RIFKI ALIYUSIDIK
31118050
Farmasi 3A
I.TINJAUAN PUSTAKA
II.Alat dan Bahan yang digunakan:
1. Alat :
Tabung Reaksi Corong
Pipet Batang Pengaduk
Gelas Kimia Corong Pisah
Erlenmeyer Tab Sentrivugasi
Gelas Ukur Sentrivugator
Rak Tabung Vortek
2. Bahan :
a. Golongan Alkohol
Metanol Sorbitol
Etanol Manitol
Gliserin Gliseril Guaiakolat
Propilenglikol Cetil Alkohol
Champora
b. Golongan Fenol
Nipagin Vanilin
Nipasol Resorsin
Asam Pikrat Hidroquinon
Rivanol
c. Golongan Asam
Asam Benzoat Asam Asetat
Asam Borat Asam Oksalat
Asam Salisilat Ibufropen
Asam Mefenamat
III.Prosedur Kerja:
IV.HASIL PEMGAMATAN
NO Prosedur Kerja DUGAAN KESIMPULAN
Sampe SEMENTRA ANALIT dalam
l SAMPEL
2,7 a. Isolasi Sediaan
b. Uji pendahuluan:
berdasarkan pengamatan organoleptic
Warna :
Bau :
Rasa ;
c. Di ukur panjang gelombang dengan
menggunakan spektroskopi Uv -Vis
V.PEMBAHASAN
Pembahasan ini berisi tentang penjelasan dari hasil pengamtan yang dikerjakan hingga
mengerucut pada satu analit yang di duga terdapat pada sampel yang dianalisis. Pada bagaian ini
harus dilengkapi dengan struk kimia analit yang diduga dan reaksi kimia yang terjadi pada saat
dilakukan uji golongan dan uji penegasan.
VI.DAFTAR PUTAKA
Pada bagian ini berisis tentang pustaka atau literature yang digunakan pada saat penulisan laporan
ini. Akan lebih baik menggunakan aplikasi MENDELEY.
Ketentuan penulisan :
1. Menggunkan huruf TIME NEW ROMAN ukuran 12 spasi 1,5
2. Format A4 dengan Batas kanan = 4; Batas kiri, atas dan bawah = 3
Pertemuan Praktikum ke :3
Hari/Tanggal Praktikum : 16 November 2020
Judul Praktikum : Identifikasi Barbiturat, Alkaloid, Antihistamin dan
Steroid
I. TINJAUAN PUSTAKA
1. Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik yang
mengandung atom nitrogen di dalam intinya dan bersifat basa, karena itu dapat larut
dalam asam-asam serta membentuk garamnya. Kebanyakan alkaloid adalah produk
alam beberapa yang dibuat sintesis seperti dicodid, apomorfin
Alkoloid adalah suatu senyawa N-heterosiklik yang bersifat alkalis, umumnya
berasal dari tumbuhan yang bersifat farmakologis dan biasanya sangat beracun.
A. Sifat Umum
1. Ikatan nitrogen dalam alkaloid dapat berbentuk amin primer, amin sekunder, amin
tertier, kuatener amoniumhidroksida atau siklis dan bersifat basa.
2. Sebagian basa umumnya sukar larut dalam air (kecuali nikotin).
3. Umumnya larut dalam pelarut organik (kloroform, eter dll) atau larut
dalampelarut dimana garam alkoloid tidak larut.
4. Bentuk: kristal padat, amorf, cairan (garamnya umumnya padat)
5. Umumnya yang berupa padat tidak mudah menguap, sedangkan yang berbentuk
cairan mudah menguap (nikotin).
B. Reaksi Umum untuk Alkaloid
1. Dengan HCI e + reagen Mayer → endapan putih
2. Dengan HCI e + reagen Bouchardat → endapan
3. Dengan HCI e + reagen Dragendorf → endapan
2. Barbiturat
Barbiturat adalah senyawa inti hasil kondensasi ester etil dari asam dietil
malonat dengan ureum. Dalam farmasi barbiturat digunakan sebagai obat sedativ,
antikonvulsan dan anastetika. Sifat umum dari barbiturat adalah:
1. Sukar larut dalam air, kecuali garam natriumnya bereaksi asam lemah
2. Ada dalam dua bentuk, kecuali bentuk keto tidak larut dalam air dan bentuk enol
larut dalam air
3. Bentuk keto laruta dalam pelarut CHCl3, eter dan etilasetat
4. Bentuk garamnya dalam bentuk larutan mudah terhidrolisa menjadi bentuk barbital
yang mengendap dan melepaskan CO2 dan ereum.
Isolasi barbiturat:
1. Cara pengocokan
Zat dalam bentuk serbuk diasamkan dengan H2SO4 0,5 N lalu ditarik dnegan
eter atau CHCl3, kemudian larutan eter/CHCl3 tadi dikocok dengan Na2CO3 maka
akan terbentuk garamnya, keringkan dengan Na2SO4 maka eter atau CHCl3 dapat
diuapkan.
2. Cara Pesez
Larutkan zat didalam mketanol kemudian ditambahkan 2 tetes reagen yang
terbentuk dari Co-nitrat 10% kemudian tambahkan CaCl2 10% dan 1 tetes alkali,
maka akan terjadi endapan biru. Kemudian endapan tersebut disentrifugasi lalu
dicuci dengan metanol, dan asamkan dengan H2SO4 0,5 N kocok dengan eter atau
CHCl3.
3. Cara Zwikker
Zat dilarutkan dalam piridin kemudian ditambahkan 4 ml CuSO4 10% lalu
tambahkan 1 ml piridin dan 5 ml air. Kemudian dinginkan dan goreslah pada dasar
gelas agar terjadi kristal. Cuci kristal dengan air tambahkan piridin dan spiritus
70% kemudian tambahkan eter dan asam encer lalu kocok dengan eter/CHCl3. Ada
beberapa zat yang ikut mengendap dengan metode ini antara lain asam salisilat,
asam benzoat, hidantoin, sakarin.
3. Steroid
Steroid berasal dari salah satu C30 triterpena. Senyawa yang berasal dari
transformasi lebih lanjut pada triterpena lanosterol, memiliki rangka 4 cincin atom
karbon yang solid. Steroid merupakan senyawa yang struktur kimianya mengandung
cincin atau lingkar siklopentane perhidro fenantrena.
Lingkar siklopentanoperhidrofenantrena merupakan kombinasi anatara lingkar
sikopentana dan lingkar perhidrofenantrena (fenantrena jenuh). Jadi, struktur kimia
steroid memiliki empat buah lingkar. Keempat steroid diberi petunjuk dengan huruf
besar A, B, C dan D. atom-atom karbon dalam struktur kimia steroid diberi nomor yang
dimulai dari lingkar A menuju ke lingkar B. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan
steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini
dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin (Sumardjo, 2006).
Beberapa steroid mengandung satu, dua, atau tiga ikatan rangkap dua dan
banyak diantaranya mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Cincin atau lingkar
pada sebagian besar steroid bukanlah lingkar aromatik. Steroid mempunyai substituent
pada atom C10 dan atom C13 (Sumardjo, 2006).
Senyawa yang di analasis yaitu betamethason dan dan prednison dengan sifat
fsikokimia sebagai berikut :
a. Bethamethason (FI VI hal 293)
O
O
O O
O
HO
F H
O
betamethasone : C28H37FO7
Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir putih; tidak berbau. Melebur pada
suhu lebih kurang 240º disertai sedikit peruraian.
Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam
dioksan dan dalam metanol; sangat sukar larut dalam kloroform dan dalam eter.
