Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK (KI-2121)

PERCOBAAN 2

UJI KUALITATIF

Nama : Nimas Sekar Ayu Citraningsukma

NIM : 10517096

Kelompok :6

Tanggal Percobaan : 9 Oktober 2018

Tanggal Pengumpulan : 16 Oktober 2018

Asisten : Arbi dan Aviv

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2018
PERCOBAAN 2

UJI KUALITATIF

I. Tujuan
1.1. Menentukan kation yang terdapat dalam sampel
1.2. Menentukan anion yang terdapat dalam sampel

II. Teori Dasar


Kimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang yang disebut dengan analisis
kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif membahas identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur-unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel /
contoh. Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu
yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan, yang sering dirujuk sebagai konstituen
yang diinginkan atau analit, dapat merupakan sebagian kecil atau sebagian besar dari
contoh yang dianalisis (Day dan Underwood, 1986).

Untuk tujuan analisis kualitatif, sistematik kation-kation diklasifikasikan


dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Dengan memakai apa yang disebut reagensia, golongan secara sistematik dapat kita
tetapkan ada atau tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan
golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla, 1990)

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu uji reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah
untuk zat dalam larutan. Sejumlah uji yang dapat dilakukan dalam keadaan kering,
yakni tanpa melarutkan, contoh misalnya dengan pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala,
uji spektroskopi, uji maniks boraks, uji manik fosfat, dan uji manik natrium karbonat.
Reaksi basah dibuat denganmelarutkan zat-zat dalam larutan (Vogel, 1985).

III. Alat dan Bahan


Tabel 3.1 Data alat dan bahan pada percobaan
Alat Bahan
Tabung reaksi Sampel AgNO3
+
Label Larutan Na KHSO4
Bunsen Seng uranil asetat NH4OH 6 M
Batang Pengaduk Ba(OH) 2 HCl 6 M
Pipet tetes K2CrO4 H2SO4 3 M
+
Lumpung (martil) Larutan K Aqua dm
Kawat Ni-Cr Na2CO(NO3) 6 HNO3 6 M
NaOH 6 M (NH4) 2C2O4
Na2S SCN-
Larutan Pb2+ FeCl3
IV. Cara Kerja
Disiapkan enam tabung reaksi yang bersih lalu ke dalam tiap tabung reaksi
ditempatkan sekitar 50 mg sampel. Berturut-turut ditambahkan sekitar 1-2 mL air,
HCI 6 M, HNO3 6 M, H2SO4 3 M, NH4OH 6 M, NaOH 6 M ke dalam masing-
masing tabung reaksi. Diamati perubahan yang terjadi di dalam tiap tabung reaksi
dan dituliskan pengamatannya. Dari pengamatan Anda diatas dikurangi
kemungkinan kation dan anion yang terdapat di dalam sampel. Kemudia dilakukan
uji identifikasi terhadap kation yang diduga terdapat dalam sampel. Lalu dilakukan
juga identifikasi terhadap anion jika perlu.

V. Data Pengamatan
5.1. Uji Kelarutan

5.1.1. Sampel 22 C
Tabel 5.1 Data kelarutan sampel 22 C
Larutan Hasil
Aqua dm Mengendap
H2SO4 3 M Mengendap
HCl 6 M Mengendap
HNO3 6 M Larut
NH4OH 6 M Mengendap
NaOH 6 M Mengendap

5.1.2. Sampel 24 B
Tabel 5.2 Data kelarutan sampel 24 B
Larutan Hasil
Aqua dm Larut
H2SO4 3 M Larut
HCl 6 M Larut
HNO3 6 M Larut
NH4OH 6 M Larut
NaOH 6 M Larut

5.1.3. Sampel 27 A
Tabel 5.3 Data kelarutan sampel 27 A
Larutan Hasil
Aqua dm Larut
H2SO4 3 M Larut
HCl 6 M Larut
HNO3 6 M Larut
NH4OH 6 M Larut
NaOH 6 M Larut
5.2. Uji Kation

