Anda di halaman 1dari 14

PERAKTIKUM UJI IDENTIFIKASI KATION

LAPORAN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Kimia Analisis Dasar

Disusun :

Yulius Iskandar
1504010052

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN
KOTA TASIKMALAYA
2016
A. JUDUL PERCOBAAN : IDENTIFIKASI KATION

B. PERINSIP

Mengidentifikasi kation golongan I sampai golongan V yang terdapat dalam

suatu sampel dengan mereaksikannya dengan berbagai pereaksi tertentu yang

nantinya akan memberikan tanda spesifik yang berupa terbentuknya endapan,

perubahan warna, dan terbentuknya gas.

C. TEORI DASAR

Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu

unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan

salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta

ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan

beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua

pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu

larutan. Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling

umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium

karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan

reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan

metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema

yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih

dari satu golongan  (Keenan, 1999).

Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut

analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi

zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu
sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan

dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan

penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Prosedur yang biasa

digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali adalah

membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan).

Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin

ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai

konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion

terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan

kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang

akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen

(pereaksi) tertentu yang kan memberikan larutan atau endapan berwarna yang

merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu  (Underwood, 1992).

Analaisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara

sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing

golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam

golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan

pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion

lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang

mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal

(Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah ion-ion golongan ini diendapkan dan

dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan

penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan perlakuan

selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain.

Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam 5


golongan, berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi antara lain

adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium

karbonat. Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari

klorida, sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut. Skema di bawah ini

memperlihatkan pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai dengan V

berdasarkan sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik untuk

masing-masing kation (Vogel, 1985).

Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu

diantaranya:

1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam

klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam,

klorida dan kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida

berlebih untuk pengendapkan kation golongan I memiliki dua keuntungan

yaitu memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan menghindari

terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam klorida yang

terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl  2 larut kembali dalam

bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 , tetap stabil.

2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi

membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral

encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan

II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga dan sub

golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan

sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub golongan

tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup arsenik

melarut dengan membentuk garam tio. Golongtan II sering disebut juga


sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat,

dan sulfat sangat mudah larut dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan

karbonatnya tak larut.

3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida

encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer

(buffer ammonium-amonium klorida). Namun kation ini membentuk

endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.

Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam diendapkan

sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai

hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan

air.besi, almunium, dan mangan (sering disertai sedikit mangan) atau

golongan IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia

dengan adanya amonium klorida. Endapan hidroksida pada golongan ini

bermacam-macam. Kation golongan IIIB diendapkan sebagai garam

sulfidnya dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang

suasananya basa (dengan larutan buffer NH4Cl dan NH4OH).

4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.

Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan

adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion

golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.

5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan

regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang

terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk menentukan

adanya kation NH4+ harus diambil dari larutan analit mula-mula. Untuk


kotion-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+. Identifikasi dapat

dilakukan dengan uji nyala (Harjadi, 1990).

D. CARA KERJA

a. Alat

 Tabung reaksi

 Rak tabung reaksi

 Pipet panjang

 Pipet pendek

 Wadah gelas pelastik

 Tissue

b. Bahan

 Otak-otak

 Tusuk gigi

 Kunyit

 Kabel tembaga

 Hampelas

 Cream

1. Uji Identifikasi Kation (Tembaga)

 Bahan-bahan disiapkan

 Gosok bagian kanan tembaga dengan hampelas

 Biarkan bagian kirinya tidak digosok

 Oleskan cream di bagian tembaga yang digosok dan tidak

 Amati perbedaan warna cream

 Bila berubah warna, cream mengandung mengawet (mercury)

 Amati perbedaan, dicatat dan didokumentasikan


2. Uji identifikasi kation (otak-otak)

 Bahan-bahan disiapkan

 Tusukan tiap ujung tusuk gigi pada belahan kunyit

 Cabut dan amati warnanya

 Tusukan pada sampel otak-otak

 Bila otak-otak berubah warna amati diduga mengandung boraks

 Amati perubahan warnanya, dicatat dan didokumentasikan


E. HASIL PENGAMATAN

NO SAMPEL POSITIF NEGATIF KETERANGAN

1 CREAM MENGANDUNG - SAMPEL

BAHAN BERUBAH

BERBAHAYA WARNA

(MERCURY)

2 OTAK-OTAK MENGANDUNG - SAMPEL

BAHAN BERUBAH

PENGAWET WARNA

(BORAKS)

F. PEMBAHASAN

Analisa kualitatif adalaah suatu analisa yang bertujuan untuk mengetahui

keberadaan zat tertentu dalam sample. Dalam praktikum kali ini dilakukan suatu

analisa kualitatif terhadap zat-zat anorganik di mana dilakukan uji terhadap

sampel-sampel berupa garam-garam yang akan diidentifikasi. Jenis kationnya

melalui serangkaian uji, yaitu uji organoleptis, uji golongan, dan uji spesifik untuk

menetukan kationnya.

Uji organoleptis merupakan uji pendahukuan, uji ini meliputi pengamatan

bentuk, warna, rasa, kelarutan, dan bau, serta sifat-sifat higroskopis sampel.

