Anda di halaman 1dari 11

RESUME PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK 1

Oleh :

Nama : Nadhilah Amsyar

NIM : 21036154

Prodi : Kimia NK E

Dosen Pembimbing : 1. Dra. Sri Benti Etika, M.Si

2. Melindra Mulia, M.Si

Asisten Dosen : 1. Dina Fadhila

2. Sukma Amelia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
EKSPERIMEN 1

TEST KELARUTAN

Praktikum “Test Kelarutan” ini bertujuan untuk menentukan gugus fungsi utama dari
senyawa organik yang tak dikenali (unknown). Tes kelarutan dilakukan untuk semua zat-zat
yang tak dikenal (unknown), dengan test kelarutan dapat ditentukan apakah suatu senyawa
adalah basa kuat (amina), asam lemah (fenol), asam kuat (asam karboksilat), atau suatu zat
netral (aldehid,keton, alkohol, ester, eter). Pelarut yang umum digunakan pada test kelarutan
adalah HCl 5%, NaOH 5%, NaHCO3 5%, H2SO4 pekat, H2O, dan pelarut- pelarut organik.

Pada praktikum in dibahas beberapa kelarutan, diantaranya :

1) Kelarutan Dalam Air


Senyawa yang mengandung ≤ 4 atom C dan juga mempunyai atom O, N atau S,
pada umumnya larut dalam air. Senyawa-senyawa dengan ≥ 5 atom karbon pada
umumya tidak larut dalam air,atau mempunyai kelarutan terbatas. Larutnya
senyawa organik dalam air disebabkan terjadinya ikatan hidrogen antara senyawa
tersebut dengan molekul air.

Contoh : C2H5OH larut dalam air dalam segala perbandingan. C6H5OH


larut sebagian (terbatas) dalam air. C8H13OH tidak larut dalam
air.

2) Kelarutan dalam NaOH 5% dan NaHCO3 5%


Senyawa- senyawa yang larut dalam NaOH (suatu basa kuat), adalah asam kuat
(asam karboksilat) atau asam lemah (fenol). Sedangkan senyawa-senyawa yamg
larut dalam NaHCO3 (basa lemah) adalah asam kuat.
C6H5COOH + NaHCO3 → C6H5COONa + CO2 +H2O
3) Kelarutan dalam HCl 5%
Jika suatu senyawa larut dalam asam encer, kemungkinan besar adalah suatu
amina RNH2, R2NH atau R3N (BM tinggi).

Contoh: C6H5NH2 + HCl → C6H5NH3+Cl-


(fenil amonium klorida)
4) Kelarutan dalam H2SO4
Senyawa yang dapat larut dalam asam sulfat pekat dingin seperti alkena,
ester, alkohol, keton, amida dan aldehid.

5) Senyawa-senyawa inert
Senyawa-senyawa yang tidak larut dalam asam sulfat pekat atau pelarut
lain.

Pada praktikum ini digunakan beberapa alat dan bahan. Alat yang digunakan antara
lain tabung reaksi kecil, rak tabung reaksi, pipet tetes, dan spatula. Sedangkan bahan yang
digunakan antara lain aquades, HCL, NaOH, H2SO4 pekat, NaHCO3 dan kertas lakmus.
Praktikum ini dilakukan dengan cara sebagai berikut 1 mL aquadest atau pelarut
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tetes cairan atau kristal padat tak dikenal
(unknown), ketuk tabung reaksi denga hati-hati sampai dapat dipastikan bahwa zat tak dikenal
larut atau tidak larut dalam pelarut. Jika larut, lanjutkan dengan menggunakan kertas lakmus
dan jika zat unknown tidak larut dalam aquadest, lanjutkan dengan penambahan 5 tetes NaOH
5%, dan seterusnya.

Pada praktikum ini sampel yang digunakan di beri merek A,B,C,D,E,F,G,H. delapan
sampel tersebut akan di uji kelarutannya dan setelah itu dapat ditentukan sifat dari larutan
sampel tersebut. Pada sampel A pada saat diberi H2O sampel tidak larut dalam H2O, kemudian
larutan sampel A ditambahkan larutan NaOH juga tidak larut, pada saat sampel A di beri
larutan HCl maka sampel A larut, maka sampel A kemungkinan bersifat Basa (amina BM
tinggi). Pada sampel B ketika dilarutkan dalam H2O maka sampel larut, dan kemungkinan
sampel B memiliki sifat netral (BM rendah). Pada sampel C juga larut di dalam air, ketika di
uji dengan kertas lakmus maka sampel C tidak merubah warna kertas lakmus, maka
kemungkinan sampel C juga bersifat netral (BM rendah). Kemudian pada sampel D larut
dalam H2O ketika di uji pada kertas lakmus maka larutan sampel ini merubah kertas , lakmus
biru menjadi merah dan kertas lakmus merah tetap merah maka kemungkinan sampel D
adalah asam karboksilat (BM rendah). Selanjutnya pada larutan sampel E larut dalam H 2O
pada saat diuji dengan kertas lakmus maka kertas lakmus merah berubah menjadi biru dan
kertas lakmus biru tetap menjadi biru, maka kemungkinan larutan sampel E adalah basa-basa
amina (BM rendah). Pada sampel F juga larut dalam H 2O pada saat diuji dengan kertas
lakmus, sampel F merubah kertas lakmus biru menjadi merah dan kertas lakmus merah tetap
merah, maka kemungkinan larutan sampel F yaitu asam karboksilat (BM rendah). Pada
larutan sampel G tidak larut dalam H2O dan pada penambahan larutan NaOH dan HCl sampel
G larut, maka kemungkinan sampel G yaitu asam karboksilat (BM tinggi). Dan pada sampel
yang terakhir yaitu sampel H larut dalam H2O dan juga tidak merubah warna kertas lakmus,
kemungkinan larutan sampel H bersifat Netral (BM rendah).
EKSPERIMEN 2

HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA)

Praktikum ini bertujuan untuk untuk menentukan adanya ikatan tunggal, ikatan ganda
dua dan ganda tiga dalam suatu senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon jenuh (alkana)
tergolong senyawa parafin(sukar bereaksi) sedangkan senyawa hidro-karbon tak jenuh (alkena
dan alkuna) dapat bereaksi dengan beberapa pereaksi seperti air Brom dan larutan
KMnO4 1% .

Pada praktikum ini digunakan beberapa alat, bahan, dan pereaksi. Alat yang
digunakan antara lain rak tabung reaksi, pipet tetes, dan tabung reaksi. Bahan yang digunakan
antara lain 3 macam minyak goreng (minyak goreng bekas, minyak goreng biasa, dan minyak
jagung). Sedangakn pereaksi yang digunakan antara lain air brom dalam CCl 4, aquades,
larutan KmnO4 1% dan H2SO4 pekat.

Pada praktikum ini dilakukan 3 test yaitu, test brom, test baeyer, dan test asam sulfat
pekat. Test brom dilakukan dengan cara memasukkan 1 mL hidrokarbon ke dalam tabung
reaksi lalu ditambahkan dengan 1-2 tetes air brom, setelah itu dilakukan pengamatan dan
catat hasilnya. Test baeyer dilakukan dengan cara memasukkan 1 mL hidrokarbon ke dalam
tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 3 mL larutan KMnO4 tetes demi tetes sambil
dikocok dan diamati hasilnya. Jika warna ungu hilang, atau jika timbul endapan coklat dari
mangan dioksida, menunjukkan senyawa adalah tidak jenuh. Sedangkan test asam sulfat pekat
dilakukan dengan cara 1 mL hidrokarbon dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan
1 mL H2SO4 pekat sambil dikocok dan amati hasilnya.Jika senyawa larut atau jika timbul
warna atau temperatur berubah, senyawa adalah tidak jenuh.

Pada percobaan kali ini sampel yang digunakan diantaranya yaitu minyak makan,
minyak jagung, minyak jelatah dan juga heksana. Pada percobaan yang telah dilakukan
didapatkan hasil pada percobaan test brom pada minyak makan yang awalnya kuning bening
pada saat ditambahkan air brom berubah menjadi kuning keruh dan terdapat gelembung kecil
di bagian bawah tabung reaksi. Pada minyak jagung yang bewarna kuning bening setelah
ditambahkan air brom berubah menjadi putih keruh dan terbentuk gelembung kecil di bagian
bawah tabung reaksi. Pada minyak jelatah yang bewarna kuning kecoklatan pada saat
ditambahkan dengan air brom berubah warna menjadi coklat keruh. Dan pada heksana yang
bewarna bening pada saat penambahan air brom berubah warna menjadi jingga.