b. Prednison (FI V hal 1052)
O
HO OH
H H
O
prednisone : C21H26O5
Pemerian : Serbuk hablour putih atau praktis putih tidak berbau melebur pada suhu
230 disertai penguraian
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol dalam kloroform
dalam dioksan dan dalam etanol
II.Alat dan Bahan yang digunakan:
1. Alat :
Tabung Reaksi Corong
Pipet Batang Pengaduk
Gelas Kimia Corong Pisah
Erlenmeyer Tab Sentrivugasi
Gelas Ukur Sentrivugator
Rak Tabung Vortex
2. Bahan :
a. Golongan Barbiturat
Diazepam
Luminal
b. Golongan Alkaloid
Kafein Aminophillyn
Ephedrin Antalgin
Theophilina Paracetamol
c. Golongan Steroid
Prednison Dexamthason
Preddnisolon Betamethason
Hidrocorison
III.Prosedur Kerja:
1. Isolasi Sampel
Sampel
Tablet/serbuk ( + Salep ( Dilarutkan dengan
Larutan ( langsung
etanol/kloroform/air, eter/kloroform ), kemudian
identifikasi )
di vortex, kemudian di ditambahkan NaOH >>
sentrifugasi dan pisahkan ambil filtrat
dekantasi
Larutan Analit
Larutan Analit
Efedrin Antalgin
+ liberman bourchard = ↓ coklat + AgNO3 = ungu ↓ metalik
Paracetamol Kafein
+ FeCl3 = biru violet + titan yellow + NaOH = merah
Theofilin Aminopilin
+ folin-ciocalteu = biru + FeCl3 = coklat
Larutan Analit
Larutan Analit
Luminal Diazepam
+ parry = ungu + formaldehide + H2SO4 =
orange
Larutan Analit
Dexametason Hidrokortison
+ H2SO4 = merah / pink + marquis = merah coklat tua
Betametason
A + H2SO4 pekat = kuning
IV.HASIL PEMGAMATAN
NO Prosedur Kerja DUGAAN KESIMPULAN
Sampe SEMENTRA ANALIT dalam
l SAMPEL
118 Bentuk Kream Betamethason, Sampel No 118
a. Isolasi Sediaan Hidrocortison yaitu
b. Uji pendahuluan: dan Prednison Betamethason
berdasarkan pengamatan organoleptic
Warna : Putih
Bau : Tidak Berbau
Rasa : -
c. Uji golongan
- Uji Golongan Barbiturat
Analit + 1-2 gtt Parry + 1-2 gtt
NH₄OH → (-) Tidak Bereaksi
- Uji Golongan Alkaloid
1. Analit + Mayer → (-) Tidak
Bereaksi
2. Analit + Buchard → (-) Tidak
Bereaksi
- Uji Golongan Steroid
Analit + Lieberman Burchard → (+)
membentuk warna hijau – biru
d. Uji penegasan:
1. Analit + H₂SO₄ Burchard →
membentuk warna Kuning (+)
Betamethason
2. Analit + Marquis → (-) Tidak
Bereaksi
V.PEMBAHASAN
VI.DAFTAR PUTAKA
Ketentuan penulisan :
Pertemuan Praktikum ke :4
Hari/Tanggal Praktikum : 20 November 2020
Judul Praktikum : Identifikasi Antibiotik dan Vitamin
I. TINJAUAN PUSTAKA
Antibiotik Antibiotik termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkn dalam
pengobatan modern.
Antibiotic adalah zat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Pencarian antibiotic telah dimulai sejak penghujung abad ke 18 seiring dengan
meningkatnya pemahaman teori kuman penyakit, suatu teori yang berhubungan dengan
bakteri dan mikroba yang menyebabkan penyakit. Meskipun adal lebih dari 100 macam
antibiotic, namun umumnya mereka berasal dari beberapa jenis antibiotic saja, sehingga
mudah dikelompokan. Ada banyak cara untuk menggolongkan antibiotic.
Klasifikasi Antibiotik
1. Menurut Daya Hambat
a. Antibiotika Narrow Spektrum, yaitu antibiotik yang berkhasiat terhadap
sekelompok mikroba saja. Misalnya, hanya efektif terhadap bakteri gram positif,
sedangkan streptomycin efek kerjanya terutama terhadap bakteri gram negatif.
golongan peptida yang hanya bekerja aktif pada bakteri Gram (-).
b. Antibiotika Broad Spektrum, yaitu antibiotic yang berkhasiat baik terhadap
bakteri gram positif maupun gram negatif. Sebagai contoh adalah tetracyclin dan
chloramphenicol.
Antibiotik Juga Berkhasiat Sebagai: Antivirus (Rifampisin), Antiparasit
(Paromomisin) dan Antijamur (Griseofulvin, amfoterisin B)
2. Berdasarkan Daya kerja
1. Bakteriostatik
Antibiotik yang bersifat bakteriostatik bekerja dengan cara menghambat
pertumbuhan bakteri melalui mekanisme hambatan sintesis protein. Contoh:
Tetrasiklin, Kloramfenikol, Eritromisin, Linkomisin, Spektinomisin, Sulfonamida,
Trimetoprim dan Nitrofurantoin
2. Bakteriosid
Antibiotik bakterisid bekerja membunuh bakteri. Mekanisme kerjanya dengan
menghambat pembentukan dinding sel dan membran sel maupun menghambat
pembentukan DNA atau inti sel. Contoh: Penisilin, Aminoglikosida, Rifampisin,
Sefalosporin, Polimiksin B, Kolistin, Vankomisin, Basitrasin.
3. Berdasarkan mekanisme kerja
1. Menghambat Metabolisme Sel Mikroba (Bakteriostatika) → Sulfonamid,
Trimetoprim
2. Menghambat Sintesis Dinding Sel (Bakterisid) → Penisilin, Sefalosporin,
Vankomisin
3. Mengganggu Permeabilitas Membran sel → Polimiksin
4. Menghambat Sintesis Protein Sel → Aminoglikosid, Makrolid a
(eritromisin, azitromisin, klaritromisin), Tetrasiklin, KloramfenikolM
Menghambat Sintesis Asam Nukleat Sel → Rimpafisin
1). Kloramphenicol
O
OH N+
O O-
Cl
N
H
Cl OH
Chloramphenicol : C11H12Cl2N2O5
Pemerian : Hablour hals berbentuk jarrum atau lempeng memanjang putih hinga
putih kelabu atau putih kekuningan larut praktis netral terhadap lakmus stabil dalam larutan
netral atau larutan agak asam.
Kelarutan : Sukar larut dalam air mudah larut dalam etanol dalam propilenglikol
dalam aseton dan dalam etil asetat.
2). Prednison
O
HO OH
H H
O
Prednisone: C21H26O5
Pemerian : Serbuk hablour putih atau praktis putih tidak berbau melebur pada suhu
230 disertai pengurian
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air sukar larut dalam etanol dalam kloroform
dalam dioksan dan dalam metanol
II.Alat dan Bahan yang digunakan:
1. Alat :
Tabung Reaksi Corong
Pipet Batang Pengaduk
Gelas Kimia Tab Sentrivugasi
Erlenmeyer Sentrivugator
Gelas Ukur Vortek
Rak Tabung Corong Pisah
2. Bahan :
a. Golongan Antibiotik
Kloramphenicol Tetrasiklin
Gentamiscin Eritromicin
Rifampicin Thiapenicol
INH Cyproploxacin
Etambutol Amoxicillin
b. Golongan Vitamin
Vitamin A Vitamin B6
Vitamin E Vitamin B9
Vitamin B1 Vitamin B12
III.Prosedur Kerja:
IV.HASIL PEMGAMATAN
NO Prosedur Kerja DUGAAN KESIMPULAN
Sampe SEMENTRA ANALIT dalam
l SAMPEL
59 Seedian Serbuk Kloramphenico Sampel No 59
a. Isolasi Sampel l dan Vitamin yaitu
b. Uji pendahuluan: B1 Kloramphenicol
berdasarkan pengamatan organoleptic
Warna : Putih
Bau : Tidak Berbau
Rasa : agak pahit
c. Uji golongan
Tidak ada uji golongan
d. Uji penegasan:
- Uji Penegasan Vitamin
1. Analit + NaOH → (-) Tidak Bereaksi
2. analit + H₂SO₄ → (-) Tidak Bereaksi
- Uji Penegaan Antibiotik
1.. Analit + KOH + Piridin →
Membentuk warna merah – ungu (+)
Kloramphenicol
2. Analit + Kloroform → terlihat jelas
hablour bentuk jarum yg tidak larut
V.PEMBAHASAN
VI.DAFTAR PUTAKA