Anda di halaman 1dari 19

Skrining Fitokimia

Akar Kelembak (Rhei radix)


Anggota Kelompok

K100200122 K100200124
01. Zahrah Luthfiatul Fadhilah 03. Syifa Aulia Paramita

K100200123 K100200125
02. Dewanti Marwa 04. Ajeng Sekar Palupi
Landasan Teori
Uji Fitokimia merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui suatu bioaktif
yang tampak melalui suatu tes atau melalui suatu pemeriksaan yang cepat dalam
memisahkan bahan alam yang memiliki kandungan dengan bahan alam yang tidak
memiliki kandungan. Metode yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pereaksi
warna.
(Emilia & Dora, 2019)

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan metode kromatografi yang paling


sederhana yang sering digunakan. Pelaksanaan KLT dimulai dengan penotolan sampel
kecil pada salah satu ujung fase diam, untuk membentuk zona awal dicelupkan fase
gerak di dalam chamber. Jika fase diam dan fase gerak benar dipilih, campuran
komponen sampel akan bergerak dengan cepat dan berbeda selama pergerakan fase
melalui fase diamnya.
(Wulandari, 2011)
Tujuan Praktikum

Praktikan diharapkan mampu mengidentifikasi kandungan senyawa dari Akar


kelembak (Rhei radix), dan senyawa yang akan diidentifikasi adalah :
● Senyawa golongan flavonoid
● Senyawa golongan antrakinon
● Senyawa golongan saponin → steroid dan triterpenoid
● Senyawa golongan alkaloid
● Senyawa golongan fenolik dan polifenolik
Hasil Percobaan

Uji Uji Antrakinon


Pendahuluan

Filtrat + KOH → tidak Filtrat + Ammonia encer 25%


terdapat kromofor dan gugus → terdapat kandungan
hidrofilik. antrakinon.
Hasil Percobaan
Uji Polifenol
Uji Flavonoid

Residu simplisia + kloroform


Filtrat + FeCl3 → terdapat
→ terdapat flavonoid
polifenol
Hasil Percobaan
Uji Saponin Uji Alkaloid Uji Tanin

Filtrat (berbuih) + HCl


→ terdapat saponin Filtrat + Dragendroff
Filtrat + Mayer Simplisia + gelatin →
→ tidak mengandung alkaloid tidak mengandung
tersier/kuartener tanin
Hasil Percobaan
Jenis Uji Kandungan Secara Teori Hasil Percobaan

Larutan berwarna kuning-merah → adanya


Uji Pendahuluan senyawa yang mengandung kromofor dengan -
gugus hidrofilik.

Setelah diberi pereaksi Dragendroff dan


Uji Alkaloid -
Mayer → terbentuk endapan

Pada lapisan ammonia → timbul warna merah


Uji Antrakinon +
muda

Setelah ditambah pereaksi FeCl3 → timbul


Uji Polifenol +
warna hijau-biru
Hasil Percobaan
Jenis Uji Kandungan Secara Teori Hasil Percobaan

Setelah ditambah NaCL 2% dan disaring


Uji Tanin dengan kertas saring, kemudian ditambah -
larutan gelatin 1% → terbentuk endapan

Terbentuk buih yang mantap → selama tidak


Uji Saponin +
<10 menit dan setinggi 1 cm-10 cm.

Dilakukan pengamatan dibawah Sinar UV


Uji Flavonoid 366nm → larutan berfluoresensi kuning +
intensif.
Hasil Percobaan
Sinar tampak UV 366nm Perhitungan Nilai Rf :

Rf 1 = 1,8/8 = 0,187
Rf 2 = 4/8 = 0,5
Rf 3 = 8/8 = 1

Hasil Berdasarkan teoritis :


- Terdapat fluoresensi kuning mencolok dibatas
atas elusi.
- Brown red pada Rf 0,45-0,55.
Hasil percobaan sudah sesuai dengan teori.
- Merah pudar pada Rf 0,1-0,3.
- Overlapping fluoresensi biru pada Rf 0,4.
Hasil Percobaan
Sinar tampak UV 366
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan uji skrining fitokimia Akar kelembak ( Rhei radix) dengan
dua metode yakni metode tabung dan metode KLT dengan tujuan untuk mengetahui senyawa
yang terkandung di dalam akar kelembak tersebut. Uji tabung yang dilakukan yaitu terdapat
uji pendahuluan, uji alkaloid, uji antrakinon, uji polifenol, uji tanin, uji saponin, dan uji
flavonoid.

- Uji pendahuluan
: Dilakukan untuk menentukan apakah ada kromofor dan gugus hidrofilik yang terkandung
pada simplisia, hasil yang didapatkan akar kelembak tidak mengandung senyawa tersebut
hal ini dilihat dari hasil warna yang didapatkan coklat. Pada pengujian, hal ini tidak sesuai
dengan teoritis yang seharusnya berwarna kuning - merah.

- Uji alkaloid
: Ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat alkaloid basa tersier atau kuartener
dalam simplisia, hasil yang didapatkan akar kelembak tidak mengandung keduanya
dikarenakan hasil secara teoritis terdapat endapan setelah diberikan pereaksi
Pembahasan

- Uji antrakinon dilakukan untuk menentukan apakah simplisia mengandung senyawa


antrakinon atau tidak, hasil teoritis setelah penambahan amonia encer (25%) terdapat
warna merah muda, hasil akar kelembak menunjukkan adanya senyawa antrakinon karena
warna hasil reaksi terlihat merah muda.
- Uji polifenol dilakukan untuk melihat apakah akar kelembak memiliki kandungan senyawa
polifenol atau tidak, hasil secara teoritis hasil reaksi sampel dengan FeCl3 berwarna biru-
hijau. Hasil percobaan sesuai teori dan menghasilkan warna hijau-biru.
- Uji tanin dilakukan untuk menentukan apakah akar kelembak mengandung senyawa tanin
atau tidak, hasil secara teoritis setelah sampel ditambahkan dengan gelatin akan
membentuk endapan. Akar kelembak tidak mengandung tanin dilihat berdasarkan hasil
percobaan tidak terbentuk endapan setelah penambahan gelatin.
Pembahasan

- Uji saponin
: Dilakukan untuk menentukan apakah akar kelembak mengandung senyawa saponin atau tidak, hasil
secara teoritis setelah dilakukan penggojogan kuat selama 10 menit sampel membentuk buih
dengan tinggi 1-10 cm, setelah penambahan 1 tetes HCl 2N buih tidak hilang. Hasil yang
didapatkan sudah sesuai teori, akar kelembak mengandung saponin.

- Uji flavonoid
: Dilakukan untuk mengetahui apakah ada kandungan flavonoid pada akar kelembak atau tidak,
hasil secara teoritis harus terdapat warna kuning intensif pada pembacaan fluoresensi 366 nm,
hasil sudah sesuai teori, saat dilakukan penglihatan dengan fluoresensi 366 nm menunjukkan warna
kuning intensif.
Pembahasan
Pengujian yang kedua yaitu dengan menggunakan metode KLT. fase diam yang
digunakan dalam percibaan kali ini yaitu silica gel GF 254 , dengan fase gerak Etil asetat :
Metanol : air (100 : 13,5 : 10). Pembuktian dari sampel dibaca menggunakan sinar tampak dan
sinar UV 366nm. Hasil secara teoritis akar kelembak memiliki kandungan antrakinon aglikon
8-O-monoglukosida diglikosida, dengan syarat pada bercak elusi harus menghasilkan
fluoresensi kuning mencolok dibatas atas elusi; warna merah kecoklatan pada Rf 0,45-0,55;
warna merah pudar pada Rf 0,1-0,3 dan terdapat Overlapping fluoresensi biru pada Rf 0,4.

Berdasarkan hasil yang didapatkan, percobaan akar kelembak sudah sesuai teori
dimana pada bercak atas dengan nilai Rf 1 menghasilkan warna kuning saat pembacaan di
sinar UV 366 nm, terdapat bercak warna brown red pada bercak elusi dengan nilai Rf 0,5
dan membentuk warna merah muda pada bercak elusi dengan nilai Rf 0,187 pada pembacaan
dengan sinar UV 366 nm. Hasil yang didapatkan terbukti bahwa senyawa antrakinon aglikon
8-O-monoglukosida diglikosida terdapat dalam akar kelembak ( Rhei radix).
Kesimpulan

1. Skrining fitokimia akar kelembak (Rhei radix) dilakukan dengan dua metode yaitu, metode
tabung dan metode KLT.
2. Berdasarkan hasil percobaan dengan metode tabung, akar kelembak ( Rhei radix) yang diuji
mengandung senyawa antrakinon, polifenol, saponin, dan flavonoid.
3. Berdasarkan hasil percobaan dengan metode KLT, setelah diidentifikasi dibawah Sinar
UV366, akar kelembak (Rhei radix) mengandung senyawa antrakinon aglikon 8-O-
monoglikosida diglikosida.
Saran

Ketika penotolan pada lempeng KLT diharuskan dan dipastikan bahwa totolan rapih dan
sesuai dengan garis atas agar pada saat pembacaan tidak kebingungan dalam membaca hasil. Dan
dipastikan agar totolan tidak terbawa karena penguapan fase gerak sehingga totolan tetap
terbaca dengan jelas.
Ketika melakukan pemanasan di penangas air, diharapkan selalu berhati-hati dan mengawasi
agar cairan dalam tabung reaksi yang akan diuji tidak terlalu menguap dan mengakibatkan
penguapan yang berlebihan.
Daftar Pustaka

Aragih DE dan Arista EV. 2019. Kandungan fitokimia Zanthoxylum acanthopodium dan potensinya
sebagai tanaman obat di wilayah Toba Samosir dan Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Universitas
Padjadjaran : Bandung.

Wulandari, Lstyo. 2011.Kromatografi Lapis Tipis. Jember: PT Taman Kampus Presindo.


Thank
You!

Anda mungkin juga menyukai