Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS

GOLONGAN VITAMIN, ANTIHISTAMIN DAN GOLONGAN STEROID


Proposal ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia farmasi analisi 1
(KFA1)

Disusun Oleh :
Diani Annisa Agustina
31117009
FARMASI 3A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI FARMASI
2019
I. No Praktikum : 05
II. Hari / Tanggal : Senin, 4 November 2019
III. No Sampel : 76 dan 24
IV. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi golongan vitamin , antihistamin dan golongan steroid secara kualitatif
V. Tinjauan Pustaka
1. Vitamin

Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan


seperti buah jeruk, nenas, jambu, tomat, bayam, brokoli, cabe hijau, mangga, dan
sebagainya (Winarno, 1986).

Tumbuh-tumbuhan dan hewan mempunyai kesanggupan untuk mengadakan


biosintesis vitamin C. Di dalam jaringan tumbuhan dan hewan tertentu vitamin C
disintesis dari beberapa jenis gula yaitu D-glukosa,. fruktosa, sukrosa,dan D-galaktosa.
Pada binatang percobaan seperti tikus dapat mensintesis vitamin C dari D- glukosa
menjadi bentuk intermediate D-asam glukuronat, L-asam gulonat dan L-glukonolakton
dan akhirnya menjadi L-asam askorbat. Manusia, monyet, marmut, dan kelelawar tidak
mampu untuk mensintesis vitamin C karena kekurangan enzim hepatik yang diperlukan
untuk mengubah L-gulonolakton menjadi asam askorbat dan karenanya mereka harus
mendapatkannya dari luar tubuh yaitu melalui makanan (Ganiswara, 1995)
2. Antihistamin
Hormon jaringan adalah senyawa yang menimbulkan kerja khusus pada jaringan
tertentu, akan tetapi tidak pada organ-organ endokrin melainkan pada sel-sel yang di
bentuk terspesialisasi. Salah satu contohnya adalah mediator, mediator atau bahan
mediator adalah senyawa yang dibebaskan dari sel atau jaringan sel dan segera bekerja
pada sel-sel disekitarnya. Transpor mediator pada aliran darah menuju ke sel-sel efektor
yang lebih jauh , akan tetapi karena inaktivasi yang lebih cepat tidak mempunyai arti.
Yang termasuk dalam mediator disini adalah: Histamin, serotonin, senyawa rangkaian
asam arakhidonat dan kinin Histamin merupakan produk dekarboksilasi dari asam amino
histidin, banyak terdapat pada tanaman dan binatang. Dalam organisme manusa terdapat
dalam semua jaringan. Konsentrasi histamin tertinggi terdapat dalam paru-paru, kulit dan
dalam saluran cerna. Histamin terdapat dalam sel mast dan leukosit basofil dalam bentuk
tak aktif secara biologik dan di simpan pada heparin dan protein basa. Histamin akan
dibebaskan dari sel-sel pada reaksi hipersensitivitas, rusaknya sel dan akibat senyawa
kimia (Mutschler, 1991).
Antihistamin merupakan inhibitor kompetitif terhadap histamin. Antihistamin dan
histamin berlomba menempati reseptor yang sama. Blokade reseptor oleh antagonis H1
menghambat terikatnya histamin pada reseptor sehingga menghambat dampak akibat
histamin misalnya kontraksi otot polos, peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan
vasodilatasi pembuluh darah.Akhir-akhir ini dibuktikan bahwa antihistamin H1 bukan
hanya sebagai antagonis tetapi juga sebagai inverse agonist yang mempunyai kapasitas
menghambat aktivitas reseptor H1 sedangkan antagonis H1 tidak berpengaruh terhadap
aktivitas reseptor H1 (Sahat, 2007)
VI. Prosedur Kerja
a. Uji Organoleptik