Selanjutnya pada test Baeyer didapatkan hasil, pada minyak makan yang ditambahkan
larutan KMnO4 terdapat endapan dan warna ungunya menjadi hilang. Pada minyak jagung
yang bewarna kuning bening pada saat di tambahkan larutan KMnO 4 berubah warna menjadi
coklat gelap, pada minyak jelatah yang bewarna kuning kecoklatan saat ditambahkan larutan
KMnO4 berubah warna menjadi coklat gelap, kemudian pada heksana yang bewarna putih saat
ditambahakn larutan KMnO4 , larutan menjadi tidak bercampur dan memiliki endapan
bewarna coklat dan warna ungu yang diberikan oleh larutan KMnO4 tidak hilang.

Selanjutnya pada test asam sulfat pada minyak makan yang bewarna kuning bening
saat penambahan H2SO4 berubah warna menjadi coklat kemerahan dan suhu tabung reaksi
menjadi panas. Pada minyak jagung yang bewarna kuning bening pada saat penambahan
H2SO4 berubah warna menjadi merah darah, pada minyak jagung larutan membentuk busa
yang banyak hingga larutan Nampak sedikit. Suhu dari larutan menjadi panas. Pada minyak
jelatah yang bewarna coklat kotor ditambahakan larutan H 2SO4 berubah menjadi merah pekat
dan suhu larutan menjadi panas, dan pada heksana saat ditambahkan larutan H 2SO4 larutan
menjadi warna putih agak keruh dan terbentuk gelembung namun suhu larutan tetap (tidak
terjadi perubahan suhu).

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwah yang termasuk kepada hidrokarbon
jenuh yaitu heksana dan yang termasuk kepada hidrokarbon tak jenuh yaitu minyak goring,
minyak jagung dan juga minyak jelatah.
EKSPERIMEN 3

PENENTUAN TITIK LELEH DAN PENENTUAN TITIK DIDIH

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan titik leleh (TL) suatu senyawa organik
kristal/padatan dan untuk menentukan titik didih (TD) suatu senyawa organik cair. Titik leleh
zat kristal adalah suatu tetapan fisika dari zat itu, dan merupakan indeks utama dari kemurnian
suatu senyawa, yang dapat digunakan untuk identifikasi suatu zat. Titik didih adalah suhu
(temperatur) ketika tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami
oleh cairan. Ada dua tipe peralatan titik leleh dan titik didih, yaitu tabung thiele melting point
apparatus.

Pada praktikum ini digunakan beberapa alat dan bahan. Pada penentuan titik leleh
digunakan beberapa alat antara lain tabung thiele,pipa kapiler, pemanas, sumbat tabung, karet
pengikat dan pemanas. Bahan yang digunakan antara lain kristal asam oksalat, kristal
nafthalena, cuplikan (sampel), kristal asam benzoat, minyak pemanas, dan kristal zat padat
organik lain. Sedangkan pada penentuan titik didih digunakan beberapa alat antara lain tabung
thiele, tabung reaksi mini, pipa kapiler tertutup pada satu ujungnya, benang, termometer,
dan lampu spritus. Bahan yang digunakan antara lain minyak pemanas, cairan yang hendak
diketahui titik didihnya, N-butanol, N-heksana, kloroform, asam asetat, etit asetat.

Penentuan titik leleh dilakukan dengan cara menyediakan tabung thiele dan pipa
kapiler yang tertutup salah satu ujungnya, tekan perlahan-lahan ujung terbuka dan kapilar di
atas sampel yang telah dihaluskan sampai setinggi kira-kira 1-2 mm, balikkan pipa kapiler
dan pegang tegak lurus, pukul-pukulkan dengan hati-hati sehingga kristal akan turun ke
bagian bawah yang tertutup,panaskan tabung thiele, selama pemanasan diatur kecepatan naik
temperatur, gunakan nyala lunak, pindahkan pemanas perlahan-lahan ke bagian belakang dan
teruskan sepanjang bagian bawah tabung thiele.Terakhir catat temperatur pertama pada waktu
tetesan pertama cairan terbentuk di antara kristal- kristal, dan temperatur kedua dimana
keseluruhan kristal berubah menjadi cairan.

Penentuan titik didih dilakukan dengan cara sebagai berikut : untuk penentuan mikro,
sepotong tabung reaksi berdiameter 6 mm yang tertutup pada salah satu ujungnya diikatkan
pada salah satu termometer dengan benang, cairan yang akan ditentukan titik didihnya
dimasukkan dengan pipet tetes ke dalam sebuah pipa kapiler yang tertutup salah satu
ujungnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi berdiameter 6 mm dengan ujung berlubang di
bagian bawah, keseluruhan alat ditempatkan ke dalam sebuah tabung thiele, benang
harus diatur diatas permukaan minyak dalam tabung thiele, lalu tabung thiele dipanaskan
seperti pada pemanasan titik leleh sampai timbul aliran gelembung-gelembung yang cepat
dan kontiniu dalam kapiler terbalik (pada saat ini pemanasan dihentikan). Terakhir, jika
gelembung-gelembung berhenti, cairan akan masuk ke dalam pipa kapiler saat dimana
cairan masuk ke dalam kapiler, bersesuaian dengan titik didih cairan tersebut, dan catat
temperatur..
EKSPERIMEN 4

KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS (KLT) DAN KROMATOGRAFI KERTAS


(KKT)

Praktikum ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk analisis kualitatif suatu zat atau
pemisahan campuran senyawa dalam jumlah sedikit.

Kromatografi adalah pemisahan suatu campuran.dari dua atau lebih senyawa


yang berbeda oleh distribusi antara dua fasa, satu diantaranya diam dan satunya lagi bergerak.
Praktikumkromatografi in terbagi atas kromatografi lapisan tipis dan kromatografi kertas.
Kromatografi lapis tipis adalah suatu teknik kromatografi yang digunakan untuk memisahkan
campuran yang tidak volatil. Kromatografi lapisan tipis dilakukan pada selembar kaca,
plastik, atau aluminium foil yang dilapisi dengan lapisan tipis bahan adsorben, biasanya silika
gel, aluminium oksida, atau selulosa. Sedangkan kromatografi kertas merupakan jenis dan
sistem partisi dimana fasa diam adalah lapisan tipis air-disokong oleh molekul-molekul
selulosa dari kertas, dan fasa gerak biasanya merupakan campuran dari satu atau lebih pelarut
organik dan air.

Alat dan bahan yang digunakan dalam kedua praktikum ini hampir sama. Pada
praktikum KLT digunakan beberapa alat antara lain plat lapisan tipis, bejana pengembang,
lampu UV, penggaris, pipa kapiler, pensil dan kaca arloji. Perbedaannya pada praktikum KKT
digunakan kertas whatman no. 1, no. 2, no.3, atau nomor lainnya dan kertas kromatografi.
Bahan yang digunakan pada kedua praktikum in sama yaitu daun petikan kebo dan kulit
manggis.

Praktikum kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas dilakukan dengan cara
yang sama. Hanya saja plat KLT digantung dengan kertas Pada praktikum ini dilakukan
beberapa test yaitu penotolan sampel pada plat, pengembangan kromotogrm (elusi), dan
identifikasi.

Praktikum pertama yaitu pada kromatografi lapis tipis dimana alat yang digunakan
yaitu plat lapisan tipis. Sampel yang digunakan yaitu daun petikan kebo dan ekstrak kulit
manggis. Pada plat diberi garis batas atas dan batas bawah. Plat ditotoli dengan daun petikan
kebo dan ekstrak kulit manggis yang sudah ditumbuk atau dihaluskan menggunakan alu.
Setelah kedua sampel halus ditambahkan dengan beberapa ml pelarut etanol. Penotolan
kedua sampel dilakukan pada plat yang sama dan diberi jarak antar sesamanya. Sebelum
dilakukan proses pemisahan antara kedua sampel maka dilakukan penjenuhan dengan keras
saring di dalam gelas kimia yang telah berisi pelarut heksana dan etanol dengan
perbandingan tertentu. Penjenuhan dilakukan sampai pelarut mencapai garis batas atas pada
kertas saring. Plat yang ditotoli kedua sampel yang telah dihaluskan (daun petikan kebo dan
ekstrak kulit manggis) dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi pelarut heksana dan
etanol yang telah dijenuhkan. Setelah proses pemisahan selesai plat KLT diangkat dan
dikeringkan (pemisahan dilakukan sampai pelarut mencapai garis batas atas). Kemudian
dilakukan analisis untuk mengetahui bentuk kromatogramnya. Analisis dilakukan
menggunakan lampu UV, dengan lampu UV ini akan terlihat warna-warna atau noda–noda
yang dihasilkan pada plat yang ditotoli daun petikan kebo dan ekstrak kulit manggis. Noda-
noda yang dihasilkan lalu dihitung nilai Rf nya. Nilai Rf (ratio to front atau retordation factor)
adalah perbandingan. jarak yang ditempuh senyawa dengan jarak yang ditempuh pelarut
(eluen).