5.2.1. Sampel 22 C
Tabel 5.4 Data perlakuan sampel 22 C
Perlakuan Hasil +/-
+ Na2S (dalam asam) Endapan warna hitam +

5.2.1. Sampel 24 B
Tabel 5.5 Data perlakuan sampel 24 B
Perlakuan Hasil +/-
Uji kelarutan Semua larut +

5.2.2. Sampel 27 A
Tabel 5.6 Data perlakuan sampel 27 A
Perlakuan Hasil +/-
Uji kelarutan Semua larut +

5.3. Uji Anion

5.3.1. Sampel 22 C
Tabel 5.7 Data perlakuan sampel 22 C
Perlakuan Hasil +/-
+ Ba(OH) 2 Larut -
+ AgNO3 Larut -

5.3.2. Sampel 24 B
Tabel 5.8 Data perlakuan sampel 24 B
Perlakuan Hasil +/-
+ Ba(OH) 2 Larut -
+ AgNO3 Larut -

5.3.3. Sampel 27 A
Tabel 5.9 Data perlakuan sampel 27 A
Perlakuan Hasil +/-
+ Ba(OH) 2 Larut -
+ AgNO3 Larut -
5.4. Uji Identifikasi

5.4.1. Sampel 22 C
Tabel 5.10 Data uji identifikasi sampel 22 C
Perlakuan Hasil +/-
2+
+ Pb dan + K2CrO4 Endapan warna kuning +
+ SCN- dan FeCl3 Larutan warna coklat -
+ KHSO4 Muncul bau cuka +

5.4.2. Sampel 24 B
Tabel 5.11 Data uji identifikasi sampel 24 B
Perlakuan Hasil +/-
+ Na+ dan seng uranil
Endapan warna kuning +
asetat
+ Ba(OH) 2 dan K2CrO4 Larutan warna kuning
-
dan endapan warna putih
+ Larutan K+ dan Larut dan larutan tidak
+
Na2CO(NO3) 6 berwarna (bening)
+ KHSO4 Muncul bau cuka +

5.4.3. Sampel 27 A
Tabel 5.12 Data uji identifikasi sampel 27 A
Perlakuan Hasil +/-
+ Na+ dan seng uranil
Endapan warna kuning -
asetat
Uji nyala Warna api tidak kuning -
+ (NH4) 2C2O4 Ada endapan sedikit -
+
+ Larutan K dan
Larut +
Na2CO(NO3) 6
Uji nyala Warna api ungu +
+ H2SO4 Ada gelembung gas CO2 +

VI. Pembahasan

Pada percobaan kali ini, telah dilakukan uji kualitatif untuk menentukan anion
dan kation yang terdapat dalam sampel. Sampel yang diambil oleh praktikan adalah
sampel bernomor 22 C, 24 B, dan 27 A.

Pada sampel 22 C, di uji kelarutan, sampel 22 C mengendap dalam semua


pelarut yang diujikan kecuali pada pelarut HNO3 6 M. Diasumsikan kation berasal
dari kelompok I dan kelompok II. Lalu direaksikan dengan ion sulfida menggunakan
larutan Na2S dalam asam sehingga membentuk endapan berwarna hitam. Hal ini
menandakan bahwa kation sampel 22 C merupakan suatu kation yang berada pada
kelompok II berdasarkan sifat pembentukan endapannya yang mengendap dalam
suasana asam. Jadi, kation yang termasuk dalam kelompok I dan kelompok II adalah
Pb2+. Kemudian dilakukan uji identifikasi untuk memastikan kembali benar tidaknya
bahwa kation pada senyawa adalah Pb2+ dengan cara menambahkan sampel dengan
larutan Pb2+ dan K2CrO4 dan menghasilkan endapan berwarna kuning yang berarti
sampel tersebut positif mengandung kation Pb2+.

Pb2+(aq) + K2CrO4(aq) → PbCrO4(s) + 2K+(aq)


(kuning)
Untuk uji anion, sampel 22 C direaksikan dengan larutan Ba(OH) 2 , jika
terbentuk endapan maka anion sampel 22 C berasal dari kelompok sulfat yang terdiri
dari SO42-, CO32-, C2O42-, SO32-, PO4- , CrO42-. Namun ternyata tidak ada reaksi
diantara keduanya, maka anion sampel 22 C bukan berasal dari kelompok sulfat.
Kemudian sampel 22 C direaksikan dengan larutan AgNO3, jika terbentuk endapan
dalam suasana asam maka bisa dipastikan bahwa anion sampel 22 C merupakan
kelompok klorida yang terdiri dari CI-, Br-, I-, SCN-, dan S2-. Saat direaksikan, sampel
larut dan tidak menghasilkan apa-apa maka anion bukan berasal dari kelompok nitrat
yang terdiri dari NO3-, NO2-, CIO3-, dan CH3COO-. Setelah itu dilakukan uji identifikasi
anion yang berasal dari kelompok nitrat. Pertama-tama menguji anion CH3COO- dengan
cara menambahkan KHSO4 padat pada padatan sampel lalu campuran ini digerus di
dalam lumping (martil) dan tidak lama kemudian muncul bau cuka yang artinya sampel
22 C positif mengandung ion CH3COO-.

CH3COO- + KHSO4  K2SO4 + CH3COOH


(bau cuka)

Pada sampel 24 B, saat diuji kelarutannya sampel tersebut larut di semua


keenam pelarut maka dapat diasumsikan bahwa kation yang terkandung dalam
sampel tersebut adalah kation kelompok IV yang terdiri dari Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na+,
K+, dan NH4+. Kemudian dilakukan uji identifikasi pada sampel agar dapat diketahui
kation dalam sampel secara spesifik. Perlakuan yang pertama adalah uji kation Ba 2+
dengan cara menambahkan larutan Ba(OH) 2 dan larutan K2CrO4 ke dalam sampel.

Ba(OH) 2(aq) + K2CrO4(aq) BaCrO4(s) + 2KOH(aq)


(endapan kuning)

Namun, yang dihasilkan dari reaksi sebenarnya adalah endapan putih maka uji ini
dinyatakan gagal. Dilanjutkan dengan perlakuan selanjutnya yaitu uji K+dengan cara
menambahkan larutan K+ dan larutan Na2CO(NO3) 6 ke dalam sampel.

K+(aq) + Na2CO(NO3) 6(aq)  endapan kuning


Perlakuan kedua juga gagal karena hasil yang didapatkan adalah sampel larut dan
larutannya tidak berwarna (bening). Kemudian dilakukan perlakuan ketiga yaitu uji
Na+ dengan cara menambahkan seng uranil asetat dan larutan Na+ pada sampel.

Na+(aq) + ZnUO2(CH3COO)4(aq)  NaZn(UO2)3(C2H3O2) (s)


(endapan kuning)

Pada percobaan, saat sampel direaksikan dengan uji Na+ menghasilkan endapan
kuning, maka dapat dikatakan bahwa uji ini mendapatkan hasil yang positif (bereaksi)
bahwa kation pada sampel 24 B adalah kation Na+.

Untuk uji anion, sampel 24 B direaksikan dengan larutan Ba(OH) 2 , jika


terbentuk endapan maka anion sampel 24 B berasal dari kelompok sulfat yang terdiri
dari SO42-, CO32-, C2O42-, SO32-, PO4- , CrO42-. Namun ternyata tidak ada reaksi
diantara keduanya, maka anion sampel 24 B bukan berasal dari kelompok sulfat.
Kemudian sampel 24 B direaksikan dengan larutan AgNO3, jika terbentuk endapan
dalam suasana asam maka bisa dipastikan bahwa anion sampel 24 B merupakan
kelompok klorida yang terdiri dari CI-, Br-, I-, SCN-, dan S2-. Saat direaksikan, sampel
larut dan tidak menghasilkan apa-apa maka anion bukan berasal dari kelompok nitrat
yang terdiri dari NO3-, NO2-, CIO3-, dan CH3COO-. Setelah itu dilakukan uji identifikasi
anion yang berasal dari kelompok nitrat. Pertama-tama menguji anion CH3COO- dengan
cara menambahkan KHSO4 padat pada padatan sampel lalu campuran ini digerus di
dalam lumping (martil) dan tidak lama kemudian muncul bau cuka yang artinya sampel
24 B positif mengandung ion CH3COO-.
CH3COO- + KHSO4  K2SO4 + CH3COOH
(bau cuka)

Sampel yang ketiga adalah sampel 27A. Pada saat uji kelarutan, sampel
tersebut larut di dalam keenam pelarut maka bisa diasumsikan kation dari sampel 27
A sejenis dengan kation sampel 24 B yaitu berasal dari kelompok IV. Pertama-tama
dilakukan uji identifikasi kation Ca2+ dengan menambahkan larutan (NH4) 2C2O4, uji
ini dikatakan berhasil jika membentuk endapan putih. Namun uji ini gagal karena
sampel larut dalam campuran larutan (reagen).
(NH4) 2C2O4(aq) + Ca2+(aq)  CaC2O4(s)
(endapan putih)
Uji identifikasi selanjutnya adalah uji Na+ dengan cara menambahkan seng uranil
asetat dan larutan Na+ pada sampel.

Na+(aq) + ZnUO2(CH3COO)4(aq)  NaZn(UO2)3(C2H3O2) (s)


(endapan kuning)
Pada percobaan, saat sampel direaksikan dengan uji Na+ tidak menghasilkan endapan
kuning, tetapi warna larutannya kuning. Lalu ketika diuji nyala, uji akan positif
apabila api berwarna kuning namun pada percobaan tidak ada warna yang dihasilkan.
Maka dapat dikatakan bahwa uji ini gagal. Dilanjutkan dengan uji identifikasi
selanjutnya yaitu uji K+ dengan cara menambahkan larutan K+ dan larutan
Na2CO(NO3) 6 ke dalam sampel.

K+(aq) + Na2CO(NO3) 6(aq)  endapan kuning

Uji ini menghasilkan hasil yang positif yaitu terbentuknya endapan kuning. Untuk
memastikan benar atau tidaknya dilakukan uji nyala, uji positif apabila menghasilkan
api warna ungu dan setelah melakukan uji nyala didapatkan hasil percobaan uji nyala
yaitu api warna ungu sehingga kation pada sampel 27 A adalah kation K+.

Lalu untuk mencari anion, sampel 27 A direaksikan dengan larutan Ba(OH) 2 ,


jika terbentuk endapan maka anion sampel 24 B berasal dari kelompok sulfat yang
terdiri dari SO42-, CO32-, C2O42-, SO32-, PO4- , CrO42-. Namun ternyata tidak ada reaksi
diantara keduanya, maka anion sampel 24 B bukan berasal dari kelompok sulfat.
Kemudian sampel 24 B direaksikan dengan larutan AgNO3, jika terbentuk endapan
dalam suasana asam maka bisa dipastikan bahwa anion sampel 24 B merupakan
kelompok klorida yang terdiri dari CI-, Br-, I-, SCN-, dan S2-. Saat direaksikan, sampel
larut dan tidak menghasilkan apa-apa. Namun ada yang perlu diperhatikan pada saat
uji kelarutan, sampel 27 A saat dilarutkan dalam asam akan terbentuk gelembung-
gelembung kecil yang tidak berbau dan tidak berwarna yaitu gas CO2 bisa dikatakan
bahwa anionnya adalah CO32- . untuk memastikan, dilakukan uji identifikasi anion
CO32- dengan cara menambahkan larutan AgNO3.

CO32-(aq) + AgNO3(aq)  Ag2CO3(s) + NO3-(aq)


(endapan putih)

Dari hasil percobaan, uji ini berhasil positif (bereaksi), maka anion dari sampel 27 A
adalah CO32-.

VII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh
7.1. Kation dari sampel 22 C adalah Pb2+, sampel 24 B adalah Na+, dan sampel 27
A adalah K+
7.2. Anion dari sampel 22 C adalah CH3COO-, sampel 24 B adalah CH3COO-, dan
sampel 27 A adalah CO32-
VIII. Daftar Pustaka
8.1. Svehla,G. 1990. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro dan
Semimakro. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.
8.2. Underwood, A.L.Day, R. A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta :
Erlangga.
8.3. Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,.
Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai