Anda di halaman 1dari 19

ARGENTOMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Titrasi argentometri biasa juga di sebut dengan titrasi
pengendapan yang merupakan titrasi yang memperlihatkan
pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara
titran. Jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang
cepat setiap kali titran di tambahkan analit, tidak adanya interpensi
yang mengganggu titrasi dan titik akhir titrasi mudah diamati.

Argentometri merupakan titrasi pengendapan


yang menggunakan larutan standar AgNO3 sebagai larutan bakunya.
Biasa ada tiga metode Mohr, metode Volhard dan metode Vajans.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang
tidak mudah larut antara titrant dan analit. Sebagai contoh yang
banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag + dari
titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang
tidak mudah larut.
Metode argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah
metode titrasi kembali. Perak nitrat berlebihan ditambahkan ke sampel
yang mengandung ion klorida atau bromide. Sisa AgNO3 selanjutnya
dititradi kembali dengan ammonium tiosianidat menggunakan
indicator besi (III) ammonium sulfat.
Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi
indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
(AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam
dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan
Manfaat arentometri dalam bidang farmasi dipergunakan
berbagai senyawa-senyawa yang dikombinasikan satu dengan yang
lain untuk menghasilkan suatu senyawa baru yang sangat

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
bermanfaat. Pengkombinasian ini melibatkan berbagai senyawa baik
mudah larut dalam air maupun yang tidak.

B. Maksud Praktikum
Adapun maksud percobaan dari praktikum Argento ialah:
- mempelajari dan memahami cara menentukan kadar suatu
senyawa dengan menggunakan metode argentometri.
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan percobaan dari praktikum argento ialah:
- Untuk menentukan kadar NaCl dalam analisa argentometri dengan
menggunakan larutan baku AgNO3
D. Prinsip percobaan
Percobaan ini berdasarkan pada reaksi pengendapan zat yang
cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran.

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Dalam Farmakope Indonesia, titrasi argentometri digunakan
untuk penentuan kadar: amonium klorida, fenoterol hidrobromida,
kalium klorida, klorbutanol, melfalan, metenamin mandelat dan
sediaan tabletnya, natrium klorida, natrium nitroprusida, sistein
hidroklorida dan tiamfenikol. (Ibnu Gholib,2007)
Argentometri merupakan metode analisis volumetri yang
digunakan untuk menentukan endapan dengan perak nitrat AgNO 3
(Tim Pustaka Gama:2014).
Argentometri sesuai dengan namanya, penetapan kadar ini
menggunakan perak nitrat (AgNO3). Garam ini merupakan satu-
satunya garam perak yang terlarut air sehingga reaksi perak nitrat
dengan garam lain akan menghasilkan endapan (Cairs:2009)
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan
kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk
endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode
argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada
argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak
larut atau endapan. Reaksi yang mendasari titrasi argentometri
adalah:
(Ibnu Gholib:2007)
AgNO3 + Cl- AgCl(s) + NO3-
Pengendapan mungkin adalah metode yang paling sering
dipakai dalam praktek analisis kualitatif. Timbulnya endapan sebagai
hasil penambahan suatu reagensia tertentu dapat dipakai sebagai uji
terhadap suatu ion tertentu. Dalam hal demikian, kita cukup hanya
mengamati, apakah endapan yang terbentuk mempunyai warna dan
penampilan umum yang tepat, dan kadang-kadang menguji lagi
dengan reagensia-reagensia lebih lanjut, dengan mengamati efeknya

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
terhadap endapan. Namun pengendapan bisa juga dilakukan untuk
pemisahan. Untuk melakukan ini, suatu reagensia yang sesuai
ditambahkan, yang membentuk endapan (endapan-endapan) dengan
hanya satu atau beberapa ion yang ada dalam larutan. Setelah
penambahan reagensia dalam jumlah yang sesuai, endapan disaring
dan dicuci. Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci
tergantung sebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu
pada bentuk dan ukuran kristal-kristalnya (G.Svehla:1985).
Argentometri ialah titrasi dengan menggunakan perak nitrat
sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut
(Tim Eramedia:2008).
Sebagai indikator, dapat digunakan kalium kromat yang
menghasilkan warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+.
Metode argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah metode
titrasi kembali. Perak nitrat (AgNO3) berlebihan ditambahkan ke
sampel yang mengandung ion klorida atau bromida. Sisa AgNO3
selanjutnya dititrasi kembali dengan amonium tiosianat menggunakan
indikator besi(III) amonium sulfat. Reaksi yang terjadi pada penentuan
ion klorida dengan cara titrasi kembali adalah sebagai berikut: (Ibnu
Gholib:2007)
AgNO3 berlebih + Cl- AgCl(s) + NO3-
sisa AgNO3 + NH4SCN AgSCN(s) + NH4NO3
3NH4SCN + FeNH4(SO4)2 Fe(SCN)3 merah + 2(NH4)2SO4
Sebelum dilakukan titrasi kembali, endapan AgCl harus disaring
terlebih dahulu atau dilapisi dengan penambahan dietilftalat untuk
mencegah disosiasi AgCl oleh ion tiosianat. Halogen yang terikat
dengan cincin aromatis tidak dapat dibebaskan dengan hidrolisis
sehingga harus dibakar dengan labu oksigen untuk melepaskan
halogen sebelum dititrasi (Ibnu Gholib:2007).

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu:
(Ibnu Gholib,2007)
1. Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan
indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan.
Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali
sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojogan
akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil
dan larut.
Cara Leibig hanya menghasilkan titik akhir yang memuaskan
apabila pemberian peraksi pada saat mendekati titik akhir dilakukan
perlahan-lahan. Cara Leibig ini tidak dapat dilakukan pada keadaan
larutan amoni-akalis karena ion perak akan membentuk kompleks
Ag(NH3)2+ yang larut. Hal ini dapat di atasi dengan menambahkan
sedikit larutan kalium iodida.
Titrasi pengendapan melibatkan penggunaan beberapa larutan
baku seperti perak nitrat, natrium klorida, dan
kalium/amoniumtiosianat. Untuk menyederhanakan, bahasan
berikut lebih ditunjukkan pada reaksi-reaksi yang melibatkan
penggunaan larutan perak nitrat baku. Larutan baku perak nitrat
digunakan pada penetapan klorida dan bromide (metode Mohr);
penetapan klorida (metode Volhard dan Fajans); dan penetapan
campuran klorida-iodida. Larutan baku KSCN atau NH4SCN
digunakan bersama larutan baku AgNO3 dalam metode volhard tak
langsung pada penetapan klorida, bromide, atau iodida; dan untuk
penetapan perak. (Mulyono, 2006)
Perak nitrat, AgNO3 p.a. mempunyai kemurnian paling sedikit
99,9% dapat diperoleh di pasaran (dan harganya sangat mahal).
Jadi, senyawa ini dapat disiapkan sebagai larutan baku primer
(melalui penimbangan langsung). Larutan baku AgNO3 juga dapat
diperoleh dengan mereaksikan logam perak murni dengan asam

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
nitrat murni, hanya lrutannya menjadi bersifat asam. Selain itu,
AgNO3 teknis juga dapat digunakan setelah dilakukan kristalisasi-
ulang; dan kemudian larutannya dibakukan terhadap larutan baku
primer, misalnya terhadap larutan baku NaCl. (Mulyono, 2006)
B. Uraian Bahan
1. Aqua destilata (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
Berat moleku l : 18,02
Rumus molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. K2CrO4 (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : KALLI CROMAT
Nama lain : Kalium Kromat
Rumus molekul : K2CrO4
Pemerian : Massa hablur; kuning.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan jernih.
3. AgNO3 (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : ARGENTI NITRAS
Nama lain : Perak Nitrat
Berat molekul : 169,87
Rumus molekul : AgNO3
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna
putih; tidak berbau; menjadi gelap jika kena
cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan : Antiseptikum ekstern, kaostikum.

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
4. NaCl (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium Klorida
Rumus molekul : NaCl
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk
serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol
P; sukar larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sumber ion klorida dan ion natrium.

C. Prosedur Kerja
a. Penentuan kadar efendri-HCl (Anonim,2018)

Ditimbang saksama 250 mg zat uji, kemudian dilarutkan dalam


erlenmenyer dengan 10 ml air suling, tambahkan indokator K2CrO4
5 % 3 tetes dan titrasi dengan larutan baku AgNO3 0,1 N sampai
terbentuk endapan kemerah-merahan.

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
BAB 3 METODE KERJA

A. Alat
Adapun alat yang digunakan saat peraktikum yaitu bulk, buret, statif,
erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia , pipet tetes, dan corong.

B. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah aquades,
larutan AgNO3, larutan K2CrO4, larutan NaCl.
C. Cara kerja
Terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian dipasang buret ke statif. Isi buret dengan Larutan baku AgNO 3
0.1108 N sampai batas tanda lalu ditutup dengan aluminium foil.
Kemudian ditimbang serbuk NaCl lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
Kemudian dilarutkan dengan 25 mL air. Kemudian ditambahkan indikator
K2CrO4 sebanyak 2 tetes ke dalam erlemeyer. Lalu dititrasi larutan
tersebut dengan larutan baku AgNO3 0,1108 N sampai terbentuk endapan
merah bata. Lalu perhatikan Volume titrannya lalu hitung kadarnya.

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
Berat Volume Rata –
% kadar Kadar
Klp NaCl Titran rata % Ket.
NaCl Teoritas
(mg) (mL) kadar
1 100,91 13,5 86,621 %
2 133,91 22,5 108,79 %
Sesuai
93,2435 99,6086 ≤ 99,5 %
3 142,359 20,5
% %
4 137,43 23,3 109,78 %

B. Pembahasan
Dasar teori argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titran dan analit. Sebagai contoh yang banyak
dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana Ag+ dari titran akan
bereaksi dengan Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah
larut.
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl
adalah metode mohr dengan indikator K2CrO4. Penambahan indikator
ini akan menjadikan warna larutan menjadi kuning. Titrasi dilakukan
hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan
berubahnya warna larutan menjadi merah bata dan munculnya
endapan putih secara permanen
Hubungan titrasi argentometri dengan reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi yaitu pada titrasi argentometri ini merupakan titrasi yang
menggunakan perak nitrat sebagai titran pemberian indikator kalium
kromat yang menghasilkan endapan, sedangkan pada reaksi redoks
merupakan perubahan bilangan transfer bilangan oksidasi karena
transfer yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi.

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
Titrasi langsung yaitu titrasi yang biasanya digunakan untuk ion-ion
yang tidak mengendap dan reaksi pembentukan kompleksnya berjalan
cepat. Titrasi tidak langsung dapat digunakan untuk menetapkan
kadar-kadar ion seperti anion yang tidak bereaksi dengan pengkelat.
Titrasi subtitusi digunakan untuk ion logam yang tidak bereaksi dengan
indicator logam.titrasi kembali adalah titrasi yang digunakan apabila
reaksi antara kation dngan EDTA lambat atau tidak ada indicator yang
cocok. Untuk hal seperti ini ditambahkan EDTA berlebih
Alasan penambahan AgNO3 karena AgNO3 sebagai titrannya.
AgNO3 digunakan untuk penetapan kadar NaCl atau penetapan
konsentrasi larutan NaCl. Alasan ditambahkan K2CrO4 karena K2CrO4
sebagai indikatornya atau untuk perubahan warna jika terjadi titrasi.
Alasan penggunaan sampel NaCl adalah NaCl murni bersifat tidak
higroskopis dan dapat diperoleh di pasaran. NaCl berfungsi sebagai
zat (larutan) baku primer untuk larutan AgNO3 atau penetapan kadar
AgNO3. Sampel juga bisa menggunakan MgCl2.
Larutan baku adalah larutan yang membakukan atau untuk
memastikan kosentrasi larutan tertentu, yaitu larutan yang sukar
diperoleh melalui pembuatannya secara langsung.
Perbedaan larutan baku primer dan sekunder ialah baku primer
langsung menghasilkan larutan baku, molaritas/normalitasnya dapat
dipastikan sedangkan baku sekunder larutan kebakuannya (kepastian
molaritasnya) ditetapkan langsung terhadap larutan baku primer.
Terbentuknya endapan merah bata karena Larutan klorida dalam
suasana netral atau agak katalis dititrasi dengan larutan perak nitrat
menggunakan indikator kromat. Apabila ion klorida atau bromida telah
habis diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi
membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah bata sebagai
titik akhir titrasi
Yang pertama dilakukan dalam praktikum adalah Terlebih dahulu
disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian dipasang

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
buret ke statif. Isi buret dengan Larutan baku AgNO3 0.1108 N sampai
batas tanda lalu ditutup dengan aluminium foil. Kemudian ditimbang
serbuk NaCl lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian
dilarutkan dengan 25 mL air. Kemudian ditambahkan indikator K2CrO4
sebanyak 2 tetes ke dalam erlemeyer. Lalu dititrasi larutan tersebut
dengan larutan baku AgNO3 0,1108 N sampai terbentuk endapan
merah bata. Lalu perhatikan Volume titrannya lalu hitung kadarnya.

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar NaCl
dengan berat sampel 142,359 mg membentuk endapan merah pada
volume titran yaitu pada 20,5 ml dan persen kadarnya ialah 93,2435
%.
B. Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang digunakan harus benar-benar steril
tanpa adanya kontaminasi dengan zat-zat lain sehingga hasil
praktikum sesuai dan berjalan dengan lancar.

Pada percobaan ini, mekanisme perubahan warna terjadi pada saat


penambahan indikator EBT terjadi perubahan warna menjadi ungu
karena ion Zn2+ terikat pada EBT membentuk suatu kompleks. Lalu
saat dititrasi dengan EDTA terjadi perubahan warna dari ungu ke biru
karena pembentukan kompleks antara ion Zn2+ dengan EDTA
sehingga ketika ion Zn2+ habis bereaksi dengan EDTA menghasilkan
warna biru.
Pada percobaan kali ini yang pertama kali harus dilakukan yaitu
menyiapkan alat yang akan digunakan kemudian menyiapkan bahan-
bahan yang akan digunakan pula seperti penimbangan zat uji
sebanyak 100 mg kemudian dilakukan prosedur kerja pada titrasi
pengkompleksan dengan cara larutkan zat uji yang telah ditimbang
kedalam erlenmeyer dengan 100 ml air suling, kemudian tambahkan
NaOH encer tetes demi tetes sampai membentuk endapan yang
mantap. Lalu tambahlan 5 ml larutan dapar ammonia pH 10, titrasi
dengan EDTA 0,05 M menggunakan indikatoe EDT-NaCl 20 mg
hingga terjadi warna biiru.

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
Alasan penggunaan bahan yaitu, Aquadest digunakan untuk
melarutkan sampel karena ZnSO4 sangat mudah larut dalam air.
Dapar ammonia digunakan sebagai pereaksi dalam titrasi
kompleksometri dan dikatakan dapar ammonia karena digunakan
untuk mempertahankan pH. EBT digunakan sebagai indikator karena
EBT termasuk indikator metalkromat yaitu indikator yang bertindaak
sebagai pengompleks dan indikator logamnya mempunyai warna yang
berbeda dengan pengompleksnya sendiri dan EDTA merupakan
larutan baku kompleks.

Pada percobaan titrasi dengan metode kompleksometri,


berdasarkan volume titran yang di peroleh pada masing-masing titrasi
tersebut maka dapat di tentukan kadar sampel yang terdapat dalam
larutan. Dengan menentukan rumus untuk penentuan persen kadar
maka di peroleh persen kadar zink sulfat yaitu pada kelompok (1)
39,7 %, kelompok (2) 97,8452 %, kelompok (3) 89,445 % dan
kelompok (4) 128,5 %.
Alasan penambahan bahan yaitu, aquadest digunakan sebagai
pelarut, digunakan indikator K2CrO4 karena menggunakan metode
Mohr dan lebih mudah membentuk endapan dengan AgNO 3 sehingga
lebih mudah diamati dan dilihat titik akhir titrasinya, dan AgNO3
digunakan sebagai titran dalam titrasi Argentometri.
Mekanisme perubahan warna, pada awal penambahan, ion Cl- dan
HCl yang tergantung pada larutan bereaksi dengan ion Ag+ yang
ditambah sehingga membentuk endapan AgCl yang berwarna putih.
Sedangkan, larutan pada awalnya berwarna kuning karena
penambahan indikator K2CrO4. Saat terjadi titik ekuivalen yaitu saat
ion Cl- tepat bereaksi dengan ion Ag+ yang bereaksi ion Cl- habis
dalam sistem. Dengan penambahan AgNO3 yang sedikit berlebih
menyebabkan ion Ag+ bereaksi dengan ion CrO42- dalam indikator
kalium bromat membentuk endapan putih dengan warna merah bata.

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
Pada percobaan titrasi dengan metode argentometri, berdasarkan
volume titran yang di peroleh pada masing-masing titrasi tersebut
maka dapat di tentukan kadar sampel yang terdapat dalam larutan.
Dengan menentukan rumus untuk penentuan persen kadar maka di
peroleh persen kadar natrium klorida yaitu pada kelompok (1) 131,49
%, kelompok (2) 142,0092 %, kelompok (3) 192,852 % dan kelompok
(4) 113,95 %.

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI

Daftar Pustaka

Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Makassar: UMI

Cairs, Donald. 2009. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: EGC


Gandjar Ibnu, Gholib., Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mulyono, HAM, 2006. Membuat Reagen Kimia Di Laboratorium. Jakarta:


PT Bumi Kasara

Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Jendral. 1979. Farmakope


Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Svehla, G .1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan


Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI
Tim Eramedia. 2008. Kamus Pintar Kimia. Jakarta: Eramedia Publisher
Tim Pustaka Gama. 2014. Kamus Kimia. Jakarta: Pustaka Gama

Lampiran

A. Skema

Siapkan alat dan bahan



Pasang buret ke statif

Isi buret dengan Larutan baku AgNO3 0.1108 N sampai batas tanda

Tutup dengan aluminium foil

Timbang serbuk NaCl

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI

Masukan NaCl yang telah ditimbang ke dalam Erlenmeyer

Larutkan dengan 25 mL air

Tambahkan indikator K2CrO4 sebanyak 2 tetes ke dalam erlemeyer

Titrasi larutan tersebut dengan larutan baku AgNO3 0,1108 N sampai
terbentuk endapan kemerah – merahan

Amati Volume titrannya

Hitung kadarnya

B. Gambar

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI

Sebelum di titrasi sesudah di titrasi

C. Perhitungan

Kelompok 1
Vt ×N ×Bst
% Kadar = x 100%
BS ×FK
13,5 𝑥 0,1108 𝑥 5,844
= X 100%
100,91 𝑥 0,1

= 86,626 %
Kelompok 2
Vt ×N ×Bst
% Kadar = x 100%
BS ×FK
22,5 x 0,1108 x 5,844
= X 100%
133,91 ×0,1

= 108,7976 %
Kelompok 3
Vt ×N ×Bst
% Kadar = x 100%
BS ×FK
20,5 x 0,1108 x 5,844
= X 100%
142,359 × 0,1

= 93,2435 %
Kelompok 4
Vt ×N ×Bst
% Kadar = x 100%
BS ×FK
23,3 x 0,1108 x 5,844
= X 100%
137,43 × 0,1

= 109,7802 %

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224
ARGENTOMETRI

ANDI CICI MAYASARI RIFKY SALDI A. WAHID S. Farm


15020170224

Anda mungkin juga menyukai