Anda di halaman 1dari 14

PETUNJUK PRAKTIKUM

KESETIMBANGAN REAKSI KIMIA

Mata kuliah : Kimia Dasar I

Dosen Pengampu : Sogandi, M.Si

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2022

1
KESETIMBANGAN REAKSI KIMIA

I. TUJUAN
1. Memahami konsep kesetimbangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
2. Menghitung harga konstanta kesetimbangan
berdasarkan percobaan

II. DASAR TEORI


Reaksi kimia pada umumnya berada pada keadaan kesetimbangan.
Reaksi pada keadaan setimbang dapat dikenal dari sifat makroskopik
(seperti warna, konsentrasi, dll.) yang tidak berubah (pada suhu tetap)
setelah dicapai kondisi setimbang, tetapi gejala molekulernya terus berubah
dalam dua arah secara sinambung. Sifat maksoskopis yang paling mudah
diamati, untuk menentukan system telah mencapai kondisi setimbang atau
tidak, adalah perubahan warna larutan. Sebagai contoh jika kita melarutkan
I2 dalam air maka mula-mula akan terbentuk larutan berwarna kuning yang
semakin lama warna larutan menjadi semakin gelap dan akhirnya coklat tua.
Warna larutan akan berubah lagi sementara proses molekulernya
(melarutkan Kristal I2) tetap berlangsung tetapi diimbangi dengan
terbentuknya kembali Kristal I2. Oleh karena itu setelah kesetimbangan
tercapai jumlah Kristal I2 dalam larutan selalu tepat.
Pada suatu system kesetimbangan kimia terdapat suatu hubungan yang
sederhana antara konsentrasi hasil reaksi dan konseentrasi pereaksi. Untuk
reaksi umum : aA + bB cC + dD
Maka pada suhu tetap berlaku : K = [C] c[D]d / [A]a[B]b dimana K adalah
tetapan kesetimbangan.

PERGESERAN KESETIMBANGAN
1. Asas Le Chatelier
Pada dasarnya, suatu reaksi kesetimbangan dapat digeser ke arah
yang kita kehendaki dengan cara mengubah konsentrasi salah satu zat,
dengan mengubah suhu, dan dengan mengubah tekanan atau volume gas.

2
Seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor luar tersebut terhadap
kesetimbangan, dapat diramalkan berdasarkan pemahaman terhadap azas
Le Chatelier yang dikemukakan oleh Henry Louis Le Chatelier (1850-
1936) berikut:
”Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan aksi (tindakan) tertentu,
maka sistem itu akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi
tersebut akan menjadi sekecil mungkin”.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
a. Perubahan konsentrasi
b. Perubahan suhu
c. Perubahan tekanan atau volume
Menurut Cato Guldberg dan Waage, pada suhu tetap, harga tetapan
kesetimbangan akan tetap. Hukum Cato Guldberg dan Waage berbunyi:
“Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi
zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa di
mana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya adalah tetap.”
Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan. Untuk
reaksi kesetimbangan:
aA+bB cC+dD
maka :
Kc = [C]c[D]d
[A]a[B]b

Kc adalah konstanta atau tetapan kesetimbangan konsentrasi yang harganya


tetap selama suhu tetap. [A], [B], [C], dan [D] adalah konsentrasi zat A, B, C, dan
D (satuan M (molaritas) atau mol/liter).

3
Prinsip Metode

Pada percobaan penentuan harga ketetapan kesetimbangan, akan


dipelajari reaksi Fe3+ SCN FeSCN2+ dimana konsentrasi dari masing-
masing ion dapat ditentukan dengan cara kolorimetri. Penentuan dengan
cara ini didasarkan pada fakta bahwa intensitas dari suatu berkas cahaya
yang melalui larutan yang berwarna, bergantung pada jumlah partikel yang
berwarna yang ada dalam jalur berkas cahaya tersebut. Dengan demikian
intensitas cahaya ini berbanding lurus dengan konsentrasi larutan dan
panjang jalur berkas cahaya tersebut.

Warna ≈ konsentrasi (c) x tinggi/lebar tempat larutan


(d) Warna = k x c x d ; dimana k = tetap

Jika kita membandingkan larutan sejenis yang terdapat dalam dua tempat
(misal tabung 1 dan 2) yang berukuran sama tetapi mempunyai konsentrasi
yang berbeda, maka dapat memvariasikan besarnya jalur berkas cahaya
hingga dihasilkan intensitas warna yang sama dari kedua larutan tersebut.
Pada kondisi ini berlaku :

K x c1 x d1 = K x c2 x d2
C1 x d1 = c2 d2

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Gelas kimia 100 mL
2. Gelas ukur 25 mL
3. Pipet volume 10 mL
4. Tabung reaksi 5 buah
5. Tabung reaksi besar 4 buah
6. Pipet tetes
7. Spatula
8. Rak tabung reaksi
9. Penggaris

4
b. Bahan
1. KSCN 0,002 M
2. Fe(NO3)3 0,2 M
3.
NaH2PO4 0,2 M
4.
Air

IV. PROSEDUR KERJA


Kesetimbangan besi (III) tiosianat
1. memasukan 10 mL KSCN 0,002 M. kedalam sebuah gelas kimia, lalu
ditambahkan 2 tetes Fe (NO3)3 0,2 M, lalu aduk

2. Larutan yang terbentuk dibagi ke dalam 4 tabung reaksi dengan volume


yang sama.
 Tabung 1 sebagai pembanding
 Tabung 2 menambahkan 10 tetes KSCN 0,002 M
 Tabung 3 menambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,2 M
 Tabung 4 menambahkan 5 tetes NaH2PO4 0,2 M
3. Amati dan catat semua perubahan yang terjadi

Penentuan Harga Tetapan kesetimbangan


1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih (jenis dan ukuran tabung
harus sama) dan diberi nomor 1 sampai 4
2. memasukan 5 mL KSCN 0,002 M ke dalam masing-masing tabung
3. Ke dalam tabung 1 ditambahkan 5 mL Fe(NO3)3 0,2 M, disimpan
sebagai standar

5
4. Ke dalam gelas kimia 100 mL, dimasukkan 10 mL Fe(NO 3)3 0,2 M dan
ditambahkan air sampai volume 25 mL (hitung konsentrasi Fe3+). Pipet
5 mL larutan ini dan dimasukkan kedalam tabung 2. Sisa larutan akan
digunakan untuk langkah berikutnya.
5. mengambil 10 mL larutan Fe(NO3)3 dari hasil percobaan langkah 4
ditambahkan air sampai volume 25 mL (hitung konsentrasi Fe3+). Pipet
5 mL larutan ini dan dimasukkan kedalam tabung 3. Sisa larutan ini
akan digunakan untuk langkah berikutnya.
6. Melakukan pekerjaan yang sama (seperti langkah 5) untuk tabung
reaksi 4.
7. Untuk menghitung konsentrasi ion FeSCN2+, dengan mem-bandingkan
warna pada tabung ke-2 dengan tabung ke-1 (sebagai standar).
Pengamatan dilakukan dengan cara melihat kedua warna larutan dari
atas tabung reaksi (pengamatan tampak atas). Jika intensitas warna
belum sama, larutan dari tabung ke-1 dikeluarkan setetes demi setetes
(ditampung dalam tabung reaksi yang lain untuk digunakan kembali)
sampai kedua tabung menunjukkan warna sama. Diukur tinggi kedua
larutan dengan mistar (dalam satuan mm).
8. melakukan pekerjaan yang sama seperti langkah ke-7 untuk tabung 3
dan 4 dengan cara membandingkan dengan tabung 1 (standar).

V. ANALISIS DATA
Lakukanlah perhitungan untuk masing-masing tabung :
1. Pada tabung ke-1 dianggap semua ion tiosianat tealah bereaksi menjadi
FeSCN2+. Larutkan pada tabung ini dipakai sebagai standar.
2. Perbandingan tinggi tabung = tinggi tabung ke-1/ tinggi tabung ke-n
3. [FeSCN2+]setimbang = perbandingan tinggi tabung x [FeSCN2+]standar
3+ 3+ 2+
4. [Fe ]setimbang = [Fe ] mula-mula - [FeSCN ] setimbang
5. [SCN] setimbang = [SCN] mula-mula – [SCN] setimbang
6. Cari hubungan yang menghasilkan harga konstan dari konsentrasi ion-
ion pada kesetimbangan untuk tabung 2, 3, dan 4 dengan cara
perhitungan sebagai berikut :

6
a) [Fe3+] [FeSCN2+] [SCN-]
b) [Fe3+] [FeSCN2+] / [SCN-]
c) [FeSCN2+] / [SCN-] [Fe3+]

VI. HASIL PENGAMATAN


1. Kesetimbangan Besi (III) Tiosianat
pengamatan
Sketsa langkah kerja
Tabung ke Warna larutan

Lebih cenderung
+
1 berwarna putih
kekuningan
10 mL KSCN 0,002 M dimasukkan kedalam gelas kimia
dan ditambahkan 2 tetes Fe(NO3)3 0,2 M

Lebih cenderung
+ berwarna putih
2
bening lebih
Larutan sisa pencampuran pertama dimasukkan kedalam cerah dan cair
gelas kimia dan ditambahkan 10 tetes Fe(NO3)3 0,002 M

Lebih cenderung
berwarna orens,
+
3 kuning pekat dan
larutannya sangat
Larutan sisa pencampuran kedua dimasukkan ke dalam
gelas kimia dan ditambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,2 M cair

7
Warnanya putih
+
agak kuning,
4
lautannya sangat
Larutan sisa pencampuran ketiga dimasukkan ke dalam
cair
gelas kimia dan ditambahkan 5 tetes NaH2PO4 0,2 M

2. Penentuan Harga Tetapan Kesetimbangan


Tinggi Tabung
Sketsa Langkah kerja pengamatan
tabung ke

+ +
Berwarna kuning
3,5 mL 1 kecoklatan larutan
-nya sangat cair.
5 mL KSCN dimasukkan kedalam tabung dan
ditambahkan 5 mL Fe(NO3)3
10 mL Fe(NO3)3 + air 25 mL

+ Berwarna kuning
agak memudar
Ke dalam gelas kimia 100 mL, dimasukkan 3,4 mL 2
atau cerah,
10 mL Fe(NO3)3 dan di-tambahkan air
larutannya cair.
sampai volume 25 mL kemudian diambil
dengan pipet 5 tetes dan dimasukkan
kedalam tabung
10 mL Fe(NO3)3 + air 25 mL

Berwarna kuning
+ 3,8 mL 3 bening, larutannya
sangat cair.
Larutan dari sisa percobaan tadi diambil 10
mL Fe(NO3)3 dan tambahkan air sampai

8
volume 25 mL diambil 5 tetes dengan pipet
dan dimasukkan ke dalam tabung
10 mL Fe(NO3)3 + air 25 mL

+ Berwarna putih
kekuningan,
3,3 mL 4
Larutan dari sisa percobaan tadi diambil 10 kuning bening
mL Fe(NO3)3 dan tambahkan air sampai larutannya cair
volume 25 mL diambil 5 tetes dengan pipet
dan dimasukkan ke dalam tabung

[FeSCN2+]st [SCN]stb [Fe2+]stb


Tabung [Fe2+]awal [SCN]awal D1/ dx
bA B C
1 0,2 M 0,002 M 1 0,11 M -0,108 M 0,09 M
2 0,08 M 0,002 M 1,029 0,421 M -0,419 M -0,949 M
3 0,032 M 0,002 M 0,921 0,015 M -0,013 M -0,889 M
4 0,0128 M 0,002 M 1,060 0,007 M -0,005 M -1,0472 M
*stb: setimbang

Tabung AxBxC (A x B) / C A / (B x C)
1
2
3
4

9
VII. PEMBAHASAN
Berdasarkan pada praktikum kali ini membahas tentang
kesetimbangan kimia, reaksi kimia pada umumnya berada pada keadaan
kesetimbangan. Reaksi pada keadaan setimbang dapat dikenal dari sifat
makroskopik (seperti warna, konsentrasi, dll.) yang tidak berubah (pada
suhu tetap) setelah dicapai kondisi setimbang, tetapi gejala molekulernya
terus berubah dalam dua arah secara sinambung. Sifat maksoskopis yang
paling mudah diamati, untuk menentukan system telah mencapai kondisi
setimbang atau tidak, adalah perubahan warna larutan. Keadaan
kesetimbangan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya
perubahan suhu, perubahan tekanan dan perubahan konsentrasi. Dimana
perubahan in dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran arah reaksi baik
kearah pereaksi maupun hasil reaksi.
Dari hasil pengamatan pada praktikum tersebut dapat diuraikan
bahwa pada awal percobaan yaitu pada kesetimbangan Besi (III) tiosianat.
Mula- mula menyiapkan 4 tabung reaksi yang bersih dimasukan 10 mL
KSCN 0,002 M, kedalam sebuah gelas kimia. Lalu ditambahkan 2 tetes Fe
(NO3)3 0,2 M, kemudian diaduk. Larutan yang terbentuk dibagi ke dalam 4
tabung reaksi dengan volume yang sama.
Sehingga hasil dari pengamatan dan pembahasan tersebut dapat
diperhitungkan dalam bentuk tabel yaitu :

[Fe2+]mula [SCN]mula- [FeSCN2+]st [SCN]stb [Fe2+]stb


Tabung D1/ dx
2x 2x bA B C
1 0,2 M 0,002 M 1 0,11 M -0,108 M 0,09 M
2 0,08 M 0,002 M 1,029 0,421 M -0,419 M -0,949 M
3 0,032 M 0,002 M 0,921 0,015 M -0,013 M -0,889 M
4 0,0128 M 0,002 M 1,060 0,007 M -0,005 M -1,0472 M

Tuliskan persamaan reaksi berikut:


KSCN +
M M M

10
Dik : T1 = 1 𝑀

T2 = 1,029

𝑀 T3 = 0,921

𝑀 T4 =

1,060 𝑀
[0,2 + 0,002]
A. [FeSCN2+] =1𝑥 2 = 0,11 𝑀
[𝐹𝑒]+ [𝑆𝐶𝑁]
1. 𝑇1 × 2
[𝐹𝑒]+ [𝑆𝐶𝑁]
2. 𝑇2 × = =? ? ? 𝑀
2
[𝐹𝑒]+ [𝑆𝐶𝑁]
3. 𝑇3 × = =? ? ? 𝑀
2
[𝐹𝑒]+ [𝑆𝐶𝑁]
4. 𝑇4 × = =? ? ? 𝑀
2

B. [SCN]mula –[FeSCN2+]
1. 0,002 – = ??? 𝑀
2. 0,002 – = ??? 𝑀
3. 0,002 – = ??? 𝑀
4. 0,002 – = ??? 𝑀
C. [Fe3+] mula – [FeSCN2+] stb
1. 0,2 − =???𝑀
2. 0,2 − =???𝑀
3. 0,2 − =???𝑀
4. 0,2 − =???𝑀

Tabung AxBxC (A x B) / C A / (B x C)
1 ??? ??? ???
2 ??? ??? ???
3 ??? ??? ???
4 ??? ??? ???

Pergeseran kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara


lain temperatur, konsentrasi, tekanan dan volume, penambahan zat lain.
11
Namun dalam pembahasan ini akan lebih difokuskan pada tiga faktor saja
yaitu pengaruh temperatur, pengaruh konsentrasi, pengaruh tekanan
dan volume.
Pengaruh temperature Sesuai dengan azas Le Chatelier, jika suhu atau
temperatur suatu sistem kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi sistem
menurunkan temperatur, kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang
menyerap kalor (ke pihak reaksi endoterm).

Perubahan suhu
Menurut Van’t Hoff:
1. Bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka
kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan
kalor (ke arah reaksi endoterm).
2. Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka
kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan
kalor (ke arah reaksi eksoterm).
Contoh:
2 NO(g) + O2(g) 2 NO2(g) ΔH = –216 kJ
(reaksi ke kanan eksoterm)

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan serta analisis data pada
praktikum tersebut tentang kesetimbangan kimia, sehingga dapat ditarik
kesimpulan yaitu. sebagai berikut :
1.
2.

12
DAFTAR PUSTAKA

13
LAMPIRAN

Flow Chart:

14

Anda mungkin juga menyukai