Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

KI-1101 Kimia Dasar IA


Modul 2
Perubahan Energi Pada Reaksi Kimia

Nama : Muhammad Rasyid


NIM : 16020208
Tanggal Praktikum : Selasa, 8 Desember 2020
Shift Praktikum : P-2.4
Kelompok :A
Nama Asisten : Sri Rohaeni

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
Perubahan Energi dalam Reaksi Kimia

1. Tujuan Percobaan
a. Menentukan Kalor Jenis dari Kalorimeter
b. Menentukan Perubahan entalpi dari reaksi penetralan.
2. Teori Dasar
Termokimia adalah ilmu cabang kimia yang mempelajari hubungan timbal balik panas dalam
suatu reaksi kimia, baik yang diikuti oleh perubahan keadaan fisika maupun keadaan kimia.
Dalam percobaan ini, akan digunakan kalorimeter yang terbuat dari gelas styrofoam yang
berfungsi untuk mengamati perubahan energi dalam reaksi-reaksi kimia yang akan dilakukan.
Untuk menentukan suhu dari suatu benda, pertama kita harus mengukur suhu benda tersebut.
Saat benda itu direaksikan dengan benda lain yang juga memiliki kalor tertentu, maka akan
terjadi perubahan kalor antara pencampuran benda-benda tersebut. Hal ini juga berlaku untuk
reaksi-reaksi kimia. Untuk mengukur kalor suatu benda, dapat digunakan persamaan:

Q=m. c . ∆ t

Dengan Q adalah kalor , m adalah massa, c adalah kalor jenis, dan ∆ t adalah perubahan suhu
pada benda tersebut. Sedangkan untuk mengukur kalor dari kalorimeter dapat digunakan
persamaan:

Q=C . ∆ t

Dengan Q adalah kalor, C adalah Kapasitas Kalor dan ∆ t adalah perubahan suhu pada benda
tersebut. Persamaan ini digunakan untuk mengukur Kapasitas Kalor dari Kalorimeter yang kita
gunakan. Selain mencari kapasitas kalor, kita juga harus mengukur kalor dari reaksi, dapat
dihitung dengan

Qlepas = Qterima + Qkalorimeter


m1.c1.(T1 – TA) = m2.c2.(TA – T2) + C.(TA-T2)

Setelah mendapatkan nilai kalor lepas, maka kita harus mencari nilai dari perubahan entalpi
reaksi. Perubahan entalpi reaksi dapat dicari dengan menggunakan rumus

−Qlepas
ΔH =
∆t

Dalam percobaan ini, akan dihitung entalpi dari reaksi-reaksi berikut.


HCl(aq) + NaOH(aq) →NaCl(aq) + H2O(l) ΔH1 = k1 J/mol
HCl(aq) + NaOH(s) →NaCl(aq) + H2O(l) ΔH2 = k2 J/mol

Kalor molar reaksi dari proses pelarutan natrium hidroksida padat, NaOH(s), di dalam air juga akan
ditentukan pada eksperimen ini:
NaOH(s) → NaOH(aq) ΔH3 = k3 J/mol
Dari bentuk persamaan, diketahui bahwa untuk mendapat entalpi dari persamaan NaOH(s) di
dalam air dibutuhkan data entalpi dari kebalikan persamaan reaksi HCl(aq) dan NaOH(aq), serta
data entalpi dari persamaan reaksi HCl(aq) dan NaOH(s). Maka secara total, perubahan entalpi
persamaan NaOH(s) dapat ditulis

- ΔH1 + ΔH2 = ΔH3

ΔH1 + ΔH3 = ΔH2

3. Alat dan Bahan

Alat: Bahan:
a. Gelas kimia a. Larutan Asam Klorida (HCl)
b. Gelas Styrofoam b. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
c. Termometer c. Padatan Natrium Hidroksida (NaOH)
d. Gelas Pendingin d. Akuades
e. Stopwatch/Timer
f. Gelas Ukur
g. Spatula Pengaduk
h. Timbangan

4. Cara Kerja

BAGIAN 1: Penentuan Kalor Jenis Kalorimeter


a. Sebanyak 50 mL akuades dipanaskan dalam gelas kimia.
b. 25 ml akuaders temperatur ruang disiapkan dalam gelas kimia lain.
c. Kemudian, gelas styrofoam disiapkan, yang akan digunakan sebagai kalorimeter.
d. Akuades dituangkan temperatur ruang ke dalam kalorimeter.
e. Akan diukur suhu dari akuades yang telah dituangkan.
f. Kemudian termometer didinginkan pada gelas berisi air untuk mencegah terjadinya
kesalahan pembacaan temperatur.
g. Akan diukur 25 mL air panas kemudian campurkan ke dalam kalorimeter dan segera
jalankan timer.
h. Kalorimeter ditutup dan diuukur perubahan suhunya pada interval tertentu.
i. Kalorimeter dibersihkan sebelum melanjutkan percobaan berikutnya.

BAGIAN 2: Penentuan Kalor Reaksi Penetralan: HCl(aq) + NaOH(aq)


a. Gelas styrofoam disiapkan yang akan digunakan sebagai kalorimeter.
b. Kemudian, 25 mL larutan HCl 2 M dimasukkan ke dalam kalorimeter dan kalorimeter
ditutup dengan penutup yang telah dipasang termometer.
c. Akan diukur 25 mL larutan NaOH 2 M dan dimasukkan larutan NaOH ke dalam gelas
kimia 50 mL.
d. Akan diukur temperatur masing–masing larutan tersebut.
e. Pada t = 0 detik, larutan NaOH dipindahkan ke dalam kalorimeter yang telah berisi 25
mL larutan HCl 2 M.
f. Campuran larutan HCl dan NaOH diaduk, sehingga tercampur dengan baik.
g. Akan diukur temperatur larutan tersebut pada t = 10 detik.
h. Kemudian, pengadukan dilakukan dan diukur temperatur larutan di dalam kalorimeter
setiap 10 detik, sampai diperoleh temperatur maksimum dan relatif konstan atau
temperatur akan menurun perlahan dan kemudian relatif konstan.
i. Jumlah mol untuk setiap pereaksi (HCl dan NaOH) dan produk reaksi kemudian dihitung.
j. Akan dihitung kalor reaksi penetralan per mol untuk reaksi di atas.

BAGIAN 3: Penentuan Kalor Reaksi Penetralan: HCl(aq) + NaOH(s)


a. Larutan HCl 30 ml dengan konsentrasi 2 M dengan 20 mL akuades dicampurkan di
dalam kalorimeter. Ukur dan catat temperatur larutan tersebut.
b. Akan ditimbang sekitar 6,00 g padatan NaOH.
c. Pada t = 0 detik, padatan NaOH dimasukkan ke dalam kalorimeter menggunakan spatula.
d. Campuran tersebut diaduk sehingga bercampur dengan baik.
e. Temperatur larutan tersebut diukur pada t = 30 detik.
f. Pengadukan larutan dilakukan dan diukur temperatur larutan di dalam kalorimeter setiap
30 detik, sampai diperoleh temperatur maksimum dan relatif konstan atau temperatur
akan menurun perlahan-lahan dan kemudian relatif konstan.
g. Jumlah mol masing-masing pereaksi (HCl dan NaOH) dihitung dan tentukan manakah
yang bertindak sebagai pereaksi pembatas.
h. Akan dihitung jumlah mol produk yang dihasilkan.
i. Akan dihitung kalor reaksi penetralan per mol untuk reaksi di atas.

BAGIAN 4: Penentuan Kalor Pelarutan: NaOH(s) →NaOH(aq)


a. Akan dimasukkan 50 mL akua dm ke dalam kalorimeter dan diukur juga temperaturnya.
b. Akan ditimbang 6,00 g padatan NaOH.
c. Stopwatch dinyalakan. Pada t = 0 detik, dimasukkan padatan NaOH ke dalam
kalorimeter.
d. Campuran tersebut diaduk sehingga bercampur dengan baik.
e. Temperatur larutan diatur pada t = 30 detik.
f. Akan dilakukan pengadukan dan diukur temperatur larutan di dalam kalorimeter setiap
30 detik, sampai tercapai temperatur maksimum dan cenderung konstan atau mengalami
penurunan secara perlahan-lahan dan kemudian relatif konstan.
g. Kalor pelarutan per mol untuk padatan NaOH dihitung dalam air. Hasil perhitungan
digunakan pada bagian (2) dan bagian (3) untuk menghitung kalor pelarutan tersebut.
5. Data dan Pengolahan

BAGIAN 1: Penentuan Kalor Jenis Kalorimeter


T air dingin : 27℃
T air panas : 55℃
T akhir campuran : 36,5℃
s air : 4,186 𝐽/𝑔℃
Kapasitas kalor kalorimeter, C:?

𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 + 𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 − 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

𝐶 ∙ (𝑇akhir − 𝑇𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛) = 𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠∙𝑐∙(𝑇𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 − 𝑇akhir) − 𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛∙𝑐∙(𝑇akhir − 𝑇𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛)

𝐶 ∙ (36,5−27)=25 ∙ 4,186 ∙ (55−36,5) – 25 ∙ 4,186 ∙ (36,5− 27)

9,5𝐶=1936,025 − 994,175

𝐶=941,85/9,5

𝐶=99,142 𝐽/℃

Bagian 2 : Penentuan Kalor Reaksi Penetralan : HCl(aq) +NaOH(aq)→NaCl(aq) + H2O(l)


Konsentrasi HCl : 2 M
Volume HCl : 25 mL
Tawal HCl : 26℃
Konsentrasi NaOH : 2 M
Volume NaOH : 25 mL
Tawal NaOH : 26℃
Takhir campuran : 37℃
densitas larutan : 1 𝑔/𝑚𝐿
s larutan : 4,186 𝐽/𝑔℃
mol pereaksi :
𝑛𝐻𝐶𝑙 = 𝑀𝐻𝐶𝑙 × 𝑉𝐻𝐶𝑙
𝑛𝐻𝐶𝑙 = 2 𝑀 × 25 𝑚𝐿
nHCl = 50 mmol = 0.05 mol

𝑛NaOH = 𝑀NaOH × 𝑉NaOH


𝑛NaOH = 2 𝑀 × 25 𝑚𝐿
nNaOH = 50 mmol = 0.05 mol
HCl(aq) + NaOH(aq)  NaCl(aq) + H2O(l)
m 0,05mol 0,05mol - -
r 0,05mol 0,05mol 0,05mol 0,05mol

s - - 0,05mol 0,05mol

𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑚𝐻𝐶𝑙 + 𝑚𝑁𝑎OH = 25 g + 25 g = 50 g

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 ∙ 𝑐 ∙ (𝑇akhir campuran−𝑇awal NaOH) + 𝐶∙(𝑇akhir campuran− 𝑇awal NaOH)

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 50 ∙ 4,186 ∙ (37−26) + 99,142∙ (37− 26)

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 2302,3 + 1090,56

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 3392,86 𝐽

−Qreaksi −3392,86
Δ𝐻 = = = −67857,2 𝐽/𝑚𝑜𝑙 = −67,857 k𝐽/𝑚𝑜𝑙
n 0.05

Bagian 3 : Penentuan Kalor Reaksi Penetralan: HCl(aq) +NaOH(s)→NaCl(aq) + H2O(l)


Massa NaOH : 2,00 g
Konsentrasi HCl: 2 M
Volume HCl : 30 mL
Volume H2O : 20 mL
Tawal larutan HCl : 26℃
Takhir campuran : 43,5℃
densitas larutan : 1 𝑔/𝑚𝐿
s larutan : 4,186 𝐽/𝑔℃
C kalorimeter : 99,142 𝐽/℃

𝑛𝐻𝐶𝑙 = 𝑀𝐻𝐶𝑙 × 𝑉𝐻𝐶𝑙


𝑛𝐻𝐶𝑙 = 2 𝑀 × 30 𝑚𝐿
nHCl = 60 mmol = 0.06 mol

gr
𝑛NaOH =
Mr

2
𝑛NaOH = = 0.05 mol
40
HCl(aq) + NaOH(aq)  NaCl(aq) + H2O(l)
m 0,06mol 0,05mol - -
r 0,05mol 0,05mol 0,05mol 0,05mol

s 0.01mol - 0,05mol 0,05mol

Didapat bahwa pereaksi pembatas adalah mol NaOH.

𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑚𝐻𝐶𝑙 + 𝑚𝑁𝑎𝐶𝑙 + 𝑚H2O = 30 + 2 + 20 = 50 g

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 ∙ 𝑐 ∙ (𝑇akhir campuran−𝑇awal NaOH) + 𝐶∙(𝑇akhir campuran− 𝑇awal NaOH)

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 52 ∙ 4,186 ∙ (43.5−26) + 99,142∙ (43.5− 26)

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 3809,26 + 1734,99

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 5544.25 J

−Qreaksi −5544.25
Δ𝐻 = = = −110885 J/mol= −110,885 kJ/mol
n 0.05

BAGIAN 4: Penentuan Kalor Pelarutan: NaOH(s) →NaOH(aq)

Volume H2O : 50 mL
Tawal H2O : 26℃
Massa NaOH : 6,09 g
Takhir campuran : 46℃
densitas larutan : 1 𝑔/𝑚𝐿
s larutan : 4,186 𝐽/𝑔℃
C kalorimeter : 99,142 𝐽/℃

𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑚𝐻2O + 𝑚𝑁𝑎OH = 50 g + 6,09 g = 56,09 g

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 ∙ 𝑐 ∙ (𝑇akhir campuran − 𝑇awal H2O) + 𝐶∙(𝑇akhir campuran − 𝑇awal H2O)

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 56,09 ∙ 4,186 ∙ (46 − 26) + 99,142∙ (46 − 26)

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 4695,854 + 1982,84

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 6678,694 𝐽
mNaOH 6.09 gr
nNaOH = = = 0.152 mol
Mr 40
−Qreaksi −6678,694
Δ𝐻 = = = −43938,781J/mol= −43,938 kJ/mol
n 0.152

Diagram Hess:

HCl(aq) +NaOH(s)

Δ𝐻 = −43,938
Kj/mol

HCl(aq) +NaOH(aq)
Δ𝐻 = −110,885

Δ𝐻 = −67,857

NaCl(aq) + H2O(l)

Diagram Hess diatas dapat dibuktikan dengan menyelesaikan kebalikan persamaan reaksi
HCl(aq) dan NaOH(aq) serta persamaan reaksi HCl(aq) dan NaOH(s), yang akhirnya akan
mendapatkan persamaan NaOH(s) didalam air.

NaCl(aq) + H2O(l) → HCl(aq) + NaOH(aq) ΔH1 = 67,857 kJ/mol

HCl(aq) + NaOH(s) →NaCl(aq) + H2O(l) ΔH2 = -110,885 kJ/mol

NaOH(s) → NaOH(aq) *ΔH3 = -43,028 kJ/mol

*Perbedaan hasil disebabkan karena pengambilan angka pada kalkulator dan juga semata-
mata karena kesalahan penulis dalam perhitungan.
6. Pembahasan
Percobaan dengan gelas styrofoam dan berbagai reaksi di atas telah membuktikan berbagai
perubahan energi dalam reaksi kimia. Dengan menggunakan kalorimeter, kita dapat menghitung
berapa banyak kalor yang dilepaskan oleh reaksi dan kalor yang diserap oleh lingkungan, dalam
konteks ini adalah air dan kalorimeter iu sendiri. Tentu saja, perhitungan ini dilakukan dalam
keadaan ideal, sehingga penyerapan kalor di luar air dan kalorimeter diabaikan.
Untuk menghitung kalor yang diserap oleh kalorimeter, dibutuhkan Kapasitas Kalor dari
kalorimeter tersebut. Untuk itu, dilakukan percobaan 1. Akuades yang telah diatur dalam suhu
ruang dan akuades yang telah dipanaskan akan saling tukar-terima kalor yang akan memenuhi
prinsip kekekalan energi. Dari persamaan ini, didapat bahwa Kapasitas Kalor kalorimeter adalah
99,142 J/℃.
Dalam percobaan 2 dan 3, kita akan menghitung kalor penetralan dari produk. Untuk itu,
kita membutuhkan mol reaktan untuk dapat menghitung mol hasil produk. Denga menggunakan
persamaan Qlepas = Qreaksi + Qkalorimeter, didapat nilai Qlepas yang setara dengan -Qreaksi. Dengan
membagi Qreaksi dengan nilai mol produk, didapatlah nilai perubahan entalpi. Nilai perubahan
entalpi percobaan nomor 2 adalah ΔH2 = -67,857 kJ/mol dan perubahan nilai entalpi percobaan
nomor 3 adalah ΔH3 = -110,885 kJ/mol.
Pada percobaan nomor 4, jumlah yang didapat berdasarkan perhitungan adalah -43,938
kJ/mol sedangkan pada diagram hess didapat -43,028 kJ/mol. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh
penggunaan kalkulator, pengambilan nilai angka yang kurang tepat, serta kesalahan penulis dalam
membuat perhitungan.

7. Kesimpulan
a. Kalor jenis dari Kalorimeter yang didapat melalui percobaan pencampuran akuades
temperatur ruang dan akuades yang dipanaskan adalah 99,142 J/℃.
b. Perubahan entalpi pada percobaan nomor 2 adalah ΔH2 = -67,857 kJ/mol.
c. Perubahan entalpi pada percobaan nomor 3 adalah ΔH 3 = -110,885 kJ/mol.
d. Perubahan entalpi pada percobaan nomor 4 adalah ΔH 4 =-43,938 kJ/mol.
e. Seluruh perubahan entalpi pada reaksi di atas bersifat eksoterm, artinya reaksi dari sistem
melepaskan kalor.

8. Daftar Pustaka

Chang, Raymond, Chemistry, America:Northern Arizona University, 2005, 8th edition.

James E. Brady, KIMIA UNIVERSITAS Asas dan Struktur Jilid 1,Jakarta: BINA RUPA
AKSARA. 2002

Anda mungkin juga menyukai