K100200122 K100200124
01. Zahrah Luthfiatul Fadhilah 03. Syifa Aulia Paramita
K100200123 K100200125
02. Dewanti Marwa 04. Ajeng Sekar Palupi
Landasan Teori
Uji Fitokimia merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui suatu bioaktif
yang tampak melalui suatu tes atau melalui suatu pemeriksaan yang cepat dalam
memisahkan bahan alam yang memiliki kandungan dengan bahan alam yang tidak
memiliki kandungan. Metode yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pereaksi
warna.
(Emilia & Dora, 2019)
Rf 1 = 1,8/8 = 0,187
Rf 2 = 4/8 = 0,5
Rf 3 = 8/8 = 1
- Uji pendahuluan
: Dilakukan untuk menentukan apakah ada kromofor dan gugus hidrofilik yang terkandung
pada simplisia, hasil yang didapatkan akar kelembak tidak mengandung senyawa tersebut
hal ini dilihat dari hasil warna yang didapatkan coklat. Pada pengujian, hal ini tidak sesuai
dengan teoritis yang seharusnya berwarna kuning - merah.
- Uji alkaloid
: Ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat alkaloid basa tersier atau kuartener
dalam simplisia, hasil yang didapatkan akar kelembak tidak mengandung keduanya
dikarenakan hasil secara teoritis terdapat endapan setelah diberikan pereaksi
Pembahasan
- Uji saponin
: Dilakukan untuk menentukan apakah akar kelembak mengandung senyawa saponin atau tidak, hasil
secara teoritis setelah dilakukan penggojogan kuat selama 10 menit sampel membentuk buih
dengan tinggi 1-10 cm, setelah penambahan 1 tetes HCl 2N buih tidak hilang. Hasil yang
didapatkan sudah sesuai teori, akar kelembak mengandung saponin.
- Uji flavonoid
: Dilakukan untuk mengetahui apakah ada kandungan flavonoid pada akar kelembak atau tidak,
hasil secara teoritis harus terdapat warna kuning intensif pada pembacaan fluoresensi 366 nm,
hasil sudah sesuai teori, saat dilakukan penglihatan dengan fluoresensi 366 nm menunjukkan warna
kuning intensif.
Pembahasan
Pengujian yang kedua yaitu dengan menggunakan metode KLT. fase diam yang
digunakan dalam percibaan kali ini yaitu silica gel GF 254 , dengan fase gerak Etil asetat :
Metanol : air (100 : 13,5 : 10). Pembuktian dari sampel dibaca menggunakan sinar tampak dan
sinar UV 366nm. Hasil secara teoritis akar kelembak memiliki kandungan antrakinon aglikon
8-O-monoglukosida diglikosida, dengan syarat pada bercak elusi harus menghasilkan
fluoresensi kuning mencolok dibatas atas elusi; warna merah kecoklatan pada Rf 0,45-0,55;
warna merah pudar pada Rf 0,1-0,3 dan terdapat Overlapping fluoresensi biru pada Rf 0,4.
Berdasarkan hasil yang didapatkan, percobaan akar kelembak sudah sesuai teori
dimana pada bercak atas dengan nilai Rf 1 menghasilkan warna kuning saat pembacaan di
sinar UV 366 nm, terdapat bercak warna brown red pada bercak elusi dengan nilai Rf 0,5
dan membentuk warna merah muda pada bercak elusi dengan nilai Rf 0,187 pada pembacaan
dengan sinar UV 366 nm. Hasil yang didapatkan terbukti bahwa senyawa antrakinon aglikon
8-O-monoglukosida diglikosida terdapat dalam akar kelembak ( Rhei radix).
Kesimpulan
1. Skrining fitokimia akar kelembak (Rhei radix) dilakukan dengan dua metode yaitu, metode
tabung dan metode KLT.
2. Berdasarkan hasil percobaan dengan metode tabung, akar kelembak ( Rhei radix) yang diuji
mengandung senyawa antrakinon, polifenol, saponin, dan flavonoid.
3. Berdasarkan hasil percobaan dengan metode KLT, setelah diidentifikasi dibawah Sinar
UV366, akar kelembak (Rhei radix) mengandung senyawa antrakinon aglikon 8-O-
monoglikosida diglikosida.
Saran
Ketika penotolan pada lempeng KLT diharuskan dan dipastikan bahwa totolan rapih dan
sesuai dengan garis atas agar pada saat pembacaan tidak kebingungan dalam membaca hasil. Dan
dipastikan agar totolan tidak terbawa karena penguapan fase gerak sehingga totolan tetap
terbaca dengan jelas.
Ketika melakukan pemanasan di penangas air, diharapkan selalu berhati-hati dan mengawasi
agar cairan dalam tabung reaksi yang akan diuji tidak terlalu menguap dan mengakibatkan
penguapan yang berlebihan.
Daftar Pustaka
Aragih DE dan Arista EV. 2019. Kandungan fitokimia Zanthoxylum acanthopodium dan potensinya
sebagai tanaman obat di wilayah Toba Samosir dan Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Universitas
Padjadjaran : Bandung.