“PASCA FARMA”
(Jl. Cilolohan No. 36 Tawang)
Disusun Oleh :
3A Farmasi
Adhitya Alif Pratama 31117001
Diani Annisa A 31117009
Nida Nur Fadhilah 31117030
Rini Anggiani 31117040
Sarah Sahilah 31117043
0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Salah
satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan swasta adalah dengan
menyediakan sarana pelayanan kesehatan salah satunya adalah apotek.
Jadi apotek adalah suatu jenis bisnis eceran (retail) yang komoditasnya (barang yang
diperdagangkan) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan obat) dan perbekalan
kesehatan (alat kesehatan). Sebagai perantara, apotek dapat mendistribusikan perbekalan
farmasi dan perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen, memiliki beberapa
fungsi kegiatan yaitu : pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan, dan
pembukuan, sehingga agar dapat di kelola dengan baik, maka seorang Apoteker
Pengelola Apotek (APA) disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga
diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu Pemasaran (marketing) dan ilmu akuntansi
(accounting). Apotek bukanlah suatu badan usaha yang semata-mata hanya mengejar
keuntungan saja tetapi apotek mempunyai fungsi sosial yang menyediakan, menyimpan
dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin keabsahannya.
Apotek rakyat dibentuk untuk memperluas akses obat murah dan terjamin kepada
masyarakat. Selain memperluas akses, apotek rakyat bertujuan untuk menertibkan
peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan pada apoteker untuk
memberikan pelayanan kefarmasian.
Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti mewujudkan
suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi kebutuhan manusia termasuk
kesehatan, maka dibuatlah proposal pendirian Apotek Rakyat di desa Prawatasari yang
diharapkan dapat menyebarkan obat secara merata sehingga akan memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan obat yang bermutu dengan harga yang terjangkau.
1.4. Strategi
1. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi obat
yang tepat, efektif, nyaman dan aman bagi pasien.
2. Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan mencegah timbulnya
masalah lain di masa yang akan datang
3. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan
pegobatan mandiri
4. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat
5. Memberikan informasi dan konsultasi obat
6. Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat
7. Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar organisasi kerja
8. Memberlakukan sistam reward dan punishment bagi seluruh karyawan.
2
2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan
penyerahan obat dan bahan obat.
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional
dalam praktek pengobatan sendiri (swamedikasi).
Nama apotek adalah “PASCA FARMA” yang terletak di Jl. Cilolohan No. 36 Tawang,
Tasikmalaya. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yang juga bertindak sebagai Pemilik
Sarana Apotek:
Nama : Adithya Alif Pratama S.Farm., Apt.
Alamat : Jl. Cilolohan gang IV/73B Tawang, Tasikmalaya.
3
BAB II
PERENCANAAN PENDIRIAN APOTEK
1. Place
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi apotek :
a. Letaknya strategis
Letak apotek ini ada di daerah Cilolohan tepatnya yaitu di Jl.Cilolohan No. 36
Tawang. Letak yang strategis ini kami manfaatkan untuk mencapai tujuan usaha
yang maksimal.
b. Penduduk yang cukup padat
Dengan penduduk yang cukup padat, maka peluang untuk mendapatkan
konsumen semakin besar
c. Dekat dengan rumah sakit, perkantoran bank, markas Brigif, klinik, tempat
praktek dokter, dan dekat tempat umum lainnya seperti kampus, pondok
pesantren, perumahan menengah ke atas dan perkampungan penduduk.
Dengan kondisi yang demikian, kita dapat dengan mudah mendapatkan relasi
yang bisa membantu berkembangnya apotek ini.
d. Keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan analisa, keadaan sosial ekonomi masyarakat di wilayah apotek yang
akan kami dirikan mempunyai pendapatan per kapita yang cukup baik serta
sebagian besar berpenghasilan menengah ke atas. Dan diharapkan tidak ada
kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan akan kesehatan sehingga tepat sasaran dan
penjualan akan lancar.
e. Jumlah pesaing
Jumlah apotek pesaing ada 3 yaitu : apt Bakti Tunas Husada, apt Cilolohan, dan
apt Medika Farma
f. Data hasil survey
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan terhadap peta lokasi
dan peta pasar terutama keberadaan apotek‐apotek lain yang lebih dahulu berdiri
sebagai calon kompetitor di sekitar lokasi, diperoleh data‐data
sebagai berikut :
apotek kompetitor
4
No Nama apotek Alamat
1 Bakti Tunas Husada Jl. Letjen Mashudi, Setiajaya
2 Cilolohan Jl. Siliwangi No. 99-AB, Cikalang
3 Medika Farma Jl. Bkr No. 11D, Kahuripan
2. Produk
Untuk memenuhi persyaratan pendirian Apotek kami menyediakan Obat Wajib
Apotek (baik obat paten maupun generik), obat resep dan obat bebas, bebas terbatas.
Produk yang kami sediakan meliputi semua bentuk produk sehingga dapat mencakup
seluruh aspek masyarakat mulai dari balita sampai lansia :
a. bentuk padat : Tablet, kaplet, pil, kapsul.
b. bentuk semi padat : Salep, pasta, cream, jell, suppositoria.
c. bentuk cair : Solutio, suspense, emulsi, injeksi, tetes (hidung, mata,
telinga).
g. bentuk aerosol / spray : Seprot hidung, seprot mulut.
3. Promosi
Dalam rangka mengembangkan usaha bidang farmasian ini diperlukan strategi
inovasi khusus, sehingga nantinya diharapkan mampu mempertahankan eksistensi
apotek “PASCA FARMA”dan mampu memajukan apotek dengan membuka
cabang-cabang baru di daerah lain. Adapun strategi yang ditempuh antara lain :
1. Menyediakan jasa konseling (KIE) secara gratis oleh APA disediakan ruangan
yang representatif dilengkapi buku-buku dan peralatan penunjang
2. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika obat yang
dibutuhkan pasien tidak ada maka berusaha mencarikan obat tersebut di apotek
relasi, diusahakan agar pasien pulang mendapat obat yang diperlukan.
3. Monitoring pasien. Monitoring dilakukan terhadap pasien via telepon, terutama
untuk pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakukan untuk mengontrol keadaan
pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap apotek kami.
4. Fasilitas yang menarik. Ruang tunggu dibuat senyaman mungkin dengan fasilitas
AC, TV, tempat duduk yang nyaman, majalah kesehatan, koran dan tabloid serta
tempat parkir yang luas.
5. Menerima pelayanan resep dengan sistem antar jemput (dengan catatan masih
dalam wilayah Kota Tasikmalaya). Pasien yang tidak mempunyai banyak waktu
untuk menunggu resep yang ditebus dapat meminta untuk diantarkan obatnya ke
rumah tanpa dipungut biaya.
5
6. bekerjasa sama satu atap dengan dokter praktek : dr Anton Tanjung dan drg Nadia
letaknya di sebelah kanan apotek
4. Personal
Sumber Daya Manusia (SDM) dikelola berdasarkan waktu (organized by time).
Jumlah seluruh karyawan yang ada di apotek “PASCA FARMA” adalah 7 orang
yang terdiri dari:
1. Apoteker/ APA 1 orang
2. Apoteker Pendamping 1 orang
3. Asisten Apoteker 2 orang
4. Pembantu umum 2 orang
5. Administrasi 1 orang
Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah :
1. jam kerja :08.00‐22.00, dibagi menjasi 2 shift (masing‐masing 7 jam), yaitu jam
08.00‐15.00 dan jam 15.00‐22.00 (hari minggu dan hari libur tutup)
2. volume pekerjaan jumlah pasien setiap hari : 30 pasien setiap pasien
membutuhkan waktu : 20 menit
waktu untuk 30 pasien : 20 x 30 = 600 menit = 10 jam
3. dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya)
4. sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu sendiri.
Kerjasama antar karyawan harus dijaga sehingga dapat menciptakan suasanakerja
yang kondusif serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien.Karenanya
diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta rasa
memiliki terhadap apotek dari para karyawan. Untuk itu kemampuan manajerial
dari apoteker sangat diperlukan.
5. Price
Apotek “PASCA FARMA” adalah apotek yang berkonsep pharmaceutical care
mengedepankan praktek farmasi terkini peduli pada kesehatan pasien, menghormati
pilihan pasien, mengutamakan kepuasaan pelanggan dalam pelayanan kefarmasian
dan menyediakan berbagai macam pilihan obat baik generik maupun paten dengan
harga yang sebanding dengan pelayanan namun masih sesuai hanga di pasaran.
6
6. Proses
Apotek kami buka sehari 14 jam mulai jam 08.00‐22.00, dibagi menjadi 2 shift
minggu dan hari libur tutup). Semua petugas selama pelayanan memakai sragam
biru, kecuali apoteker memakai jas praktek putih dan Setiap jam buka apoteker
selalu ada di apotek memberikan konseling baik langsung maupun melalui telpon,
berusaha memberikan pelayanan kefermasian yang terbaik dan bagi pasien yang
membutuhkan konsultasi tersedia ruangan tersendiri dilengkapi berbagai alat
pendukung
1. Kekuatan (Strength)
1. Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan
kefarmasian pharmaceutical care.
