Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL 03
PERUBAHAN ENERGI PADA REAKSI KIMIA

Nama : Verine
NIM : 16622097
Kelompok :I
Shift : P 1.3 (Senin pagi minggu 3)
Asisten :
Tanggal Praktikum : 17 Oktober 2022
Tanggal Pengumpulan Laporan : 31 Oktober 2022

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022/2023
I. TUJUAN PERCOBAAN
a. Menentukan kalor reaksi penetralan : HCl(aq) + NaOH(aq)
b. Menentukan kalor reaksi penetralan : HCl(aq) + NaOH(s)
c. Menentukan kalor reaksi penetralan : NaOH(aq) + NaOH(s)
d. Menentukan perubahan energi dalam reaksi kimia

II. PRINSIP PERCOBAAN


Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor dalam
suatu reaksi kimia. Perubahan kalor yang terlibat dalam suatu reaksi dapat diukur
melalui penyederhanaan berbagai parameter system dan lingkungan reaksi.
Perubahan kalor yang dipelajari dari tekanan tetap dan hanya menyangkut zat
padat dan cari saja. Makanya kerja yang berkaitan dengan system (W=P.∆ V)
diabaikan. Perubahan energi dalam ∆ E ditentukan kalor reaksi yang dilepas dan
reaksi penetralan asam-basa antara HCl dan NaOH
HCl(aq) + NaOH(aq)  NaCl(aq)+H2O(l) ∆ H 1=?
HCl(aq) + NaOH(s)  NaCl(aq)+H2O(l) ∆ H 2=?
Kalor molar reaksi dari proses pelarutan NaOH(s) ditentukan
NaOH(s)  NaOH(aq) ∆ H 3=?
Penentuan nilai ∆ H 1, ∆ H 2,∆ H 3 menggunakan calorimeter.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Calorimeter sederhana
- Stopwatch
- Batang pengaduk
- Neraca analitis
- Tabung reaksi
- Erlenmeyer
- Gelas ukur 50mL/100mL
- Thermometer
Bahan :
- Larutan HCl 2M
- Larutan NaOH 2M
- Padatan NaOH
- Akuades

IV. LANGKAH KERJA


 Percobaan 1
a. Air sebanyak 30 mL dipanaskan dalam gelas kimia menggunakan hotplate
hingga mencapai suhu 60 C
b. Air keran dingin sebanyak 25 mL dimasukkan ke dalam calorimeter, lalu
suhunya diukur
c. 25 mL air keran yang telah dipanaskan diambil dan diukur dengan pasti
suhunya.
d. Termomter didinginkan dengan ujungnya dicelupkan ke dalam air dingin
e. Air panas dan air dingin 25 mL dicampurkan dalam calorimeter, calorimeter
segera ditutup dan stopwatch dinyalakan.
f. Pengadukan campuran dilakukan dalam calorimeter dengan cara digoyangkan
secara hati-hati, suhu campuran dicatat dalam calorimeter setiap 10 s hingga
total waktu 60 s, lalu dilanjutkan dengan pencatatan dengan interval 30 s
hingga diperoleh minimal 3 data konstan.
g. Ditentukan suhu akhir yang tercapai, lalu ditentukan tetapan calorimeter
dengan persamaan q lepas = q serap

 Percobaan 2
a. Gelas Styrofoam disiapkan sebagai calorimeter
b. Larutan HCl 2M 25mL dimasukkan ke dalam calorimeter dan calorimeter
ditutup dengan penutup yang dipasang thermometer
c. 25mL larutan NaOH 2M diukur dan dimasukkkan larutan NaOH ke dalam
gelas kimia 50mL
d. Suhu masing-masing larutan diukur
e. Stopwatch dinyalakan, pada t=0 s, larutan NaOH segera dipindahkan ke
dalam calorimeter yang telah berisi 25mL HCl 2 M, lalu segera ditutup
calorimeter nya
f. HCl dan NaOH diaduk sehingga tercampur dengan baik
g. Suhu larutan diukur pada t=10s
h. Pengadukan dilakukan dan suhu dan diukur suhunya setiap 10 detik sampai
diperoleh suhu yang relative konstan
i. Jumlah mol dihitung untuk setiap pereaksi dan produk reaksi
j. Kalor reaksi penetralan per mol dihitung untuk reaksi di atas

 Percobaan 3
a. HCl 2 M 30mL dicampur dengan akuades 20mL di dalam calorimeter. Suhu
diukur dan dicatat.
b. 2 gram padatan NaOH ditimbang
c. Stopwatch dinyalakan, pada t=0s padatan NaOH segera dimasukkan ke dalam
calorimeter menggunakan spatula
d. Campuran diaduk
e. Suhu larutan diukur pada t=10s
f. Pengadukan dilakukan dan suhu lrutan diukur di dalam calorimeter setiap 10 s,
hingga diperoleh suhu maksimum dan relative konstan
g. Jumlah mol dihitung masing-masing pereaksi dan hasil produk
h. Kalor reaksi penetralan dihirung per mol untuk reaksi di atas

