Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

DOSEN PENGAMPU
MUHAMMAD FATH AZZAJJAD, S.SI.,M.Pd

DI SUSUN OLEH :

NAMA : NURFIANTI
NIM : 181611410

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2020
UJI KATION DAN ANION
I. TUJUAN
- Untuk menentukan adanya kation secara kumulatif dengan melakukan uji
spesifik
- Untuk mengidentifikasi anion secara kualitatif.

II. KAJIAN PUSTAKA


Analisis merupakan suatu bidang ilmu kimia yang mempelajari
tentang identifikasi suatu spesies, penentuan komposisi, dan elusidasi
strukturnya (Khopkar, 1990). Berdasarkan tujuannya, analisis kimia dapat
diklasifikasikan menjadi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kualitatif bertujuan untuk mengidentifikasi suatu spesies dan elusidasi struktur
spesies tersebut (W. Haryadi, 1990). Dalam analisa kualitatif cara
memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas.
Zat yang harus disiapkan diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat
kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada golongan-golongan
tertentu diendapkan satu-persatu, endapan dipisahkan dari larutan dengan cara
disaring atau diputar dengan cara centrifuga. Endapan dicuci untuk
membebaskan dari larutan pokok atau fitrat pada tiap-tiap logam yang
mungkin akan dipisahkan (Cokrosarjiwanto, 1997: 14).

Untuk analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan


dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa
reagen. Reagen golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hydrogen sulfide, ammonium sulfide dan
ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagen-teagen ini dengan membentuk endapan atau tidak.

Menurut G. Shevla (1985), kelima golongan kation dan cirri-ciri khas


golongan-golongan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Golongan 1. Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbale, merkurium (1),
raksa dan perak.
2. Golongan II. Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam
mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga,
bismuth, cadmium, arsenic (III), arsenic (V), stibium (III), stibium
(V), timah (II) dan timah (III). Ke empat ion yang pertama merupakan
sub golongan II A dan ke enam yang terakhir sub golongan II B.
sulfide dari kation dalam golongan II A tidak dapat larut dalam
ammonium polisulfida, sementara sulfide dari kation dalam golongan
II B justru dapat larut dalam ammonium polisulfida tersebut.
3. Golongan III. Kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam. Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfide adalah
kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium,
zink, dan mangan (II)
4. Golongan IV. Kation golongan ini tak bereaksi dengan dengan reagen
golongan I, II, III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya klorida, dalam suasana netral atau
sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium,
dan barium.
5. Golongan V. kation-kation yang umum yang tidak bereaksi dengan
reagen-reagen golongan sebelumnya, merupakan golongan kation
yang terakhir yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium,
ammonium, litium dan hydrogen.

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negative akibat adanya


kenaikan jumlah electron. Anion F memiliki keelektro-negatifan yang lebih
besar dibandingkan Cl dan Br sehingga anion tersebut memberikan sedikit
perubahan warna. Dalam pelarut yang mengandung air, anion F, Cl, Br, dan
H2PO4 kemungkinan membentuk ikatan hidrogen dengan air sehingga tidak
terjadi deprotonasi pada gugus hidroksi pada senyawa turunan piridin
sehingga perubahan warna tidak terjadi (Zhang, dkk., 2014).

Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada


metode untuk mendeteksi kation. Metode yang tersedia untuk mendeteksi
anion sampai kini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar
memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke
golongan-golongan utama dari pemisahan berikutnya tanpa diragukan lagi
dari masing-masing golongan menjadi anggota-anggota golongan tersebut
yang berdiri sendiri. Hal penting yang harus dilakukan adalah memisahkan
anion-anion yang umum ke golongan-golongan utama bergantung pada
kelarutan garam peraknya, garam kalsiumnya, dan garam zinknya. Tapi hal ini
hanya berlaku untuk memberikan indikasi dari keterbatasan-keterbatasan
metode ini. Pada hakikatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi yaitu
proses yang meliatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap
diperoleh pada pengelolahan dengan asam-asam dan proses-proses yang
bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan (Willsmer, 1991).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
No Nama alat Ukuran Jumlah
1 Pipet tetes 1 mL 3 buah
2 Gelas kimia 100 mL 1 buah
3 Tabung reaksi - 6 buah
4 Rak tabung - 1 buah

2. Bahan
No Nama Rumus Wujud Warna Jumlah
bahan Kimia
1 Perak nitrat AgNO3 Cair Bening 2 mL
2 Kalium K2Cr2O4 Cair Kuning 1 mL
kromat
3 Natrium NaOH Cair Putih 2 mL
hidroksida
4 Tembaga CuSO4 Cair Biru 1 mL
(II) sulfat
5 Potasium KI Cair Putih 2 mL
iodide
6 Besi (III) FeCl3 Cair Coklat 1 mL
klorida
IV. PROSEDUR KERJA
1. Closid
a) Uji kation

Uji Ag+

- Ditambahkan AgNO3 5 tetes ke dalam tabung


reaksi lalu ditambahkan 5 tetes K2Cr2O4
- Diamati hasil endapannya

Endapan merah coklat

Uji Ag+

- Dimasukkan AgNO3 5 tetes ke dalam tabung


reaksi lalu ditambahkan NaOH 5 tetes
- Diamati hasil endapannya

Endapan coklat

Uji Cu2+

- Dimasukkan CuSO4 5 tetes ke dalam tabung


reaksi lalu ditambahkan NaOH 5 tetes
- Diamati hasil endapannya

Endapan biru muda

Uji Cu2+

- Dimasukkan CuSO4 5 tetes ke dalam tabung


reaksi, lalu ditambahkan KI 5 tetes
- Diamati hasil endapannya

Endapan putih
Uji Fe3+

- Dimasukkan FeCl3 5 tetes ke dalam tabung


reaksi, lalu ditambahkan NaOH 5 tetes
- Diamati hasil endapannya

Endapan coklat

b) Uji anion
Uji I-

- Dimasukkan larutan AgNO3 5 tetes kedalam tabung


reaksi, lalu ditambahkan 5 tetes KI
- Diamati hasil endapannya

Endapan putih

V. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a) Uji kation
No Kation Perlakuan Hasil endapan
1 Ag+ 5 tetes AgNO3 + 5 tetes Merah coklat
K2Cr2O4
2 Ag+ 5 tetes AgNO3 + 5 tetes Coklat
NaOH
3 Cu2+ 5 tetes CuSO4 + 5 tetes Biru muda
NaOH
4 Cu2+ 5 tetes CuSO4 + 5 tetes Endapan putih
KI
5 Fe3+ 5 tetes FeCl3 + 5 tetes Endapan coklat
NaOH

b) Uji anion
No Anion Perlakuan Hasil endapan
1 I- 5 tetes KI + 5 tetes AgNO3 Putih
2. Reaksi-reaksi
a) Reaksi uji kation
 Uji Ag+
- 2AgNO3(l) + K2Cr2O4(l) → Ag2Cr2O4 ↓ merah coklat +
2KNO3
- 2NaOH(l) + 2AgNO3 → Ag2O ↓ coklat + 2NaNO3 + H2O

 Uji Cu2+
- CuSO4 + 2NaOH → Cu(OH)2 ↓ biru + Na2SO4
- CuSO4 + KI → CuI2 + K2SO4
CuI2 → 2CuI ↓ putih + I2
 Uji Fe3+
- FeCl3 + 3NaOH → Fe(OH)3 ↓ coklat merah + 3NaCl

b) Reaksi uji anion


 Uji I-
- AgNO3 + KI → AgI ↓ kuning + KNO3

3. Pembahasan hasil pengamatan


Pada percobaan uji kation dan anion, praktikan melakukan metode
analisis kualitatif untuk mengidentifikasi kation dan anion di dalam
larutan tertentu dengan uji spesifik. Pada percobaan yang dilakukan yaitu
uji kation, dimana kation yang di uji pada golongan 1 yaitu ion Ag+.
Larutan sampel yang digunakan adalah AgNO3 yang ditambahkan reagen
atau pereaksi K2Cr2O4 dan NaOH. Pada pengujian ion Ag+ dengan
menggunakan reagen K2Cr2O4 terbentuk endapan merah coklat pada
Ag2Cr2O4 yang berupa Kristal jarum. Hal ini terjadi karena adanya reaksi
antar ion dalam larutan. Endapan merah coklat menunjukkan adanya ion
Ag+ pada larutan sampel AgNO3. Kemudian pada pengujian ion Ag+
selanjutnya dengan menggunakan reagen atau pereaksi NaOH terbentuk
endapan coklat yang tidak larut dalam pereaksi berlebih. Adanya endapan
menunjukan adanya ion Ag+ dalam sampel.

Selanjutnya uji kation pada golongan II yaitu ion Cu+ dalam larutan
sampel CuSO4 dan ditambahkan reagen NaOH dan KI. Dalam pengujian
Cu+ dalam sampel CuSO4 dengan menggunakan reagen NaOH, dimana
saat sampel dan reagen direaksikan membentuk endapan biru muda.
Terbentuknya endapan tersebut karena adanya reaksi ion-ion dalam
larutan yang membuktikan bahwa dalam sampel terdapat ion Cu+.
Kemudian untuk pengujian ion Cu+ dengan reagen KI, saat sampel dan
reagen tersebut direaksikan maka terbentuk endapan putih pada larutan,
hal ini menunjukkan adanya reaksi ion dalam larutan dan menunjukkan
adanya ion Cu+ dalam larutan sampel.

Pada uji kation golongan III saat percobaan ini membuktikan adanya
ion Fe+ dalam larutan sampel. Dimana larutan sampel yang digunakan
yaitu FeCl3 dan reagen NaOH. Saat sampel dan reagen direaksikan maka
terbentuk endapan coklat merah pada Fe(OH)3. Hasil endapan tersebut
membuktikan adanya reaksi ion dalam larutan.

Pengujian terhadap anion relative lebih sederhana karena gangguan-


gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal dapat
diabaikan. Golongan anion terdiri atas 3 yaitu golongan sulfat, golongan
halida, dan golongan nitrat.

Pada pengujian uji anion, di percobaan ini ion yang akan di uji yaitu
ion I- menggunakan Sampel KI dengan reagen AgNO3. Saat sampel
direaksikan dengan reagen terbentuk endapan putih pada AgI. Hal tersebut
menunjukan adanya reaksi antara ion-ion dalam larutan dan dengan
adanya endapan yang terbentuk menunjukkan bahwa terdapat ion I- pada
sampel.

4. Pembahasan Teoritik
Dalam ilmu kimia terdapat 2 cara untuk menganalisis zat-zat kimia
yang belum diketahui spesifikasinya yaitu dengan cara analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Dalam percobaan ini analisis yang dilakukan
adalah analisis kualitatif, karena analisa ini berhubungan dengan
identifikasi suatu campuran/larutan yang tidak diketahui spesifikasinya.
Langkah awal yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu zat yang
belum diketahui adalah dengan membuat sampel dalam bentuk larutan.
Kemudian terhadap larutan tersebut dilakukan uji terhadap ion-ion yang
mungkin ada.
Analisis kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi kation dan anion
dalam larutan di dalam larutan sampel yang digunakan dengan uji
spesifik. Uji spesifik dilakukan dengan penambahan reagen/pereaksi
tertentu yang akan memberikan warna pada larutan atau endapan yang
merupakan ciri untuk ion-ion tertentu. Dengan melihat ciri visual larutan
senyawa uji, dapat diketahui kation dan anion dalam larutan tersebut.
Sebelum mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran
ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses
pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut.
Kemudian dilakukan uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi.
Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen tertentu yang akan
memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik
dari ion-ion tertentu.

Pada percobaan uji kation dan anion, untuk mengidentifikasi ada


tidaknya suatu kation dan anion dilakukan analisis kualitatif yang
sederhana yaitu dengan menambahkan pereaksi atau reagen maka akan
terjadi perubahan yang menunjukkan adanya ion-ion.

Dalam analisis kualitatif sistematis kation-kation diklasifikasikan


dalam 5 golongan, berdasarkan sifat-sifat kation itu terdapat beberapa
reagensia. Reagensia yang umum dipakai diantaranya : asam klorida,
hydrogen sulfide, ammonium sulfide dan ammonium karbonat. Klasifikasi
kation ini berdasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia,
dimana apabila suatu kation bereaksi dengan reagensia ini, maka akan
terbentuk endapan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa klasifikasi
kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari
klorida, sulfide dan karbonat dari kation tersebut.

Pada percobaan yang dilakukan yaitu uji kation, dimana kation yang di
uji pada golongan 1 yaitu ion Ag+. Larutan sampel yang digunakan adalah
AgNO3 yang ditambahkan reagen atau pereaksi K2Cr2O4 dan NaOH. Pada
pengujian ion Ag+ dengan menggunakan reagen K2Cr2O4 terbentuk
endapan merah coklat pada Ag2Cr2O4 yang berupa Kristal jarum. Hal ini
terjadi karena adanya reaksi antar ion dalam larutan. Endapan merah
coklat menunjukkan adanya ion Ag+ pada larutan sampel AgNO3.
Selanjutnya pada pengujian ion Ag+ dengan menggunakan reagen atau
pereaksi NaOH terbentuk endapan coklat. Adanya endapan menunjukan
adanya ion Ag+ dalam sampel. Dimana endapan tersebut tidak larut jika
dilarutkan dalam pereaksi berlebih.

Selanjutnya uji kation pada golongan II yaitu ion Cu2+ dalam larutan
sampel CuSO4 dan ditambahkan reagen NaOH dan KI. Dalam pengujian
Cu2+ dalam sampel CuSO4 dengan menggunakan reagen NaOH, dimana
saat sampel dan reagen direaksikan membentuk endapan biru muda.
Terbentuknya endapan tersebut karena adanya reaksi ion-ion dalam
larutan yang membuktikan bahwa dalam sampel terdapat ion Cu2+.
Kemudian untuk pengujian ion Cu2+ dengan reagen KI, saat sampel dan
reagen tersebut direaksikan maka terbentuk endapan putih pada larutan,
Hal ini menunjukkan adanya ion cu2+ dalam larutan sampel yang bereaksi
dengan reagen.

Pada uji kation golongan III saat percobaan ini membuktikan adanya
ion Fe+ dalam larutan sampel. Dimana larutan sampel yang digunakan
yaitu FeCl3 dan reagen NaOH. Saat sampel dan reagen direaksikan maka
terbentuk endapan coklat merah pada Fe(OH)3. Hasil endapan tersebut
membuktikan adanya reaksi ion dalam larutan.

Pengujian terhadap anion relative lebih sederhana karena gangguan-


gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal dapat
diabaikan. Golongan anion terdiri atas 3 yaitu golongan sulfat, golongan
halida, dan golongan nitrat.

Pada pengujian uji anion, di percobaan ini ion yang akan di uji yaitu
ion I- menggunakan Sampel KI dengan reagen AgNO3. Saat sampel
direaksikan dengan reagen terbentuk endapan putih. Dimana secara
teoritik seharusnya menghasilkan endapan kuning. Hal tersebut
menunjukan adanya kesalahan dalam melakukan percobaan ini, kasalahan
yang mungkin terjadi karena larutan sampel yang digunakan
terkontaminasi dengan ion-ion pengganggu, kemungkinan ion-ion
pengganggu tersebut berasal dari botol kaca yang digunakan untuk
menyimpan larutan, yang tidak steril, sehingga larutan terkontaminasi
dengan ion-ion yang ada dalam botol tersebut.
VI. KESIMPULAN
Dalam percobaan mengenai uji kation dan anion, kita melakukan uji
kation pada golongan 1, golongan II dan golongan III dengan melakukan uji
spesifik pada sampel untuk menganalisis adanya kation ag+ pada sampel
AgNO3 dengan menggunakan reagen K2Cr2O4 menghasilkan endapan merah
coklat, pada analisis kation ag+ pada sampel AgNO3 dengan menggunakan
reagen NaOH dihasilkan endapan coklat. Kemudian untuk uji kation Cu2+
dengan menggunakan sampel CuSO4 dengan pereaksi NaOH dan KI. Pada uji
kation Cu2+ dengan menggunakan reagen NaOH dihasilkan endapan biru,
kemudian dengan pengujian yang sama tetapi dengan menggunakan reagen KI
dihasilkan endapan putih dan pada pengujian kation Fe3+ pada sampel FeCl3
dengan menggunakan reagen NaOH meghasilkan endapan coklat.

Pada pengujian anion golongan halide yaitu anion I- dengan


menggunakan sampel KI dengan menggunakan reagen AgNO3 dihasilkan
endapan putih pada sampel setelah ditetesi reagen, yang seharusnya secara
teoritik menghasilkan endapan kuning pada sampel, hal tersebut terjadi karena
adanya kesalahan pada saat melakukan perlakuan ini.
LAMPIRAN


DAFTAR PUSTAKA

Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif 1. Yogyakarta: UNY Press.

Khopkar, (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-press.

Shevla, G. 1985., VOGEL: buku teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

W. Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia

Willsmer, Robert.A. 1991. Qualitative Analisis With Ionik Equilibrium. New


York: Saunders College Publishing.

Zhang, P., dkk. 2014. A highly selective and sensitive chemosensor for
instant detectioncyanide via different channels in aqueous solution,
Tetrahedron, 70, 1889 – 1894.

Anda mungkin juga menyukai