2. Letak/lokasi apotek “PASCA FARMA” berada di Jl.Cilolohan No. 36 Tawang,
Tasikmalaya yang ramai dilalui arus kendaraan dan mudah dijangkau dari segala
arah.
3. Petugas apotek yang ramah profesional dan loyal, terdiri dari tenaga yang sudah
2. Kelemahan (Weakness)
1. Merupakan apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum mempunyai
langganan yang loyal.
2. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotek jaringan
atau waralaba,
Untuk menutupi kelemahan tersebut maka:
1. Nama apotek harus dibuat besar begitu juga dengan tulisan pada papan nama
tersebut dan neon box, tanda/marka apotik di tepi jalan,
7
2. Disediakan parkir yang luas dan gratis
3. Peluang (Opportunity)
1. Potensi Daerah
a. Jumlah Penduduk, terutama daerah Cilolohan dan Kota Tasikmalaya(sekitar
lokasi apotek), cukup padat, sehingga menjadi sumber pelanggan apotek
yang potensial,
b. Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam sangat
memungkinkan untuk menjadi pelanggan. Masyarakat golongan ini
mempunyai daya beli lebih tinggi, karena itu apotek harus dikonsep
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi keinginan pelanggan seperti
mereka. Sebagai contoh apotek ditata agar bersih, nyaman, elegan, tanpa
menimbulkan konsep mahal, sehingga tetap dapat menarik pelanggan dari
kelas social menengah ke bawah.
c. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Golongan
masyarakat ini lebih kritis, lebih bisa menerima pikiran logis, dan mungkin
lebih peduli dengan pola hidup sehat. Untuk menarik pelanggan dari
golongan ini, salah satu kegiatan apotek bisa mengarah pada mereka
(khususnya), contohya melalui progam konsultasi obat melalui telepon,
penerbitan buletin kesehatan secara berkala, dll.
d. Penduduk golongan geriatri cukup banyak. Kaum geriatri banyak
4. Ancaman (Threat)
Ancaman terutama datang dari kompetitor/pesaing, yaitu apotek lain di sekitar
8
1. apotek Bakti Tunas Husada
Areal parkir luas lokasi strategis, dekat dengan rumah penduduk,
dan berbagai sarana pengobatan. Menyediakan praktek
dokter, ruang tunggu nyaman dengan fasilitas brosur danTV.
2. Apotek Cilolohan
Areal parkir luas dan gratis, lokasi strategis, ruang tunggu nyaman
3. Apotek Medika Farma
Lokasi strategis, terdapat dokter praktek, ada konseling obat, parkir sempit dan
bayar.
1. Bangunan
Tanah dan bangunan milik sendiri, luas bangunan 10 x 15 m2 Bangunan, terdiri
dari :
a. Ruang tunggu pasien yang diatur senyaman mungkin dan disediakan hiburan
berupa televisi.
b. Tempat mendisplai informasi, brosur bagi pasien
c. Ruang untuk konseling
d. Ruang peracikan dan penyerahan obat
ge.Tempat parkir yang luas
Pasien yang membeli obat di Apotek “PASCA FARMA” disediakan tempat
parkir yang luas dan tidak dipungut biaya
2. Prasarana
Kelengkapan bangunan apotek :
a. Sumber air/wastafel
b. Sumber penerangan dan komunikasi
c. Ventilasi/AC
d. Papan nama dan jam praktek apoteker (di depan apotek), Papan nama APA
e. Billboard/papan nama apotek
1. Perlengkapan kerja
Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
9
- gelas ukur
- labu erlenmeyer
- beker glass
- literan plastik 1 dan 2 liter
- corong
- timbangan dan anak timbangan (g/mg)
- termometer
- mortir dan stamper
- spatel logam/tanduk plastik atau porselen
- batang pengaduk
- penangas air
- kompor atau alat pemanas yang sesuai
- panci
- rak tempat pengeringan alat
Alat Perbekalan farmasi
− Botol berbagai ukuran
− Pot plastik berbagai ukuran
− Lemari pendingin
− Lemari dan rak untuk penyimpanan obat
− Lemari untuk penyimpangan racun, narkotika, psikotropika dan
bahan obat yang berbahaya lainnya.
Wadah Pembungkus dan pengemas :
- etiket
- kertas puyer
- streples
- wadah pengemas, dan membungkuk untuk penyerahan obat (tas plastik)
Alat Administrasi
- blanko pesanan obat
- blanko kartu stock obat
- blanko salinan resep
- blanko faktur dan blanko nota penjualan
- buku defecta
- buku ED
- buku Farmakope
- buku ISO atau MIMS
10
- buku pembelian
- buku penerimaan
- buku pembukuan keuangan
- buku pencatatan narkotik
- buku pesanan obat narkotik
- buku laporan obat narkotik
- buku pencatan penyerahan resep
- buku resep jika dokter akan beli obat
- kwitansi
- alat‐alat tulis dan kertas
2 Perlengkapan Lainnya
- alat pemadam kebakaran
3 Perbekalan farmasi yang diperlukan
- Obat Keras (Obat dengan resep dan OWA)
- Obat Bebas (OTC) dan bebas terbatas
- Alat kesehatan : master, perban, termometer, sarung tangan, perban,
alkes steril,
perbekalan rumah sakit.
- Bahan baku
- Perlengakapan bayi
Struktur Organisasi :
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 7 orang, dengan rincian sbb :
Apoteker APA : 1 orang
Apoteker Pendamping : 1 orang
Asisten Apoteker : 2 orang
11
Tenaga administrasi / kasir : 1 orang
Pembantu umum : 2 orang
Masing-masing tenaga kerja mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai
dengan peranannya di dalam apotek.
12
3) SPO pelayaanan resep
A. Skrining resep
1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter,
nomor ijin praktek, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf
dokter serta nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu: bentuk sediaan, dosis,
frekuensi, kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat.
3. Mengkaji aspek klinis yaitu: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian
(dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya). Membuat kartu
pengobatan pasien (medication record).
4. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.
B. Penyiapan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
1. Menyiapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan
permintaan pada resep.
2. Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum.
3. Mengabil obat dengan menggunakan sarung tangan/ alat/ spatula/ sendok.
4. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalian
ketempat semula.
5. Meracik obat (timbang, campur, kemas).
6. Mengencerkan sirup kering sesuai takaran dengan air yang layak minum.
7. Menyiapkan etiket (warna putih untuk obat dalam, warna biru untuk obat luar).
8. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan permintaan
dalam resep.
C. Penyerahan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
1. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan (kesesuaian
antara penulisan etiket dengan resep).
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
4. Mencocokkan keluhan pasien dengan indikasi obat yang diserahkan
5. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
6. Membuat salinan resepsesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker.
Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan.
4) SPO Pelayanan Resep Narkotika
A. Skrining resep
1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi.
13
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu: bentuk sediaan, dosis,
potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
3. Mengkaji pertimbangan klinis yaitu: adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain).
4. Narkotik hanya dapat diserahkan atas dasarresep asli rumah sakit, puskesmas,
apotek lainnya, balai pengobatan, dokter. Salinan resep narkotika dalam
tulisan “iter” tidak boleh dilayani sama sekali.
5. Salinan resep narkotik yang baru dilayani sebagai atau yang belum dilayani
sama sekali hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli.
6. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.
B. Penyiapan resep
1. Menyiapkan obat sesuai dengan perintaan resep
2. Untuk obat racikan apoteker menyiapkan obat jadi yang mengandung
narkotika atau menimbang bahan baku narkotika
3. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya
4. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan permintaan
dalam resep
5. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan jumlah obat
sesuai permintaan dalam resep
C. Penyerahan obat
1. Melakukan pemeriksaan akhir kesuaian antara penulisan etiket dengan resep
sebelum dilakukan penyerahan.
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
3. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima.
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
5. Menanyakan dan menuliskan alamat/nomor telepon pasien di balik resep.
6. Menyimpan resep pada tempatnya.
5) SPO Konseling
1. Melakukan konseling sesuai dengan kondisi penyakit pasien
2. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien/keluarga pasien.
3. Menanyakan tiga pertanyaan kunci menyangkut obat yang dikatakan
olehdokter kepada pasien dengan metode open-ended question :
a. Apa yang telah dokter katakana mengenai obat ini.?
b. Cara pemakaian, bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian.?
c. Apa yang diharapkan dalam pengobatan ini.?
14
4. Memperagakan dan menjelaskan mengenai pemakaian obat-obat tertentu
(inhaler, supositoria, dll)
5. Melakukan verifikasi akhir meliputi:
a. Mengecek pemahaman pasien.
b. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
cara penggunaan obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
6. Melakukan pencatatan konseling yang dilakukan pada kartu pengobatan.
6) SPO Pelayanan Informasi Obat (PIO)
1. Memberikan informasi obat kepada pasien berdasarkan resep atau kartu
pengobatan pasien (medication record) atau kondisi kesehatan pasien baik
lisan maupun tertulis.
2. Melakukan penelusuran literature bila diperlukan, secara sistematis untuk
memberikan informasi.
3. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias,
etis dan bijaksana baik secara lisan maupun tertulis.
4. Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll).
5. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat.
7) SPO SWAMEDIKASI
1. Mendengarkan keluhan penyakit pasien yang ingin melakukan swamedikasi.
2. Menggali informasi dari pasien meliputi:
a) Tempat timbulnya gejala penyakit.
b) Seperti apa rasanya gejala penyakit.
c) Kapan mulai timbul gejala dan apa yang menjadi pencetusnya.
d) Sudah berapa lama gejala dirasakan.
e) Ada tidaknya gejala penyerta.
f) Pengobatan yang sebelumnya sudah dilakukan.
3. Memilihkan obat sesuai dengan kerasionalan dan kemampuan ekonomi
pasien dengan menggunakan obat bebas, bebas terbatas dan obat wajib
apotek.
4. Memberikan informasi tentang obat yang diberikan kepada pasien meliputi:
nama obat, tujuan pengobatan, cara pakai, lamanya pengobatan, efek samping
yang mungkin timbul, serta hal-hal lain yang harus dilakukan maupun yang
harus dihindari oleh pasien dalam menunjang pengobatan. Bola sakit
berlanjut/lebih dari 3 hari hubungi dokter.
5. Mendokumentasikan data pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan
15
8) SPO Penerimaan Barang dan Penyimpanan
1. Cek kesesuaian anatara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang
nama barang, bentuk sediaan, jumlah sediaan, no. batch dan tanggal ED)
2. Cek kondisi barang(rusak/pecah, tersegal atau tidak)
3. Faktur ditandatangani oleh Apoteker atau Asisten Apoteker dilengkapi
dengan no. SIK/SIA/NIP serta dibubuhi stempel apotek
4. Faktur diambil satu lembar sebagai arsip apotek
Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk disimpan
5. Cocokan harga yang sudah ada dengan harga yang tertera pada faktur baru,
apakah ada kenaikan atau tidak
6. Hargai barang-barang/obat bebas dan latakan sesuai dengan spesifikasinya.
Untuk obat keras langsung disimpan dalam lemari sesuai dengan efek
farmakologi
7. Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing-masing
16
BAB III
ANALISA KEUANGAN
17
TV 21” 1 1 1.600.000
Spatula porselen 15 cm 4 46.000
gelas ukur 5 ml 1 10.500
gelas ukur 10 ml 1 12.700
gelas ukur 25 ml 1 14.500
gelas ukur 50 ml 1 18.500
gelas ukur 500 ml 1 61.000
botol timbang 3 12.000
mortir stamper 5 310.000
Batang pengaduk 2 13.500
beker glas 250 ml 1 29.000
Corong glas 1 19.500
mesin kasir 1 180.000
Timbangan 1 65.000
Kipas angin 3 495.000
Alat makan 1 10.000
mesin komputer kasir 1 5.700.000 +
Rp 35.895.200
Total Rp 60.895.200
18
b. Biaya lain – lain
a) Biaya pemeliharaan gedung dan peralatan Rp 400.000
b) Listrik, air, telepon dan keamanan, Bensin Rp 1.000.000
Jumlah Rp 1.400.000
Biaya Keseluruhan Rp 9.600.000
Biaya rutin tahun ke-1
Biaya rutin bulanan x 12 Rp 115.200.000
THR Rp 8.200.000
Biaya sewa gedung 1tahun Rp 5.000.000
Biaya Penyusutan inventaris apotek 10% Rp 3.589.520
Total Rp 131.989.520
c. Penjualan tahun ke -1
Pada tahun pertama diproyeksikan resep yang masuk 35 lembar perhari
perkiraan harga rata-rata 30.000,00/lembar resep.
1) Penjualan obat resep tahun I (keuntungan 30 %)
35 lembar x 26 hari x 12 bulan x Rp 30.000,00 Rp 327.600.000,00
2) Penjualan obat bebas (keuntungan 10%)
26 hari x 12 bulan x Rp 900.000,00 Rp 280.800.000,00
3) Penjualan OWA (keuntungan 25%)
26 hari x 12 bulan x Rp 1.200.000 Rp 374.400.000,00
JUMLAH Rp 982.800.000,00
d. Pengeluaran rutin tahun ke-1
1) Pembelian obat resep
70% x Rp 327.600.000,00 Rp 229.320.000,00
2) Pembelian obat bebas
90% x Rp 280.800.000,00 Rp 252.720.000,00
3) Pembelian OWA
75% x Rp 374.400.000,00 Rp 280.800.000,00
JUMLAH Rp 894.829.520,00
e. Pengeluaran laba rugi tahun ke‐1
1) Pemasukan tahun ke‐1 Rp 982.800.000,00
2) Pengeluaran tahun ke‐1 Rp 894.829.520,00
19
Laba kotor Rp 87.970.480,00
Pajak PPH 21
Pajak penghasilan (pribadi)
5% x Rp 50.000.000,00 Rp 2.500.000,00
15% x Rp 37.970.480,00 Rp 5.695.572,00
Rp 8.195.572,00 -
Laba bersih Rp 79.774.908,00
Rp 190.000.000,00
Pay back Period = ------------------------
Rp 79.774.908,00
Rp 79.774.908,00
ROI = -------------------------- x 100%
Rp190.000.000,00
= 41,98%
3) BEP (Break Even Point)
1
BEP = ------------------------ x biaya tetap
Biaya variabel
1 − --------------------
total penjualan
1
BEP = ---------------------------- x Rp 131.989.520,00
Rp 762.840.000,00
1 − -----------------------
Rp 982.800.000,00
= Rp 589.740.408,50 / tahun
20
= Rp 49.145.034,04 / bulan
4) Persentase BEP
Biaya tetap
= ---------------------------------------- x 100%
Pendapatan – biaya variable
Rp 131.989.520,00
= ---------------------------------------------------------- x 100%
(Rp982.800.000,00‐ Rp 762.840.000,00)
= 60 %
5) Kapasitas BEP
Kapasitas BEP = presentase BEP x jumlah lembar resep tertahun
= 60 % x (35 x 26 hari x 12 hari)
= 6.552 lembar / tahun
= 546 lembar resep/bulan
g Target penjualan
ditetapakan 20% > BEP = 120 % x BEP
target penjualan = 120 % x Rp 589.740.408,50
= Rp 707.688.490,2 / tahun
= Rp 58.974.040,85 / bulan = 2.268.232,34/ hari
H HPP. Harga pokok penjualan = harga pokok pembelian
Margin ditetapkan 21.6 %
HPP = (100% - margin) x target penjualan
HPP = 0,784x 707.688.490,2 = Rp 554.827.776,3 / tahun
3.2 Kesimpulan
Dengan adanya apotek ini maka apoteker dapat melaksanakan kerja profesinya. Dari
hasil study kelayakan menunjukkan Apotik“FIT FARMA” yang terletak di Jl. Wakhid
Hasyim No. 62 Kediri, Jatimlayak didirikan
21
Lampiran 1
Lampiran : ............................ Tasikmalaya ,13November 2019
Hal : Surat Permohonan Ijin Apotek
Kepada YTH :
Kepala Dinas Kesehatan
Kota Kediri
Di Tempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini ,
Nama :Adithya Alif.,S.Farm.,Apt
Alamat : Jl.Cilolohan No.36 Tawang Kota Tasikmalaya.
Lulusan : Program Profesi Apoteker STIKes BTH tasikamalaya.
SP. NO. : KP.01.09.1.2.587
Dengan ini mengajukan permohonan untuk menjalankan profesi kami, sebagai berikut :
Nama Apotek : PASCA FARMA
Alamat :Jl.Cilolohan No.36 Tawang Kota Tasikmalaya.
Pemilik Sarana Apotek : Adithya Alif.,S.Farm.,Apt
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan berkas yang saya miliki.
Demikian permohonan ini, atas perhatian dan persetujuannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Adithya Alif.,S.Farm.,Apt
SP.No :KP.01.09.1.2.587
22
Lampiran 2.
Denah Ruang Apotek
3
4
15
6 7
5 8
18 12
9 10
16
17 15
11
14
Keterangan Gambar :
1. tempat parkir
2. pintu masuk
3. ruang tunggu
4. ruang konseling/ KIE
5. penerima resep
6. etalase
7. etalase
8. penyerahan obat
9. meja peracikan
10. meja produksi
11. gudang
12. rak obat
13. rak narkotika/psikotropika
14. kulkas
15. wastafel
16. meja pertemuan
17. toilet
18. jendela
23
Denah Lokasi Apotek
Text
N
n I RA Polwil kdr
nga MB Jembatan lam
a
gu GA
ang
Pen UD
JL. GG RS
.L i
rb oyo 2
ing
ild
Bu
Jl.A yi m N
gu H as II
K
sS
alim a hid GG
.I A
Jl.W
W E
Lampiran 3
24
Persyaratan Administrasi
No Persyaratan Ada Tidak
1 Surat permohonan untuk mendapatkan rekomendasi SP & SIA
2 Proposal Studi Kelayakan
3 Denah Lokasi Calon Apotek
4 Akta Notaris APA-PSA, jika milik sendiri harus ada bukti
kepemilikan
5 Surat Penunjukan/pengangkatan Apoteker Pendamping
6 Surat pernyataan tidak bekerja pada farmasi lain (Materai)
7 Surat Ijin atasan jika bekerja pada instansi pemerintah
8 Referensi dari tempat kerja sebelumnya jika sudah pernah
bekerja
9 Surat Pernyataan bersedia bekerja di tempat kerja tersebut min
2 tahun (materai)
10 Sertifikat uji kompetensi
Prosedur Pendaftaran:
1. Permohonan Rekomendasi kepada Pengurus Daerah melalui Pengurus Cabang.
2. Maksimal 6 hari kerja setelah berkas lengkap Pengurus Cabang menyerahkan berkas
ke Pengurus Daerah.
3. Paling lambat 6 hari setelah berkas masuk ke PD, tim rekomendasi melaksanakan
rapat untuk penilaian dan analisa.
4. Pemberian/penolakan rekomendasi.
Catatan
Lampiran 4.
REKOMENDASI UNTUK APOTEKER PENDAMPING
Jenis Rekomendasi yang diberikan:
1. Rekomendasi SP.
25
2. Rekomendasi Visum Apoteker pendamping.
Persyaratan Administrasi
No Persyaratan Ada Tidak
1 Surat permohonan untuk mendapatkan rekomendasi SP
sebagai Apoteker Pendamping
2 Akta Pendirian badan hokum (CV,PT) jika pemiliknya badan
usaha
3 Surat Pernyataan bersedia mengurus perijinan sampai dengan
visum (materai)
4 Akta Notaris Apoteker pendamping-PSA
5 Surat Penunjukan/pengangkatan Apoteker Pendamping
6 Surat pernyataan tidak bekerja pada farmasi lain (Materai)
7 Surat Ijin atasan jika bekerja pada instansi pemerintah
8 Referensi dari tempat kerja sebelumnya jika sudah pernah
bekerja
9 Surat Pernyataan bersedia bekerja di tempat kerja tersebut min
2 tahun (materai)
10 Sertifikat uji kompetensi
11 Surat rekomendasi lama
Prosedur Pendaftaran:
1. Permohonan Rekomendasi kepada Pengurus Daerah melalui Pengurus Cabang.
2. Maksimal 6 hari kerja setelah berkas lengkap Pengurus Cabang menyerahkan berkas
ke Pengurus Daerah.
3. Paling lambat 6 hari setelah berkas masuk ke PD, tim rekomendasi melaksanakan
rapat untuk penilaian dan analisa.
4. Pemberian/penolakan rekomendasi.
Catatan
26
Lampiran. 5
SURAT PERNYATAAN
PEMILIK SARANA APOTEK TIDAK MELANGGAR PERATURAN
PERUNDANGAN BIDANG KESEHATAN
Dengan ini menyatakan bahwa saya akan selalu mentaati peraturan perundang-undangan
dibidang kesehatan Negara Republik Indonesia.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar maka saya siap bertanggung jawab sesuai peraturan yang berlaku.
Materai Rp 6.000,-
27
Lampiran. 6
SURAT PERNYATAAN
TIDAK BEKERJA PADA APOTEK LAIN DAN PERUSAHAAN
FARMASI LAIN
Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak bekerja pada apotek lain dan perusahaan farmasi
lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar maka saya siap bertanggung jawab sesuai peraturan yang berlaku.
Adithya Alif.,S.Farm.,Apt
28
Lampiran. 7
SURAT PERNYATAAN
TIDAK BEKERJA PADA APOTEK LAIN DAN PERUSAHAAN
FARMASI LAIN
Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak bekerja pada apotek lain dan perusahaan farmasi
lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar maka saya siap bertanggung jawab sesuai peraturan yang berlaku.
Tasikmalaya ,13November2019
Yang Menyatakan
29
Lampiran.8
30
14. Surat pernyataan APA/Aping tidak bekerja tetap pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi APA di
Apotek lain (bermaterai Rp 6.000,-)
15. Surat pernyataan PSA tidak terlibat pelanggaran usaha di bidang farmasi (bermaterai Rp 6.000,-)
16. Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte hak milik/sewa/kontrak
17. Perlengkapan administrasi (Form Laporan, etiket)
18. Surat kuasa (bermaterai Rp 6.000,-)
Foto copy KTP yang diberi kuasa.Demikianlah permohonan kami, atas perhatian dan persetujuan bapak kami
sampaikan terima kasih.
31
Lampiran. 9
I. IDENTITAS PEMOHON
Nama Pemohon : __________________________________
Kewarganegaraan : __________________________________
Alamat Pemohon : __________________________________
32
IV. PERSETUJUAN TETANGGA
ARAH NAMA KEBERATAN (TIDAK KEBERATAN) TANDA TANGAN
Sebelah Depan
Sebelah Belakang
Sebelah Kanan
Sebelah Kiri
Pemilik Tempat
33
Lampiran. 10
PENDAFTARAN ANGGOTA IAI PD JABAR
Persyaratan Umum :
1. Warga Negara Indonesia.
2. Lulus Sarjana Farmasi dan Apoteker.
3. Sehat fisik dan mental.
4. Bersedia mematuhi aturan AD/ART organisasi, sumpah apoteker dan kode etik.
5. Domisili JATIM (FC KTP/KIPEM).
Persyaratan Administrasi
No Persyaratan Ada Tidak
1 Surat permohonan anggota IAIJATIM
2 Surat Pernyataan siap memenuhi AD/ART IAI (materai)
3 Mengisi Form Biodata
4 FC. Ijasah S1 (3 Lembar)
5 FC. Ijasah Apoteker (3 Lembar)
6 FC. Surat Sumpah Apoteker (1 Lembar)
7 Surat Lolos butuh ISFI & Dinkes sebelumnya (Jika
pindahan dari daerah lain)
8 Pas Photo 2x3 (3 Lembar), 3x4 (4 Lembar)
9 FC KTP/KIPEM 1 Lembar
10 a. Biaya : Iuran anggota IAI JABAR 12 bulan pertama
Rp 120.000
b. Biaya administrasi : Rp 30.000
Prosedur Pendaftaran:
1. Calon anggota mengambil berkas pendaftaran di secretariat Pengurus Cabang.
2. Maksimal 6 hari kerja terhitung sejak semua persyaratan lengkap, PC menyerahkan berkas
kepada Pengurus Daerah.
3. PD IAI mengeluarkan kartu anggota sebagai bukti keanggotaan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan ISFI JABAR.
4. Segala bentuk pengajuan rekomendasi akan diproses jika calon anggota telah terdaftar
menjadi anggota IAI JABAR.
34
Catatan
Lampiran 11
Format Laporan Penggunaan Psikotropika
Tasikmalaya, ………………….
Apoteker Penanggung Jawab Apotek
Adithya Alif.,S.Farm.,Apt
SP : KP 01.09.1.2.587
35
Lampiran. 12
Format Laporan Penggunaan Narkotika
Tasikmalaya,……………………..
Apoteker Penanggung Jawab Apotek
Adithya Alif.,S.Farm.,Apt
SP : KP 01.09.12.587
36
Lampiran. 13
Surat Pesanan Apotek Pasca Farma
Tasikmakmalaya, .........................
Penanggung jawab
Adithya Alif.,S.Farm.,Apt
SP.KP.01.02.12.940
37
Lampiran. 14
Surat Pesanan Narkotika
38
Lampiran. 15
Surat Pesanan Psikotropika
Tasikmalaya,………………………
Penanggung jawab
Adithya Alif.,S.Farm.,Apt
SP : KP 01.09.12.587
39
Lampiran. 16
Kartu stok
40
Lampiran.17
Copy Resep
APOGRAPH
Tertulis tanggal:……………………….No :………………………….
Oleh Dr :………………… …………..Tgl :…………………
Pro :…………………………………………………..……
R/
PCC
41
Lampiran.18
Etiket
APOTEK
X sehari PASCA FARMA
Sendok teh/makan
Jl.Cilolohan No.36 Tawang Kota
Tasikmalaya.JABAR
Sebelum/Sesudah/Saat Makan
Telp : (0354) 777777
Apoteker : Adithya Alif.,S.Farm.,Apt
SIA : 552/12587/DKS/2012
No : Tgl :
Nama Obat : Jml :
Nama Pasien :
Obat Luar
42
Lampiran.19.
SkemaSPO (Standart Prosedur Operating)
1. SPO Pelayanan OTC
Pasien Datang
43
2. SPO Pelayanan OWA
Pasien Datang
44
3. SPO Pelayanan Resep
Resep diterima
Meliputi :
Administrasi
Melakukan skrining Pharmaceutical
resep Klinik
Disertai informasi :
Menyerahkan obat kepada pasien yang benar, jelas,
mudah dimengerti,
akurat, tidak bias, etis
dan terkini.
45
4. SPO Meracik Obat
Meliputi :
Dibuat instruksi no.resep, nama pasien,
meracik jumlah dan cara mencampur.
46
6. SPO Penerimaan Barang dan Penyimpanan
Cek kondisi
barang
Faktur ditanda tangani oleh Apoteker
atau AA dan dibubuhi stempel
Lampiran.20
Desain Cap
47
Lampiran 21
48