 Percobaan 4
a. 50 ml akuades dimasukkan ke dalam calorimeter dan diukur serta dicatat
suhunya.
b. 6 gram padatan NaOH ditimbang
c. Stopwatch dinyalakan, pada t=0s padatan NaOH dimasukkan ke dalam
calorimeter
d. Campuran diaduk
e. Suhu larutan diukur pada t=10s
f. Pengadukan dilakukan dan suhu larutan diukur di dalam calorimeter selama
t=10s, samapi tercapai suhu yang relative konstan
g. Kalor pelarutan dihitung per ol untuk padatan NaOH dalam air
h. Hasil perhitungan dibandingkan dengan perhitungan menggunakan hukum
Hess! Hasil perhitungan menggunakan pada bagian 2 dan bagian 3 untuk
dihitung kalor pelarutan tersebut

V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


a. Percobaan 1
T air dingin : 25℃
T air panas : 25℃
Kalor jenis air : 4,2 J/gK
Volume air dingin : 25 ml
Volume air panas : 25 ml

Waktu (detik) T(℃ ¿


10 35,5
20 36,5
30 37,5
40 37,5
50 37,5
60 37

m ( air panas ) . s ( air ) .[T ( air panas )−T ( campuran ) ]


C= −m ( air dingin ) . s(air)
T ( campuran )−T ( air dingin)

25 ( 4,2 ) (62,5−37)
C= −25 ( 4,2 )=118,125 J /gK
37−25
b. Percobaan 2
Konsentrasi HCl : 2M
Volume HCl : 25 mL
Tawal HCl : 25℃
Densitas larutam : 1 gr/mL
Konsentrasi NaOH : 2 M
Volume NaOH : 25 mL
Tawal NaOH : 25℃
Kalor jenis larutan : 4,2 J/gK
Waktu (detik) T(℃ )
10 32
20 34
30 34
40 34
50 34
60 33,5

Qreaksi = (mlarutan . sair + Ckalorimeter).∆ T


nHCl = 25mL.2M = 50 mmol
nNaOH = 25ml.2M = 50 mmol

HCl(aq) + NaOH(aq)  NaCl(aq)+H2O(l)


50 mmol 50 mmol 50 mmol 50 mmol

Qreaksi = - (50(4,2) + 118,125)) (34-25) = -2953,125 J

Q −2953,125
∆ H= = =−59 kJ /mol
n(air) 0,05 mol

c. Percobaan 3
Massa NaOH : 2,21 gr
Konsentrasi HCl : 2 M
Volume HCl : 30 ml
Volume H2O : 20 ml
Tawal HCl : 27℃
Densitas Larutan : 1 gr/ml
Kalor jenis larutan : 4,2 J/gK
C calorimeter : 21,35 J/K
Waktu (detik) T(℃ )
10 33
20 39
30 42
40 43
50 43
60 43
70 43,25
80 43,5
90 43,5
100 43,5
110 44
120 44
 Qreaksi = - ((mNaOH + mHCl + mair). cair + Ckal)∆ T
Qreaksi = - ((2,21+30+20)(4,2) + 21,35) (44-27)
Qreaksi = - ((52,21)(4,2) + 21,35) (17)
Qreaksi = - 4090,744 J

HCl(aq) + NaOH(s)  NaCl(aq)+H2O(l)


0,06 mol 0,055 mol
0,055 mol 0,055 mol 0,055 mol 0,055 mol -
0,005 mol - 0,055 mol 0,055 mol

 Kalor Penetralan
Q −4090,744
∆ H= = =−74,4 kJ
n(air) 0,055

d. Percobaan 4
Volume H2O : 50 ml
Tawal H2O : 26
Massa NaOH : 6,21 gr
Densitas Larutan : 1 gr/ml
S larutan : 4,2 J/grK
C calorimeter : 21,35 J/K
Waktu (detik) T(℃ )
10 27
20 29
30 32
40 35
50 37
60 38,5
70 40
80 41
90 42
100 43
110 43
120 43
130 44
180 44

 Qpelarutan = -((mair + mNaOH)(sair) + Ckalorimeter)(∆ T ¿


Qpelarutan = -((50+6,21)(4,2) + 21,35)(44-26) = - 4633,776 J
Q −4633,776
 ∆H= = =−29,85 kJ /mol (eksperimen)
n( NaOH ) 0,15525
 ∆ H =¿ ∆ H (3) - ∆ H ( 2 )=−71,493−(−41,643 )=−32,734 kJ /mol
(teoritis)

VI. DISKUSI DAN PEMBAHASAN


 Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Reaksi pada termokimia dibagi menjadi dua yaitu reaksi secara eksoterm
dan reaksi secara endoterm. Reaksi Eksoterm adalah reaksi kimia yang
melepaskan kalor dari sistem ke luar (lingkungan), yang ditandai dengan
adanya kenaikan suhu dari lingkungan sekitar nya. Pada reaksi eksoterm,
nilai perubahan entalpi bernilai negatif. Sedangkan Reaksi endoterm
adalah reaksi kimia yang menyerap kalor dari luar system (lingkungan) ke
system itu sendiri, yang berarti perubahan suhu lingkungan yang terjadi
akan menurun dan nilai perubahan entalpi bernilai positif.
 Nilai perubahan entalpi ditentukan dari hukum asas black dimana variable
yang bergantung pada nilai nya adalah massa larutan, perubahan suhu awal
dan akhir serta tekanan. Tetapan kalorimter juga memengaruhi nilai
perubahan entalpi karena calorimeter menyerap panas yang dikeluarkan
dari reaksi.
 Ada 2 jenis calorimeter yang biasa digunakan, yaitu calorimeter bom dan
calorimeter sederhana. 1Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan
untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada
pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan
makanan, bahan bakar. 2Kalorimeter sederhana dipakai untuk mengukur
kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan (misalnya
reaksi netralisasi asambasa/netralisasi, pelarutan dan pengendapan).
Tetapan calorimeter perlu ditentukan dan disertakan dalam perhitungan
untuk mengetahui berapa banyak kalor yang diserap oleh calorimeter.

 Pemilihan T yang konstan dan T yang maksimum untuk dimasukkan


dalam perhitungan ditentukan dari jenis percobaan yang dilakukan.
Untuk percobaan 1, T yang dipilih adalah T konstan karena T akhir yang
ingin diambil adalah T setelah air panas dan air dingin bercampur secara
merata dan diukur suhu terakhir paling konstannya. Sedangkan percobaan
2, 3 dan 4, T yang diambil adalah T maksimumnya karena di T
maksimum, menunjukkan bahwa reaksi berada pada aktivitas yang paling
optimal, dimana molekul NaOH dan HCl banyak bertumbuk karena energi
kinetiknya paling besar sehingga menghasilkan panas akibat gesekan
tumbukan molekulnya.

 Hasil entalpi pelarutan NaOH dari eksperimen dan teoritis berbeda. Hal ini
diakibatkan oleh beberapa factor antara lain :
 Hasil teoritis menagnggap reaksi yang terjadi bersifat homogen
sehingga reaksi berlangsung secara sempurna, padahal
kemungkinan ada padatan NaOH yang tidak tereaksi sempurna
pada eksperimen yang mengakibatkan adanya perbedaan suhu yang
didapat
 Keterbatasan calorimeter yang digunakan, bisa jadi dari
kemampuan calorimeter yang terlalu banyak menyerap panas,
sehingga suhu yang diukur tidak optimal, kalorimter yang tidak
tertutup rapat saat eksperimen, dan panas yang kemungkinan
diserap oleh thermometer tersebut yang mengakibatkan suhu yang
didapat tidak optimal.
 Perhitungan teoritis menganggap bahwa perubahan entalpi tidak
dipengaruhi perubahan temperature yang kecil sekali menurut
persamaan
dH =n .Cp . dT
Padahal saat eksperimen, ada pengaruh dari perubahan temperature
yang kecil sekali yang bisa membuat adanya perbedaan hasil yang
didapat.

1
http://eprints.undip.ac.id/53444/4/4._BAB_2.pdf hal. 5
2
http://eprints.undip.ac.id/53444/4/4._BAB_2.pdf hal.6
VII. KESIMPULAN
a. Entalpi penetralan adalah kalor yang terlibat dalam reaksi yang menghasilkan
1 mol H2O, sedangkan entalpi pelarutan adalah kalor yang dibutuhkan untuk
melarutkan 1 mol senyawa yang dilarutkan.
b. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor dari system ke
lingkungan yang mengakibatkan entalpi bernilai negative, sedangkan reaksi
endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke system yang
mengakibatkan entalpi bernilai positif.
c. Penentuan nilai entalpi ditentukan dari massa larutan, kalor jenis larutan,
perubahan suhu, dan tetapan calorimeter yang digunakan.
d. Kalorimeter yang digunakan pada percobaan kali ini adalah calorimeter
sederhana karena percobaan yang dilakukan dalam bentuk fasa larutan
sehingga mudah diamati perubahan entalpinya menggunakan calorimeter
sederhana.
e. Pemilihan T yang konstan dan maksimum bergantung pada percobaan yang
dilakukan.
f. Perbedaan hasil entalpi pelarutan NaOH eksperimen dengan teoritis
disebabkan 3 faktor yaitu reaksi yang heterogen karena reaksi berlangsung
tidak sempurna, keterbatasan calorimeter dan asumsi teoritis yang tidak sesuai
dengan hasil eksperimen.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


 James, Brady, Nerl, Jesperson, Alysop Hysop, 2012, Chemistry 6th Edition Asla John
Willy and Sons (Asia)
 Sudarmo. Unggul 2013, Kimia untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta penerbit erlangga
(Halaman 51)
 Jurnal http://eprints.undip.ac.id/53444/4/4._BAB_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai