MODUL 3
Titrasi Asam Basa
II. Prinsip
2.1 Netralisasi
Netralisasi merupakan suatu proses ketika asam dan basa
bereaksi membentuk suatu garam dan air yang melibatkan
penggabungan ion H+ dan ion OH- (Hamzani et al, 2017).
2.3 Asidimetri-Alkalimetri
Asidimetri adalah suatu metode untuk menetapkan kadar
(analisis kuantitatif) terhadap senyawa-senyawa basa dengan
menggunakan baku/pentiter asam. Sedangkan alkalimetri merupakan
suatu metode untuk menetapkan kadar (analisis kuantitatif) terhadap
senyawa-senyawa basa dengan menggunakan baku/pentiter basa
(Daintith, 1997).
III. Reaksi
(Svehla, 1979)
(Cartika, 2017)
Indikator pada titrasi asam basa merupakan asam atau basa organik
lemah yang mampu berada dalam dua macam bentuk warna yang berbeda,
warna dalam bentuk ion dan warna dalam bentuk molekul sehingga dapat
saling berubah warna dari satu bentuk ke bentuk lain pada konsentrasi H+ atau
pH tertentu. Pemilihan indikator sangat tergantung pada titik ekuivalen reaksi
antara analit dan pentiter. Contoh indikator yaitu, fenolftalein, bromotimol
biru, metil merah, metil jingga, dan timol biru (Andari, 2013).
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, basa lemah dan asam kuat, atau
asam kuat dan basa lemah, titik ekivalen yang terjadi dalam waktu titrasi
berlangsung tidak akan bisa diamati secara visual (menggunakan mata),
lantaran perubahan warna akibat adanya indikator tertentu baru mampu
teramati dalam waktu mol titran lebih besar dari mol titrat, sebagai akibatnya
yang mampu teramati dalam waktu titrasi merupakan titik akhir titrasi
(Gandjar & Rohman, 2007).
Terdapat enam jenis titrasi asam basa jika dilihat berdasarkan kurva
titrasi. Enam macam titrasi itu adalah titrasi asam kuat dengan basa kuat, asam
kuat dengan basa lemah, asam lemah dengan basa kuat, basa kuat dengan
asam lemah, basa kuat dengan asam kuat, serta ada basa lemah dengan asam
lemah (Permatasari et al, 2014).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
5.2 Bahan
1. Asam oksalat
2. Asam sulfat
3. Asetosal
4. Aquades
5. Boraks
6. Fenolftalein (PP)
7. NaOH
VI. Prosedur
6.1. Pembuatan Indikator Fenolftalein 25 mL
Mulanya ditimbang 250 mg serbuk fenolftalein (PP), lalu dimasukkan
serbuk PP kedalam alkohol 95% dan diaduk hingga homogen. Setelah itu,
diencerkan dengan etanol hingga 25 ml dengan labu ukur.
No Perlakuan Hasil
No Perlakuan Hasil
No Perlakuan Hasil
No Perlakuan Hasil
No Perlakuan Hasil
No Perlakuan Hasil
No Perlakuan Hasil
No Perlakuan Hasil
1 50 mL 0 mL 9,6 mL 9,6 mL
VIII. Perhitungan
8.1. Penimbangan Fenolftalein untuk 25 ml (PP : etanol = 10 : 1)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
% = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
1 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
100
= 25
1
Massa= 4
= 0,25 gram
Massa = 4 gram
8.5. Perhitungan Pembakuan NaOH dengan Asam Oksalat
Titrasi 1
N1 . V 1 = N2 . V 2
0,1 . 10 = N2 . 2,5
0,1 × 10
N2 = 2,5
= 0,4 N
Titrasi 2
N1 . V 1 = N2 . V 2
0,1 . 10 = N2 . 2,4
0,1 × 10
N2 = 2,4
= 0,42 N
Titrasi 3
N1 . V 1 = N2 . V 2
0,1 . 10 = N2 . 2,2
0,1 × 10
N2 = 2,2
= 0,45 N
N NaOH Rata-Rata
0,4 + 0,42 + 0,45
3
= 0,42 N
= 0,53 N
Titrasi 2
N1 . V 1 = N2 . V 2
0,1 . 10 = N2 . 2,0
0,1 × 10
N2 = 2,0
= 0,5 N
Titrasi 3
N1 . V 1 = N2 . V 2
0,1 . 10 = N2 . 2,1
0,1 × 10
N2 = 2,1
= 0,48 N
= 97,27 %
IX. Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan untuk menentukan kadar sampel dengan
metode titrasi asam basa. Sampel yang akan ditentukan kadarnya yaitu
asetosal. Asetosal (asam asetilsalisilat) memiliki nama lain aspirin, dengan
rumus molekul C9H8O4 dan berat molekul 180,16 g/mol (NCBI, 2022),
merupakan obat untuk menghilangkan berbagai macam rasa nyeri ringan
sampai sedang seperti sakit kepala, pusing, sakit gigi, nyeri otot, dan demam.
Obat ini harus dihindari oleh para penderita ulkus peptikum atau bagi mereka
yang hipersensitif terhadap derivat asam salisilat, serta bagi penderita asma,
alergi, dan cacar air (IAI, 2019).
Asetosal memiliki kelarutan yang sukar larut dalam air, mudah larut
dalam etanol, larut dalam kloroform dan dalam eter, dan agak sukar larut
dalam eter mutlak. Asetosal memiliki pemerian sebagai berikut : Hablur putih,
umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih;
tidak berbau atau berbau lemah. Stabil di udara kering; di dalam udara lembab
secara bertahap terhidrolisis menjadi asam salisilat dan asam asetat
(Kemenkes RI, 2020).
Hamzani, S., Raharja, M., dan Ali, Z. 2017. Proses Netralisasi pH pada Air Gambut
di Desa Sawahan Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. Vol. 14(2): 460-466.
Hudaya, K. H. 2016. Desain Titrator Otomatis Untuk Pengukuran Dua Titrasi Secara
Stimulan. Jember: FMIPA UNEJ.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2019. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: ISFI.
Lubis, M. R. 2018. Penetapan Kadar Kalsium pada Susu Bubuk Bermerek “H”
Secara Titrasi Kompleksometri. Jurnal Ilmiah Kohesi. Vol. 2(4): 35-45.
National Center for Biotechnology Information. 2022. PubChem Compound
Summary for CID 2244, Aspirin. Tersedia secara online di
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Aspirin. [Diakses pada 13 April
2022].
Rohman, A., Martono, S., dan Sudjadi, S. 2021. Analisis Obat Secara Volumetri.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.