan cara bersih.
Cara Kering
Cara kering mencakup pemeriksaan analit dalam bentuk kering. Contoh larutan
harus diuapkan terlebih dahulu untuk mendapatkan analit dalam bentuk kering.
Cara kering ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Mengamati bentuk kristal analit
b. Pemanasan (mengamati warna, gas yang dihasilkan dan lain-lain)
c. Uji nyala
Cara Basah (Uji kation dengan pereaksi khas)

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan contoh dalam bentuk larutan.


Hasil yang dapat diamati dari cara basah ini adalah :
a. Pembentukan endapan
b. Pembentukan gas
c. Pembentukan warna
2. Teori asam basa
a. Teori asam basa Arrhenius
asam: zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan proton (H +)
basa: zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion hidroksida
(OH)
b. Teori Bronsted Lowry (oleh Bronsted dan Lowry)
Asam: sebagai donor (pemberi) proton
Basa: sebagai akseptor (penerima) proton
c. Teori asam basa Lewis
Asam: zat yang dapat menerima pasangan elektron.
Basa: zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.
DAFTAR PUSTAKA

PERCOBAAN II
UJI KATION
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Beberapa kation-kation logam yang terdapat dalam suatu campuran dapat ditentukan
berdasarkan sifat khas kation tersebut terhadap pereaksi.

Beberapa Kation

diklasifikasikan kedalam 5 golongan analitis.


Kelima golongan tersebut diklasifikasikan berdasarkan sifat khas kation untuk
bereaksi dengan sejumlah pereaksi tertentu diantaranya HCl, H 2S, Ammonium Sulfida,
dan Ammonium Karbonat. Klasifikasi ini didasarkan apakah suatu kation dapat bereaksi
dengan pereaksi ini dengan membentuk endapan / tidak, serta perbedaan kelarutan dari
klorida, sulfida, dan karbonat.
1.2 Tujuan

Dapat mengetahui reaksi spesifik

Dapat membedakan beberapa kation berdasarkan reaksi spesifik

II. METODE PERCOBAAN


2.1 Alat dan bahan :
Alat :
o Tabung reaksi
o Gelas piala
o Pipet tetes
o Sudip

Bahan :
Larutan AgNO3, Pb(NO3)2, H2SO4, HCl, FeCl3, ZnCl2, CuSO4, NaOH, NH4OH,
NH4SCN, KCN, KI,NH4(COO)2, K2CrO4, Na2CO3, MgSO4, NaCl masing masing
0,1M, H2SO4 pekat, HCl pekat dan paku.
2.2 Cara kerja :
Golongan I :
Ag
Ambil larutan AgNO3 kemudian masukan kedalam 6 buah tabung reaksi
Tabung 1 : tambahkan HCl 0,1M sedikit demi sedikit diamkan selama 1menit,
kemudian tambahkan HCl berlebihan dan diamkan kemudian tambahkan HCl pekat 2 tetes
Tabung 2 : tambahkan HCl 0,1M sedikit demi sedikit diamkan selama 1menit,
kemudian tambahkan HCl berlebihan dan diamkan kemudian tambahkan NH4OH 0,1M
Tabung 3 : tambahkan NaOH berlebih diamkan dan tambahkan NH4OH 0,2M
Tabung 4 : tambahkan larutan KI 0,1M idamkan kemudian tambahkan laruatn Na2S2O3 0,1M
Tabung 5 : tambahkan larutan 0,1 M
Tabung 6 : tambahkn larutan n=Na2CO3 0,1M kemudian panaskan bagian atas tabung ditutup
dengan lakmus biru yg telah dibasahi air
Pb2+
Ambil larutan PbNO3 masukan kedalam 9 buah tabung dan berilah tanda
Tabung 1 : tambahkan HCl 0,1M sedikit demi sedikit diamkan selama 1menit,
kemudian tambahkan HCl berlebihan dan diamkan kemudian tambahkan air panas
Tabung 2 : tambahkan HCl 0,1M sedikit demi sedikit diamkan selama 1menit, kemudian
tambahkan HCl berlebihan dan diamkan kemudian tambahkan larutan NH4OH 0,1 M
Tabung 3 : tambahkan NaOH 0,1M, tambahkan NaOH berlebih

Tabung 4 : tambahkan larutan H2SO4 0,1M diamkan, kemudian tambahkan larutan


H2SO4 pekat
Tabung 5 : tambahkan larutan K2CrO4 0,1M diamkan dan tambahkna asam nitrat encer
Tabung 6 : tambahkan larutan Na2CO3 0,1M diamkan kemudian panaskan diatas tabung
ditutup dengan lakmus biru yang telah dibasahi air
Tabung 7 : tambahkan larutan Na2CO3 0,1M diamkan
Tabung 8 : tambahkan larutan KI kemudian tambahkan larutan KI berlebih
Tabung 9 : tambahkan larutan KCN 0,1M diamkan.
Golongan II :
Cu2+
Ambil larutan CuSO4 kemudian masukan kedalam 5 buah tabung reaksi dan berilah
tanda
Tabung 1 : + larutan NaOH 0,1M sedikit demi sedikit kemudian panaskan
Tabung 2 : + larutan KI 0,1M sedikit demi sedikit diamkan 1 menit kemudian +
lerutan Na2S2O3 0,1M
Tabung 3 : + larutan KCN 0,1M diamkan kemudian tambahkan KCN berlebih
Tabung 4 + larutan NH4SCN 0,1M
Tabung 5 : + paku mengkilap
Fe2+
Ambil larutan Fe kemudian masukan kedalam 3 buah tabug dan berilah tanda
Tabung 1 : + larutan NaOH 0,1M
Tabung 2 : + larutan NH4OH sedikit demi sedikit
Tabung 3 : + larutan KCN diamkan kemudian tambahkan larutan KCN berlebih
Fe3+
Ambil larutan FeCl3 kemudian masukan kedalam 5 buah tabung dan berilah tanda

Tabung 1 : + larutan NH4OH 0,1M diamkan kemudian panaskan


Tabung 2 : + larutan NaOH 0,1M
Tabung 3 : +l larutan 0,1M diamkan kemudian tambahkan lagi NaOH berlebih
Tabung 4 : + larutan KCN 0,1M diamkan kemudian tambahkan larutan KCN berlebih
Tabung 5 : + larutan NH4SCN 0,1M
Al3+
Ambil larutan AlCl3 kemudian masukan kedalam 3 buah tabung reaksi dan berilah
tanda
Tabung 1 : + larutan NaOH 0,1M
Tabung 2 : + larutan NaOH 0,1M diamkan kemudian tambahkan lg NaOH berlebih
Tabung 3 : +larutan CH3COOH 0,1M berlebih dan panaskan
Mn2+
Ambil larutan Mn2+ masukan kedalam 2 buah tabung reaksi dan berilah tanda
Tabung 1 : +larutan NaOH 0,1 diamkan diudara terbuka
Tabung 2 : +larutan NH4OH 0,1M sedikit demi sedikit
Zn2+
Ambil larutan ZnCl2 dan masukan kedalam 2 buah tabung reaksi dan berilah tanda
Tabung 1 : +larutan NaOH 0,1M diamkan kemudian tambahkan lg NaOH berlebih
Tabung 2 : + larutan NH4OH 0,1M sedikit demi sedikit diamkan kemudian tambahkan
lagi larutan NH4OH berlebih

Ba2+
Ambil larutan BaOH2 dan masukan kedalam 4 buah tabung reaksi dan berilah tanda
Tabung 1 : +larutan H2SO4 0,1M diamkan diudara terbuka

Tabung 2 : +larutan K2CrO4 0,1M sedikit demi sedikit


Tabung 3 : +larutan C2H2O4 dan diamkan
Tabung 4 : lakukan uji nyala

Ca2+
Lakukan uji nyala Ca2+
Golongan V
Mg2+, dan K+
Lakukan uji nyala pada larutan Mg2+, dan K+
NH4
Masukan 10ml larutan NH4OH 0,1M pada tabung reaksi kemudian panaskan pada bagian
atas ditutp dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi air.

II. PEMBAHASAN
3.1 Data pengamatan dan pembahasan
Golongan 1 :
Data pengamatan :
Ag+ (bening)
Tabung 1

: AgNO3 + HCl 0,1 M => terbentuk endapan putih


: AgNO3 + HCl berlebih => masih tetap endapan puith
: AgNO3 + HCl pekat =>

Tabung 2 : AgNO3 + HCl 0,1M => terbentuk endapan putih


: AgNO3 + HCl berlebih => masih tetap endapan putih
: AgNO3 + NH4OH 0,1M => terjadi 2 fasa padat dan cair

Tabung 3

: AgNO3 + NaOH => terbentuk endapan kuning


: AgNO3 + NH4OH => tidak ada perubahan masih tetap endapan kuning

Tabung 4

: AgNO3 + KI => terbentuk endapan kuning


: AgNO3 + Na2SO4 => terjadi perubahan warna dari endapan kuning menjadi
endapan coklat dan menjadi 2 fasapadat dan cair

Tabung 5

: AgNO3 + K2CrO4 => terjadi perubahan warna menjadi merah ati

Tabung 6

: AgNO3 + Na2CO3 => terbentuk endapan putih


Setelah diapanaskan => endapan berubah menjadi hitam dan merubah lakmus
biru menjadi merah .

Pembahasan :
Ag +
Ag (perak, Ar= 107,868) tidak larut dalam HCl, H2SO4 encer (1M) atau HNO3
encer (2M). Tetapi larut dalam HNO3 pekat dan asam pekat panas. Reaksi :
6 Ag + 8HNO3 6Ag+ +2NO + 6NO3- + 4H2O
2Ag + 2H2SO4 2Ag + SO42- + SO2 + 2H2O
Ag + direaksikan dengan HCl encer terbentuk endapan perak klorida, karena Ag tidak
larut dalam HCl encer, reaksi :
Ag + + Cl- AgCl
Dengan HCl berlebih,hasil menunjukan adanya endapan. Dalam literatur, dengan penambahan
berlebih tersebut dapat melarutkan endapan karena telah terdekantasi. Reaksi :
AgCl + Cl- [AgCl2] Dengan penambahan NH4OH (setelah + HCl) larutan keruh, tetapi dalam literatur
amonia encer dapat melarutkan Ag. Hal ini dimungkinkan masih ada pengotor dalam
larutan. Reaksi :
AgCl + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl-

Dengan +NaOH endapan coklat perak oksida terbentuk, karena A tidak larut dalam
NaOH. Reaksi :
2Ag+ +2OH- Ag2O + H2O
Dengan + NH4OH larutan keruh, dalam literatur endapan tersebut melarut. Reaksi :
Ag2O + 4NH3 + H2O 2[Ag(NH3)2]+ + 2OH Penambahan KI akan membentuk endapan kuning perak iodida. Reaksi :
Ag+ + I- AgI
Setelah ditambah Na2S2O3 terbentuk beberapa fasa,ini mungkin terjadi karena reaksi tidak
sempurna. Dalam literatur, penambahan Na2S2O3 akan melarutkan endapan. Reaksi :
AgI + 2S2O3 2- [Ag(S2O3)2]3- + I Lar. Ag yg direaksikan dengan K2CrO4 akan membentuk endapan merah perak
kromat. Reaksi :
2Ag+ + CrO4 2- Ag2CrO4
Dengan + Na2CO3 lar. Menjadi putih susu/ kekuningan, kemungkinan lar. Tersebut
merupakan endapan perak karbonat. Reaksi :
2Ag+ + CO32- Ag2CO3
Setelah dipanaskan endapan terurai dan membentuk endapan cokelat perak oksida :
Ag2CO3 Ag2O + CO2
Lakmus biru berubah menjadi merah, hal ini menunjukan bahwa gas yg dihasilkan bersifat
asam.

Data pengamatan
Pb2+
Tabung 1

: Pb(NO3)2 + HCl 0,1M => tidak ada peubahan


: Pb(NO3)2 + HCl berlebih => tidak ada perubahan

: Pb(NO3)2 + air panas => tidak ada perubahan


Tabung 2

: Pb(NO3)2 + NH4OH => tidak ada perubahan


: Pb(NO3)2 + air panas => tidak ada perubahan

Tabung 3

: Pb(NO3)2 + NaOH => terbentuk endapan putih


: Pb(NO3)2 + NaOH berlebih => masih tetap endapan putih

Tabung 4

; Pb(NO3)2 + H2SO4 => terbentuk endapan putih


: Pb(NO3)2 + H2SO4 panas => masih tetap endapan putih

Tabung 5

: Pb(NO3)2 + K2CrO4 => terbentuk endapan kuning


: Pb(NO3)2 + asam nitrat encer => masih tetap endapan kuning

Tabung 6

: Pb(NO3)2 + Na2CO3 => terbentuk endapan putih


: Pb(NO3)2 + Na2CO3 diapanaskan => lakmus biru tetap berwarna biru

Tabung 7

: Pb(NO3)2 + Na2CO3 => terbentuk endapan putih

Tabung 8

: Pb(NO3)2 + KI => terbentuk endapan kuning


: Pb(NO3)2 + KI berlebih => masih tetap endapan kuning

Tabung 9

: Pb(NO3)2 + KCN => terbentuk endapan putih

Pembahasan :
Pb
Pb (timbel, Ar : 207,19) yaitu logam abu abu kebiruan, dan mudah larut dalam asam nitrat
pekat.
Dengan +HCl hasil menunjukkan tdk ada perubahan, dalam literatur HCl dapat
membentuk endapan timbel (II) klorida :
Pb2+ +2Cl- PbCl2
Dan endapan tersebut larut dengan +air panas( 33,4 g l- pd 100 C), tp memisah lagi sebagai
kristal2 panjang sprt jarum setengah dingin.

Penambahan NH4OH, HCl, dan NH4OH berlebih tidak menunjukan adanya


perubahan. Dalam literatur, Pb tidak larut dalam amonia sehingga membentuk
endapan putih timbel hidroksida :
Pb2+ +2NH3 +2H2O Pb(OH)2 + 2NH4+
+ NaOH membentuk endapan putih timbel hidroksida :
Pb2+ + 2OH- Pb(OH)2
Endapan melarut dlm reagen berlebihan, membentuk ion tetra hidrokso plumbat(II)
Pb(OH)2 + 2OH- [Pb(OH)4]2 + H2SO4 encer, membentuk endapan putih timbel sulfat :
Pb2+ + SO4 2- PbSO4
Endapan tak larut dlm reagen berlebih,tp larut dlm asam sulfat pekat membentuk timbel
hidrogen sulfat :
PbSO4 +H2SO4 Pb2+ + 2HSO4 Dgn penambahan K2CrO4 membentuk endapan kuning, timbel kromat :
Pb2+ + CrO42- PbCrO4
Dan penambahan asam nitrat masih menunjukan endapan, dalam literatur asam nitrat tsb
dapat melarutkan endapan :
2PbCrO4 + 2H+ 2Pb2+ +Cr2O7 2- + 2H2O
+ NaCO3 terbentuk campuran antara timbel karbonat dan timbel hidroksida. Oleh
karena nya terlihat seperti 2 fasa. Reaksi :
2Pb2+ + 2CO32- +H2O Pb(OH)2 + PbCO3 + CO
Setelah didihkan tdk ada ada perubahan, artinya masih membentuk endapan, dan lakmus biru
yg diuji berubah menjadi merah, menunjukan gas yg keluar bersifat asam.
+ KI dari hasil pengamatan tdk ada perubahan, ini mungkin terjadi karena
penambahan lar. KI terlalu banyak,krn penambahan reagen KI berlebih akan
melarutkan endapan. Reaksi yg terjadi pd penambahan sedikit KI :

Pb2+ + 2I- PbI2


Dalam reagen berlebih :
PbI2 + 2I- [PbI4]2 + KCN larutan jd putih keruh, hal ini dimungkinkan endapan putih timbel sianida yg
kurang sempurna mengendap. Reaksi yg terjadi :
Pb2+ + 2CN- Pb(CN)2

Golongan 2 :
Data pengamatan
Cu2+ (biru muda)
Tabung 1

: CuSO4 + NaOH => terbentuk endapan biru tua


Setelah dipanaskan => endapan biru muda berubah menjadi endapan biru tua

Tabung 2

: CuSO4 + KI => terbentuk endapan kuning


CuSO4 + Na2S2O3 => endapan berubah menjadi coklat muda

Tabung 3

: CuSO4 + KCN => terbentuk endapan hijau muda

Tabung 4

: CuSO4 + NH4SCN => terjadi perubahan warna menjadi hijau tidak ada

endapan
Tabung 5

: CuSO4 + paku => tidak terjadi apa apa

Pembahasan

Cu2+

Cu (tembaga, Ar : 63,54) adalah logam merah-muda,lunak,dapat ditempa, dan liat. Cu tdk


larut dalam HCl atau H2SO4 encer, tapi larut dalam asam nitrat pekat.
+ NaOH lar. keruh.dalam literatur pencampuran ini akan membentuk endapan biru
tembaga (II) hidroksida. Reaksi :

2+

Cu

2OH-

Cu(OH)2

Dengan pemanasan, endapan diubah jd tembaga (II) oksida hitam oleh dehidratasi :
Cu(OH)2 CuO + H2O
+ KI larutan berwarna hijau, dalam literatur ada endapan tembaga (I) iodida putih,tp
larutannya cokelat tua krn terbentuk ion-ion tri-iodida :
2Cu 2+ + 5I- 2CuI + I3Dengan penambahan Na2S2O3 warna menjadi putih krn ion tri-iodida direduksi jd ion iodida,
dan menghasilkan ion tetra tionat :
I3- + 2S2O3 2- 3I- + S4O6 2 + KCN hasil menunjukan larutan keruh, ini dimungkinkan karena endapan yg
terbentuk akan cepat terurai menjadi tembaga (l) sianida putih dan sianogen :
Cu 2+ + 2CN- Cu(CN)2
2Cu(CN)2 2CuCN + (CN)2
Dalam reagen berlebih endapan larut, berwarna hijau. Sedangkan dalam literatur tak berwarna
:
CuCN + 3CN- [Cu(CN)4]3 + NH4SCN warna larutan menjadi hijau, membentuk endapan tembaga (II) tiosianat
hitam. Reaksi :
Cu 2+ + 2SCN- Cu(SCN)2
Endapan terurai secara perlahan & membentuk tembaga (I) tiosianat putih dan
tiosianogen :
2 Cu(SCN)2 CuSCN + (SCN)2
+ Paku, terjadi karat pada paku tersebut. Reaksi :
Cu 2+ + Fe Fe2+ + Cu
Potensial elektroda tembaga (II) lebih positif dibandingkan dengan potensial elektroda
besi (II)

Golongan III :
Data pengamatan
Fe2+ (kuning)
Tabung 1

: FeSO4 + NaOH => terbentuk endapan hijau tua

Tabung 2

: FeSO4 + NH4OH => tidak terjadi apa apa

Tabung 3

: FeSO4 + KCN => terbentuk endapan hijau tua

Pembahasan
Fe 2+
Fe (besi, Ar: 55,85) adalah logam putih perak, kokoh dan liat. HCl encer atau pekat dan
H2SO4 encer melarutkan besi, yg menghasilkan garam-garam besi (II) dan gas hidrogen.
Dengan penambahan NaOH warna larutan tetap jingga, dalam literatur ada endapan
putih Fe(OH)2 . Ketidak samaan hasil itu terjadi krn untuk mendapatkan endapan
harus tanpa udara (kedap udara), karena udara masuk maka endapan tak didapat.
Reaksi :
Fe 2+ + 2OH- Fe(OH)2
+ NH4OH tidak ada perubahan, ini terjadi karena amonium hidroksida tertekan dan
konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah, sehingga hasil kali kelarutan
Fe(OH)2 tak tercapai dan pengendapan tak terjadi.
+KCN larutan jd keruh, sedangkan dalam literatur membentuk endapan cokelat
kekuningan besi (II) sianida. Reaksi :
Fe2+ + 2CN- Fe(CN)2

Fe3+ (kuning)
Data pengamatan :
Tabung 1

: FeCl3 + NH4OH diapanaskan => tidak terjadi perubahan

Tabung 2

: FeCl3 + NaOH terjadi perubahan warna menjadi jingga

Tabung 3

: FeCl3 + NaOH berlebih => tidak terjadi perubahan

Tabung 4

: FeCl3 + KCN => terbentuk endapan coklat

Tabung 5

: FeCl3 + NH4SCN => terbentuk endapan merah ati

Pembahasan :

Fe 3+

+ NaOH warna jd jingga pekat/cokelat kemerahan, warna ini dimungkinkan endapan


yg tidakmengendap secara sempurna. Reaksi :
Fe3++ 3OH- Fe(OH)3
+NH4OH tidak ada perubahan, sedangkan dalam literatur membentuk endapan cokelat
merah. Reaksi :
Fe3++ 3NH3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3HN4+
+ NaOH (tidak ada perubahan) warna jd jingga pekat/cokelat kemerahan, warna ini
dimungkinkan endapan yg tidakmengendap secara sempurna. Reaksi :
Fe3++ 3OH- Fe(OH)3
Endapan jg tak larut dalam reagen berlebih
+KCN tidak ada perubahan, dalam literatur terdapat endapan cokelat kemerahan besi
(II) sianida. Ketidak sesuaian ini dimungkinkan karena penambahan reagen terlalu
banyak,karena akan melarutkan endapan dan membentuk ion heksasianoferat (III) :
Fe3+ + 3CN- Fe(CN)3
Fe(CN)3 + 3CN- [Fe(CN)6] 3 +NH4SCN dihasilkan warna merah tua karena pembentukan suatu kompleks besi (III)
tiosianat yg tak berdiosiasi :
Fe3+ + 3SCN- Fe(SCN)3

Mn2+ (bening)

Data pengamatan :
Tabung 1

: MnSO4 + NaOH => terbentuk endapan warnanya keruh

Tabung 2

: MnSO4 + NH4OH => tidak ada perubahan

Pembahasan :
Mn (mangan, Ar: 54,938) adalah logam putih abu-abu, bereaksi dengan air hangat membentuk
mangan (II) hidroksida dan juga larut dalam asam mineral encer atau asetat.
+ NH4OH tidak ada perubahan, sedangkan dlm literatur ada pengendapan mangan (II)
hidroksida putih. Pengendapan ini tak terjadi karena ada garam amonium yg
disebabkan oleh turunnya konsentrasi ion-hidroksil,yg mengakibatkan ketidak
mampuan untuk menghasilkan Mn(OH)2.
+ NaOH larutan keruh lalu jadi jingga, dalam literatur ada endapan putih mangan (II)
hidroksida. Hal ini terjadi dimungkinkan adanya udara yg masuk sehingga endapan
tak didapat. Reaksi :
Mn2++ 2OH-Mn(OH)2

Zn2+ (bening)
data pengamatan :
Tabung 1

: ZnCl2 + NaOH => terbentuk endapan putih


: ZnCl2 + NaOH berlebih => terbentuk endapan putih

Tabung 2

: ZnCl2 + NH4OH => tidak ada perubahan

Pembahasan :
Zn (zink, Ar : 65,38) adalah logam putih kebiru-biruan,mudah ditempa, dan liat. Mudah larut
dalam HCl dan H2SO4 encer.
+ NaOH membentuk endapan putih zink hidroksida :
Zn2++ 2OH- Zn(OH)2

