Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KIMIA ANALISIS “KATION”

Dosen Praktikum :

Dian Marlina, S.Farm., M.Sc., M.Si

Nama : Asis Gusbiantoro


NIM : 22164961A
Teori/Kelompok : 5/J

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kimia analitik dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia,
mengenali unsur-unsur senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Umumnya kimia
dihadapkan dengan analisis kualitatif, sejumlah unsur dipisahkan dan diidentifikasi
melalui pengendapan dengan hidrogen sulfida. Analisis kualitatif berkaitan dengan
penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat
yang ditetapkan tersebut dinyatakan sebagai analit (Day dan Underwood, 2001).
Dasar identifikasis pengenalan unsur-unsur terletak pada sifat-sifat kimia atau
fisika. Sifat-sifat yang paling sederhana yang dipakai untuk pengenalan adalah sifat-sifat
yang langsung dapat diamati. Misalnya, warna suatu senyawa atau hasil reaksi dengan
pereaksi tertentu, dapat dipakai sebagai dasar pengenalan (Chadijah, 2012).
Keberadaan suatu kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan menggunakan
satun atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation.
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida dan karbonat tersebut. Katiom diklasifikasiakan dalam golongan berdasarkan
sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia (Chadijah, 2012).
Berdasarkan teori diatas maka dilakukanlah percobaan analisis kualitatif kation untuk
menentukan jenis kation yang terdapat dalam sampel dengan analisa kimia kualitatif. 

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu bagaimana menentukan  jenis kation yang
terdapat pada sampel dengan analisis kimia kualitatif ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui jenis kation yang terdapat pada sampel
dengan analisis kimia kualitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Analisis kualitatif adalah suatu analisisyang berhubungan dengan identifikasi suatu


zat atau campuran yang tidak diketahui. Analisis kualitatif lengkap sampel anorganik,
meliputi analisis identifikasi semua jenis kation maupun anion yang mungkin ada dalam
sampel. Ion-ion umum dijumpai dalam cuplikan jenis kation yaitu,

Tabel. 2.1 ion-ion yang umum dijumpai.


Kation Ag+,Pb2+, Hg2+, Hg22+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, Sn2+, Sn4+, Sb3+, As3+, Fe3+,
Fe2+, Al3+, Cr3+, Mn2+, Zn2+, Ni2+, Co2+, Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na+, K+,
NH4+

Dasar identifikasi atau pengenalan unsur-unsur terletak pada sifat-sifat fisika atau
kimia atau fisika. Sifat-sifat yang paling sederhana yang dipakai untuk pengenalan adalah
sifat-sifat yang dapat langsung diamati. Misalnya, warna suatu senyawa atau hasil reaksi
dengan pereaksi tertentu, dapat dipakai sebgai dasar pengenalan. Jika hendak mengnalisis
sampel yang berisi sejumlah ion, maka cara terbaik yang dapat dilakukan adalah mencari
pereaksi-peraksi yang ampu mengendapakan bersama sejumlah tertentu ion, yang dipisahkan
kemudian dengan penyaringan. Masing-masing kelompok ini selanjutnya diuraikan menjadi
beberapa sub kelompok dan demikian selanjutnya tinggal satu ion dalam larutan (Chadijah,
2012).
Secara umum Ion bermuatan positif yang kehilangan satu atau lebih elektron  disebut
dengan kation karena kation yang tertarik menuju anoda. Suatu pereaksi menyebabkan
sebagian kation mengendap dan sebagian larut. Maka setelah dilakukan penyaringan terhadap
endapan terbentuk dua kelompok campuran yang masing-masingnya kurang dari campuran
sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasikan menyebabkan sebentuknya zat-zat
baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya (Chadijah, 2013). 
            Menurut Chadijah (2012), analisis kualitatif kation dalam larutan didapat pembagian
atas enam kelompok atau golongan yaitu,
1.  Golongan perak, dipakai pereaksi HCl encer dan dihasilkan endapan klorida dari ion
Ag (I), Hg (I), Pb (II). Golongan ini juga dikenal sebagai golongan 1 atau golongan
klorida.
2.  Golongan tembaga-arsen, peraksi yang dipakai adalah asam sulfida, dalam suasana
HCl encer, akan didapatkan sejumlah garam sulfida dari Hg (II), Pb (II), Bi (III), Cu
(II), Cd (II), Al (III), Sn (IV) dan Sb (III). Golongan ini juga dikenal sebagai golongan
II atau golongan sulfida.
3.  Golongan aluminium, pereaksi pengendapan adalah campuran amonium hidroksi dan
amonium klorida dan menghasilkan endapan hidroksida atau oksida terhidrasi. Ion
logam yang bereaksi adalah Al (III), Fe (III), Mn (IV), dan Cr (III), golongan ini
dinamakan golongan III atau golongan hidroksida.
4.  Golongan nikel, pereaksi pengendap adalah campuran amonium sulfida dan amonium
klorida, menghasilkan endapan sulfida larut dalam asam klorida. Ion logam bereaksi
adalah Ni (III), Co (II), Mn (II) dan Zn (II). Golongan ini dinamakan golongan IV
atau golongan sulfida.
5. Golongan barium, ion-ion logam kelompok ini tidak dapat diendapkan sebagai
senyawa klorida, sulfida atau hidroksida tetapi dapat diendapkan sebagai senyawa
karbonat. Pereaksi pengendap adalah amonium karbonat dengan kondisi larutan
tertentu. Ion logam terendapkan adalah Ba (II), Sr (II) dan Ca(II). Golongan ini
dinamakan golongan V atau karbonat.   
6. Golongan magnesium, ion-ion dalam kelompok ini tidak dapat diendapkan dengan
berbagai pereaksi pengendap sebelumnya. Dalam kelompok ini terdapat ion Mg (II),
K (I), Na (I) dan amonium (I). Golongan ini dinamakan golongan VI atau golongan
sisa.

Identifikasi kation banyak digunakan terhadap terutama sampel yang berupa bahan
garam yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi dan sebagainya. Uji
kation ini, bahan-bahan galian tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu
yang lama. Dengan adanya suatu unsur berguna untuk memisahkan bahan galian yang
tercampur. Selain itu, dapat juga di gunakan untuk kasus-kasus keracunan logam berat,
seperti Hg dan Pb. Identifikasi kation banyak digunakan atau dilakukan, mengingat karena
bahan-bahan tersebut merupakan bagian bahan obat, bahan baku, dan sedian obat. Namun,
dapat juga sebagai pencemar yang perlu di ketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila
membahayakan. Klasifikasi kation yang paling umum di dasarkan pada perbedaan kelarutan
dari klorida, sulfida dan karbonat tersebut (Chadijah, 2012).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka
setelah di lakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran yang
massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat
pengindentifikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula
dan berbeda sifat fisiknya (Chadijah 2012).
Penetapan amonium dengan prosedur gravimetri, amonium harus terdapat sebagai
kloridanya, semua kation lain tak boleh ada. Sedikit asam klorida (HCl) di tambahkan diikuti
dengan reagensia asam kloroplatina  berlebih. Amonium dapat juga di tetapkan dengan
mengendapkannya dengan natrium tetrafenilborat sebagai amonium tetrafenilboron, yang
sedikit sekali dapat larut, dengan memakai prosedur yang serupa seperti yang di uraikan
untuk kalium, zat ini dikeringkan pada 100oC (Svehla, 1985).
            Kation dalam kelompok diendapkan sebagai senyawa, dengan menggunakan pereaksi
pengendap golongan tertentu. Endapan yang dihasilkan mengandung kation-kation dalam
suatu golongan. Pemisahan endapan dari larutannya biasanya cukup dilakukan dengan teknik
sentrifugasi yang diteruskan dengan dekantasi (Chadijah, 2012).
            Menurut Chadijah (2012), pereaksi pengendap bila ditambahkan pada larutan
menghasilakn dekantasi yaitu:
1.    Kation golongan I ( Hg22+, Ag+ dan Pb2+)
     Kation golongan I terdiri dari tiga ion logam yang garam kloridanya tidak larut dalam
larutan asam. Pereaksi yang digunakan untuk menetapkan golongan ini adalah asam
klorida sehingga golongan I kadan-kadang disebut golongan asam klorida, golongan
klorida, dan golongan perak. Dalam suasana asam, klorida dari kation dari golongan lain
larut.
2.    Kation golongan II (Hg2+, Pb2+, Cu2+ dan Sb3+)
     Sulfida dari kation golongan II meruapakan endapan yang dihasilkan dari
penambahan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer kedalam larutan sampel.
Golongan II sering juga disebut asam hidrogen sulfida atau golongan tembaga III.
Walaupun tidak dimasukkan dalam skema pemisahan, karena bersifat sangat beracun
arsen dan bismuth juga termasuk dalam golongan ini.
3.    Kation golongan III (Zn2+, Mn2+ dan Fe2+)
     Ion-ion dari golongan III semuanya diendapkan oleh hidrogen sulfida dalam buffer
amonia-amonium klorida. Golongan ini golongan hidrogen sulfida basa atau golongan
amunium besi.
4.    Kation golongan IV (Ca2+ dan Ba2+)
     Kalsium dan barium terletak dalam suatu golongan sehingga keduanya memiliki sifat
kimia yang mirip, dan sulit unutk saling dipisahkan. Karena, hanya terdiri dari dua kation
dan memiliki kemiripan sifat, karena untuk golongan ini dibahas secara bersama-sama.
5.    Kation golongan V (Mg2+, Na+, K+ dan Nh4+)
     Senyawa ini memiliki derajat kelarutan yang sangat tinggi, sehingga kadang-kadan
disebut sebagai golongan larut.
            Timbal merupakan logam putih kebiru-biruan dengan pancaran yang terang. Sifat
sangat lunak, mudah dibentuk, ductile dan bukan konduktor listrik yang baik. Memiliki
resistasi yang tinggi terhadap korosi, kegunaan timbal sangat efektif sebagai penyerap suara,
digunakan sebagai tameng radiasi disekeliling peralatan sinar-X dan reaktor nuklir juga dapat
digunakan sebagai penyerap getaran. Penggunaan timbal dalam cat telah diperketat unutk
mencegah bahaya bagi manusia
            Penetapan amonium dengan prosedur gravimetri, amonium harus terdapat sebagai
kloridanya, semua kation tidak boleh sama. Sedikit asam klorida (HCl) ditambahkan, dengan
reagensia asam kloroplatina berlebih. Amonium dapat ditetapkan dengan mengendapkannya
dengan natrium tetrafenilborat sebagai amonium tetrafenilboron (NH 4[B(C6H5)4]) (Basset,
dkk, 1994: 527).
            Larutan amonia endapan putih dengan komposisi tercampur, pada dasarnya terdiri
dari merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat, garam ini kebanyakan senyawa-
senyawa merkurium, bersublimasi pada tekanan atmosfer (Svehla, 1985: 224).   
            Barium sulfat dapat diendapkan atau memakai asam sulfat, dalam larutan homogen
dengan memakai larutan asam sulfamat, yang menghasilkan ion sulfat saat dididihkan.
Pengendapan barium kromat biasanya dilangsungkan dalam asam asetat encer yang
dibufferkan dengan amonium asetat, pengendapan ulang diperlukan jika ada (Basset, dkk,
1994: 530-531).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
  Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kation adalah ion
yang bermuatan positif dan berdasarkan analisis kualitatif kation dalam larutan didapat
pembagian atas enam kelompok atau golongan yaitu
1. Golongan perak : Ag (I), Hg (I), Pb (II).
2. Golongan tembaga – arsen : Hg (II), Pb (II), Bi (III), Cu (II), Cd (II), Al (III), Sn
(IV) dan Sb (III)
3. Golongan aluminium : Al (III), Fe (III), Mn (IV), dan Cr (III)
4. Golongan nikel : Ni (III), Co (II), Mn (II) dan Zn (II)
5. Golongan barium : Ba (II), Sr (II) dan Ca(II)
6. Golongan magnesium : Mg (II), K (I), Na (I) dan amonium (I)
Dan pereaksi mengendap jika bila ditambahkan pada larutan menghasilakn dekantasi,
yaitu :
1. Kation golongan I ( Hg22+, Ag+ dan Pb2+)
2. Kation golongan II (Hg2+, Pb2+, Cu2+ dan Sb3+)
3. Kation golongan III (Zn2+, Mn2+ dan Fe2+)
4. Kation golongan IV (Ca2+ dan Ba2+)
5. Kation golongan V (Mg2+, Na+, K+ dan Nh4+)

B. Saran
Saya selaku penulis menyadari dalam penyajian makalah ini, masih banyak
terdapat kekurangan. Maka dari itu Kami mengharapkan kritik dan saran dari Dosen
Pembimbing dan teman-teman semua.
DAFTAR PUSTAKA

Basset, J dkk. Vogel Texbook Of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary


Instrumental Analysis. Terj, A. Hadyan Pujaatmaka dan Ir. L Setiono. Buku Ajar
Vogel Kimia Analisis Kualitatif Anorganik. Jakarta: EGC, 1994.
                                   
Chadijah, Sitti. Dasar-dasar Kimia Analitik. Makassar: UIN Press, 2012.

Day, R.A dan A.L, Underwood. Quantitative Analysis. Terj, Dr. Ir. Lis sopyan,
             M. Eng. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta: Erlangga, 2001.

Svehla, G. (1985). VOGEL :  Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro


Bagian 1, Edisi V, PT. Kalma Media Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai