MODUL 03
PERUBAHAN ENERGI PADA REAKSI KIMIA
Nama : Verine
NIM : 16622097
Kelompok :I
Shift : P 1.3 (Senin pagi minggu 3)
Asisten :
Tanggal Praktikum : 17 Oktober 2022
Tanggal Pengumpulan Laporan : 31 Oktober 2022
Percobaan 2
a. Gelas Styrofoam disiapkan sebagai calorimeter
b. Larutan HCl 2M 25mL dimasukkan ke dalam calorimeter dan calorimeter
ditutup dengan penutup yang dipasang thermometer
c. 25mL larutan NaOH 2M diukur dan dimasukkkan larutan NaOH ke dalam
gelas kimia 50mL
d. Suhu masing-masing larutan diukur
e. Stopwatch dinyalakan, pada t=0 s, larutan NaOH segera dipindahkan ke
dalam calorimeter yang telah berisi 25mL HCl 2 M, lalu segera ditutup
calorimeter nya
f. HCl dan NaOH diaduk sehingga tercampur dengan baik
g. Suhu larutan diukur pada t=10s
h. Pengadukan dilakukan dan suhu dan diukur suhunya setiap 10 detik sampai
diperoleh suhu yang relative konstan
i. Jumlah mol dihitung untuk setiap pereaksi dan produk reaksi
j. Kalor reaksi penetralan per mol dihitung untuk reaksi di atas
Percobaan 3
a. HCl 2 M 30mL dicampur dengan akuades 20mL di dalam calorimeter. Suhu
diukur dan dicatat.
b. 2 gram padatan NaOH ditimbang
c. Stopwatch dinyalakan, pada t=0s padatan NaOH segera dimasukkan ke dalam
calorimeter menggunakan spatula
d. Campuran diaduk
e. Suhu larutan diukur pada t=10s
f. Pengadukan dilakukan dan suhu lrutan diukur di dalam calorimeter setiap 10 s,
hingga diperoleh suhu maksimum dan relative konstan
g. Jumlah mol dihitung masing-masing pereaksi dan hasil produk
h. Kalor reaksi penetralan dihirung per mol untuk reaksi di atas
Percobaan 4
a. 50 ml akuades dimasukkan ke dalam calorimeter dan diukur serta dicatat
suhunya.
b. 6 gram padatan NaOH ditimbang
c. Stopwatch dinyalakan, pada t=0s padatan NaOH dimasukkan ke dalam
calorimeter
d. Campuran diaduk
e. Suhu larutan diukur pada t=10s
f. Pengadukan dilakukan dan suhu larutan diukur di dalam calorimeter selama
t=10s, samapi tercapai suhu yang relative konstan
g. Kalor pelarutan dihitung per ol untuk padatan NaOH dalam air
h. Hasil perhitungan dibandingkan dengan perhitungan menggunakan hukum
Hess! Hasil perhitungan menggunakan pada bagian 2 dan bagian 3 untuk
dihitung kalor pelarutan tersebut
25 ( 4,2 ) (62,5−37)
C= −25 ( 4,2 )=118,125 J /gK
37−25
b. Percobaan 2
Konsentrasi HCl : 2M
Volume HCl : 25 mL
Tawal HCl : 25℃
Densitas larutam : 1 gr/mL
Konsentrasi NaOH : 2 M
Volume NaOH : 25 mL
Tawal NaOH : 25℃
Kalor jenis larutan : 4,2 J/gK
Waktu (detik) T(℃ )
10 32
20 34
30 34
40 34
50 34
60 33,5
Q −2953,125
∆ H= = =−59 kJ /mol
n(air) 0,05 mol
c. Percobaan 3
Massa NaOH : 2,21 gr
Konsentrasi HCl : 2 M
Volume HCl : 30 ml
Volume H2O : 20 ml
Tawal HCl : 27℃
Densitas Larutan : 1 gr/ml
Kalor jenis larutan : 4,2 J/gK
C calorimeter : 21,35 J/K
Waktu (detik) T(℃ )
10 33
20 39
30 42
40 43
50 43
60 43
70 43,25
80 43,5
90 43,5
100 43,5
110 44
120 44
Qreaksi = - ((mNaOH + mHCl + mair). cair + Ckal)∆ T
Qreaksi = - ((2,21+30+20)(4,2) + 21,35) (44-27)
Qreaksi = - ((52,21)(4,2) + 21,35) (17)
Qreaksi = - 4090,744 J
Kalor Penetralan
Q −4090,744
∆ H= = =−74,4 kJ
n(air) 0,055
d. Percobaan 4
Volume H2O : 50 ml
Tawal H2O : 26
Massa NaOH : 6,21 gr
Densitas Larutan : 1 gr/ml
S larutan : 4,2 J/grK
C calorimeter : 21,35 J/K
Waktu (detik) T(℃ )
10 27
20 29
30 32
40 35
50 37
60 38,5
70 40
80 41
90 42
100 43
110 43
120 43
130 44
180 44
Hasil entalpi pelarutan NaOH dari eksperimen dan teoritis berbeda. Hal ini
diakibatkan oleh beberapa factor antara lain :
Hasil teoritis menagnggap reaksi yang terjadi bersifat homogen
sehingga reaksi berlangsung secara sempurna, padahal
kemungkinan ada padatan NaOH yang tidak tereaksi sempurna
pada eksperimen yang mengakibatkan adanya perbedaan suhu yang
didapat
Keterbatasan calorimeter yang digunakan, bisa jadi dari
kemampuan calorimeter yang terlalu banyak menyerap panas,
sehingga suhu yang diukur tidak optimal, kalorimter yang tidak
tertutup rapat saat eksperimen, dan panas yang kemungkinan
diserap oleh thermometer tersebut yang mengakibatkan suhu yang
didapat tidak optimal.
Perhitungan teoritis menganggap bahwa perubahan entalpi tidak
dipengaruhi perubahan temperature yang kecil sekali menurut
persamaan
dH =n .Cp . dT
Padahal saat eksperimen, ada pengaruh dari perubahan temperature
yang kecil sekali yang bisa membuat adanya perbedaan hasil yang
didapat.
1
http://eprints.undip.ac.id/53444/4/4._BAB_2.pdf hal. 5
2
http://eprints.undip.ac.id/53444/4/4._BAB_2.pdf hal.6
VII. KESIMPULAN
a. Entalpi penetralan adalah kalor yang terlibat dalam reaksi yang menghasilkan
1 mol H2O, sedangkan entalpi pelarutan adalah kalor yang dibutuhkan untuk
melarutkan 1 mol senyawa yang dilarutkan.
b. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor dari system ke
lingkungan yang mengakibatkan entalpi bernilai negative, sedangkan reaksi
endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke system yang
mengakibatkan entalpi bernilai positif.
c. Penentuan nilai entalpi ditentukan dari massa larutan, kalor jenis larutan,
perubahan suhu, dan tetapan calorimeter yang digunakan.
d. Kalorimeter yang digunakan pada percobaan kali ini adalah calorimeter
sederhana karena percobaan yang dilakukan dalam bentuk fasa larutan
sehingga mudah diamati perubahan entalpinya menggunakan calorimeter
sederhana.
e. Pemilihan T yang konstan dan maksimum bergantung pada percobaan yang
dilakukan.
f. Perbedaan hasil entalpi pelarutan NaOH eksperimen dengan teoritis
disebabkan 3 faktor yaitu reaksi yang heterogen karena reaksi berlangsung
tidak sempurna, keterbatasan calorimeter dan asumsi teoritis yang tidak sesuai
dengan hasil eksperimen.