Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK (KI-2121)

PERCOBAAN 2
ANALISIS KUALITATIF

oleh:
Nama : Nadira Arista Viananda
NIM : 10517079
Kelompok :5
Tanggal Percobaan : Senin, 8 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan: Selasa, 15 Oktober 2018
Asisten : Ivan Parulian (10514018)
Pipit (20517029)

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
PERCOBAAN 2
ANALISIS KUALITATIF

I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi anion dalam suatu sampl dengan uji analisis kualitatif
2. Mengidentifikasi kation dalam suatu sampe dengan uji analisis kualitatif

II. PRINSIP DASAR


Konsep dasar analisis kimia dapat dibagi menjadi dua, yaitu analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Ada dua spek penting dalam analisis kualitatif, yaitu
pemisahan dan identifikasi. Kedua spek ini dilandasi oleh kelarutan, kesamaan
pembentukan senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat penguapan, dan ekstraksi.
Sifat-sifat ini sebagai sifat sifat periodic menunjukkan kecenderungan dalam
kelarutan klorida, sulfida, hidroksida, karbonat sulfat, dan garam-garam lainnya dari
logam.
Analisis kualitatif memiliki arti mendeteksi keberadaan unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui, beberapa metode analisis kualitatif modern
menggunakan sifat fisika seperti warna, spectrum absorbsi, spectrum emisi, atau
medan magnet. Untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah.
Analisis kualitatif dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama ialah uji kelarutan di
dalam air, asam, dan basa dengan tujuan mengurangi kemungkinan kation dan anion
yang ada pada sampel. Sedangkan, tahap kedua adalah uji identifikasi, untuk
mengkonfirmasi adanya ion-ion yang diduga ada pada sampel.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat:
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
B. Bahan:
1. Air
2. HCl 6M
3. H2SO4 3M
4. HNO3 6M
5. NH3 6M
6. NaOH 6M
7. Sampel A, B, dan C
IV. CARA KERJA
Pertama-tama, enam tabung reaksi disiapkan dan sudah diberi label agar tidak
tertukar. Di setiap tabung reaksi, ditempatkan sampel A sebanyak 50 mg. Kemudian,
ke masing-masing tabung ditambahkan sekitar 1-2 ml air, HCl 6M, HNO 3 6M, H2SO4
3M, NH3 6M, dan NaOH 6M. Setelah itu, perubahan diamati dan dituliskan
pengamatannya. Dari hasil pengamatan tersebut, dikurangi kemungkinan-
kemungkinan kation dan anion yang terdapat dalam sampel. Setelah dilakukan uji
identifikasi pada anion, dilakukakn juga uji identifikasi pada kation. Percobaan
tersebut diulangi dengan mengganti sampel A dengan sampel B dan C.

V. DATA PENGAMATAN
A. Sampel 29 A
1. Uji Kelarutan
Larutan Hasil
Air Larut, larutan bening
HCl 6M Larutan kuning
HNO3 6M Larut, larutan kuning
HNO3 6M panas Larutan menjadi gelap
H2SO4 3M Larut, larutan kuning
H2SO4 3M panas Larutan menjadi oranye-merah
NH3 6M Larut, larutan bening
NaOH 6M Endapan putih, larutan bening
Tabel 1. Data Pengamatan Uji Kelarutan pada Sampel 29 A

2. Uji Identifikasi
Uji Hasil +/-
Ca2+ Larutan keruh -
Na2+ Uji nyala tidak bereaksi -
K+ Larutan kuning, uji +
nyala muncul api ungu
Ba2+ Larut, larutam bening -
Mg2+ Larut, larutan bening -
Ni2+ Larut, larutan coklat -
keruh
Tabel 2. Data Pengamatan Uji Identifikasi pada Sampel 29 A

B. Sampel 29 B
1. Uji Kelarutan
Larutan Hasil
Air Larut, larutan bening
HCl 6M Larut, larutan bening
HNO3 6M Larut, larutan bening
H2SO4 3M Larut, larutan bening
NH3 6M Larut, larutan bening
NaOH 6M Tidak larut, larutan putih keruh
Tabel 3. Data Pengamatan Uji Kelarutan pada Sampel 29 B

2. Uji Identifikasi
Uji Hasil +/-
AgNO3 Endapan putih +
Cl- Endapan putih +
Br- Larutan keruh -
Na2S Endapan kuning +
Cu2+ Ungu keruh -
Cd2+ Endapan kuning +
Tabel 4. Data Pengamatan Uji Identifikasi pada Sampel 29 B

C. Sampel 25 C
1. Uji Kelarutan
Larutan Hasil
Air Larut, larutan bening
HCl 6M Larut, larutan bening
HNO3 6M Larut, larutan bening
H2SO4 3M Larut, larutan bening
NH3 6M Larut, larutan bening
NaOH 6M Larut, larutan bening
Tabel 5. Data Pengamatan Uji Kelarutan pada Sampel 25 C

2. Uji Identifikasi
Uji Hasil +/-
Cl- Larut, larutan bening -
Na2S Larut, larutan bening -
NaOH Larut, larutan bening -
BaCl2 Endapan putih +
SO42- Endapan putih +
Ba2+ Larutan kuning -
Ca2+ Larut, larutan bening -
Mg2+ Larut, larutan bening -
Na+ Uji nyala tidak bereaksi -
K+ Larutan kuning, uji nyala -
muncul api ungu
Tabel 6. Data Pengamatan Uji Identifikasi pada Sampel 25 C
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, terdapat tiga sampel yang berbeda. Dari hasi uji
kelarutan pada sampel 29 A, diperoleh data pengamatan larutan berwarna kuning jika
dilarutkan dalam HCl 6M. Sedangkan, jika garam direaksikan dengan HNO3 6M
awalnya larutan berwarna kuning dan jika dipanaskan berwarna kegelapan. Lalu, jika
direaksikan dengan H2SO4 3M awalnya menghasilkan larutan yang berwarna kuning
dan jika dipanaskan berubah menjadi oranye kemerahan. Ketika diuji dengan air dan
NH3 6M, sampel larut dan larutan berwarna bening. Untuk reaksi dengan NaOH 6M,
akan membentuk endapan putih dan larutan berwarna bening.
Menurut literatur, jika dilakukan uji anion Iodida (I-), HNO3 panas direaksikan
dengan sampel yang diuji akan menghasilkan larutan yang berwarna gelap dan uap I2
yang berwarna ungu. Dalam H2SO4 panas akan menghasilkan larutan berwarna
oranye kemerahan, dan dengan HCl akan menghasilkan larutan berwarna kuning.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa anion sampel 29 A adalah I-.
Untuk uji kation pada sampel A, reaksi dengan ammonium oksalat akan
membentuk larutan keruh. Dengan uji Na+, uji nyala tidak bereaksi karena hanya
menghasilkan api berwarna oranye yang berarti pembakan kawat saja. Untuk reaksi
dengan Na2Co(NO3)6 menghasilkan larutan kuning dan ketika diuji nyala
menghasilkan api bewarna ungu. Setelah itu, dilakukan uji Ba 2+ dengan mereaksikan
K2CrO4 yang menghasilkan larutan bening. Hasil uji Mg2+ dengan mereaksikan NH4Cl
2M ditambah NH4OH dan Na2HPO4 juga menghasilkan larutan bening. Ketika uji
Ni2+ dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan natrium asetat 2M diperoleh
larutan yang berwarna coklat. Dari hasil uji tersebut, yang menunjukkan hasil positif
menurut literatur dan merupakan kation adalah K+.Berikut reaksi antara KI dengan
larutan yang diuji.
KI dengan air memiliki persamaan reaksi 2KI(s) + H2O(l)  2KOH(aq) + I2(aq) +
H2(aq). Lalu, KI dengan HCl 6M memiliki HCl (aq) + KI(s)  HI(aq) + KCl(aq). Reaksi KI
dengan HNO3 adalah 2HNO3 (aq) + 2KI(s)  I2(aq) + 2KNO3(aq) + H2O(l). Reaksi KI
dengan H2SO4 adalah H2SO4(aq) + KI(s)  K2SO4(aq) + I2(aq) + H2S(aq) + H2O(l).
Sedangkan, untuk reaksi NaOH dengan KI adalah NaOH(aq) + KI(s)  KOH(s) + NaI(aq).
Endapan putih dari reaksi tersebut berasal dari KOH.
Untuk sampel 29 B, jika direaksikan dengan air, HCl 6M, HNO 3 6M, H2SO4
3M, dan NH3 6M menghasilkan larutan bening dan sampel yang larut. Sedangkan,
jika direaksikan dengan NaOH 6M akan menghasilkan larutan dengan endapan putih
dan berwarna keruh. Karena masih terlalu banyaknya kemungkinan kation dan anion,
maka dilakukan uji anion terlebih dahulu dengan mereaksikan AgNO3 yang
menghasilkan endapan putih. Karena hasil tersebut positif menurut literature, maka
anion dari sampel termasuk kelompok klorida. Diujilah larutan tersebut dengan
AgNO3 ditambah HNO3 2M yang menghasilkan larutan keruh dan menandakan uji
Br- negative. Setelah itu, larutan diuji lagi dengan AgNO 3 ditambah HNO3 2M dan
menghasilkan endapan putih. Karena hasil tersebut positif, Cl-, maka dapat
disimpulkan bahwa anion sampel tersebut adalah Cl-.
Selanjutnya, untuk mengetahui kation pada sampel 29 B, dilakukan reaksi
dengan Na2S yang menghasilkan endapan kuning. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sampel positif merupakan kelompok III kation. Dilakukanlah uji
berikutnya dengan HCl 2M ditambah K4Fe(CN)6 dan menghasilkan larutan berwarna
ungu keruh yang berate uji Cu2+ negative. Selanjutnya, direaksikan sampel dengan
Na2S yang menghasilkan endapan kuning dari CdS yang berarti uji Cd2+ tersebut
postif. Jadi dapat disimpulkan kation pada sampel 29 B adalah Cd2+.
Reaksi yang terjadi antara AgNO3 dengan CdCl2 adalah AgNO3(aq) + CdCl2(aq)
 Cd(NO3)2 (s) + AgCl(aq). Untuk reaksi Cl- dengan CdCl2 adalah 2Cl-(aq) + CdCl2(s) 
[CdCl4]2- yang membentuk kompleks jadi terdapat padatan. Lalu, reaksi dengan Na2S
adalah CdCl2(aq) + Na2S(aq)  CdS(s) + NaCl(aq).
Uji kelarutan pada sampel 25 C menunjukkan hasil sampel larut dan larutan
bening jika direaksikan dengan air, HCl 6M, HNO3 6M, H2SO4 3M,NH3 6M, dan
NaOH 6M. Dikarenakan oleh hasil yang kurang signifikan, maka perlu dilakukannya
uji kation. Pertama, jika sampel direaksikan dengan Cl -, Na2S, NaOH akan
menghasilkan larutan bening, maka dapat disimpulkan uji ketiganya negative.
Sedangkan, jika sampel direaksikan dengan BaCl2 akan terbentuk endapan putih.
Jadi, kation sampel tersebut merupakan golongan IV. Untuk lebih spesifik, dilakukan
uji dengan Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na+. Hasil dari seluruh uji tersebut menunjukkan
negative. Sedangkan, jika dilakukan reaksi dengan Na 2Co(NO3)6, maka akan
menghasilkan larutan berwarna kuning dan jika diuji nyala akan menghasilkan api
warna ungu. Maka, dapat disimpulkan bahwa kation sampel 25 C adalah K+
Dilakukan uji penentu anion dengan BaCl2 yang menghasilkan endapan putih
yang berarti positif menandakan kelompok sulfat. Untuk menentukan anionnya,
dilakukan reaksi dengan Ba(OH)2 dan terbentuk endapan putih. Dari uji tersebut,
maka anion sampel 25 C adalah SO42-. Reaksi sampel dengan BaCl2 adalah BaCl2(aq) +
K2SO4(s)  BaSO4(s) + KCl(aq). Endapan putih tersebut berasal dari BaSO4.

VII. KESIMPULAN
1. Kation pada sampel 29 A adalah K+ dan anionnya adalah I-.
2. Kation pada sampel 29 B adalah Cd2+ dan anionnya adalah Cl-
3. Kation pada sampel 25 C adalah K+ dan anionnya adalah SO42-
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Slowinski, E.J. dan Masterton, W.L. 1990. Qualitative Analysis and the Properties of
Ions in Aqueous Solutions. 2nd edition. Sounders College Publishing.
Vogel, Arthur J. 1979. Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. 5th
edition. New York: Longman Inc.

Anda mungkin juga menyukai