KELOMPOK 5
Dosen pengampu : Apt. Ainil Fithri Pulungan, S. Farm., M. Si
ISI PRESENTASI
KLASIK INSTRUME
• Mengekploitasi N
sifat fisik suatuanalit untuk
• Pemisahan analit : ekstraksi, memperoleh informasi baik kualitatif maupun
destilasi, presipitasi, filtrasi, dll kuantitatif. Pemisahan analit
•Analisis kualitatif :
menentukan titik didih, titik • Secara fisik : Kromatografi, elektrofloresis
beku, warna, bau, densitas,
reaktivitas, indeks bias, dll • Secara spektroskopik.
• Analisis kuantitatif : analisis
Gravimetri dan volumetri
AKURASI DAN PRESISI
• Analisa yang baik adalah analisis yang dilakukan dengan akurat dan
presisi tinggi
• Analisis yang akurat adalah analisis yang menghasilkan nilai sesuai
dengan yang sebenarnya atau nilai yang harus diukur
• Analisis yang presisi adalah analisis yang menghasilkan nilai
reprodusibilitas yang tinggi.
ANALISIS
KUALITATIF ANORGANIK
1 Pemeriksaan pendahuluan
Organoleptis
Terdiri dari:
- Warna (padatan)
Organoleptis (bentuk, warna, bau)
Uji pemanasan
Uji nyala
1. Pemeriksaan pendahuluan
Uji nyala
Uji pemanasan
2. Pemeriksaan Ion Logam Kation
Golongan 1 Golongan 2
Kation golongan ini tidak berreaksi dengan HCl,
Kation golongan ini namun membentuk endapan dengan H2S pada
membentuk endapan dengan kondisi asam. Kation yang termasuk dalam
larutan asam klorida encer golongan ini adalah raksa(II), tembaga(II),
(HCl(aq)). Kation yang bismuth(III), cadmium(II), timah(II), timah(IV),
termasuk dalam golongan ini arsen(III), arsen(V), antimoni(III), dan
adalah timbal(II) (Pb2+), antimoni(V). Empat kation yang disebut pertama,
raksa(I) (Hg2+), dan perak(I) dikategorikan sebagai sub-golongan 2a,
(Ag+). membentuk endapan garam sulfida yang tidak
larut dalam ammonium
polisulfida. Enam kation sisanya, disebut sub-
golongan 2b, larut dalam ammonium polisulfida.
Golongan 3
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan
HCl maupun H2S pada kondisi asam, tetapi
membentuk endapan dengan ammonium
sulfida pada kondisi netral atau basa. Kation golongan 2 dan 3 diendapkan sebagai
Kelarutan garam sulfida golongan ini relatif garam sulfidanya, namun keduanya dipisahkan
lebih besar dibandingkan kelarutan sulfida dalam golongan yang berbeda. Kation golongan 2
golongan 2, sehingga dibutuhkan diendapkan pada kondisi asam (H2S) sedangkan
konsentrasi ion sulfida yang lebih besar kation golongan 3 diendapkan pada kondisi basa
untuk pengendapannya. Hal ini dapat ((NH4)2S).
dipenuhi apabila kondisinya basa (pH ~9).
Kation golongan ini diantaranya besi(II),
besi(III), kobalt(II), nikel(II), mangan(II),
krom(III), aluminium(III), dan seng(II).
Golongan 4
Golongan 5
Kation golongan ini tidak
membentuk endapan dengan reagen Kation yang tidak membentuk endapan dengan
golongan 1, 2, dan 3, tetapi reagen golongan 1, 2, 3, dan 4 dikelompokkan
membentuk endapan dengan reagen dalam golongan 5 ini, yaitu magnesium(II),
ammonium karbonat dengan litium(I), natrium(I), kalium(I), dan ion
keberadaan ammonium klorida pada ammonium.
kondisi netral. Kation golongan ini
adalah kalsium(II), stronsium(II),
dan barium(II).
A. Pemisahan Ion Logam Kation
Kation golongan 1
Apabila terbentuk endapan berwarna putih dengan penambahan HCl(aq), maka satu, dua atau
ketiga kation golongan ini pasti ada dalam larutan uji. Untuk memastikan kation apa yang
membentuk endapan diperlukan pengujian lebih lanjut. PbCl2(s) adalah yang paling mudah larut
(kelarutannya paling besar) diantara AgCl(s) dan Hg2Cl2(s). Apabila endapan dicuci dengan air
panas, PbCl2 akan larut, namun apabila larutan didinginkan, endapan putih PbCl2 berbentuk
kristal jarum akan terbentuk kembali. Untuk memastikan keberadaan Pb2+, filtrat atau larutan
hasil pencucian dengan air panas ditambah dengan ion kromat (CrO42-). Adanya Pb2+ akan
membentuk PbCrO4(s) yang berwarna kuning dan lebih sukar larut dibandingkan PbCl2.
Endapan golongan klorida yang tidak larut dengan air panas selanjutnya direaksikan dengan
NH3(aq). Apabila mengandung AgCl(s), endapan akan larut dan membentuk ion kompleks
[Ag(NH3)2]
+
.
B. Identifikasi Kation Golongan
Kation golongan 2
Sub-golongan tembaga terdiri dari merkuri(II), timbal(II), bismut(III),tembaga(II) dan
kadmium(II). Meskipun bagian terbesar ion timbal(II) diendapkan dengan asam klorida encer
bersama ion-ion lain dari golongan I. Pengendapan ini agak kurang sempurna disebabkan oleh
kelarutan timbal(II) klorida yang relatif tinggi. Maka dalam pengerjaan analisis sistematik ion-
ion timbal masih akan tetap ada mengendapkan golongan kation kedua.
Sub-golongan arsenik terdiri dari ion arsenik(III), arsenik(V), stibium(III),stibium(V), timah(II)
dan timah(IV). Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter, oksidanya membentuk garam baik dengan
asam maupun dengan basa. Jadi, arsenik(III) oksida dapat dilarutkan dalam asam klorida 6M
dan terbentuk kation arsenik(III)
B. Identifikasi Kation Golongan
Kation golongan 3
Kation golongan ini memiliki konfigurasi elektron orbital d yang tidak penuh, sehingga
memiliki tingkat oksidasi yang bervariasi, kecuali Al3+ dan Zn2+. Hal ini memungkinkan
pembentukan ion kompleks yang memiliki warna-warna spesifik, sehingga pengamatan warna
sering digunakan sebagai deteksi awal keberadaan kation golongan ini. Pada kation golongan III
ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk golongan Idan II tetapi semua diendapkan
dengan adanya ammonium klorida oleh H2S. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida,
kecuali Al3+
dan kromium yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidroksida yang sempurna dari
sulfida dalam larutan air, besi, aluminium, dan kromium juga diendapkan sebagai hidroksida
oleh larutan amonia dengan adanya ammonium klorida,sedangkan logam-logam lain dari
golongan ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfide oleh H2S, maka
golongan ini bisa dibagi menjadi golongan besi (besi, aluminium,mangan dan zink) atau
golongan IIIA dan golongan zink (nikel, kobalt, mangan, dan zink) ataugolongan IIIB.
B. Identifikasi Kation Golongan
Kation golongan 4
Kelarutan garam kalsium kromat relatif lebih besar dibanding dengan kelarutan barium kromat, sehingga
pemisahan kedua kation ini dapat dilakukan melalui pengendapan sebagai garam kromat. Tes uji nyala
terhadap kedua kation ini juga memberikan warna yang berbeda, spektrum
Ca adalah merah terang, sedangkan spektrum Ba adalah hijau kekuningan.
Kation golongan 5
Keberadaan ion Ammonium biasanya dikenali melalui gas yang dilepaskan yaitu gas ammonia yang
berbau menyengat. Reaksi pembeda terhadap keberadaan ion Mg2+ adalah timbulnya warna biru pada
senyawa Mg(OH)2 jika ditambah dengan reagen p-nitrobenzen-azo-resorcinol (magneson 1). Tidak
dikenal reaksi spesifik terhadap dua kation lainnya (Na+ dan K+), penegasan dari keberadaan dua kation
ini biasanya dilakukan dengan tes uji nyala. Pada uji nyala natrium memberikan warna kuning terang
dan kalium memberikan spektrum warna ungu. Spektrum natrium akan menutupi warna spektrum
kalium, oleh sebab itu agar pengamatan terhadap spektrum kalium dapat memberikan hasil yang pasti
biasanya dilakukan dengan filter kobalt yang dapat menyerap spektrum kuning dari natrium.
3. Pemeriksaan Anion
a. Klasifikasi 1 Anion 1
Klasifikasi anion ini adalah salah satu Anion golongan ini bereaksi dengan HCl(aq) menghasilkan gas
contoh pengelompokan anion yang atau endapan, yaitu karbonat, silikat, sulfida, sulfit, dan
dibagi berdasarkan reaksinya dengan tiosulfat.
asam klorida encer (HCl(aq)) dan Anion 2
perbedaan kelarutannya sebagai garam Anion golongan ini tidak bereaksi dengan HCl(aq) namun
barium dan perak. Empat golongan anion membentuk endapan dengan ion barium pada kondisi netral.
dan karakteristiknya adalah sebagai Anion golongan ini adalah sulfat, fosfat, fluorida, dan borat.
berikut: Anion 3
Anion golongan ini tidak bereraksi dengan HCl(aq) maupun
Anion 4 ion barium, namun membentuk endapan dengan ion perak
Anion-anion yang tidak bereaksi dengan dalam media asam nitrat encer. Anion golongan ini adalah
pereaksi-pereaksi di atas dikelompokkan klorida, bromida, iodida, dan tiosianat.
pada golongan ini, yaitu ion nitrit, nitrat,
dan klorat.
3. Pemeriksaan Anion
b. Klasifikasi 2
Anion dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar; (a)
anion-anion yang membentuk gas ketika direaksikan dengan
asam (HCl encer atau H2SO4 encer), (b) anion-anion yang
membentuk endapan dengan reagen seperti AgNO3, BaCl2,
PbNO3 dan lain-lain, dan (c) kelompok anion yang dapat
dikenali melalui reaksi redoks. Namun tetap saja
pengelompokan ini tidak mutlak karena ada beberapa anion
yang dapat membentuk gas dengan asam sekaligus
membentuk endapan ketika bereaksi dengan reagen AgNO3,
BaCl2, atau PbNO3.
ANALISIS KUALITATIF OBAT
Analisis kualitatif obat diarahkan pada pengenalan senyawa obat, meliputi semua
pengetahuan tentang analisis yang hingga kini telah dikenal. Dalam melakukan
analisis kita mempergunakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisik
maupun sifat-sifat kimianya. Analisis kualitatif obat diarahkan pada pengenalan
senyawa obat, meliputi semua pengetahuan tentang analisis yang hingga kini
telah dikenal. Dalam melakukan analisis kita mempergunakan sifat-sifat zat atau
bahan, baik sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimianya.
Metoda Kalibrasi dan
Pemilihan Metoda Analisis
KALIBRASI METODE INSTRUMEN JENIS JENIS METODE KALIBRASI
Keterangan :
Y : Intensitas yang terbaca
a : Tetapan regresi (slope)
B : Koefisien regresi (intersep)
X : Konsentrasi
TERIMA KASIH