+NH4OH tidak ada pengendapan, ini terjadi karena penambahan reagen yg terlalu
banyak sehingga melarutkan endapan. Reaksi :
Zn2++ 2NH3 + 2H2O Zn(OH)2+ 2NH4 +
Zn(OH)2 + 4NH3 [Zn(NH3)4]2+ +2OH-

Golongan IV
Data pengamatan :
Ba2+ (bening)
Tabung 1

: BaOH2 + H2SO4 => tidak terjadi perubahan

Tabung 2

: BaOH2 + K2CrO4 => hanya terjadi perubahan warna menjadi kuning

Tabung 3

: BaOH2 + C2H2O4 => tidak ada perubahan

Tabung 4

: uji nyala => berwarna merah bata dan berasap

Pembahasan :
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat. Bereaksi dengan air dlm udara
lembab, membentuk oksida atau hidroksida.
+ H2SO4 larutan jd keruh, ini kemungkinan endapan barium sulfat. Reaksi :
Ba 2+ + SO4 2- BaSO4
+K2Cr2O7 larutan jg jd keruh, dlm literatur endapan kuning barium kromat terbentuk.
Reaksi :
Ba 2+ + CrO4 2- BaCrO4
+ (NH4)2(COO)2 tidak ada perubahan, sedangkan dalam literatur terbentuk endapan
putih barium oksalat. Reaksi :
Ba 2+ +(COO)2 2- Ba(COO)2
Uji nyala yg dilakukan menunjukan warna hijau kekuningan.

Ca2+
Data pengamatan
Tabung 1

: uji nyala CaCO3 => berwarna merah bata

Pembahasan :
Kalsium adalah logam putih perak,agak lunak. Dalam uji nyala ini, kalsium mudah menguap
dan memberi warna merah kepada nyala bunsen.

Golongan V
Mg2+
Tabung 1

: uji nyala MgSO4 => berwarna merah bata

Pembahasan :
Mg adalah logam putih yang melebur pada 650 C dan mudah terbakar dalam oksigen
dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang. Warna bunsen yang dihasilkan cahaya
putih. Semua senyawa Mg dengan adanya Natrium Karbonat diubah menjadi Magnesium
oksida putih yang berkilau/bercahaya ketika terkena panas

K+
Tabung 1

: uji nya;a KOH => berwarna merah bata

Pembahasan :
Uji nyala

hasilnya

lembayung,

senyawa

mewarnai

lembayung.Reaksi 2K + 2 H2O 2K +2OH+H2


IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Golongan I : membentuk endapan dengan HCl encer

Pb2+, Hg22+Ag+

nyala

bunsen yang

Golongan II : tidak bereaksi dengan HCl, membentuk endapan dengan H2S dalam
suasana asam mineral encer

Golongan III : membentuk endapan dengan (NH4)2S netral atau amoniakal

Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Al3+, Zn2+, Mn2+

Golongan IV : membentuk endapan dengan (NH4)2 CO3

Hg2+,Bi3+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+

Ca2+, Sr2+, Ba2+

Golongan V : tidak bereaksi dengan reagen golongan sebelumnya

Mg2+, Na+, NH4+, Li+, H+

PERCOBAAN III
UJI ANION
I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Proses dalam klasifikasi anion;
1. Proses yang melibatkan identifikasi produk produk yang mudah menguap, yang
diperoleh pada pengolahan dengan asam asam.
2. Proses yang tergantung pada reaksi reaksi larutan.
Kelas A :
1.

2.

3.

4.

Gas dilepaskan dengan HCl encer atau H2SO4


encer.
Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4
pekat.

Kelas B :
1. Reaksi pengendapan.
2. Oksidasi dan reduksi larutan.
1.2 Tujuan :
Untuk dapat mengetahui reaksi spesifik suatu anion
Untuk dapat membedakan beberapa anion berdasarkan reaksi spesifik

II. METODE PERCOBAAN


2.1 Alat dan bahan :
Alat :
Tabung reaksi, pipet tetes, batang pengaduk, botol semprot
Bahan :
Larutan AgNO3, Na2S2O3, Pb(NO)3, H2SO4, HCl, FeCl3, ZnCl2, BaOH2, NaOH,
NH4OH, NH4SCN, KCN, KI, K2CrO4, NaCl, masing masing 0,1M H2SO4 pekat dan
HCl pekat.

2.2 Cara kerja :


CO3
Ambilah larutan CaCO3 0,1M kemudian masukan kedalam 4 buah tabung reaksi dan berilah
tanda
Tabung 1 : + larutan HCl 0,1M kemudian gas yang dihasilkan diuji dengan larutan BaOH2
Tabung 2 : + larutan BaCl2 diamkan
Tabung 3 : + larutan AgNO3 0,1M diamkan, kemudian + larutan HNO3
Tabung 4 : + larutan AgNO3 0,1M berlebih
S2O3
Ambil larutan Na2S2O3 0,1M kemudian masukan kedalam 7 buah tabung dan berilah tanda
Tabung 1 : + larutan HCl 0,1M sedikit demi sedikit dan diamkan 1menit
Tabung 2 : + larutan I2 sedikit demi sedikit dan amati seelah 1menit
Tabung 3 : + larutan BaCl2 0,1M
Tabung 4 : + larutan AgNO3 0,1M
Tabung 5 : + larutan Pb(NO3)2 diamkan, kemudian tambahkan tiosulfat berlebih
Tabung 6 : + larutan KCN 0,1M

Tabung 7 : + larutan FeCl3 0,1M kemudian tambahkan KI berlebih


CNAmbilah larutan KCN 0,1M kemudian masukan kedalam 3 buah tabung reaksi dan berilah
tanda
Tabung 1 : + larutan HCl0,1M amati gas yang terjadi
Tabung 2 : + larutan H2SO2 pekat
Tabung 3 : + larutan Fe2+ 0,1M
SCN
Ambilah larutan NH4SCN 0,1M kemudian masukan kedalam 5 buah tabung reaksi dan
berilah tanda
Tabung 1 : + larutan H2SO4 pekat
Tabung 2 : + larutan CuSO4 0,1M
Tabung 3 : + logam Zn dan larutan HCl 0,1M
Tabung 4 : + larutan FeCl3 0,1M
Tabung 5 : + larutan HNO3 0,1M
ClAmbilah larutan NaCl 0,1 kemudian masukan kedalam 6 buah tabung reaksi dan berilah tanda
Tabung 1 : + larutan H2SO4 pekat dan cium baunya
Tabung 2 : + larutan H2SO4 pekat, bagian atas diletakan batang pengaduk yang telah
dicelupkan pada larutan ammonia 0,1M
Tabung 3 : + larutan H2SO4 pekat kemudian bagian atas disimpan kertas lakmus biru yang
telah dibasahi air
Tabung 4 : + larutan AgNO3 0,1M kemudian + larutan panas H2SO4 pekat
Tabung 5 : + larutan Pb(NO3)2 0,1M
Tabung 6 : + larutan K2Cr2O7 dalam suasana asam

IAmilah larutan KI kemudian masukan kedalam 2 buah tabung reaksi dan berilah tanda
Tabung 1 : + larutan H2SO4 pekat amati gas yang terjadi
Tabung 2 : + laurtan AgNO3 sedikit demi sedikit
(COO)2
Ambilah larutan (NH4)2(COO)2 dan masukan kedalam tabung reaksi
+ beberapa tetes KMnO4
Masukan ujung tabung reaksi kedalam labu enlemeyer yang telah berisi laarutan Ba(OH)2
Kocoklah larutan Ba(OH)2
Amati perubahan yang terjadi
NO3
Ambilah larutan HNO3 dan masukan kedalam tabung reaksi
+ beberapa tetes larutan H2SO4 pekat dan panaskan

III. PEMBAHASAN
3.1 Data pengamatan dan pembahasan
CO3
Data pengamatan :
Tabung 1 : CaCO3 + HCl => keruh
Tabung 2 : CaCO3 + BaCl2 => terbentuk endapan putih
Tabung 3 : CaCO3 + AgNO3 => terbentuk endapan putih
Tabung 4 : CaCO3 + AgNO3 + HNO3 => perubahan endapan, dari endapan putih jadi tidak
ada endapan
Tabung 5 : CaCO3 + AgNO3 => terbentuk endapan putih
Dididihkan => tidak terjadi perubahan
Pembahasan :
Dari hasil percobaan, pada tabung 1 larutan menjadi keruh, penguraian dengan buih terjadi
karena dilepaskannya CO2. Pada tabung 2, terbentuk endapan berwarna putih, karena
hidrogen karbonat memang tidak bereaksi . Pada tabung 3 terbentuk endapan putih dari
AgCO3 karena sifanya larut dalam amonia dan HNO 3. Pada tabung 4, harusnya terbentuk
endapan berwarna kuning ketika penambahan reagensia yang berlebih dan terbentuk Ag 2O,
dan setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan
S2O3
Data pengamatan :
Tabung 1 : Na2S2O3 + HCl => perubahan warna putih
Tabung 2 : Na2S2O3 + I2 => tidak ada perubahan
Tabung 3 : Na2S2O3 + BaCl2 => tidak ada perubahan
Tabung 4: Na2S2O3 + AgNO3 => terbentuk endapan warna coklat
Tabung 5 : Na2S2O3 + Pb2+ => terbentuk endapan putih
Tabung 6 : Na2S2O3 + KCN => tidak ada perubahan

Tabung 7 : Na2S2O3 + FeCl3 => perubahan warna menjadi keruh


Pembahasan :
Pada tabung 1, perubahan tidak terjadi dengan cepat karena bersuhu dingin dan warna larutan
keruh, hal ini terjadi karena pemisahan belerang. Reaksi sampingan juga terjadi yang
membentuk asam-asam tionat. Pada tabung 2, warna larutan tetap keruh, penguraian warna
terbentuk karena adanya ion S4O6 yang tidak berwarna. Pada tabung 3, warna larutan dari
bening menjadi putih dan terbentuk endapan putih dari larutan yang pekatnya. Pada tabung 4,
warna larutan kekuningan. awalnya

tidak membentuk endapan karena terbentuk

[Ag(S2O3)2]3-. Endapan ini tidak stabil, karena terbentuk Ag2S hitam. Pada tabung 5, terbentuk
endapan putih, ketika penambahan reagensia berlebih warna larutan putih. Setelah
penambahan tiosulfat berlebih larutan menjadi keruh dan endapannya larut. Pada tabung 6,
tidak terjadi perubahan, larutan tetap bening. Pada tabung 7, warna kecoklatan timbul karena
terbentuk

[Fe(S2O3)2]- . Setelah didiamkan warna tersebut hilang dengan cepat dan

membentuk S4O62- dan 2Fe2+ dan ketika ditambahkan KI larutan menjadi kuning.

CNData pengamatan :
Tabung 1 : KCN + HCl => tidak ada perubahan
Tabung 2 : KCN + H2SO4 => tidak ada perubahan
Tabung 3 : KCN + Fe3+ => terbentuk endapan hitam kehijau hijauan
Pembahasan :
Dari hasil percobaan, pada tabung 1, larutan bening dan terbentuk uap dan berbau, pahit, yang
dilepaskan dalam keadaan dingin. Pada tabung 2, warna larutan bening, bersuhu panas. Pada
tabung 3, warna larutan kuning dan terbenuk endapan kehijau hijauan. Seharusnya berwarna
merah darah karena terbentuk [Fe (SCN)3].