Jarakyang ditempuh zat


Rf =
Jarak yang ditempuh pelarut

Pada praktikum kedua yaitu kromatografi lapis tipis. Cara kerjanya sama dengan
kromatografi lapis tipis hanya saja pada kromatografi kertas yang dilakukan pada kertas
whatman.
EKSPERIMEN 5

ALKOHOL DAN FENOL

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan adanya gugus hidroksil (-OH) pada
senyawa alkohol alifatis dan aromatis. Alkohol digolongkan ke dalam alkohol primer (1 0),
sekunder (2o) dan tersier (3o). Alkohol bereaksi asam ataupun klorida-klorida asam
membentuk ester. Keasaman alkohol dan fenol sama halnya dengan air, yaitu merupakan
asam lemah. Keasaman fenol lebih kuat dari air dan alkohol dikarenakan ion fenoksida
dimantapkan oleh resonansi.

Pada praktikum ini digunakan beberapa alat, bahan dan pereaksi. Alat yang digunakan
antara lain tabung reaksi ,rak tabung reaksi, pipet tetes, bak es, dan penangas air. Bahan yang
digunakan antara lain n-butanol, sec-butanol, dan tert-butil alkohol. Sedangkan pereaksi
yang digunakan antara lain NaOH 10 %, H 2 SO4 pekat, Na 2 Cr O7 1 %, asam asetat
glasial, larutan FeCl 3 5%, larutan iodine dalam KI, air,

Pada alkohol dilakukan 3 test, yaitu test iodoform, test esterifikasi dan test asam
kromat.Test iodoform dilakukan dengan cara menyediakan 3 buah tabung reaksi, isi masing-
masing dengan 1 ml etanol, n- butanol dan sec-butanol, tambahkan ke dalam masing-masing
tabung tersebut 2-3 tetes larutan iodium dalam KI, kemudian tambahkan larutan NaOH 10 %
tetes demi tetes sampai warna iodium hilang. Jika tidak terbentuk endapan, panaskan larutan
sekitar 50 °C selama 2 menit, terakhir amatilah warna dan baunya. Test esterifikasi dilakukan
dengan cara menyediakan 3 buah tabung reaksi, isi masing-masing dengan 1 mL etanol, sec-
butanol dan tert-butil alkohol, tambahkan ke dalam masing-masing tabung 1 mL asam asetat
glasial, dan tambahkan lagi 0,5 mL H2SO4 pekat, lalu campurkan dan panaskan perlahan-
lahan dengan ditutup, kemudian tambahkan 3 mL air, terakhir amatilah apa yang terjadi. Test
asam kromat dilakukan dengan cara menyediakan 3 buah tabung reaksi diisikan masing-
masing 2 mL larutan natriun- bikroalat 1 %, tambahkan 1 tetes asam sulfat pekat, campuran
dikocok baik-baik, kemudian tambahkan ke dalam tabung itu secara berurutan 2 tetes
etanol, sec-butanol, atau tert- butil alkohol, setelah itu campuran dipanaskan perlahan,
terakhir amatilah perubahan warna, yaitu timbulnya warna biru-hjau untuk alkohol primer
dan sekunder.

Pada fenol dilakukan 2 test yaitu, test feriklorida dan test natrium hidroksida. Test
feriklorida dilakukan dengan cara memasukkan 1 mL larutan fenol 3% dalam air ke dalam
tabung reaksi, lalu ditambahkan beberapa tetes larutan feriklorida dan amati warna yang
terjadi. Sebagian besar fenol menghasilkan suatu warna merah, biru purple atau hijau yang
kuat.Test natrium hidroksida dilakukan dengan cara melarutkan sedikit fenol dalam larutan
berair natrium hidroksida 10%l lalu amati perubahan yang terjadi.

Alkoksida, yaitu basa konjugat dari alkohol, merupakan basa kuat sepertihalnya ion
hidroksida. Alkoksida ialah senyawa ionik yang sering digunakan sebagai basa kuat dalam
kimia orgaik. Ion ini dapat dibuat melalui reaksi alkohol denganlogam natrium atau kalium
atau dengan hidrida logam. reaksi ini berlangsung tak reversible tidak dapat balik &,
menghasilkan alkoksida logam yang sering kali dapatdiisolasi berupa padatan putih.
EKSPERIMEN 6

ASAM KARBOKSILAT

Praktikum ini bertujuan untuk Untuk mempelajari kelarutan serta mengenal reaksi-
reaksi asam karboksitat. Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung
gugus karboksil (-CO2H), yang mempunyai sebuah gugus karbonil dan sebuah gugus
hidroksil.

Pada praktikum ini digunakan beberapa alat dan bahan. Alat yang digunakan antara
lain Tabung reaksi, Erlenmeyer 125 ml, Statif, , Rak tabung reaksi, .1 set alat titrasi, klem
buret, Pipet tetes, dan Buret. Bahan yang digunakan antara lain Kertas pH, Etanol ,air,
NaHCO3 5%, am asetat pa.

Pada praktikum ini dilakukan beberapa test, yaitu test pH dari suatu laruran berair,
reaksi dari larutan natrium bikarbonat danreaksi esterifikasi.Test pH dari suatu larutan berair
dilakukan dengan cara senyawa asam karboksilat (asam asetat) dilarutkan dalam air,
kemudian cek pH larutan itu dengan kertas pH. Reaksi dengan larutan natrium bikarbonat
dilakukan dengan cara melarutkan sejumlah kecil senyawa dalam larutan natrium bikarbonat
5% pada tabung reaksi lalu amati larutan, jika timbul gelembung-gelembung gas CO2
menyatakan senyawa adalah asam. Test esterifikasi dilakukan dengan cara memanaskan 1mL
asam asetat dengan 2 mL etil alkohol absolut dan 1 mL asam sulfat pekat selama lebih kurang
2 menit, dinginkan dan tuangkan dengan hati--hati ke dalam cawan penguap yang berisi 2 mL
larutan NaHCO3 5%., amati bau yang timbul, jika timbul bau yang wangi menandakan
terbentuknya ester, suatu tanda adanya senyawa asam.
EKSPERIMEN 7

ASAM KARBOKSILAT

Praktikum ini bertujuan untuk menentuan adanya gugus aldehid (-C-H) dan keton (-C-
R) dalam suatu senyawa organik. Senyawa aldehid dan keton dapat dikenal dengan
menggunakan zat pereaksi yang berfungsi sebagai oksidator, dimana keton tak mudah
dioksidasi, tetapi aldehid sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat.

Pada praktikum ini digunakan beberapa alat dan bahan. Alat yang digunakan antara
lain tabung reaksi dan rak, penangas air, pipet tetes dan pemanas. Bahan yang digunakan
antara lain benzaldehid, aseton, dan formaldehid.

Pada praktikum ini dilakukan 4 test yaitu test tollens, test fehling, test benedict dan
test asam kromat. Test tollens dilakukan dengan cara ke dalam masing-masing tabung reaksi
dimasukkan 1 tetes zat unknown (formaldehid, benzaldehid, aseton), tambahkan 5 tetes
pereaksi tollens, aduk dan panaskan dalam penangas air dan amati apa yang terjadi. Test
fehling dilakukan dengan cara Ke dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan masing-
masing 1 tetes zat unknown (formlaldehid, , benzaldehid, aseton), tambahkan 10 tetes larutan
Fehling segar, dididihkan beberapa menit dan amati apa yang terjadi. Test benedict dilakukan
dengan cara ke dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan masing-masing 2 tetes zat
unknown (formlaldehid, benzaldehid, aseton, ), tambahkan 10 tetes pereaksi benedict,
dididihkan beberapa menit dan amati apa yang terjadi. Test asam kromat dilakukan dengan
cara ke dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan 1 tetes zat unknown (formldehid,
benzaldehid, aseton), di tambahkan beberapa tetes larutan asam kromat, setetes demi setetes
sambil diaduk.Test positif ditandai dengan terbentuknya endapan warna hijau.

Gugus karboksil (-COOH) mengandung gugus karbonil dan gugus hidroksilsekaligus.


0apat diduga bahwa asam karboksilat bersifat seperti golongan senyawaorganik yang
mengandung gugus tersebut. Seperti halnya alkohol, asam menjalani pengikatan hidrogen
antar molekul. :nteraksi ini menyebabkan titik leleh dan titik didih yang tinggi. (sam yang
berbobot molekul rendah juga sangat larut air karenasenyawa ini mampu berikatan hidrogen
dengan air.

Anda mungkin juga menyukai