Anda di halaman 1dari 2

G.

Pembahasan

Disolusi obat adalah suatu proses hancurnya obat (tablet) dan terlepasnya zat-zat aktif dari
tablet ketika dimasukkan kedalam saluran pencernaan dan terjadi kontak dengan cairan tubuh.
Suatu bahan obat yang diberikan dengan cara apapun dia harus memiliki daya larut dalam air untuk
kemanjuran terapeutiknya. Senyawa-senyawa yang relatif tidak dapat dilarutkan mungkin
memperlihatkan absorpsi yang tidak sempurna, atau tidak menentu sehingga menghasilkan respon
terapeutik yang minimum.Sifat-sifat kimia, fisika, bentuk obat dan juga fisiologis dari sistem
biologis mempengaruhi kecepatan absorbsi suatu obat dalm tubuh.Oleh karena itu konsentrasi
obat, bagaimana kelarutannya dalam air, ukuran molekulnya, pKa dan ikatan proteinnya adalah
faktor-faktor kimia dan fisika yang harus dipahami untuk mendesain suatu sediaan.Hal ini meliputi
faktor difusi dan disolusi obat.

Pada percobaan kali ini dilakukan uji laju disolusi terhadap tablet paracetamol. Tujuan
dilakukan uji disolusiyaitu untuk mengetahui seberapa cepat kelarutan suatu tablet ketika kontak
dengan cairan tubuh, sehingga dapat diketahui seberapa cepat keefektifan obat yang diberikan
tersebut.

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan laju disolusi suatu obat (paracetamol). Pada
percobaan ini, akan dilihat disolusi parasetamol dengan menggunakan medium air suling. Dalam
percobaan ini digunakan air suling sebagai media disolusinya karena air merupakan komponen
terbesar yang terdapat di dalam tubuh manusia. Adapun volume dari labu disolusi yang digunakan
adalah 900 mL. Kemudian suhu yang digunakan yaitu dipertahankan agar tetap 37°C, agar sesuai
dengan suhu tubuh manusia. Hal ini sebagai pembanding jika obat tersebut berada dalam tubuh
manusia. Selain itu alat disolusi juga diatur kecepatan putarannya sebesar 50 rpm karena ini
diumpamakan sebagai kecepatan gerak peristaltik lambung.

Pada percobaan ini akan ditentukan tetapan disolusi dari tablet paracetamol 500 mg dan
500 mg serbuk paracetamol dalam media air suling, dimana besarnya tetapan tersebut menunjukan
cepat lambatnya disolusi atau kelarutan dari tablet paracetamol tersebut. Di sini digunakan air
suling sebagai media disolusi karena air merupakan cairan penyusun utama dalam tubuh manusia,
jadi diumpamakan obat berdisolusi di dalam tubuh. Selain itu juga karena paracetamol
kelarutannya dalam air sangat baik.
Waktu larutan diambil, harus diusahakan pada bagian yang sama dari cairan, yaitu tepat
disamping keranjang sampel, sebab pada bagian tersebut zat aktif langsung keluar dari keranjang
dan dapat di pipet dengan tepat. Pemipetan yang dilakukan pada tempat yang berbeda dapat
mengakibatkan perbedaan kadar zat aktif yang sangat besar. Dilakukan lima kali agar hasil yang
diperoleh dapat dibandingkan. Pada pemipetan sebaiknya pengambilan sampel dengan pipet harus
tegak lurus karena dengan tegak lurus akan dihasilkan pemipetan tang baik karena cara pemipetan
yang baik adalah tegak lurus tidak boleh miring.

Pemipetan larutan dilakukan pada waktu-waktu yang berbeda yaitu menit ke-5, 10, 15, 20,
dan 30. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada menit ke berapa parasetamol tersebut dapat
terdisolusi dengan baik pada medium pelarutnya. Setelah dipipet 10 mL, sampel dimasukkan ke
dalam vial 10 mL lalu dimasukkan lagi air 10 mL sebagai penggantinya.

Dari hasil yang diperoleh, dapat dijelaskan bahwa mula-mula paracetamol akan terdisolusi dengan
lambat dan lama kelamaan akan bertamah cepat. Setelah terdisolusi sempurna zat aktif akan
diabsorbsi, dimetabolisme, dan kemudian akan memberikan efek terapi jika obat berada dalam
tubuh.

Dari hasil data tablet parcetamol yang diperoleh untuk waktu 5 menit terdisolusi
109,49512 mg ; 10 menit terdisolusi 174,34106 mg ; 15 menit terdisolusi 177,23667 mg ; 20 menit
terdisolusi 200,80481 mg dan 30 menit terdisolusi 213,72605 mg.Sedangkan untuk paracetamol
serbuk dalam waktu 5 menit terdisolusi 107,23293 mg ; 10 menit terdisolusi 121,62723 mg ; 15
menit terdisolusi 148,20500 mg ; 20 menit terdisolusi 160,42832 mg dan 30 menit terdisolusi
215,61351 mg. Jadi semakin banyak waktu yang dibutuhkan oleh suatu obat untuk berdisolusi
maka semakin tinggi pula konsentrasi (Kadar) zat tersebut dalam cairan (media pelarut).

Anda mungkin juga menyukai