PERCOBAAN VI
ANALISIS KUALITATIF ANION DAN KATION
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi terhadap kation dan anion.
2. Menganalisis secara kualitatif anion dan kation dalam suatu larutan campuran
yang tidak diketahui.
B. LANDASAN TEORI
Analisis kimia memegang peranan penting dalam bidang kedokteran.
Selain itu, analisis kimia dapat digunakan untuk pemeriksaan obat-obatan,
makanan, minuman, dan bahan-bahan kimia yang apabila berkontak dengan tubuh
atau masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu kesehatan. Pada dasarnya, analisis
kimia dapat dilakukan dengan (a) analisis kualitatif yang bertujuan untuk mencari
jenis ion, molekul, atau radikal yang terdapat dalam sampel; (b) analisis
kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan kadar ion atau molekul dalam suatu
sampel; dan (c) analisis instrumentasi, yakni analisis kualitatif dan kauntitatif
dengan menggunakan peralatan elektronik. Analisis kuantitatif konvensional
dapat dilakukan dengan cara volumetri (titrimetri) dan gravimetri. Peralatan kimia
yang canggih dewasa ini banyak dipakai untuk pemeriksaan jenis dan kadar zat
dalam bahan atau campuran bahan. Berdasarkan ukuran sampel yang tersedia
untuk dianalisis, analisis kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi (a) alanisis
makro, jika sampel mempunyai berat lebih besar dari 0,1 g; (b) analisis
semimikro, dilakukan terhadap sampel yang beratnya antara 10-100 mg; (c)
analisi mikro, dilakukan terhadap sampel yang beratnya 1-10 mg; dan (d) analisis
ultramikro, yang meliabatkan sampel pada orde 1 mcg (Sumardjo, 2009).
Anion dan kation akan menghantarkan arus listrik didalam air. Sehingga
semakin banyak larutan yang terlarut didalam air akan semakin besar pula arus
listrik yang dapat dihantarkan oleh larutan elektrolit tersebut. Ketika terdapat beda
potensial dalam rangkaian yang melalui larutan elektrolit, maka energi listrik akan
digunakan untuk terjadinya reaksi elektrolisis air. Tetapi kenaikan energi listrik
yang digunakan tidak naik secara linier terhadap kenaikan kandungan elektrolit
pelarut dalam air, karena semakin banyak kandungan pelarut dalam ir akan
membuat larutan elektrolit semakin jenuh atau larutan semakin pekat, sehingga
gerakan kation dan anion jadi terbatas. Dengan semakin banyaknya anion dan
kation yang terkandung dalam larutan elektrolit akan menyebabkan larutan
elektrolit semakin besar menghantarkan arus listrik dan semakin banyak pula
energi listrik yang dapat digunakan untuk melakukan reaksi elektrolisis (Marlina,
2013).
Berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), air sadah
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air
sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-),
khususnya senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2). Disebut air sadah
sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan denganpemanasan air
membebaskan ion Ca2+ dan atau Mg2+(Sulistyani, 2012).
Efek konsentrasi awal kation Cu2+. Kapasitas adsorpsi (%) kation Cu2+
oleh lempung terpilar SAK dan WK bertambah dngn naiknya konsentrasi awal
larutan Cu2+ dari 1-15 mg/1 untuk masa adsorben yang sama begitu pula jumlah
Cu2+ yang teradsorpsi perunit masa adsorben (qe) terus bertambah dengan
konsentrasi adsorbat (ce). Konsentrasi kation yang sangat kecil, rasio ion logam
terhadap jumlah situs adsorbsi juga kecil sehingga adsorbsi tidak tergantung pada
jumlah situs pada adsorben. Ketika jumlah kation didalam larutan bertambah
maka jumlah kation yang teradsorbsi pada adsorben juga bertambah, ini
menandakan jumlah situs adsorbsi pada adsorben lempung terpilar masih cukup
tersedia untuk mengadsorbsi sejumlah kation yang dikontakkan, atau dengan kata
lain tidak terjadi perebutan situs adsorpsi di antara kation-kation di dalam larutan (
Bahri, dkk., 2011).
Secara umum anion dan kation selalu dipisahkan dan dideteksi secara
terpisah dengan menggunakan sistem analisis yang terpisah(different systems).
Pendeteksian sangat penting dilakukan secara serempak (simultaneous) antara
kation dan anion dalam sekali injeksi (injection) untuh sebuah contoh sampel.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a. Amonia ( NH3 )
b. Amonia klorida ( NH4Cl )
c. Aquadest ( H2O )
d. Asam klorida ( HCl )
e. Asam sulfida ( H2S )
f. Barium klorida ( BaCl2 )
g. Besi (III) klorida ( FeCl3 )
h. Bromida ( Br- )
i. Kalium ferrosianida ( K4Fe(CN)6 )
j. Kalium sulfat ( K2SO4 )
k. Kalium iodida ( KI )
l. Kalium kromat ( K2CrO4 )
m. Kobalt klorida ( CoCl2 )
n. Kupri sulfat ( CuSO4 )
o. Mangan sulfat ( MnSO4 )
p. Mercuri nitrat ( Hg+ )
D. URAIAN BAHAN
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jenuh, tidak berwarna , tidak berasa dan tidak
berbau
DalamKegunaan
wadah tertutup baik: Sebagai sampel
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas menusuk
kuat.
Kelarutan : Mudah larut dalam air.
Kegunaan : Zat tambahan.
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur, tidak berwarna; berasap di udara lembab
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam etanol mutlak P dan dalam
kloroform P, larutan yang yang terjadi hanya boleh
agak keruh
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasa asam, bau merangsang,
jika diencerkan dengan 2 bagian atau volume air,
asap hilang.
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi spesifik golongan III
Rumus Struktur
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak
berbau; rasa sangat asam
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam
etanol (95%) P; sukar larut dalam eter P.
Kegunaan : Zat Tambahan
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas
warna jingga dari garam nitrat yang telah
terpengaruhi oleh kelembaban.
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna
jingga.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Pereaksi
Rumus Struktur :
Pemerian : Serbuk hablur renik putih, tidak berbau, tidak berasa
Praktis tidak larut dalam air dan dalam pelarut
Kelarutan : organik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya.
Kegunaan : Adstringen saluran pencernaan.
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur kuning
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai indikator
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur lembab; tidak berwarna atau berwarna lemah
Kelarutan : Larut dalam asam nitrat encer P.
Penyimpanan : Dalam wadah kaca berwarna coklat yang berisi
sedikit raksa P, di tempat yang gelap.
Kegunaan : Sebagai Pereaksi
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna; tidak berbau; rasa asin. Dalam
udara kering merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air; sukar larut dalam etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur putih
Kelarutan : Larut dalam air, Lebih mudah larut dalam air
mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Sebagai zat tambahan
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih
kekuningan
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam
: etanol 95 % P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai larutan baku /penitran
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap
bila terkena sinar.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi golongan anion
E. PROSEDUR KERJA
1. REAKSI-REAKSI IDENTIFIKASI TERHADAP KATION
1. GOLONGAN I
a. Perak, Ag+
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
b. Merkuro, Hg+
Larutan Merkuro Nitrat
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
2. GOLONGAN II
a. Merkuri, Hg3+
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
b. Bismut, Bi+
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
c. Kupri, Cu2+
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
d. Antimon, Sb3+
Aquadest Amonia
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil pengamatan
3. GOLONGAN III
a. Aluminium, Al+
Larutan Garam Aluminium
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
b. Ferri, Fe3+
Natrium Hidroksida
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
4. GOLONGAN IV
a. Kalsium, Ca2+
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
5. GOLONGAN V
a. Magnesium, Mg2+
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
b. Kalium, K+
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
b. Fosfat, PO43-
Larutan Natrium Fosfat
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
c. Nitrit, NO2-
- Diaduk
- Diamati endapan
Hasil Pengamatan
F. HASIL PERCOBAAN
1. Tabel Pengamatan
No Perlakuan Hasil Gambar Reaksi
1. Perak + Endapan AgNO3+HCl AgCl +
Asam Putih HNO3
Klorida
29. klorida
C + Endapan MgCl2 + AgNO3
Perak Nitrat Putih MgNO3 + AgCl2
G. PEMBAHASAN
Kation adalah ion bermuatan positif yang terbentuk ketika sebuah atom
kehilangan satu atau lebih elektron selama reaksi kimia. Ini memiliki muatan
listrik positif, karena memiliki lebih banyak proton daripada elektron, dan akan
tertarik kepada anion, yang memiliki muatan negatif. Anion adalah ion negatif
yang terbentuk ketika atom nonlogam memperoleh satu atau lebih elektron. Anion
dinamakan demikian karena mereka tertarik ke anoda (bidang positif) dalam
medan listrik.
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi
zat-zat. Urusanya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu
sampel atau contoh. Tujuan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan
banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh.
Analis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu
unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analis kualitatif merupakan
salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta
ion-ionya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan
beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua
pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu larutan.
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Elektrolit pada umumya terbagi menjadi dua bagian yakni kation (ion yang
bermuatan positif), sedangkan anion (ion yang bermuatan negatif). Kation utama
dalam tubuh adalah Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium sedangkan anion
utama dalam tubuh adalah Klorida, Bikarbonat, dan Fosfat. Ketidakseimbangan
antara kation dan anion di dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit
hiperkalemia, hipokalemia, hipernatremia, dan hiponatremia. Hiperkalemia adalah
suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah tinggi. Hipokalemia adalah
suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah rendah. Biasanya
konsentrasi kalium yang ting gi adalah lebih berbahaya daripada konsentrasi
kalium yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang tinggi akan mempengaruhi
sistem konduksi listrik jantung. Bila konsentrasi yang tinggi ini terus berlanjut,
irama jantung menjadi tidak normal dan jantung akan berhenti berdenyut.
Hipernatremia adalah suatu keadaan dimana kadar natrium dalam darah tinggi.
Hiponatremia adalah konsentrasi natrium dalam darah kecil. Selain itu bahan-
bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu AgNO3, HCL, NaOH, HgNO3,
FeCl3, dan Amonia. AgNO3 bersifat racun dan korosif serta dapat menyebabkan
luka bakar dan kulit melepuh. Gas atau uapnya juga menyebabkan hal yang sama.
HCl pekat (asam klorida berasap) akan membentuk kabut asam. Baik kabut dan
larutan tersebut bersifat korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi
kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit, dan usus. Jika asam klorida
bercampur dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit
(pemutih NaClO) atau kalium permanganat (KMnO4), gas beracun klorin akan
terbentuk. NaOH bersifat higroskopis dan menyerap gas CO2 serta dapat merusak
jaringan tubuh. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Amonia digolongkan
sebagai bahan beracun jika terhirup.
Golongan I. Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Timbal (II) (Pb), Merekurium (I) (Hg), dan Perak
(I) (Ag) Pereaksi golongan ini yaitu Asam klorida, natrium hidroksida, amonia,
kalium kromat,dan kalium iodida. Kation golongan I membentuk klorida-klorida
yang tak larut, perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat.
Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya
ekuivalen, Tetapi pada reagensia berlebih, ia dapat bergerak dengan bermacam-
macam cara dimana ada perbedaan dalam sifat-sifat zat ini terhadap ammonia.
Kelebihan asam klorida yang terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl 2
larut kembali dalam bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 , tetap
stabil.
Golongan II. Kation golongan ini bereaksi dengan amonia, kalium iodida
dan akuades. Membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Klorida, nitrat,
dan sulfat sangat mudah larut dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan
karbonatnya tak larut. Reaksi golongan yaitu endapan-endapan dengan berbagai
warna HgS (hitam), PbS (hitam), Bi2S3(coklat), AS2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga),
SnS2(coklat) dan SnS2 (kuning).Kation-kation golongan II dibagi menjadi 2 sub
golongan, yaitu sub. Golongan tembaga dan sub. Golongan arsenik. Dasar
pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida.
Golongan III. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana
netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Reaksi
golongan yaitu endapan dengan berbagai warna FeS (hitam), Al(OH)3 (putih),
Cr(OH)3 (hijau), NiS (Hitam), CoS (hitam), MnS (merah jambu), dan Zink sulfat
(putih). Logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk
golongan I dan II tetapi semua diendapkan dengan adanya ammonium klorida
oleh H2S dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan ammonia. Logam-
logam ini diendapkan sebagai sulfida, kecuali Al3+ dan chromium yang
diendapkan sebagai hidroksida, karena hidroksida yang sempurna dari sulfide
dalam larutan air, besi, aluminium, dan kromium(sering disertai sedikit mangan)
juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya
ammonium klorida, sedangkan logam-logam lain dari golongan ini tetap berada
dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfide oleh H2S. maka golongan ini
bisa dibagi menjadi golongan besi (besi, aluminium, mangan dan zink) atau
golongan IIIB.
Golongan IV. Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.
Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini
adalah Ba, Ca, Sr. Reagensia mempunyai sifat tidak berwarna dan
memperlihatkan reaksi basa terurai oleh asam-asam (terbentuk gas Co2), harus
anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih),
AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S (hitam). Anion yang tidak
menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan diatas kemungkinan
mengandung anion golongan nitrat. Larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat
dan ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan
mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI
(kuning muda), Ag2S (hitam).
Manfaat dalam bidang farmasi dapat mengetahui ion-ion positif dan
negatif yang terdapat dalam tubuh manusia dan mengetahui reaksi ion-ion
tersebut. Apabila terjadi ketidakseimbangan ion kation maupun anion dalam
tubuh, seorang farmasis dapat mengobati ketidakseimbangan tersebut
H. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan analisis kualitatif anion dan kation antara lain :
1. Adapun reaksi-reaksi yang terjadi terhadap kation anion yaitu golongan I,
kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer, golongan
II, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer, golongan
III, kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer, golongan IV,
kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam, golongan V, kation-kation yang umum
yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya merupakan
golongan kation yang terakhir.
2. Setelah dilakukan uji analisis kation didapatkan reaksi dan negatif atau tidak
terjadi pengendapan, sedangkan pada uji analisis anion didapatkan reaksi
positif atau terjadi endapan yang menandakan sampel mengandung ion klorida.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, R., Allah A, H., Arita., S., 2012 “Pengaruh Penambahan H3PO4 dan
Resin Kation-Anion Terhadap Persen Total Gliserol Hasil Samping
Pembuatan Biodisel”, Jurnal teknik kimia, Volume 18 No. 4
Marlina E., Slamet W., dan Lilis Y., 2013, Produksi Brown’s Gas Hasil
Elektolisis H2O dengan Katalis NaHCO3, Jurnal Rekayasa Mesin, 4(1).
Sulistyani, Sunarto, Annisa, 2012, Uji Kesadahan Air Tanah di Daerah Sekitar
Panatai Kecamatan Rembang Propinsi Jawa Tengah, Jurnal Sians Dasar,
1(1).
Sumardjo D., 2009, Pengantar Kimia, Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta.
LAPORAN SEMENTARA
29. C
Klorida + Perak Nitrat Endapan Putih