BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titrasi argentometri biasa juga di sebut dengan titrasi
pengendapan yang merupakan titrasi yang memperlihatkan
pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara
titran. Jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang
cepat setiap kali titran di tambahkan analit, tidak adanya interpensi
yang mengganggu titrasi dan titik akhir titrasi mudah diamati.
B. Maksud Praktikum
Adapun maksud percobaan dari praktikum Argento ialah:
- mempelajari dan memahami cara menentukan kadar suatu
senyawa dengan menggunakan metode argentometri.
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan percobaan dari praktikum argento ialah:
- Untuk menentukan kadar NaCl dalam analisa argentometri dengan
menggunakan larutan baku AgNO3
D. Prinsip percobaan
Percobaan ini berdasarkan pada reaksi pengendapan zat yang
cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran.
A. Teori Umum
Dalam Farmakope Indonesia, titrasi argentometri digunakan
untuk penentuan kadar: amonium klorida, fenoterol hidrobromida,
kalium klorida, klorbutanol, melfalan, metenamin mandelat dan
sediaan tabletnya, natrium klorida, natrium nitroprusida, sistein
hidroklorida dan tiamfenikol. (Ibnu Gholib,2007)
Argentometri merupakan metode analisis volumetri yang
digunakan untuk menentukan endapan dengan perak nitrat AgNO 3
(Tim Pustaka Gama:2014).
Argentometri sesuai dengan namanya, penetapan kadar ini
menggunakan perak nitrat (AgNO3). Garam ini merupakan satu-
satunya garam perak yang terlarut air sehingga reaksi perak nitrat
dengan garam lain akan menghasilkan endapan (Cairs:2009)
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan
kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk
endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode
argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada
argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak
larut atau endapan. Reaksi yang mendasari titrasi argentometri
adalah:
(Ibnu Gholib:2007)
AgNO3 + Cl- AgCl(s) + NO3-
Pengendapan mungkin adalah metode yang paling sering
dipakai dalam praktek analisis kualitatif. Timbulnya endapan sebagai
hasil penambahan suatu reagensia tertentu dapat dipakai sebagai uji
terhadap suatu ion tertentu. Dalam hal demikian, kita cukup hanya
mengamati, apakah endapan yang terbentuk mempunyai warna dan
penampilan umum yang tepat, dan kadang-kadang menguji lagi
dengan reagensia-reagensia lebih lanjut, dengan mengamati efeknya
C. Prosedur Kerja
a. Penentuan kadar efendri-HCl (Anonim,2018)
A. Alat
Adapun alat yang digunakan saat peraktikum yaitu bulk, buret, statif,
erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia , pipet tetes, dan corong.
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah aquades,
larutan AgNO3, larutan K2CrO4, larutan NaCl.
C. Cara kerja
Terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian dipasang buret ke statif. Isi buret dengan Larutan baku AgNO 3
0.1108 N sampai batas tanda lalu ditutup dengan aluminium foil.
Kemudian ditimbang serbuk NaCl lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
Kemudian dilarutkan dengan 25 mL air. Kemudian ditambahkan indikator
K2CrO4 sebanyak 2 tetes ke dalam erlemeyer. Lalu dititrasi larutan
tersebut dengan larutan baku AgNO3 0,1108 N sampai terbentuk endapan
merah bata. Lalu perhatikan Volume titrannya lalu hitung kadarnya.
A. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
Berat Volume Rata –
% kadar Kadar
Klp NaCl Titran rata % Ket.
NaCl Teoritas
(mg) (mL) kadar
1 100,91 13,5 86,621 %
2 133,91 22,5 108,79 %
Sesuai
93,2435 99,6086 ≤ 99,5 %
3 142,359 20,5
% %
4 137,43 23,3 109,78 %
B. Pembahasan
Dasar teori argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titran dan analit. Sebagai contoh yang banyak
dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana Ag+ dari titran akan
bereaksi dengan Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah
larut.
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl
adalah metode mohr dengan indikator K2CrO4. Penambahan indikator
ini akan menjadikan warna larutan menjadi kuning. Titrasi dilakukan
hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan
berubahnya warna larutan menjadi merah bata dan munculnya
endapan putih secara permanen
Hubungan titrasi argentometri dengan reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi yaitu pada titrasi argentometri ini merupakan titrasi yang
menggunakan perak nitrat sebagai titran pemberian indikator kalium
kromat yang menghasilkan endapan, sedangkan pada reaksi redoks
merupakan perubahan bilangan transfer bilangan oksidasi karena
transfer yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi.
A. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar NaCl
dengan berat sampel 142,359 mg membentuk endapan merah pada
volume titran yaitu pada 20,5 ml dan persen kadarnya ialah 93,2435
%.
B. Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang digunakan harus benar-benar steril
tanpa adanya kontaminasi dengan zat-zat lain sehingga hasil
praktikum sesuai dan berjalan dengan lancar.
Daftar Pustaka
Lampiran
A. Skema
B. Gambar
C. Perhitungan
Kelompok 1
Vt ×N ×Bst
% Kadar = x 100%
BS ×FK
13,5 𝑥 0,1108 𝑥 5,844
= X 100%
100,91 𝑥 0,1
= 86,626 %
Kelompok 2
Vt ×N ×Bst
% Kadar = x 100%
BS ×FK
22,5 x 0,1108 x 5,844
= X 100%
133,91 ×0,1
= 108,7976 %
Kelompok 3
Vt ×N ×Bst
% Kadar = x 100%
BS ×FK
20,5 x 0,1108 x 5,844
= X 100%
142,359 × 0,1
= 93,2435 %
Kelompok 4
Vt ×N ×Bst
% Kadar = x 100%
BS ×FK
23,3 x 0,1108 x 5,844
= X 100%
137,43 × 0,1
= 109,7802 %