PERCOBAAN 7
UJI WARNA NYALA
Disusun oleh:
Hanna Angelina 171444040
Kelompok 10
Dosen Pengampu:
1. Johnsen Harta, M.Pd
2. Risnita Vicky Listyarini, M.Sc
Asisten Dosen:
1. Clarentia Dwivani
2. Elni Meilianti
2
F. Prosedur Kerja
1. Uji Warna Nyala
Catatan :
1. Hati-hati dengan pemanas bunsen.
2. Kacamata pelindung digunakan.
3
3. Api dimatikan jika pengujian telah selesai.
4. Ba2+ dan Sr2+ memiliki nyala yang cepat, sehingga perlu hati-hati dalam
mengamati warna nyala.
5. Bulatan dibuat di bagian ujung kawat nikrom untuk membuat kawat
mendapatkan lebih banyak larutan.
6. Ion natrium ditunjukkan dengan warna kuning yang lama, walaupun hanya
dengan jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, hati-hati untuk tidak
mengkontaminasi larutan dengan ion natrium dan pengujian ion natrium
dilakukan di akhir semua pengujian.
G. Data Percobaan
1. Pembutan larutan KCl 0,2 M dari padatan
Massa KCl 1000
M = x
Mr mLlarutan
masa KCl 1000
0,2 M = x
74,5 gr /mol 25 mL
Massa KCl = 0,37 gram
2. Pembutan larutan LiCl2 0,2 M dari padatan
Massa LiCl 2 1000
M = x
Mr mLlarutan
masa LiCl 2 1000
0,2 M = x
42,39 gr /mol 25 mL
Massa LiCl2 = 0,21 gram
3. Pembuatan NaCl 0,2 M dari padatan
Massa NaCl 1000
M = x
Mr mLlarutan
masa NaCl 1000
0,2 M = x
58,44 gr /mol 50 mL
11,69 = 20 x massa NaCl
Massa NaCl = 0,58 gram
4. Pembuatan CaCl2 0,2 M dari padatan
MassaCaCl2 1000
M = x
Mr mL larutan
4
masaCaCl2 1000
0,2 M = x
110,98 gr /mol 25 mL
Massa CaCl2 = 0,55 gram
5
Mr Titik Titik didih Desnsitas
Sampel Warna Nyala
(gr/mol) lebur (oC) (oC) (gram/mL)
LiCl 47,39 605oC 1382 oC 2,07 Merah
NaCl 58,44 801oC 1413 oC 2,16 Orange
KCl 74,55 770oC 1420 oC 1,984 Ungu
CaCl2 110,98 772oC 1935 oC 2,15 Merah
BaCl2 244,28 962oC 1560 oC 3,86 Hijau kekuningan
SrCl2 266,62 874oC 1250 oC 3,05 Merah
CuCl2 170,48 498oC 993 oC 3,39 Hijau toska
Sampel - - - - Hijau kekuningan
H. Pembahasan
Sebelum melakukan praktikum uji warna nyala, terlebih dahulu membuat beberapa
larutan yang akan digunakan pada praktikum uji warna nyala, yaitu larutan LiCl, NaCl,
KCl, CaCl2, BaCl2, SrCl2, CuCl2, dan HCl. Cara pembuatan beberapa larutan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan Larutan dari Padatan
Larutan dari bahan padat yang akan dibuat dalam praktikum ini adalah larutan
LiCl, NaCl, KCl, CaCl2, BaCl2, SrCl2, dan CuCl2. Dalam membuat larutan dari
bahan padat tersebut, terlebih dahulu menghitung massa padatan yang digunakan
untuk membuat larutan tersebut. Dalam praktikum ini, dibutuhkan 0,2 M untuk
masing-masing larutan. Adapun cara untuk menghitung larutan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Pembutan larutan KCl 0,2 M dari padatan
Massa KCl 1000
M = x
Mr mLlarutan
masa KCl 1000
x
0,2 M = gr 25 mL
74,5
mol
Massa KCl = 0,37 gram
b. Pembutan larutan LiCl2 0,2 M dari padatan
Massa LiCl 2 1000
M = x
Mr mLlarutan
6
masa LiCl 2 1000
x
0,2 M = gr 25 mL
42,39
mol
Massa LiCl2 = 0,21 gram
c. Pembuatan NaCl 0,2 M dari padatan
Massa NaCl 1000
M = x
Mr mLlarutan
masa NaCl 1000
x
0,2 M = gr 50 mL
58,44
mol
Massa NaCl = 0,58 gram
d. Pembuatan CaCl2 0,2 M dari padatan
MassaCaCl2 1000
M = x
Mr mL larutan
masaCaCl 2 1000
x
0,2 M = 110,98 gr 25mL
mol
Massa CaCl2 = 0,55 gram
e. Pembuatan larutan CuCl2 0,2 M dari padatan
MassaCuCl 2 .2 H 2 O 1000
M = x
Mr mLlarutan
masaCuCl 2 . 2 H 2 O 1000
x
0,2 M = gr 25 mL
170,48
mol
Massa CuCl2 = 0,85 gram
f. Pembuatan larutan BaCl2 0,2 M dari padatan
Massa BaCl2 . 2 H 2 O 1000
M = x
Mr mLlarutan
masa BaCl2 .2 H 2 O 1000
x
0,2 M = gr 25 mL
244,28
mol
Massa BaCl2 = 1,22 gram
g. Pembuatan larutan SrCl2 0,2 M dari padatan
7
Massa SrCl2 . 6 H 2 O 1000
M = x
Mr mLlarutan
masa SrCl 2 . 6 H 2 O 1000
x
0,2 M = gr 25 mL
266,62
mol
Massa SrCl2 = 1,34 gram
Setelah didapatkan jumlah padatan yang akan digunakan, selanjutnya padatan
tersebut dilarutkan dalam akuades hingga volumenya mencapai 25 mL. Setelah
larutan selesai dibuat, larutan tersebut diberi label untuk membedakan larutan yang
satu dengan larutan lainnya.
8
2. Pembuatan Larutan dari Larutan Pekat
Larutan yang dibuat dengan larutan pekat adalah larutan HCl 3 M.
Untuk membuat larutan tersebut, terlebih dahulu dilakukan pengukuran atau
perhitungan untuk menentukan volume yang digunakan dalam praktikum
dengan perhitungan sebagai berikut:
Pembuatan larutan HCl 0,2 M dari larutan pekat
10 x ρ x %
M =
Mr
10 x 1,015 x 36 %
M = = 10,15 M
36
M1 V1 = M2 V2
10,15 V1 = 3 x100
300
V1 = = 29,57 mL = 30 mL
10,15
Setelah diketahui volume yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah
membuat larutan tersebut. Untuk mengambil larutan, harus digunakan masker
dan sarung tangan sebagai alat perlindungan diri. Ketika mencampur antara
larutan HCl dengan akuades maka gelas kimia diisi dengan akuades terlebih
dahulu. Pencampuran ini menghasilkan reaki eksotermis sehingga suhu pada
gelas kimia cukup tinggi.
9
adalah memotong 10 cm kawat nikrom dan melilitkannya pada sebuah sumpit
bambu. Setelah itu, kawat dicelupkan pada larutan HCl dan dipanaskan hingga
kawat berwarna merah. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kontaminan
yang terdapat pada kawat. Kemudian, kawat dicelupkan pada setiap larutan
yang akan diuji. Pada percobaan ini menggunakan garam-garam klorida dari
golongan logam alkali dan alkali tanah karena garam-garam ini mampu
membentuk garam-garam klorida yang ketika di bakar dapat menunjukkan
warna yang spesifik (Pratama, 2012).
a. Larutan LiCl
Larutan pertama yang dilakukan uji warna nyala adalah larutan LiCl.
Sebelum melakukan pengujian, kawat dibersihkan dari kontaminan dengan
menggunakan larutan HCl dan dipanaskaan hingga kawat berwarna merah.
Selanjutnya, kawat dimasukkan ke dalam larutan LiCl hingga seluruhnya
mengenai larutan LiCl. Kawat diletakkan di atas bunsen sambil diamati
warna nyala yang dihasilkan. Warna yang didapatkan adalah warna merah.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa litium mempunyai
warna nyala yang berwarna merah [ CITATION Sud07 \l 14345 ].
10
dan sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa warna nyala natrium
adalah kuning [ CITATION Oxt08 \l 14345 ].
11
dan sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa warna nyala natrium
adalah oranye [ CITATION Cha05 \l 14345 ].
12
merah dan sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa warna nyala
natrium adalah merah [ CITATION Les10 \l 14345 ].
13
hijau kebiruan dan sesuai dengan teori, larutan tersebut merupakan larutan
CuCl2 karena memiliki warna nyala yang sama.
14
J. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
keberadaan suatu ion logam dapat dideteksi berdasarkan karakteristik masing-masing
spektrum emisi warna nyala.
K. Daftar Pustaka
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Emeleus, H. J., & Sharpe, A. G. (1969). Advances in Inorganic Chemistry and
Radiochemistry. London: Academic Press.
Hill, J. (2004). Sodium and The Alkali Metals. Oxford: Harcourt Education.
Kragh, H. S. (2012). Niels Bohr and The Quantum Atom: The Bohr Model of Atomic
Structure 1913-1925. Oxford: Oxford University Press.
Kurniawan, Aris. 2006. Pengertian Ionisasi, Disosiasi, dan Eksitasi beserta
Contohnya. http://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-ionisasi-disosiasi-dan-
eksitasi-beserta-contohnya/. Diakses tanggal 7 Desember 2017.
Lestari, S. (2010). Mengurai Sistem Periodik Unsur. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, D. W., Gillis, H. P., & Campion, A. (2008). Principles of Modern Chemistry
6th Edition. Belmont: Thomson Higher Education.
Pratama, Ganda R. 2012. Laporan Reaksi Nyala Alkali dan Alkali Tanah.
http://www.fabrian.web.id/2012/03/laporan-reaksi-nyala-alkali-dan-alkali-
tanah.html. Diakses tanggal 7 Desember 2017.
Sudarmo, U. (2007). Kimia. Jakarta: Erlangga.
Sumardjo, D. (2006). Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Whikun. (2010). Radioaktivitas pada Perairan Pesisir Cilacap. Jakarta: Erlangga.
15