SCN
Data pengamatan :

Tabung 1 : NH4SCN + H2SO4 => tidak ada perubahan


Tabung 2 : NH4SCN + CuSO4 => terjadi perubahan warna hijau
Tabung 3 : NH4SCN + Zn2+ => tidak terjadi perubahan
: NH4SCN +Zn + HCl => terjadi perubahan warna menjadi jingga
Tabung 4 : NH4SCN + FeCl3 => terjadi perubahan warna menjadi merah pekat
Tabung 5 : NH4SCN + HNO3 => terjadi perubahan warna menjadi merah muda
Pembahasan :
Dari hasil percobaan, pada tabung 1, warna larutan bening dan bersuhu panas dalam keadaan
dingin. Pada tabung 2, mula-mula larutan berwarna hijau kemudian terbentuk endapan hitam.
Pada tabung 3, larutan berwarna merah darah terbentuk Fe (SCN) 3. warna tersebut dapat
dihilangkan dengan Fe-, Hg+ dan (COO2)

karena akan terbentk ion kompleks yang tak

berwarna dan stabil. Pada tabung 4, larutan Zn larut, H2S dan HCN dilepaskan. Pada tabung 5,
ketika pemanasan terurai menjadi warna merah dan pelepasan NO dan HCN yang awalnya
larutan tersebut berwarna bening.

ClData pengamatan :
Tabung 1 : NaCl + H2SO4 => berbau , panas , tidak terjadi perubahan warna
Tabung 2 : NaCl + H2SO4 pekat => berbau , lebih panas, terjadi perubahan warna keruh
Tabung 3 : NaCl + H2SO4 pekat => berbau , lebih panas, terjadi perubahan warna keruh
Tabung 4 : NaCl + AgNO3 => terbentuk endapan putih
: NaCl + AgNO3 + H2SO4 pekat => terasa dingin , masih endapan putih
Tabung 5 : NaCl + Pb(NO3)2 => tidak ada perubahan
Tabung 6 : NaCl + K2Cr2O7 => perubahan warna kuning
Pembahasan :

Dari hasil percobaan, pada tabung 1, tidak menimbulkan bau. Pada tabung 2, menimbulkan
bau dan menimbulkan gelembung. Cl- terurai banyak dalam keadaan dingin, penguraian
sempurna pada pemanasan karena disertai dengan pelepasan HCl. Pada tabung 3, lakmus biru
menjadi merah. Pada tabung 4, larutan berwarna putih dan terbentuk endapan putih ketika
penambahan Ag dan membentuk AgCl. Ketika ditambahkan asam sulfat pekat, endapan
tersebut larut dan warna larutan menjadi putih pudar. Pada tabung 5, warna larutan dan
endapan putih dan PbCl2 yang terbentuk. Pada tabung 6, larutan berbau asam cuka, berwarna
jingga. Sedikit klor mungkin juga dibebaskan.

I2
Data pengamatan :
Tabung 1 : KI + H2SO4 => tidak ada gas, terjadi perubahan warna kuning
Tabung 2 : KI + AgNO3 => terbentuk endapan hijau muda
Pembahasan :
Dari hasil percobaan, pada tabung 1, larutan berwarna bening dan membentuk gas berwarna
lembayung dari I2 yang dilepaskan, larutan bersuhu panas sehingga iod dilepaskan. Pada
tabung 2, larutan berubah dari warna bening menjadi hijau toska. Membentuk endapan
kuning, endapan ini mudah larut dalam KCN dan Na2S2O3. sedikit larut dalam NH3 pekat dan
tidak akan larut dalam HNO3 encer.
(COO)2
Data pengamatan :
Tabung 1 : (COO)3 + KMnO + Ba(OH)2 => Warna larutan kuning

tidak terjadi

perubahan,warna Ba(OH)2 jadi keruh


Pembahasan :
Warna larutan yang bening berubah menjadi kuning ketika penambahan KMn4 dan tidak
terjadi perubahan ketika penambahan Ba(OH)2

NO3

Data pengamatan :
Tabung 1 : HNO3 + H2SO4 + panaskan => Terbentuk 2 lapisan (putih keruh diatas dan bening
dibawah) larutan warna bening di atas dan warna putih keruh dibawah
Pembahasan :
Membentuk dua lapisan, putih diatas dan bening dibawah. Setelah dipanaskan warna bening
menjadi diatas dan putih dibawah, seharusnya jika nitrat padat dipanaskan uap NO2 berwarna
cokelat kemerahan disertai uap asam nitrat , H2SO4 encer tidak beraksi dengan NO32IV.

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
o

Pemisahan anion kedalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam


pelarutnya (reagen).

Dari hasil percobaan yang termasuk anion diuji dengan uji sulfat pereduksi dan
oksidasi, serta uji dengan AgNO3.

Yang termasuk anion diantaranya; CO32-, HCO3-, SO32-, S2O32-, S2-, NO2-, SCN-,Cl-, Br-,
F-, I-, NO3-, ClO3-, SO42-, PO43-, CrO42-, CH3COO-, (COO)22-

PERCOBAAN IV
EKSTRAKSI PELARUT
I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ekstraksi pelarut merupakan cara memisahkan zat terlarut dengan pelarut yang semula
atau cara memisahkan zat terlarut dengan menggunakan pelarut lain yang mempunyai
daya melarutkan yang berbeda dengan pelarut yang semula
Hukum distribusi atau partisi merupakan zat-zat tertentu yang lebih mudah larut dalam
pelarut-pelarut tertentu dibandingkan dengan pelarut-pelarut yang lain. Partisi zat-zat
terlarut antara dua cairan yang tidak dapat bercampur menawarkan banyak kemungkinan
yang menarik untuk pemisahan nalitis
Contoh: memisahkan iod terlarut dalam air dengan menggunakan krom atau tetraklorida.
C2

= konsentrasi dalan CHCL3

C1

= konsentrasi ion dalam air

Kd

= koefisien distribusi/partisi

Kd = c2/c1

Harga angka banding berubah dengan sifat dasar kedua pelarut, sifat zat terlarut dan
temperature
1.2 Tujuan
o

Mengeluarkan iod (I2) dari larutan air

Mengetahui keefektifan ekstraksi sekaligus dan bertahap dengan menggunakan pelarut


CHCL3

II.

METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan bahan


A. Alat
a. Tabung reaksi
b. Corong pisah 100mL
c. Gelas ukur 10mL
d. Gelas beker 100mL
e. Erlenmeyer
f. Pengaduk
B. Bahan
a.

Padatan Iod (I2)

b.

Pelarut CHCL3

c.

Akuades

d.

Larutan Na2s2o3 0,1M

e.

Kanji

2.2 Cara kerja


A. Ektrasi sekaligus
Masukan 10mg iod kedalam tabung reaksi yang berisi 12ml akuades, dikocok dan perhatikan
warna larutan kemudian masukan kedalam corong pisah
Masukan 6ml CCl4 kedalam corong pisah yang berisi larutan iod tadi
Dipasang sumbat corong pisah dan pegang corong dengan posisi ibu jari kanan menekan tutup
dan jari kiri memegang kran
Buka kran sebentar , tutup kran kembali dan gojoglah
Buka kran sebentar , tutup kembali lalu gojog

Ulangi langkah no 5 sampai tak terdengar bunyi gas keluar saat membuka kran
Setelah selesai digojog, segera buka tutup corong lalu pisahkan kedua lapisan melalui kran
dan tamping lapisan bawah dengan gelas piala sedangkan lapisan atas dengan labu
Erlenmeyer
Titrasi larutan y dengan larutan Na2S2O3 0,1M dengan indicator kanji
Catat volume Na2S2O3 yang dibutuhkan
Hitung berat I2 yang tersisa dalam lapisan air setelah ektraksi

B. Ektraksi sekaligus
Masukan 10mg iod kedalam tabung reaksi yang berisi 12ml akuades, dikocok dan perhatikan
warna larutan kemudian masukan kedalam corong pisah
Masukan 6ml CCl4 kedalam corong pisah yang berisi larutan iod tadi
Dipasang sumbat corong pisah dan pegang corong dengan posisi ibu jari kanan menekan
tutup dan jari kiri memegang kran
Buka kran sebentar , tutup kran kembali dan gojoglah
Buka kran sebentar , tutup kembali lalu gojog
Ulangi langkah no 5 sampai tak terdengar bunyi gas keluar saat membuka kran
Setelah selesai digojog, segera buka tutup corong lalu pisahkan kedua lapisan melalui kran
dan tamping lapisan bawah dengan gelas piala sedangkan lapisan atas tetap di corong
pisah
Tambahkan lagi 2ml CCl4 yang kedua kedalam corong pisah kemudian lakukan lakukan
seperti langkah 3-7
Tambahkan lagi 2ml CCl4 yang ketiga kedalam corong pisah kemudian lakukan lakukan
seperti langkah 3-7
Setelah selesai digojog, segera buka tutup corong lalu pisahkan kedua lapisan melalui kran
dan tampung lapisan bawah dengan gelas piala sedangkan lapisan atas dengan labu
Erlenmeyer

Titrasi larutan y dengan larutan Na2S2O3 0,1M dengan indicator kanji


Catat volume Na2S2O3 yang dibutuhkan
Hitung berat iod yang tersisa dalam lapisan air setelah ektraksi yang ke 3

III.

PEMBAHASAN

Ekstraksi adalah tahap pemurnian dan pemisahan yang didasarkan pada kelarutan suatu zat
dalam plarut yang mempunyai daya melarutkan senyawa yang diinginkan.
Percobaan ekstraksi pelarut ini menggunakan pelarut klorofrom (CHCl3) wujudnya
pada suhu ruang berupa cair, namun mudah menguap. Memiliki massa molar sebesar 119,88
gr/mol, densitas 1,48 gr/m3, titik lebur -63,5o c, titik didih 6112o c, bentuk molekul tetra
hedral, kelarutan dalam air
0,8gr/100ml di 200c.
Pada percobaan ini butiran I2 yang dicampur dengan air mula-mula tidak larut karenya
I2 berdifusi pada akuades, ketidak larutan ini karena air bersifat polar sedangkan I 2 bersifat
nonpolar, sehingga kedua zat tidak larut sempurna. Percobaan ini dilakukan dua tahap yaitu
ekstraksi sekaligus dan ekstraksi bertahap.
Tahap pertama yaitu dengan 6mL CHCl3 dari hasil pengamatan ini terbentuk 2 pasa, hal ini
disebabkan karena molekul-molekul CHCl3 akan saling menjauh untuk memberi tempat pada
molekul-molekul I2, sehingga molekul-molekulnya akan memisah. Larutan I2 berada di bawah
corong, hal ii disebabkan kaerena berat jenis larutan lebih beras dibandingkan dengan CHCl 3.
maka bagian bawah corong I2 selanjutnya dilakukan titrasi agar konsentrasinya diketahui.
Ekstraksi sekaligus ini membutuhkan larutan Na2s2o3 0,1m untuk mencapai titik ekivalenya.
Tahap kedua yaitu ekstrasi bertahap, yaitu menambahkan 2ml CHCl3 dengan 3kali
pengulangan, hal ini untuk menentukan iodin yang di perkirakan masih tercampur. Akan
tetapi pada tahap ini terjadi kesalahan, ketika di titrasi tidak terjadi perubahan sedikitpun. Hal
ini dimungkinkan bahwa larutan yang mengandung I 2 telah terdistribusi oleh CHCl3, sehingga
dengan penambahan larutan kanji dalam jumlah besarpun tidak ada perubahan berat molekui
I2 pada ekstraksi langsung sebesar 25,4gr, sedangkan pada ekstraksi bertahap tidak di temukan
berat molekulnya karena tidak adanya perubahan pada pada Na2S2O3.

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
o Ekstraksi bertahap lebih efektif karena larutan lebih bersih dari pengotor, namun pada
praktikum kali ini tidak di dapatkan bobot I2. hal ini dapat di sebabkan oleh beberapa
factor, diantaranya adalah karena I2 terdistribusi dalam CHCl3, human elor, alat yang
kurang bersih dll.
o

BM I2 pada ekstraksi langsung sebesar 25,4gr sedangkan pada esktraksi bertahap


adalah 0gr.

Anda mungkin juga menyukai