Warna

Bentuk
Uji Organoleptik
Rasa

Bau

b. Isolasi berdasarkan Kelarutan

Vitamin B1, Vitamin B6, Vitamin B12, Vitamin C,


Larut dalam air
Vitamin B2, CTM, Asam Folat

Larut dalam
lemak Vitamin A, Vitamin K, Vitamin E
Larut dalam
Cetirizine Hcl, Prednisone, Hidrokortison, Metil
pelarut organik Prednisone, Dexametason, Betametason

c. Uji Golongan Dan Penegasan

Sampel + H2SO4

(+) (-)

Vitamin B1 = kuning jingga Vitamin B1 = kuning jingga


Vitamin B2 = merah Vitamin B2 = merah
Vitamin B6 = kuning tua Vitamin B6 = kuning tua
Asam folat = kuning Asam folat = kuning
CTM = kuning CTM = kuning
nester
(+) (-) FeCl3
(+) (-)
Vit B1 = kuning CTM, As folat = Vit C = warna Vit K dan vit E
coklat warna lain hilang
(+) nester
Vit B2 = merah Vit A = jingga
ungu (orange)
Vit K = warna
hilang

As.folat = ungu, prednisone CTM, prednisin,


= coklat muda, betametason Vit C + CuSO4 +
dexamethasone = merah NaOH
coklat,
(biru ungu)

Betametason = Prednisone = Membedakan


CTM = ungu
hijau coklat kuning coklat dengan vit K
VII. Data Hasil Pengamatan

No sampel : 76
No Prosedur kerja Hasil pengamatan Dugaan hasil
sementara

1. Uji pendahuluan:
-bentuk
Serbuk Vitamin B6,
-warna Hijau muda CTM, vitamin B1,
Tak berbau nikotinat
-bau
-rasa Tak berasa

2. Uji golongan
1. Sampel + H2SO4 Kuning Vitamin B6,
2. Sampel + nester Kuning gelap CTM, vitamin B1,
3. Sampel + NaOH Bening vitamin K ,
4. Sampel + FeCl3 + Orange vitamin E
nester
3 Uji penegasan
1. Sampel + AgNO3 Bening Vitamin E
No sampel : 24

No Prosedur kerja Hasil Dugaan hasil


pengamatan sementara
1. Uji pendahuluan:
-bentuk
Serbuk Vitamin A,
-warna Merah muda vitamin B1,
Bau khas vitamin B2,
-bau Tidak berasa vitamin C,
-rasa vitamin K
2. Uji golongan :
1. Sampel + H2SO4 Bening Vitamin B6,
2. Sampel + FeCl3 Putih vitamin C,
3. Sampel + nester Kuning vitamin K,
4. Sampel + AgNO3 Abu hitam vitamin A,
vitamin E

3 Uji penegasan
1. Sampel + AgNO3 Abu-abu Vitamin C
hitam
2. Sampel + FeCl3 Warna hilang

3. Sampel + CuSO4 + NaOH Biru ungu

VIII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu analisis kualitatif golongan vitamin,
antihistamin,dan golongan steroid. Dengan tujuan praktikum untuk mengidentifikasi
senyawa golongan vitamin, antihistamin, dan golongan steroid secara kualitatif.
Pada praktikun sampel yang di dapat no 76 dan 24 dimana pada saat praktikum
terdapat kesalahan pada saat identifikasi pada proses pengerjaan pada nomer sampel 76,
maka hasil yang didapat tidak tepat yang diinginkan. Hasil yang didapat pada praktikum
pada nomer 76 yaitu vitamin E, seharusnya hasil yang didapat berupa golongan steroid
yaitu prednisone. Sedangkan pada no sampel 24 berdasarkan hasil praktikum
menyatakan bahwa hasil tersebut berupa golongan vitamin yaitu vitamin C .
Berdasarkan uji organoleptis dapat diketahui bahwa sampel no. 76 memiliki
bentuk serbuk atau hablur, dari segi warna hijau muda, adapun untuk bau pada sampel
tersebut hampir tidak berbau, sedangkan untuk rasa tak berasa. Adapun struktur dari
prednisone yaitu :