Pengamatan bentuk bertujuan mengamati bentuk sampel. Apakah sampel tersebut

berbentuk serabut, hablur, Kristal, atau lainnya. Uji ini dapat mempermudah untuk

menentukan jenis kationnya. Uji rasa menentukan keadaan halus atau kasarnya

sampel. Uji kelarutan juga mempermudaj penentuan sampel. Ada berberapa

sampel yang sering ditemui yaitu AgCl2, AgBr, AgI, AgCH, SrSO4, BaSO4, dan
PbSO4. Selain itu, warna larutan juga mempermudah identifikasi. Pengamatan

warna adalah yang paling berperan di sini karena warna tertentu mencirikan

kation tertentu pula. Beberapa kation memeberi warna spesifik pada larutannya,

yaitu biru (Cu2+), hijau (Ni2+, Fe2+, Cr3+, MnO4–), kuning (CrO42-, [Fe(CN)6]4-, Fe3+),

merah jingga (dikromat), ungu (permanganate), merah muda (Co dan Mn2+).

1. MERKURI

Merkuri pada produk kosmetik yang beredar di Indonesia

dimanfaatkan sebagian besar sebagai bahan pemutih. Beberapa jenis

produk yang umumnya ditemui, misalnya sabun, krim perawatan kulit,

serta krim wajah untuk penggunaan siang dan malam hari.

Di Indonesia, penggunaan merkuri pada produk-produk tersebut sudah

dilarang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1175/Menkes/Per/VIII/2010 Tahun 2010 tentang Izin Produksi Kosmetika.

Kemudian, diperjelas dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan RI Nomor HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 tentang

Persyaratan Teknis Bahan Kosmetik.

Sepanjang tahun 2014, BPOM telah menarik sekitar 68 produk

kosmetik dengan bahan berbahaya dari peredaran, termasuk produk-

produk yang mengandung merkuri. BPOM juga sekaligus mengeluarkan

peringatan publik terhadap produk-produk berbahaya tersebut untuk

diketahui masyarakat luas.

Yang kemudian perlu diwaspadai, sebagian besar kosmetik berbahaya

itu dijual di toko kosmetik tidak resmi, secara online, dan melalui tenaga

pemasar lepas. Biasanya produk-produk tersebut tidak menggunakan


produk berlabel BPOM, serta petunjuk penggunaan, dan keterangan

bahan-bahan produk dalam bahasa asing.

Meski demikian, sebenarnya penggunaan merkuri tidak sepenuhnya

dilarang. Berdasarkan lampiran dari Peraturan Kepala BPOM disebutkan

dua jenis merkuri yang diperbolehkan dalam kadar 0,007 persen  dan

hanya untuk digunakan pada produk tata rias mata dan pembersih tata rias

mata. Pemakaian merkuri selain untuk produk tersebut, dianggap sebagai

penyalahgunaan dan produknya dilarang untuk dipasarkan.

a. Risiko Gangguan Kesehatan Akibat Merkuri

Penggunaan merkuri pada kosmetika kini terbukti berbahaya dan

dilarang di berbagai negara. Tidak hanya untuk kulit yang terpapar, bahan

kimia tersebut dengan mudah akan diserap kulit dan masuk ke dalam

aliran darah.

Merkuri bersifat korosif pada kulit. Ini berarti mengoleskan

merkuri pada kulit akan membuat lapisan kulit semakin menipis. Paparan

yang tinggi terhadap merkuri dapat berupa kerusakan pada saluran

pencernaan, sistem saraf, dan ginjal.

Selain itu, merkuri juga berisiko mengganggu berbagai organ tubuh,

seperti:

 Otak

 Jantung

 Ginjal

 Paru-paru

 Sistem kekebalan tubuh


Sedangkan, gejala dari keracunan merkuri, ditandai dengan:

 Insomnia

 Sakit kepala

 Fungsi kognitif dan daya ingat menurun

 Mengalami tremor

 Gangguan sensori. Termasuk kemampuan melihat, mendengar, dan

berbicara.

 Menurunnya kemampuan indra pera

 Menurunnya fungsi koordinasi tubuh.

 Gagal ginjal

2. BORAKS

Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk

industri kertas, pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industry keramik. 

Di masyarakat luas boraks sering disalahgunakan sebagai bahan tambahan

makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah, lontong, bakso dan produk

makanan lainnya. Akibat mengkonsumsi boraks dalam makanan lama-

kelamaan akan terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ

hati, otak dan testis.  Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat

menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan

ginjal, hilang nafsu makan.

Boraks juga merupakan garam natrium yang banyak digunakan di

berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet

kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Asal kita

ketahui, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu
karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya

pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat.

Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering

digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan

asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat

juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya,

larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan

dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat

kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, ingat, bahan ini

tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika

terserap masuk dalam tubuh.

Pengaruh terhadap kesehatan diantaranya muntah, diare, merah

dilendir, konvulsi, dan depresi. Selain itu, tanda dan gejala kronis

diantaranya nafsu makan menurun, gangguan dalam pencernaan, bingung

dan bodoh, serta anemia, rambut rontok, dan kanker.


G. KESIMPULAN

Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut

analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi

zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu

sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan

dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan

penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel.

Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam

pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Sinonimnya

natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.

Merkuri adalah cairan logam perak atau disebut air raksa (Hydrargyrum ).

Logam ini adalah logam yang ada secara alami,satu-satunya logam pada suhu

kamar (25°C) berwujud cair. Di dalam tabel periodik merkuri (Hg) dengan nomor

atom 80 dan nomor massa 200.59.


DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM.1979. FarmakopeIndonesiaEdisiIII. Jakarta : Depkes RI

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia

Tim Penyusun, 2007. Acuan Praktikum Kimia Analisis Laboratorium Kimia

Farmasi.

Jakarta : Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai