Anda di halaman 1dari 8

Pengklasifikasian Senyawa Organik dengan Pendekatan Kualitatif

22 September 2014
Wiji Dwi Utami
1113016200014

Abstrak
Melakukan pengklasifikasian terhadap senyawa organik sangat penting karena
untuk mengetahui apakah senyawa tersebut termaksud dalam senyawa polar atau
nonpolar. Selain itu, juga untuk mengetahui sifatnya termasuk asam, basa, ataupun
netral. Praktikum ini bertujuan untuk mengklasifikasikan senyawa organik. Metode
yang digunakan dalam pengklasifikasian senyawa organik ini menggunakan
pendekatan kualitatif berdasarkan sifat kelarutannya. Pada pengklasifikasian
senyawa ini digunakan pelarut air, dietileter, NaOH 5%, NaHCO3 5%, HCl 5%, dan
H2SO4 96%. Berdasarkan percobaan diperoleh data sebagai berikut: sampel 1
termasuk golongan Sa, sampel 2 dan 3 termasuk golongan Inert, dan sampel 4
termasuk golongan S.

Kata kunci: Pengklasifikasian, Senyawa Organik, Kelarutan, Senyawa polar,
senyawa nonpolar

Pendahuluan
Senyawa organik hanya mewakili satu jenis senyawa kimia, yaitu yang
mengandung satu atom karbon atau lebih. Kimia organik barangkali lebih baik
didefinisikan sebagai kimia senyawa yang mengandung karbon. Meskipun
penggolongan seperti ini agak terbatas, fakta menunjukkan bahwa senyawa yang
mengandung atom karbonlah yang banyak terdapat di muka bumi ini. Fakta ini
adalah akibat dari kemampuan atom karbon membentuk ikatan dengan atom karbon
lain. Jika sifat khas ini dibarengi dengan kemampuan atom karbon membentuk
empat ikatan dalam ruang tiga dimensi, maka berbagai susunan atom dapat terjadi.
Saat ini jutaan senyawa organik telah ditentukan cirinya, dan setiap tahun puluhan
ribu zat baru ditambahkan ke dalam daftar ini, baik sebagai hasil penemuan di alam,
ataupun sebagai hasil pembuatan di laboratorium. (Budimarwanti,
http://staff.uny.ac.id)
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah
suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-
atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor. Pada awalnya
senyawa karbon secara tidak langsung menunjukkan hubungannya dengan sistem
kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak
mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Hal ini terbukti pada abad ke-19,
senyawa organik dapat dibuat dari sumber-sumber yang tidak ada kaitannya dengan
sistem kehidupan. Sebagai contoh, Friedrich-Wohler pada tahun 1828 telah berhasil
membuat urea (urea adalah senyawa organik dari makhluk hidup yang berasal dari
urin) dengan jalan menguapkan garam ammonium sianat yang merupakan seyawa
anorganik menjadi senyawa organik. (Riswiyanto, 2009: 1)
Pengolongan senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus fungsi yang
dikandungnya. Gugus fungsi (functional group) adalah sekelompok atom yang
menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yag mengandung
gugus (atau gugus-gugus) fungsi yang sama mengalami reaksi yang serupa. Semua
senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal sebagai
hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan
karbon. Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan utama,
yaitu alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik (aliphatic hydrocarbon) tidak
mengandung gugus benzene, atau cincin benzene, sedangkakn hidrokarbon
aromatik (aromatic hydrocarbon) mengandung satu atau lebih cincin benzene.
(Chang, 2005: 332)
Banyak cara menggolong-golongkan senyawa organik. Klasifikasi berikut
hanya untuk memberikan gambaran jenis senyawa organik berdasarkan unsur
pembentuknya.
Tabel 9.2 Jenis Senyawa Organik Berdasar Jenis Unsur Penyusunnya
Jenis Unsur Jenis Senyawa
C; H



Hidrokarbon (Alkana, Alkena,
Alkuna, Sikloalkana, Sikloalkena,
Benzena)
C; H; O Alkanol (Alkohol), Alkanal (Aldehid),
Alkanon (Keton), Asam Alkanoat
(Asam Karboksilat), Eter, Ester,
Karbohidrat, Fenol, Ester Aromatik

C; H; halogen Alkil-halida

C; H; N Amina, dll.
C; H; O; N Amida, Asam Amino, Protein
C; H; O; P Lipida
C; H; O; N; P Asam Nukleat

C; H; O; N; P; S Protein
(http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/KONSEP_DASAR_KIMIA_UNTUK_SD/BBM_9.1.pdf)
Uji kelarutan cukup penting dalam studi senyawa organik. Kelarutan dari
sejumlah senyawa diuji terhadap air, HCl 5%, NaHCO3 5%, NaOH 5%, H2SO4
pekat dan berbagai pelarut organik. Informasi ini berguna untuk merujuk apakah
senyawa tersebut bersifat asam, basa, atau netral. Asam sulfat dan asam klorida
dapat digunakan untuk mengetahui kandungan oksigen, nitrogen atau belerang dari
suatu senyawa yang dapat terprotonasi. Informasi ini dapat digunakan untuk
memperkirakan berbagai gugus fungsional suatu senyawa organik. (Sanusi
Ibrahim, 2013: 129)



Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada hari Selasa, 23 September 2014. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum pengklasifikasian senyawa organik ini antara lain
tabung reaksi, pipet tetes, kertas lakmus, air, larutan dietileter, larutan NaOH 5%,
Larutan NaHCO3 5%, Larutan HCl 5%, dan Larutan H2SO4 96%.
Pertama-tama, kami menyiapkan 4 buah tabung reaksi. Kemudian masing-
masing tabung tersebut diberi label sampel 1, sampel 2, sampel 3, dan sampel 4.
Selanjutnya mengisi masing-masing tabung reaksi dengan sampel yang telah
disediakan sebanyak 1 mL. Tahap kedua menguji kelarutan sampel dalam air
dengan menambahkan air ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah berisi
sampel sebanyak 1 mL. Setelah itu, goyangkan tabung reaksi sehingga larutan
tercampur secara merata. Mencatat kelarutan senyawa dengan air. Setelah diamati
kelarutannya dengan memerhatikan meniscus, sampel 1 dan 4 larut di dalam air.
Sedangkan sampel 3 tidak larut di dalam air. Selanjutnya untuk sampel 1 dan 4
dilakukan uji kelarutan dengan menggunakan dietileter. Setelah ditambahkan
dietileter, sampel 1 larut sedangkan sampel 4 tidak larut. Kemudian Sampel 1 diuji
dengan mencelupkan kertas lakmus biru, dan warnanya berubah menjadi merah.
Untuk sampel 2 dan 3 yang tidak larut didalam air, selanjutnya diuji
kelarutannya menggunakan larutan NaOH 5%. Masing-masing sampel (2 dan 3)
ditambahkan 1 mL larutan NaOH 5%. Setelah tercampur, kemudian melihat
meniscus larutan tersebut. Ternyata keduanya tidak larut. Lalu dilanjutkan menguji
kelarutan sampel 2 dan sampel 3 menggunakan larutan HCl 5%. Setelah
ditambahkan masing-masing sebanyak 1 mL dan dilihat meniskusnya, ternyata
meniscus tebal (tidak larut). Karena keduanya (sampel 2 dan 3) tidak larut,
dilanjutkan dengan uji kelarutan menggunakan H2SO4 96%. Masing-masing
sampel 2 dan sampel 3 diberi larutan H2SO4 sebanyak 1 mL. Setelah tercampur,
kemudian melihat meniscus larutan tersebut, dan hasilnya kedua sampel (sampel 2
dan sampel 3) memiliki meniscus yang tebal (menandakan tidak larut).

Hasil dan Pembahasan
Hasil
Compound #:
(physical aspects)
Solubility Tes Result (Yes/No)
Sample 1
Water Yes
Ether Yes
NaOH -
NaHCO3 -
HCl -
H2SO4 -
Compound #:
(physical aspects)
Solubility Tes Result (Yes/No)
Sample 2
Water No
Ether -
NaOH No
NaHCO3 -
HCl No
H2SO4 No
Compound #:
(physical aspects)
Solubility Tes Result (Yes/No)
Sample 3
Water No
Ether -
NaOH No
NaHCO3 -
HCl No
H2SO4 No
Compound #:
(physical aspects)
Solubility Tes Result (Yes/No)
Sample 4
Water Yes
Ether No
NaOH -
NaHCO3 -
HCl -
H2SO4 -

Pembahasan
Senyawa organik dapat diklasifikasikan sesuai dengan sifat
kelarutannya dalam sejumlah pelarut dan larutan tertentu. Secara umum,
senyawa polar akan larut dengan pelarut polar, dan senyawa non-polar akan
larut dalam pelarut non-polar. Dalam kelarutannya, senyawa organic dalam
suatu pelarut atau larutan tertentu dapat memberi informasi mengenai
klasifikasi larutan baik itu bersifat asam, basa, atau netral.
Pada uji kelarutan, tahap pertama yang dilakukan adalah menguji
kelarutan suatu sampel dengan menggunakan air. Air merupakan suatu
senyawa polar yang mudah sekali ditemukan. Dalam uji kelarutan suatu
senyawa organic di dalam air ini akan ada senyawa yang larut dan tidak
larut. Uji kelarutan senyawa organic dalam air dapat menjadi kunci utama
untuk melanjutkan ke tahap berikutnya dalam pengklasifikasian suatu
senyawa organic. Berdasarkan hasil percobaan, sampel 1 dan 4 larut dalam
air, sedangkan sampel 2 dan 3 tidak larut dalam air. Untuk mengetahui larut
atau tidaknya sampel di dalam pelarut dapat dilihat dari meniskusnya.
Laarutan yang meniskunya tebal berarti tidak larut.
Sampel 1 dan 4 larut di dalam air, dilihat dari meniskusnya yang
tipis. Karena larut dengan air, maka dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu
uji kelarutan dengan dietileter. Pada uji ini, sampel 1 larut dalam dietileter.
Lalu diuji dengan kertas lakmus biru dan hasilnya kertas lakmus tersebut
berubah warna menjadi merah. Berarti sampel 1 ini tergolong kelas Sa
(Asam karboksilat). Sedangkan sampel 4 tidak larut dalam dietileter, maka
tergolong kelas S (garam/amino).
Sampel 2 dan 3 tidak larut di dalam air, dilihat dari meniskusnya
yang tebal. Karena tidak larut dalam air, maka kedua sampel tersebut diuji
kelarutannya dengan NaOH 5%. Hsilnya, kedua sampel tidak larut di dalam
NaOH, dilihat dari meniscus keduanya tebal. Kemudian dilanjutkan dengan
uji kelarutan menggunakan HCl 5%, hasilnya juga tidak larut maka
tergolong ke dalam kelas Neutral compund (Nm). Untuk memperjelas
apakah sampel tersebut merupakan netral atau inert, selanjutnya diuji
kelarutan menggunakan H2SO4 96%, hasilnya pun tidak larut. Asam sulfat
dan asam klorida ini digunakan untuk mengetahui kandungan oksigen,
nitrogen atau belerang dari suatu senyawa yang dapat terprotonasi. Karena
kedua sampel menunjukkan tidak larut di dalam H2SO4 96%, maka
keduanya tergolong kelas Inert (Haloalkanes, Sat. Hydrocarbs).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Sample 1 termasuk golongan Sa (Asam Karboksilat)
2. Sample 2 termasuk golongan Inert
3. Sample 3 termasuk golongan Inert
4. Sample 4 termasuk golongan S (garam/amino)
Daftar Pustaka
Chang, Raymond. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2005
Ibrahim, Sanusi, dkk. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013.
Riswiyanto. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga. 2009
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/KONSEP_DASAR_KIMIA_UNTUK_SD/BBM_9.1.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PENGGOLONGAN%20SENYAWA
%20ORGANIK%20DAN%20DASAR-DASAR%20REAKSI.pdf
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai