Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALIS FARMASI


PRAKTIKUM II
ANALISIS KATION

Kelompok 2

Balqis Fitri Ayuni 1810631210047

Michael Dayln Silalahi 1810631210052

Adela Khasna F 1810631210054

Nur Azizah 1810631210067

Risky Agung IP 1810631210078

Lulu Alda Alfiani 1810631210079

PROGRAM S1 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2020
ANALISIS ANION

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa dapat memahami dan melakukan analisis anion golongan A


dan B.
B. DASAR TEORI

Identifikasi sampel untuk anion, penting untuk dilakukan. Misalnyauntuk


mendeteksi logam berat yang mungkin membahayakan tubuh.Adapun reaksi
identifikasi adalah cara untuk mengenal (menunjukkan)ion-ion, baik kation
maupun anion dalam larutan dengan menggunakanpereaksi-pereaksi
terbatas.
Analisa kualitatif untuk anion melalui reaksi spesifik, kation harus dalam
keadaan tunggal tidak tercampur dengan anion lain, untuk menghindari
reaksi gangguan yang mungkin terjadi. Namun untuk beberapa anion dapat
dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak dua atau tiga. Dalam
pengambilan reagen pereaksi tidak boleh menggunakan pipet untuk reagen
yang berbeda, satu pipet untuk satu reagen.
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya
ion dalam sampel. Sifat-sifat anion ada 3 (tiga), yaitu sifat-sifat asam-basa,
sifat redoks, dan kesetimbangan larutan. Identifikasi anion meliputi analisis
pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan
menggunakan larutan ekstra soda.
Untuk reaksi kering pemeriksaan anion dalam sampel yang masih
berbentuk zat biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak
Soda (ES). Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam
larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang
diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan
ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya
sebelum digunakan ditambahkan dulu asam.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam
berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion. Pada pemanasan dengan
penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida,
hidroksida, korbonat, dan karbonat biasa. Biala Na2CO3 yang ditambahkan
banyak maka CrO42- yang dapat larut makin banyak.
Analisis anion pada prinsipnya sama seperti pada kation, tetapi analisis
anion tidak mempunyai metode analisis sistematis seperti kation. Pemisahan
anion-anion yang memungkinkan adalah menggolongkannya dalam
golongan-golongan utama, berdasarkan pada kelarutan garam peraknya,
garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Pada analisis anion
dilakukan pengamatan terhadap perubahan spesifik dari sampel yang diuji
yang meliputi perubahan warna atau terjadinya gas/bau berdasarkan
penambahan asam sulfat encer atau pekat.
Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam:
1. Kelas A: proses yang melibatkan identifikasi produk- produk yang mudah
menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam. Dibagi
lagi ke dalam sub kelas:
a. Gas-gas yang dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat
encer: karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida,
nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
b. Gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini meliputi zat-zat
dari (i) plus zat yang berikut : fluorida, heksaflurosilikat, klorida, bromida,
iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat,
heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat,
tartrat, dan sitrat.
2. Kelas B: proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Dibagi
lagi ke dalam sub kelas:
a. Reaksi pengendapan: Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit,
arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksaflurosilikat, salisilat,
benzoat dansuksinat.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan: Manganat permanganat, kromat, dan
dikromat. (G. Svehla: 1990).
Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan
asam sulfat pekat seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. Reaksi sampel garam dengan asam sulfat pekat dingin
Anion Pengamatan Reaksi
-
Cl Bergelembung, tidak berwarna, NaCl + H2SO4 → NaHSO4- + HCl
bau menusuk, asap putih pada
udara lembab, lakmus biru menjadi
merah
Br- Bergelembung, berwarna coklat, NaBr + 2H2SO4 → HBr +
bau menusuk, berasap, lakmus NaHSO4-
biru menjadi merah 2HBr + H2SO4 → Br2 + SO2 +
2H2O
I- Bergelembung, uap ungu jika NaI + H2SO4 → NaHSO4 + HI
dipanaskan, bau seperti H2S. H2SO4 + HI → H2S + 4H2O + 4I2
-
S2 Bau khas gas H2S ZnS + H2SO4 → ZnSO4 + H2S
CO32- Bergelembung, tidak berwarna dan Na2CO3 + H2SO4 → Na2SO4 +
tidak berbau H2O + CO2
SO32- Bergelembung, tidak berwarna, Na2SO3 + H2SO4 → Na2SO4 +
bau sengak H2O + SO2
CrO42- Perubahan warna dari kuning 2K2Cr2O4 + H2SO4 → K2Cr2O7 +
menjadi jingga H2O + K2SO4

Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam
keadaan dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO 2 yang
dihasilkan, dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan
asam sulfat pekat.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-, AsO43-.
2. Golongan halida: Cl-, Br-, I-, S2-.
3. Golongan nitrat: NO3-, NO2-, C2H3O2-.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-
2. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi.
4. Anion kompleks halide seperti TaF 6 dan komples anion berbasa banyak.
(Svehla G.1990)

Daftar Pustaka
Svehla. G, (1985), Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
Penerbit PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai