Anda di halaman 1dari 2

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (KSP)

I.

Miskonsepsi yang Dialami Siswa pada Konsep Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan
1. Kesetimbangan Garam yang Sukar Larut
1) Siswa beranggapan bahwa garam yang larut dalam air akan terionisasi menjadi ionion yang jumlahnya sama.
Penjelasan: Untuk menjelaskan konsep ini, digunakan hukum netralitas muatan
dalam larutan. Jumlah muatan ion-ion dari garam yang terionisasi harus
bernilai nol sehingga setiap garam yang berbeda memiliki jumlah ion-ion yang
berbeda.
2) Pada konsep kesetimbangan garam sukar larut pada keadaan lewat jenuh dan
tidak jenuh, miskonsepsi yang terjadi adalah siswa mengabaikan hukum
netralitas muatan dalam larutan. Sebagian siswa beranggapan bahwa jumlah ion
pada larutan lewat jenuh lebih besar daripada larutan jenuh tanpa memerhatikan
hukum netralitas dan sebagian siswa lainnya beranggapan bahwa jumlah ion
pada larutan tidak jenuh lebih kecil daripada larutan jenuh tanpa memerhatikan
hukum netralitas muatan dalam larutan.
Penjelasan: Konsep yang benar menurut Mc Murry dan Fay (2003:701) adalah
larutan lewat jenuh terjadi jika hasil kali konsentrasi ion-ion produk lebih besar
daripada Ksp sedangkan larutan tidak jenuh terjadi jika hasil kali konsentrasi
ion-ion produk lebih kecil daripada Ksp. Dalam hal ini, larutan jenuh terjadi jika
hasil kali konsentrasi ion-ion produknya sama dengan nilai Ksp. Jika dilihat secara
mikroskopik, maka jumlah ion-ion pada

larutan

lewat

jenuh

lebih

banyak

daripada jumlah ion-ion pada larutan jenuh sedangkan jumlah ion-ion pada
larutan tidak jenuh lebih sedikit daripada jumlah ion-ion pada larutan jenuh.
Meskipun begitu, hukum netralitas muatan dalam larutan harus tetap terpenuhi.
Jumlah muatan pada larutan harus bernilai nol sehingga larutan bermuatan
netral.
2. Konsep Kelarutan
Dalam penelitian ini sebanyak 21,1% siswa beranggapan bahwa nilai kelarutan
dihitung dari molaritas garam pada kondisi larut dan sebanyak 17,1% siswa
beranggapan bahwa nilai kelarutan dihitung dari mol garam pada kondisi jenuh. Konsep
yang benar menurut Jespersen, Brady dan Hyslop (2011:833) bahwa kelarutan adalah
jumlah mol garam yang larut pada satu liter pelarut dan menghasilkan larutan jenuh.

Jadi, nilai kelarutan dapat dihitung dari molaritas garam pada kondisi tepat jenuh.
Miskonsepsi lainnya yaitu pada saat kesetimbangan konsentrasi ion yang
dihasilkan sama dengan konsentrasi garam dimiliki oleh 23,7% siswa. Mereka
beranggapan bahwa keadaan setimbang berarti antara garam dan ion-ionnya dalam
keadaan yang sama sehingga memiliki konsentrasi yang sama pula. Miskonsepsi ini
sesuai dengan hasil penelitian nder dan Geban (2006:169) yang menyatakan bahwa
konsentrasi ion yang dihasilkan sama dengan konsentrasi garam pada saat
kesetimbangan. Hackling dan Garnet (dalam Quilez, 2004) juga melaporkan
miskonsepsi yang sama pada kesetimbangan kimia yaitu siswa menganggap konsentrasi
reaktan sama dengan konsentrasi produk pada keadaan setimbang. Konsep yang benar
adalah pada saat kesetimbangan, konsentrasi ion-ionnya dan konsentrasi garam
(kelarutan garam) dapat ditentukan dari perbandingan mol pada sistem kesetimbangan.
Miskonsepsi lain yang ditemukan adalah tentang hubungan nilai Ksp dengan
kelarutan. Peneliti memberikan pertanyaan tentang urutan kelarutan pada garam yang
memiliki jumlah ion sama berdasarkan nilai Ksp yang diberikan. Sebanyak 18,4% siswa
menyatakan bahwa pada garam yang memiliki jumlah ion yang sama, semakin besar
nilai Ksp maka nilai kelarutannya semakin kecil karena nilai Ksp berbanding terbalik
dengan nilai kelarutan. Konsep yang benar adalah bahwa pada garam yang memiliki
jumlah ion yang sama, semakin besar nilai Ksp maka nilai kelarutannya semakin besar

Anda mungkin juga menyukai