Anda di halaman 1dari 6

TITRASI POTENSIOMETRI

Selain dapat digunakan untuk mengukur pH, kepekaan ionn tertentu seperti Ca2+, Cl-,
F- dan lain-lain, potensiometer juga dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen pada
suatu titrasi. Pada dasarnya titrasi potensiometri adalah suatu titrasi dimana titik akhir
titrasinya tidak ditentukan dengan menggunakan indicator, melainkan ditentukan dengan
mengukur perubahan potensial elektroda atau perubahan pH larutan selama titrasi
berlangsung. Beberapa reaksi yang dapat ditetapkan secara potensiometri adalah reaksi
penetralan, redoks, pengendapan dan reaksi kompleksometri. Pada setiap titrasi ahrus
dipertimbangkan pemilihan elektroda indicator yang tetap, dimana hal iniakan sangat
menentukan hasilnya. Karena tidak semua elektroda dapat digunakan sebagai indikator titik
akhir titrasi.
Penentuan titik ekivalen dengan cara potensiometri akan memberikan hasil yang lebih
teliti dari pada dengan menggunakan indicator. Biasanya titrasi dengan menggunakan
indicator akan tergantung pada pengamatan dan ketelitian seseorang dalam mengamati
perubahan yang terjadi. Dengan menggunakan titrasi potensiometri pengamatan titik akhir
titrasi tidak diganggu oleh warna larutan dan kekeruhan. Seperangkat alat untuk melkukan
titrasi potensiometri dapat dilihat pada gambar ; 4

Gambar 4. Seperangkat Alat Titrasi Potensiometri

Yang perlu diperhatikan dalam melakukan titrasi potensiometri adalah elktroda-elktroda yang
digunakan harus dijaga lebih tinggi posisinya dari larutan yang diukur. Hal ini dimaksudkan
agar tidak agar tidak terjadi kontaminasi pada larutan elektroda bersentuhan dengan
pengaduk magnetic, karena dikhawatirkan permukaan elktroda tersebut pecah. Setelah titrasi
selesai, alat pengulur potensial atau pH seperti pH meter harus dimatikan dan elktroda
direndam dalam aquades.
Pada dasarnya tujuan utama pada titrasi potensiometri adalah untuk menetukan lokasi
titik ekivalen dapat dilakukan dengan beberapa cara antar lain dengan membuat grafik
potensial atau pH versus volume titran atau modifikasinya yaitu turunan
pertama ∆E atau ∆pH

∆V ∆V

Versus volume titran, kemudian dari grafik yang diperoleh dicari harga maksimum atau
minimumnya.
Cara lain adalah dari turunan keduanya yaitu ∆2E atau ∆2
pH versus volume titran,
∆V2 ∆V2
Kemudian dari grafik yang diperoleh dicari titik nolnya.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada titrasi asam basa antara 10 ml 0,2 M basa polibasis
H3PO4 dengan 0,5 M NaOH yang datanya dapat dilihat pada table 1.
Perhitungan pada turunan pertama,
∆pH = pH2 – pH1 dan ∆V1 = V2 - V1
∆V ∆V1
Dimana ∆V1 = selisih volume pada turunan pertama
V1 = volume pada pengukuran pertama
V2 = volume pada pengukuran kedua

Perhitungan pada turunan kedua,


∆pH ∆pH
∆2pH ∆V 2 ∆V 1 dan ∆V2 = Vx2 - Vx1
∆V2 ∆V2

Dimana ∆V2 = selisih volume pada turunan kedua


Vx1 = volume turunan pertama pada data pertama
VX2 = volume turunan pertama pada data kedua

V2 + V1
Vx =
2

VX2 + VX1
Vy =
2

Tabel 1. Data titrasi H3PO4 dengan 0,5 M NaOH


No V pH Vx ∆pH / ∆V Vy ∆2pH / ∆V 2
1 1,0 3,45 1,50 0,05 2,00 0,15
2 2,0 3,50 2,50 0,20 3,00 0,10
3 3,0 3,70 3,50 0,30 3,88 5,47
4 4,0 4,00 4,25 4,40 4,50 -6,20
5 4,5 6,20 4,75 1,30 5,00 -1,60
6 5,0 6,85 5,25 0,50 5,50 0,00
7 5,5 7,10 5,75 0,50 6,25 -0,20
8 6,0 7,35 6,50 0,35 7,00 0,10
9 7,0 7,70 7,50 0,45 8,00 1,95
10 8,0 8,15 8,50 2,40 8,90 -1,96
11 9,0 10,55 9,30 0,83 9,55 -0,91
12 9,6 11,05 9,80 0,38 10,03 -0,39
13 10,0 11,20 10,25 0,20
14 10,5 11,30

Dari data diatas bila dibuat kurva hubungan pH versus volume NaOH, dapat dilihat pada
gambar 5.

Gambar 5. Kurva Potensiometri pH versus Volume Titran

Gambar 6 . Kurva Titrasi Potensiometri ∆pH / ∆V Versus Vx


Gambar 7. Kurva Titrasi Potensiometri ∆2pH / ∆V2 Versus Vy

Dari kurva tersebut terlihat bahwa volume titrasi yang diperlukan untuk titik ekivalen
pertama adalah sekitar 4 ml pada titik ekivalen kedua adalah sekitar 8 ml yang mana
volumenya tersebut pada kurva pH versus volume titran bekum jelasnya besarnya dan untuk
lebih jelasnya beberapa volume NaOH yang diperlukan dapat dilihat pada kurva turunan
pertama atau kedua. Dari sini terlihat bahwa titik ekivalen pertama maupun kedua dalan
titrasi potensiometri ternyat volume NaOH yang ditambahkan hampir sama dengan
perhitungan secara teoritis yaitu 4 ml untuk titik ekivalen pertama 8 ml untuk titik ekivalen
kedua.
Selain untuk titrasi asam basa (neralisasi) aplikasi lain dan titrasi potensiometri
adalah sesuai dengan beberapa reaksi yang dapat ditentukan secara potensiometri seperti
titrasi redoks, pengendapan dan kompleksometri. Untuk titrasi netralisasi dapat dilakukan
dengan elektroda gelas sebagai elektoda indicator dan elektroda kolomel jenuh sebagai
elektroda pembanding. Potensial atau pH diukur setelah penambahan sedikit demi sedkit dari
volume larutan titran. Oleh karena itu dengan mengamati potensial atau pH yang ditunjukkan
pada voltmeter atau pH meter dan volume larutan titran, maka akan dapat ditentukan titik
ekivalen dari kurva potensial (E) atau pH versus volume larutan titran.
Pada proses nitrasi redoks meliputi semua jenis titrasi yang mengakibatkan
terjadinya reaksi oksidasi reduksi atau reaksi perpndahan electron. Pada umumnya pada
proses ini yang dilakukan sebagai zat atau larutan standar adalah zat pengoksida (oksidator).
Misalnya adalah titrasi antara larutan Fe2+ yang dititrasi dengan larutan Ce4+. Pada titrasi
redoks yang dilakukan secara potesiometri biasa menggunakan elektroda indikator Pt yang
dicelupkan ke dalam larutannya dan elktroda kalomel jenuh sebagai elektroda pembanding.
Titrasi pengendapan meliputi semua titrasi yang mengakibatkan terjadinya
suatu senyawa yang mengendap. Sedangkan titrasi kompleksometri meliputi semua jenis
titrasi yang mengakibatkan terjadinya suatu senyawa kompleks yang tidak mengendap. Pada
titrasi pengendapan dapat dipelajari secara potensimetri dengan elektroda yang
sesuai. Sebagai contoh pengendapan Ag+ dengan Cl dimana secara potensiometri
pengukuran potensialnya dapat dideteksi dengan elektroda logam perak sebagai elektroda
indicator dan elektroda kalomel jenuh sebagai elektroda pembanding.

PENUTUP
Titrasi potensiometri dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menentukan
titik elivalen baik yang menyangkut reaksi netralisasi, redoks, pengendapan maupun
kompleksometri. Yang perlu diperhatikan dalam titrasi potensiometri adalah pemilihan
elektroda yang sesuai untuk setiap jenis reaksi yang terlibat. Titrasi potensiometri mempunyai
beberapa keuntungan antara lain dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan pada titrasi
yang menggunakan indicator, apabila tidak ada indikator yang dapat digunakan untuk
menentukan saat tercapainya titik ekivalen. Disamping itu titrasi potensiometri
memungkinkan untuk melakukan titrasi campuran, dan yang lain adalah proses cepat serta
tidak dipengaruhi oleh warna ataupun kekeruhan.

Titrasi potensio
1. Asam basa ( penetralan)→elektroda
 Indicator (gelas)
 Pembanding (e kalomel jenuh)
2. Redoks → elektroda
 Indicator (Pt )
 Pembanding ( e kalomel jenuh )
Pengoksida (oksidator)
Misalnya : Fe2+ di titrasi dengan Ce4+
3. Pengendapan Ag+ dengan Cl- → elektroda - indicator ( logam perak)
4. Kompleksometri - ( e kalomel jenuh )
( senyawa komples )

Anda mungkin juga menyukai