Anda di halaman 1dari 8

I.

Judul
Laporan Praktikum Titrasi Permanganometri
II. Dasar teori
Permanganometri merupakan titrasi redoks yang dilakukan beerdasarkan reaksi oleh
kalium permanganat (KMnO4). Permanganometri merupakan metode titrasi dengan
menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini
didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganometri juga bisa digunakan
untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini
banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Kalium permanganat telah digunakan
sebagai pengoksida secara meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah
dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat
bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan
+7 (Day, 1999).
Permanganometri merupakan oksidator kuat, tidak memerlukan indikator, mudah
diperoleh dan terjangkau, karena kerap digunakan sebagai senyawa utama dalam kalibrasi
beberapa instrumental tertentu (Khopkar, 1990). Meski demikian permanganometri juga
mempunyai kekurangan, larutan ini tidak stabil dalam penyimpanan, jadi harus sering dilakukan
pembakuan (Mursyidi dan Rohman, 2006).
Dalam permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium
permanganat telah digunakan sebagai zat pengoksid secara meluas lebih dari seratus tahun.
Pereaksi ini mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan
larutan yang sangat encer. Setetes permanganat 0,1 N memberikan warna merah muda yang jelas
kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menyatakan berlebihnya
pereaksi yang digunakan (Day dan Underwood, 1998)
Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena
reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangkan potensial elektroda sangat tergantung pada
pH (Rivai, 1995). Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan (± 70ºC) untuk
mempercepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi, warna merah mantap untuk beberapa saat yang
menandakan reaksi berlangsung lambat. Pada pembuatan titran selanjutnya, warna merah hilang
makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat
reaksi Selanjutnya titran dapat ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir titrasi tercapai yaitu
sampai pada tetesan dimana warna merah menjadi warna merah jambu. (Harjadi,W.1990)
Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan
kadar oksalat atau besi dalam suatu sample. Kalium permanganat adalah oksidator yang paling
baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam
menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4).
Reaksi dalam suasana netral :
MnO4 + 4H+ + 3e  MnO4 + 2H2O
Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan. Reaksi dalam suasana
Alkalis:
MnO4- + 3e  MnO42-
MnO42- + 2H2O + 2e  MnO2 +4OH-
MnO4- + 2H2O + 3e  MnO2 + 4OH-
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena
alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang
ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim
adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannya diatas penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring larutan itu dalam
suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus
saring dari kaca maser. Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi
berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan.
III. Reaksi
5H2C2O4 + 2KMnO4 + 3H2SO4 K2SO4 + 2MnSO4 + 8H2O + 10CO2
IV. Alat dan Bahan
 Alat

Buret Pipet volume Erlenmeyer


Gelas baker Statif Corong

Labu ukur Filler Klem

Timbangan digital Kaca arloji Batang pengaduk

Pemanas Thermometer
 Bahan

Asam oksalat H2SO4 KMnO4

V. Prosedur Kerja
 Pembuatan larutan H2C2O4 0,01 N

timbang asam oksalat sebanyak 0,0315 gram

masukkan ke dalam gelas baker dan encerkan dengan aquades

masukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan tambahkan aquades sampai


tanda batas

kocok sampai larutan tercampur

 Standarisasi larutan KMnO4

pipet 10,0 mL larutan asam oksalat 0,01 N dan masukkan ke dalam


erlenmeyer

tambahkan 5,0 mL larutan H2SO4 2N dan panaskan sampai suhu < 80℃
dititrasi segera dengan KMnO4 0,01 N sampai terjadi perubahan warna dari
bening menjadi merah muda

ulangi titrasi sebanyak 5 kali dan catat larutan KMnO 4 yang digunakan

VI. Hasil Percobaan


Percobaan Volume KMnO4 yang digunakan Volume asam oksalat yang
digunakan
1 9,90 mL 10,0 mL
2 9,85 mL 10,0 mL
3 9,50 mL 10,0 mL
4 9,80 mL 10,0 mL
5 10,05 mL 10,0 mL

VII. Analisis Data


 Pembuatan Asam Oksalat
N = 0,01 N
V = 50 mL
126,07
Be H2C2O4. 2H2O = = 63,035
2
g 1000
N =
Be
x v
g 1000
0,01 =
63,035
x 50
g
0,01 =
63,035
x 20
g = 0,0315 gram

 Koreksi normalitas asam oksalat


berat zat yang tertimbang
N = x 0,0100
berat zat sesungguhnya
0,0330
N = x 0,0100
0,0315
= 0,0105 N
 Perhitungan deviasi
1. 0,00-9,90 mL
2. 0,00-9,85 mL
3. 0,00-9,50 mL  dianulir karena selisih dengan volume yang lain terlalu besar
4. 0,00-9,80 mL
5. 0,00-10,05 mL  dicurigai
Maka volume titrasi yang digunakan hanya 4 data, dari ke-4 data tersebut.
Volume titrasi yang dicurigai; 10,05 mL
No Volume KMnO40,01 N Penyimpangan (deviasi)
1. 0,00 – 9,80 mL 0,05
2. 0,00 – 9,85 mL 0,00
3 0,00 – 9,90 mL 0,05
Volume Rata-Rata= 9,85 Devisiasi rata-rata = 0,03

Hitung simpangan/selisih volume titrasi yang dicurigai dengan volume rata-rata dibag deviasi
rata-rata
[10,05−9,85]
X= = 6,6
0,03
6,6 ¿2,5 maka data titrasi yang dicurigai ditolak, berarti volume rata-rata dari 3 data
9,80+9,85+ 9,90
Volume rata-rata = = 9,85 mL
3

 Normalitas larutan KMnO4


N 1 x V1 = N 2 x V2
0,0104 N x 10 mL = N2 x 9,85
0,104
N2 =
9,85
= 0,0106 N
VIII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menstandarisasi larutan KMnO 4 dengan asam
oksalat yang ditambah dengan H2SO4 pekat. Kalium permanganat merupakan zat pengoksidasi
kuat, pereaksi ini dapat digunakan tanpa menggunakan indikator, karena mampu bertindak
sebagai indikator. Reaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi cepat pada suhu 60℃. Oleh karena
itu diperlukan pemanas sebelum dititrasi.
Pada praktikum kali ini diawali dengan pembuatan larutan baku primer asam oksalat 0,01
N dengan cara ditimbang asam oksalat sebanyak 0,0315 gram, akan tetapi sewaktu penimbangan
terjadi kesalahan yaitu berupa kelebihan sampel menjadi 0,0330 gram yang membuat larutan
berubah konsentrasinya menjadi 0,0105 N. Kemudian sampel tersebut diencerkan dalam gelas
baker dengan aquades dan kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL Setelah itu
tambahkan aquades samapi tanda batas dan kocok larutan sampai homogen. Kemudian larutan
dipipet sebanyak 10,0 mL dan masukkan kedalam labu erlenmeyer dan tambahakan larutan
H2SO4 2N sebanyak 5 mL. Kemudian panaskan larutan sampai suhu kurang dari 80℃. Setelah
itu segera titrasi larutan yang sudah dipanaskan dengan KMnO4 sampai terjadi perubahan warna
dari bening menjadi merah muda. Lakukan titrasi sebanyak 5 kali dan catat larutan KMnO 4 yang
digunakan. Kemudian hitung deviasi, koreksi normalitas, rata-rata volume yang digunakan dan
juga normalitas KMnO4. Dan didapatkan hasil volume rata-rata sebanyak 9,85 mL dan juga
normalitas KMnO4 sebanyak 0,0106 N.
IX. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, berupa:
1. Permanganometri meruakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat.
2. Fungsi pemanasan adalah karena suhu tersebut merupakan suhu optimum KMnO4 untuk
mengoksidasi asam oksalat. Jika dilakukan pada suhu ruangan maka reaksi akan berjalan
lambat dan akan mengubah MnO4- menjadi Mn2+ yang berupa endapan coklat sehingga
titik akhir titrasi susah untuk dilihat. Sedangkan jika dipanaskan lebih dari 80℃ akan
merusak asam oksalat, merubah asam oksalat (H2C2O4) menjadi CO2 dan H2O sehingga
hasil akhir akan lebih sedikit.
3. Titrasi ini dilakukan ditempat yang gelap, karena kalium permanganat akan terurai oleh
cahaya.
4. Volume rata-rata KMnO4 yang digunakan sebanyak 9,85 mL
5. Standarisasi KMnO4 dari percobaan kali ini adalah 0,0106 N
X. Pustaka
Day, RA. Jr dan A. L. Underwood, 1998, Analisis Kimia Kuantitatif edisi keenam. Erlangga:
Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta : Penerbit Gramedia
Mursyidi, A., dan Rohman, A., 2006, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri Dan
Gravimetri, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Rivai Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia (UI Press).

Anda mungkin juga menyukai