Adapun pengujian pada no sampel 76 yaitu berupa prednisone yang seharusnya


yaitu melakukan tahap isolasi berdasarkan kelarutannya, dimnana predison termasuk larut
dalam pelarut organic. Contoh dari pelarut organic yaitu kloroform, eter dan lain-lai.
Kemudian setelah di tambah dengan pelarut sampel di vorteks, tujuan divioteks adalah
untuk memperluas kontak pelarut dengan zat aktif yang sejenis agar mudah ditarik dari
sampel tersebut. Maka selanjutnya dilakukan pemisahan dengan menggunakan
sentrifugasi. Adapun sentrifugasi dilakukan 10 menit dan yang di ambil bgian
supernatannya.
Tahap selanjutnya yaitu uji penggolongan. Pada golongan steroid ini dapat di uji
dengan penambahan H2SO4 pekat pada sampel hasilnya akan menunjukan warna kuning
coklat. Akan tetapi saat penambahan HNO3 sampel tidak akan mengalami perubahan.
Adapun pada saat penambahan reagen marquis akan mengalami perubahan warna
menjadi coklat muda.
Selanjutnya tahap penegasan pada no sampel 76 yaitu dengan H 2SO4 pekat yang
di tambahkan pada sampel yang akan berubah menajdi kuning coklat. Dan adanya
penambahan sampel dengan reagen king akan berubah menjadi kuning jingga dalam
waktu yang lama. Dapat dinyatakan bahwa sampel no 76 adalah prednisone setelah
menegasan.
Berdasarkan uji organoleptis dapat diketahui bahwa sampel no.24 memiliki
bentuk serbuk atau hablur, dari segi warna merah muda , adapun untuk bau pada sampel
tersebut hampir tidak berbau, sedangkan untuk rasa tak berasa. Adapun struktur dari
vitamin C yaitu :

Adapun pengujian pada no sampel 24 yaitu berupa vitamin C yaitu melakukan


tahap isolasi berdasarkan kelarutannya, dimnana vitamin C termasuk larut dalam air.
Kemudian setelah di tambah dengan pelarut sampel di vorteks, tujuan divioteks adalah
untuk memperluas kontak pelarut dengan zat aktif yang sejenis agar mudah ditarik dari
sampel tersebut. Maka selanjutnya dilakukan pemisahan dengan menggunakan
sentrifugasi. Adapun sentrifugasi dilakukan 10 menit dan yang di ambil bgian
supernatannya.
Tahap selanjutnya yaitu uji penggolongan. Pada golongan vitamin ini dapat di uji
dengan penambahan H2SO4 pekat pada sampel hasilnya akan menunjukan warna jingga
pudar. Akan tetapi saat penambahan FeCl3 akan mengalami perubahan, dimana warna
yang dihasilkan akan hilang. Adapun pada saat penambahan reagen AgNO 3 akan
mengalami perubahan warna menjadi abu- abu hitam.

Selanjutnya tahap penegasan pada no sampel 24 yaitu dengan AgNO3 yang di


tambahkan pada sampel yang akan berubah menajdi warna abu abu hitam dan adanya
FeCl3 warna akan hilang . Dan adanya penambahan sampel dengan reagen CuSO4 dan
NaOH menjadi biru ungu. Dapat diketahui bahwa sampel no 24 adalah Vitamin C
setelah adanya menegasan.
IX. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa hasil data yang benar pada :
- Sampel no 76 adalah prednison
- Sampel no 24 adalah vitamin C
X. Daftar Pustaka
Winarno, L.G., 1986 , ´´Kimia Pangan dan Gizi´´, Gramedia. Jakarta.
Ganiswara, S.G., 1995. ´´Farmakologi dan Terapi´´ ,Edisi IV.Bagian Farmakologi,
Fakultas Kedokteran, UI. Jakarta.

Mutschler, E, (1991). Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Bandung: Penerbit


ITB
Sahat, S. (2007). Mekanisme Antihistamin Pada Pengobatan Penyakit Alergik: Blokade
Reseptor Penghambatan Aktivasi Reseptor. Surabaya: FK Unair

Anda mungkin juga menyukai